Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM
NEUROLOGI
"STRESS

DAN RESPON STRESS"

KELOMPOK 6/A1/2015

BUNGA NUR RAHMAWATI


(131511133031)
FINA AINUR ROHMAH
(131511133032)
TALIA PUSPITA ADIANTI
(131511133118)
RIAN PRIAMBODO
(131511133119)
NAJLA KHAIRUNNISA
(131511133120)
LILI PUTRI ROESANTI
(131511133122)
ADILLA KUSUMA DEWI
(131511133124)

DEFINISI STRES
Stres menurut Hans Selye (1950, dalam Alimul 2008) merupakan
respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan
stres apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi
orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu,
maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas
tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres. Sebaliknya
apabila seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu
mengatasi beban tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka
orang tersebut tidak mengalami stres (Alimul, 2008). Secara
sederhana stres adalah kondisi di mana adanya respons tubuh
terhadap perubahan untuk mencapai keadaan normal (Wartonah,
2006).
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga
bentuk yaitu:
1. Stimulus
2. Respon
3. Proses

JENIS-JENIS STRES
Stres ada 2 jenis yaitu :
1. Stres yang baik atau eustres adalah sesuatu yang positif.
2. Stres yang buruk atau distres adalah stres yang bersifat
negative.
Menurut Nasir (2011) Di tinjau dari penyebabanya, stres dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut:
1.Stres fisik, merupakan stres yang di sebabkan oleh keadaan
fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara
bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan lain lain.
2.Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh
pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat
berajun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain lain.
3.Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh
kumsn, seperti virus, bakteri, atau parasit.

LANJUTAN.....
4.Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan
oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara laingangguan
struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain lain.
5. Stres proses tumbung kembang seperti pada masa
pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6.Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang
disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan
diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial
budaya, atau keagamaan.

PENYEBAB STRES
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia
yang mengakibatkan terjadinya respon stres.
Menurut Grant Brecht (2000), penyebab dari stress
dibedakan menjadi dua macam:
Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar
dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian,
pension, luka batin, dan kebangkrutan.
Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil
sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga, beban
pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
Stresor, faktor yang menimbulkan stress, dapat berasal
dari sumber internal ( yaitu diri sendiri) maupun
eksternal ( yaitu keluarga, masyarakat, dan lingkungan).

WOC STRES

PROSES TERJADINYA STRES


Epinefrin (adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan
dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon
lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan
tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan
pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil
respon stres adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan
tegang yang mempersiapkan seseorang untuk
menghadapi bahaya. Setelah kondisi stres terlewati,
tubuh berelaksasi dan kembali normal (Swarth, 2002).

TANDA DAN GEJALA STRES


Menurut Ghani (2003 :119) seseorang mengalami stres dapat
dilihat dari tandatanda, diantaranya adalah :
Gejala fisik : sakit kepala (headache), tekanan darah naik,
dan serangan jantung.
Gejala psikologis : sulit tidur, mimpi buruk, depresi, kerja
gelisah/ tak bergairah, bingung, mudah tersinggung/impulsif,
dan gejala depresi lainnya.
Gejala perilaku : membolos, uring- uringan, produktivitas
menurun, dan sering membuat kekeliruan/ kesalahan kerja.

Anoraga Pandji (2006), mengemukakan bahwa stres yang tidak


teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial.
Dapat ringan, sedang, dan berat. Suatu stres tidak langsung
memberi akibat saat itu juga, walaupun banyak diantaranya
yang segera memperlihatkan manifestasinya. Dapat juga
bermanifestasi beberapa hari, minggu, bulan atau setahun
kemudian.

TAHAP-TAHAP TERJADINYA STRESS


DAN TINGKATANNYA
Tahapan-tahapan tersebut oleh Robert J.Van Amberg,1979
(Hidayat, 2008), dibagi menjadi enam tahapan, yaitu :
Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan.
Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan
sebagaimana diuraikan pada tahap I mulai menghilang, dan
timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan
energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup
waktu untuk beristirahat.
Stres tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya
tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan
pada stres tahap II, maka yang bersangkutan akan
menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan
mengganggu

LANJUTAN...
Stres Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri karena
keluhan-keluhan stres tahap III , oleh dokter individu tersebut
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik
pada organ tubuhnya.
Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres
tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut:
- Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion)
-Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana.
Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang
orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit
Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya
dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.

REAKSI STRES
Patel (1996) dalam Nasir (2011) menjelaskan adanya
berbagai jenis reaksi stres yang umumnya dialami
manusia:
Too little stres. Dalam kondisi ini, seseorang belum
mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi
kebutuhan pribadinya.
Optimun stres. Seseorang mengalami kehidupan yang
seimbang saat berada di atas maupun bawah akibat
proses manajemen yang baik oleh dirinya.
Too much stress. Dalam kondisi ini, seseorang merasa
lelah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap
hari.
Breakdown stress. Ketika pada tahap too much stres
individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang
tatis.

EFEK STRES TERHADAP


KESEHATAN
Efek fisik dari stres
Fungsi fisik tubuh diatur oleh saraf, endokrin dan sistem
kekebalan tubuh.
Psyconeuroimmunology
Psyconeuroimmunology adalah studi ilmiah multidisiplin
tentang hubungan antara sistem saraf, dan sistem kekebalan
tubuh.
Sistem kekebalan
Sistem kekebalan tubuh adalah perlindungan tubuh terhadap
infeksi dan penyakit. Fungsi utamanya adalah untuk
mendeteksi sel-sel asing dalam tubuh dan membasmi mereka.
Immunosuppesi
Imunosupresi merupakan salah satu hasil dari stres yang
dapat hasil dari yang terkena kedua pendek - stres jangka dan panjang.

MANAJEMEN STRES
Teknik Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik,
bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke
tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat
dilakukan adalah:
a.Coping
Mengelola stres disebut dengan istilah coping. Menurut R.S.
Lazarus coping adalah proses mengelola tuntutan (internal atau
eksternal) yang diduga sebagai beban karena di luar kemampuan
individu.
Menurut Lazarus dan Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres,
yaitu :
1) Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon
emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan
secara behavioral maupun kognitif.
1.

LANJUTAN...
Berikut adalah aspek-aspeknya:
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan,
maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu
cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan
cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar,
bisa berupa simpati dan perhatian.
Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara
merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba
mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi
padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang
bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan
berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalahmasalah yang ada pada dirinya

LANJUTAN...
Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau
memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres.
Aspek-aspek yang digunakan individu, yaitu :
Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu
usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan
pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu
masalah .
Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk
suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress,
dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan
analitis.
Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari
permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang
melibatkan hal-hal religi.
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti
dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari
masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan

LANJUTAN...
b). Selalu Berfikir Positif (Positive Thinking)
Seseorang yang mengalami stres perlu kita berikan bantuan agar
mereka terhindar dari persaan tersebut, dengan selalu berpikir
positif (positive thinking).
c)Tersenyum
Senyum yang terlihat sederhana akan mampu menciptakan
kekuatan (power). Senyuman yang kadang dianggap sebagian orang
merupakan hal yang tidak penting dan sangat sepele, namun tanpa
kita sadari mampu memunculkan sesuatu yang luar biasa.
d) Mengatur diet dan nutrisi.
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi atau mengatasi stres.
e) Istirahat dan tidur.
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi
stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keletihan fisik dan kebugaran tubuh.

LANJUTAN...
f) Olahraga teratur.
Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara meningkatkan
daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental.
g) Berhenti merokok.
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres
karena dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga
ketahanan dan kekebalan tubuh.
h) Menghindari minuman keras.
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan terjadinya stres.
i)Mengatur berat badan.
Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu
kurus) merupakn faktor yang menyebabkan timbulnya stres.
j) Mengatur waktu.
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi
dan menanggulangi stres.

LANJUTAN...
k) Terapi psikofarmakna.
Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami
melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehinggga
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif
efektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain.
Obat biasanya digunakan adalah obat anticemas dan antidepresi.
l)Terapi somatik.
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres
yang dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang
lain.
m)Psikoterapi.
Terapi ini menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan
kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputi psikoterapi suportif dan
psikoterapi reedukatif.
n) Terapi psikoreligus.
Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi
permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi
atau mempertahan kan kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial, maupun spiritual.

LANJUTAN...
2. Prinsip Dasar Mengelola Stres
a) Identifikasi penyebab stres. Penyebab stres bisa
situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stres.
b) Manajemen waktu yang baik
Manajemen waktu adalah kemampuan untuk
mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas
)demi mencapai tujuan yang hendak kita capai.
c) Membuat sebuah perubahan dalam lingkungan dapat
mengurangi akibat dari stres.
d) Berbagi dan mengungkapkan
Terbuka tentang pikiran dan perasaan dengan diri
sendiri dan orang lain adalah teknik yang efektif
untuk mengurangi tingkat stres.

LANJUTAN....
e). Menyimpan catatan harian pribadi
Dengan menulis pikiran dan perasaan terhadap situasi atau
seseorang,dapat menyegarkan emosi kita tentang sesuatu
yang signifikan terhadap diri kita,sehingga membantu kita
memperoleh cara pandang baru terdapat situasi. .
f). Berbicara dengan orang yang dapat dipercaya
Perkataananda dapat menggunakan bantuan orang lain
bukan berarti anda bekerja tidak efetif.carilah cara untuk
mengembangkan manajemen stres dan tanggaplah ketika
orang lain membutuhkan bantuan.
g) Visualisasi dan perbandingan mental menjadi teknik yang
sangat populer dalam mengurangi stres.
h) Relaksasi
Banyak orang menemukan bahwa teknik relaksasi
berpengaruhi terhadap tingkat stres.

RESPON STRES
Taylor (1991) menyatakan, stress dapat menghasilkan berbagai
respon. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek,
yaitu:
Respon fisiologis, dapat ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem
pernapasan.
Respon kognitif, dapat terlihat lewat terganggunya proses
kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau,
menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran
tidak wajar.
Respon emosi, dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi
yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu,
marah, dan sebagainya.
Respon tingkah laku, dapat dibedakan menjadi fight, yaitu
melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu
menghindari situasi yang menekan.

LANJUTAN...
Ada beberapa respon terhadap stres oleh tubuh manusia. Hans Selye
memformulasikan konsepnya dalam general adaptation syndrom(GAS),
ini berfungsi sebagai respon otomatis, respon fisik dan respon emosi pada
individu.
Model GAS terbagi dalam tiga fase, yaitu:
Reaksi waspada (alarm reaction stage)
Adalah persepsi terhadap stressor yang muncul secara tibatiba akan
munculnya reaksi waspada. Reaksi ini menggerakkan tubuh untuk
mempertahankan diri.
Reaksi resistensi (resistance stage)
Adalah tahap dimana tubuh berusaha untuk bertahan menghadapi stres
yang berkepanjangan dan menjaga sumber kekuatan (membentuk tenaga
barudan memperbaiki kerusakan), merupakan tahap adaptasi dimana
sistem endokrin dan sistem simpatis tetap mengeluarkan hormon-hormon
stres tetapi tidak setinggi pada saat reaksi waspada.
Reaksi kelelahan (exhaustion stage)
Adalah fase penurunan resistensi, meningkatnya aktifitas simpatis dan
kemungkinan deteriorisasi fisik, yaitu apabila stresor tetap berlanjut atau
terjadi stressor baru yang dapat memperburuk keadaan.

RESPON EMOSI DAN PSIKOLOGI PADA PASIEN


YANG MENGALAMI GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN, ANTARA LAIN:

Menurunnya harga diri


Menurunnya citra diri
Gangguan komunikasi verbal
Stres berkepanjangan
Cemas dan takut pada klien dan keluarga

RESPON EMOSI DAN PSIKOLOGI KELUARGA


DALAM MERAWAT PASIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

Ansietas terhadap penyakit pasien


Ansietas terhadap kematian pasien
Menangis
Marah Berlebihan
Tidak Sabar
Pesimis

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai