Dosen Pengampu :
RAJANIYA AINI, M.Psi
Disusun Oleh :
Dea Pranisa Br. Sitepu (198600240)
Cover Buku
Tahun 2017
Pada bab I ini membahas tentang Kepribadian dalam pendidikan yang berkaitan erat
dengan pola penerimaan lingkungan sosial terhadap seseorang dan dibedakan menjadi
dua aspek yaitu aspek kemampuan (ability) dam aspek kepribadian (personality)
kelompok kepribadian yang mana jika terdapat kesesuaian antara kepribadian yang
dimiliki dengan dengan lingkungan sosial, akan terjadi keseimbangan diantara keduanya,
begitu pula sebaliknya. Dimana jika terjadi ketidaksesuaian maka akan timbul akibat,
dimana orang tersebut akan mencari lingkungan sosial yang sesuai atau akan mengadakan
penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya. Selain daripada itu bab ini juga membahas
lebih jelas apa itu kepribadian, kelompok teori kepribadian, tokoh dan faktor penentu
perubahan kepribadian.
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (Personality) berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat
untuk menyembunyikan identitas diri bagaimana seseorang tampak pada orang lain
(bukan diri yang sebenarnya).
2. Perkembangan
Perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan, sebab
pertumbuhan adalah sesuatu yang menyangkut materi jasmaniah yang dapat
menumbuhan fungsi dan perubahan materi pada jasmaniah. Dalam teori
perkembangan ini menjelaskan tentang 9 prinsip dalam perkembangan, 7 hukum
perkembangan, 5 tahap perkembangan menurut Sigmund Freud, kemudian tugas
perkembangan yang meliputi kontrol diri, perkembangan bahasa, fungsi dan
permainan, seeta pengembangan daya gerak, kemudian yang terakhir tentang krisis
psikososial seperti : otonomi terhadap malu dan ragu, proses inti (peniruan),
sosialisasi perasaan marah dan ragam teknik disiplin.
BAB III
(Emosi, Perkembangan Sosial dan pembentukan Karakter)
Banyak para ahli mengemukakan pengertian emosi termasuk L. Crow & A. Crow,
yang mana emosi adalahpengalaman yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin
secara menyeluruh dimana keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang
meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata .
timbulnya emosi dapat disebabkan oleh 2 faktor yang pertama yaitu rangsangan yang
menimbulkan emosi, yang kedua disebabkan oleh perubahan fisik dan fisiologis. Selain
timbulnya emosi, memiliki tahap perkembangan selama pertubuhan yang terbagi 3 yaitu
masa awal, fase selanjutnya,dan perkembangan akhir. Pada bab ini juga dibahas
mengenai jenis-jenis emosi seperti takut, marah, afeksi simpati serta cara mengontrolnya
sebab emosi memiliki fungsi dalam kehidupan yakni emosi pada tingkah laku yaitu
dimana seseorang mengalami hasil dari rangsangan emosional ketika berada dalam suatu
kondisi tertentu, contohnya pengaruh rasa takut dan marah bisa menyebabkan hati dan
jantung berdebar-debar.
Selain Emosi pada bab ini juga membahas tentang perkembangan sosial dan
pembentukan karakter yang tidak dapat lepas dari perkembangan lainnya seperti fisik,
mental, dan emosi. Jadi kesimpulannya, emosi, perkembangan sosial dan pembentukan
karakter juga masuk dalam psikologi pendidikan yang mana emosi membentuk
perkembangan sosial dan pembentukan karkter. Di buku psikologi pendidikan ini
dijelaskan bagaimana kita harus mengontrol emosi kita untuk perkembangan atau
kedewasaan pada diri seseorang. Psikologi pendidikan memang sangat penting dalam
bidang pendidikan agar seseorang dapat mengontrol emosi mereka dan tidak bersifat
egois. Yang sebenarnya fungsinya sangat banyak seperti merubah tingkah laku seseorang
kearah yang lebih baik, sehingga mereka dapat menanggapi segala sesuatu secara
dewasa. Sehingga jika sudah tertanam itu semua dalam diri mereka akan merasa tentram.
BAB IV
(Teori Kognitif)
Kognitif Ahli jiwa dari aliran berpendapat bahwa tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal, atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi. Selain itu ilmu kognitif menjelaskan bidang penelitian
psikologi yang mengurusi proses kognitif seperti perasaan, penalaran, pengingatan,
pemutusan dan pemecahan masalah serta menghindari adanya tumpang-tindih ilmu
pengetahuan yang tertarik dalam proses tersebut seperti filosofi. Teori kognitif meliputi
inteligensia (intelligere) yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Dimana orang yang inteligensinya tinggi akan dapat menyesuaikan diri dengan masalah
baru yang dihadapi. Oleh sebab itu, Psikologi kognitif perlu diterapkan pula pada
sekolah-sekolah dimulai dari sekolah dasar karena anak yang memiliki perkembangan
kognitif yang baik akan mampu menyalurkan aktivitas kognitif yang berlangsung dalam
dirinya sendiri; bagaimana ia memusatkan perhatian, bagaimana ia belajar, bagaimana
menggali ingatan, bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki, bagaimana
berpikir menggunakan konsep, kaidah, pengetahuan yang dimiliki yang merupakan satu
perangkat kemahiran yang terorganisasikan dengan baik dalam menghadapi problem
(masalah).
Perkembangan inteligensi seseorang meliputi fase motivasi, fase konsentrasi, fase
pengolahan, dan fase umpan bali. Adapun tingkat tahap perkembangan inteligensi
tersebut yang dikemukakan Piaget terdiri dari 3 aspek yaitu; Istructure, content, dan
function serta 4 tahap perkembangan yaitu; tahap sensorik-motorik, tahap berpikir
praoperasional, tahap berpikir operasional konkret, dan tahap berpikir operasional
formal. Beberapa teori inteligensi menurut para ahli :
1. Teori Faktor (Charles Spearman)
2. Teori Struktur Inteligensi (Guilford)
3. Teori Multiple Intelligence (Gardner)
4. Teori Uni Faktor (Wilhelm Stern)
5. Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)
6. Teori Primary Mental Ability (Thurstone)
7. Teori Sampling (Godfrey H. Thomson)
8. Entity Theory
9. Incremental Theory
Selain fase, aspek, dan tahap perkembangan inteligensi adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi inteligensi adalah; faktor pembawaan, faktor minat dan pembawaan yang
khas, faktor pembentukan, faktor kematangan, dan faktor kebebasan.
BAB V
(Psikologi Behavioristik)
Perilaku atau behavior dari peserta didik dan pendidik merupakan masalah penting
dalam psikologi pendidikan agar dapat menguasai atau memahami sesuatu, merupakan
upaya diri peserta didik sesuai dengan pengertian bahwa peserta didik adalah proses
pendewasaan (dari ketidak-dewasaan menjadi dewasa). Dimana salah satu fungsi
psikologi pendidikan adalah dasar prilaku manusia. Pendekatan perilaku ini melahirkan
beberapa teori dan konsep dari banyak peneliti seperti dalam aliran psikologi
behavioristik yang terbagi menjadi 2 yaitu; psikologi konstitusi di masa lampau yang
menggunakan teori tipologi Hypokrates yang bukan hanya tipologi jasmani melainkan
tipologi tempramen. Dan yang kedua yaitu teori psikologi konstitusi masa modern yang
menggunakan teori Ernest Kretschmer yang meneliti hubungan antara jasmani dengan
gangguan jiwa maniak depresis dan skizoprenia serta teori William Sheldon yang
meyakini bahwa tekanan pada jasmani dan pengukurannya ini adalah keyakinan kuat
bahwa faktor biologis keturunan sangat penting dalam menentukan tingkah laku dan
pengertian bahwa teka-teki organisme manusia akan terungkap hanya dengan semakin
memahami faktor itu.
Kemudian pada bab ini juga dituliskan tentang teori belajar conditioning yaitu;
1. Teori Classical Conditioning
2. Teori Operant Conditioning
3. Teori Systematic behavior
4. Teori Belajar Connectionism
5. Teori Bandura
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor dari dalam maupun faktor
dari luar yaitu:
1. Faktor dari dalam diri
Meliputi kesehatan, inteligensi, minat dan motivasi
2. Sikap
Beberapa ahli mendefenisikan sikap, beberapa diantaranya adalah Trow dan Gable.
Trow mendefenisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional seseorang
terhadap suatu objek. Sementara Allport seperti dikutib oleh Gable mengemukakan
bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui
pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap
semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Adapun dua komponen
dalam mengembangakan sikap belajar menurut Brown dan Holtzman yaitu Teacher
Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). Karena sikap belajar dapat
disamakan dengan minat, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pelajaran
siswa yang malas, dan gagal dalam belajar, disebabkan tidak adanya minat.
3. Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh yang tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.
4. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara
berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Karena
kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka melakukan
kegiatan belajar, sebabnya ialaha karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.
5. Konsep Diri
Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui
dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana
perilaku tersebut berpengaruh pada orang lain
Kelebihan dan Kelemahan Buku
1. Kelebihan Buku
Kelebihan buku ini adalah semua penjabaran teori dalam buku ini sangat gamblang
untuk dimengerti dan dipahami oleh pembaca
2. Kelemahan Buku
Kelemahan buku ini adalah penjabaran teori menjadi terlihat monoton karena tidak
dilengkapi dengan gambar yang menarik.