Anda di halaman 1dari 15

Prosedur

pengelolaan
stress
kelompok 9
Pengelolaan stress

Stres dalam hidup sehari-hari dapat memberikan rasa


kurang/tidak nyaman, tetapi dapat pula justru memberikan
rasa nyaman. Sebagai elemen yang memberikan rasa
nyaman ia dapat dimanfaatkan, dapat dinikmati, selain
sebagai pemberi rasa tersebut, juga sebagai pendorong
untuk maju dalam kehidupan.
Pengertian stress
menurut para ahli

Haber dan Runyon (1984) stress adalah konflik yang berupa


1 tekanan eksternal dan internal serta permasalahan lainnya dalam
kehidupan.

Lazarus dan Folkman (1984) memberikan pengertian stres adalah


2 keadaan atau situasi yang rumit dan dinilai sebagai keadaan yang
menekan dan membahayakan individu serta telah melampui sumber daya
yang dimiliki individu untuk mengatasinya.

Selye (1982) yang dianggap sebagai pelopor penggunaan istilah stres,


3 mendefinisikan stres sebagai respon umum dan tidak spesifik terhadap
setiap tuntutan fisik maupun emosional, baik dari lingkungan (eksternal)
maupun dari dalam diri (internal).
Pengelompokkan stress
berdasarkan 3 prespektif
(Baum, Coyne dan Holroy
(Sarafino, 2002))

SEBAGAI STIMULUS SEBAGAI RESPON SEBAGAI SUATU


PROSES
Menurut perspektif stres Menurut pandangan Stres sebagai suatu
sebagai stimulus, stres stres sebagai respon,
terjadi disebabkan oleh proses terjadi
stres merupakan karena adanya
lingkungan atau kejadian
yang dapat mengancam reaksi/respon interaksi antara
atau berbahaya, sehingga individu terhadap individu dan
menimbulkan ketegangan kejadian yang tidak lingkungan.
dan perasaan tidak menyenangkan.

nyaman.
Gejala
Stress
Gejala stres mencakup gejala psikis, fisik dan
perilaku, misalnya gejala psikis kelelahan
mental, diikuti gejala fisik seperti gangguan
kulit, dan perubahan perilaku yaitu penurunan
kualitas hubungan interpersonal.

Allen (2001) mengidentifikasi gejala-gejala (symptoms) orang mengalami


stres, baik secara fisik, mental, maupun psikologis. Simtom-simtom tersebut
adalah : Pikiran-pikiran menakutkan (scary-thought), ada gangguan
(distraction), pikiran bersaing (racing mind), tidak yakin atau ragu-ragu
(uncertainty), tidak logis (illogic), lupa (forgetfulness), kecurigaan (suspicion),
lekas marah (irritability), kecemasan (anxiety), depresi (depression), gusar
atau marah-marah (anger), kesepian (lonliness), rendah diri (low-self
esteem), gangguan perut (upset stomach), keletihan (fatigue), sakit
punggung (backache), sakit kepala (headache), sembelit (constipation), diare
(diarrhea), dada sumpek (chest tightness), kebiasaan tidur yang buruk (poor
sleeping habits), kebiasaan bangun yang buruk (poor calling habits),
berbicara cepat (rapid speech), menggunakan obat-obatan (drug use)\,
mengendarai dengan sembrono (reckless driving), merokok berlebihan
(excessive smoking), dan minum (alkohol) berlebihan (excessive drinking).

Dari beberapa gejala stres yang telah disampaikan oleh


para ahli ada yang telah mengarah kepada coping yang
tidak efektif (maladaptif) seperti kebiasaan tidur yang
buruk, kebiasaan bangun yang buruk, berbicara cepat,
menggunakan obatobatan, mengendarai dengan
sembrono, merokok berlebihan dan minum alkohol dan
obat terlarang.

Mekanisme terjadinya
stress
Stress baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diri
terganggu. Artinya kita baru bisa mengalami stress manakala
kita mempersepsi tekanan dari stressor melebihi daya tahan
yang kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama
kita memandangkan diri kita masih bisa menahankan tekanan
tersebut (yang kita persepsi lebih ringan dari kemampuan kita
menahannya) maka cekaman stress belum nyata. Akan tetapi
apabila tekanan tersebut bertambah besar (baik dari stressor
yang sama atau dari stressor yang lain secara bersaman) maka
cekaman menjadi nyata, kita kewalahan dan merasakan stress.

Faktor yang
mempengaruhi stress

Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki


penyebab atau yang disebut stressor, begitupula dengan
stress, seseorang bisa terkena stress karena menemui
banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah
diungkapkan di atas, stress dipicu oleh stressor. Tentunya
stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu:

A Sikap lingkungan B Kebutuhan psikologis

C Tuntutan dan sikap D Proses internalisasi


keluarga
Jenis-jenis stress

1 Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu


tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang,
atau tersengat arus listrik.

2 Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obatobatan,


zat beracun, hormone, atau gas.

Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau


3 parasit yang menimbulkan penyakit.
Cara mengelola stress

Tingkat kemampuan memahami stres


merupakan kemampuan dasar dalam
mengelola stres. Oleh karena itu,
kemampuan memahami stres merupakan
kemampuan pertama yang dilatihkan
dalam perlakuan mengelola stress dengan
pendekatan CBM.
Secara khusus, keefektifan pendekatan CBM meningkatkan kemampuan
mengelola stres dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu dapat
meningkatkan kemampuan memahami stress, kemampuan memulai
dialog internal baru, dan belajar perilaku baru sebagai berikut :

KEMAMPUAN MEMAHAMI MEMULAI DIALOG BELAJAR PERILAKU


STRESS INTERNAL BARU

Kemampuan memahami Dialog internal baru subyek menunjukkan perilaku


stres ini penting untuk merupakan proses yang lebih efektif dalam
dimiliki oleh mahasiswa mengubah atau mengatasi stres dan rata-
rata berada pada kategori
baru agar mereka dapat menentang pikiran
tinggi, misalnya
mendeteksi sejak awal yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan
tanda-tanda ketika stres yang ditujukan mengelola waktu, mengelola
akan mengalami stres. kepada diri sendiri diri, atau mencari bantuan

untuk mengurangi stres.
manajemen stress
Istilah manajemen stres merujuk pada identif ikas i dan analis is terhadap
permasalahan yang terkait dengan stres dan aplikas i berbagai alat
teraupetik untuk mengubah sumber stres atau pengalaman s tres .
Berbeda dengan Cotton, Smith mendef inisikan manajemen s tres s ebagai
suatu keterampilan yang memungkinkan ses eorang untuk mengantis ipas i,
mencegah, mengelola dan memulihkan diri d ari s tres yang diras akan
karena adanya ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang
dilakukan. Hal senada juga diungkapkan ole h Margiati bahwa manajemen
stres adalah membuat perubahan dalam cara anda berpikir dan meras a,
dalam cara anda berperilaku, dan sangat mungkin dalam lingkungan
anda.

Manajemen stres bisa dilakukan dengan berbagai macam teknik. Salah


satunya adalah dengan teknik penenangan pikiran. Tujuan teknik
penenangan pikiran ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu
proses berpikir dalam bentuk merencana, meningat, berkhayal,
menalar yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaan
bangun, dalam keadaan sadar. Jika berhasil mengurangi kegiatan
pikiran, rasa cemas dan khawatir akan berkurang, kesigapan umum
(general arousal) untuk beraksi akan berkurang, sehingga pikiran
menjadi tenang, stres berkurang. Teknik-teknik penenang pikiran
meliputi: meditasi, pelatihan relaksasi autogenik, dan pelatihan
relaksasi neuromuscular

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai