PENDAHULUAN
1
Terpakunya pembinaan olahraga pada aspek fisik menyebabkan aspek psikis
sering diabaikan, padahal aspek psikis sangat penting sekali untuk mencapai sebuah
prestasi yang tinggi. Tanpa mengurangi aspek fisik aspek psikis perlu di tingkatkan, hal
ini perlu di perhatikan oleh pelatih atau pembina. Dalam mempersiapkan atlet guna
mencapai prestasi puncak perlu diperhatikan kedua hal tersebut secara berimbang,
terprogram dan terarah karena aspek fisik dan aspek psikis saling terkait dan berjalan
bersama-sama dalam setiap pertandingan. Selain itu pelatih dan atlet harus mengerti hal-
hal yang bisa menjadi penyebab stres agar mereka bisa lebih rileks dan siap dalam
menghadapi pertandingan.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat lebih memahami
stress dan coping stress dalam bidang olahraga, serta dapat melatih diri dalam mencari
dan menyajikan informasi dengan cara yang baik dan benar. Selain itu ini juga dapat
memperluas wawasan mahasiswa dan meningkatkan ketertarikan terhadap pentingnya
psikologi dalam olahraga.
2
BAB II
ISI
3
Reaksi alami untuk menyesuaikan diri (adaptasi) dalam bentuk sebuah tanggapan
psikologis yang berupa suatu tindakan untuk menyampaikan reaksi atas tekanan pada
seseorang.
4
3. Coping Stress
Cara untum individu untuk mengatasi stress disebut dengan coping Stres. Coping
mengacu pada upaya kognitif dan behavioral untuk beradaptasi dengan berbagai
perubahan dalam situasi kehidupan, terutama yang bersifat menekan. Coping
biasanya dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri.
Coping digunakan untuk memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri. Coping
yang efektif umtuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk
mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak
dapat dikuasainya (Lazarus dan Folkman, 1984).
Coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur
(management) situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands)
dan kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres
(Sarafino, 2006).
Coping adalah perilaku yang terlihat dan tersembunyi yang dilakukan seseorang
untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan psikologi dalam kondisi yang
penuh stres (Yani, 1997).
Coping adalah semua bentuk perilaku dan pikiran (negatif atau positif) yang dapat
mengurangi kondisi yang membebani individu agar tidak menimbulkan stres (Haber
dan Runyon (1984).
5
situasi stress dengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon
emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui perilaku individu
bagaimana meniadakan fakta - fakta yang tidak menyenangkan. Bila
individu tidak mampu mengubah kondisi yang menekan individu akan
cenderung untuk mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri
dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi
yang penuh tekanan.
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya bahwa stres dapat bersumber dari dalam
individu, maupun dari luar individu. Sumber stres dari dalam individu dapat berupa:
6
1) Atlet sangat mengandalkan kemampuan teknisnya, apabila atlet hanya
mengandalkan kemampuan teknisnya akan mengalami kesulitan sewaktu
menghadapi situasi perlombaan yang kurang menguntungkan,
2) Atlet merasa bermain baik sekali atau sebaliknya, apabila dalam diri atlet ada
perasaan seperti ini akan memberikan beban mental pada dirinya.
3) Adanya pikiran negatif karena dicemooh atau dimarahi, apabila ada perasaan
seperti ini akan ada perasaan yang menekan dan menimbulkan frustrasi yang
mengganggu penampilannya.
4) Adanya pikiran puas diri, apabila hal ini tertanam dalam diri atlet akan
menimbulkan benih-benih ketegangan dalam dirinya yang menyebabkan dirinya
dituntut untuk mewujudkan sesuatu yang mungkin berada diluar kemampuannya
sehingga secara tidak disadari akan menggagu penampilannya.
7
e) Kondisi keadaan lapangan tempat berlomba, cuaca saat berlomba yang belum
terbiasa dihadapi juga dapat berpengaruh negatif terhadap penampilan atlet.
8
prestasi, melainkan sebagai suatu hal yang menantang; yang jika dia mampu
taklukkan maka akan memfasilitasi kemajuan dalam kemampuan dan
performanya.
Bentuk stres yang kedua, yang bersifat negatif (baik disebut distress maupun
threat) merugikan bagi atlet karena menyebabkan emosi negatif atlet meningkat
sementara emosi positifnya menurun. Kondisi ini menyebabkan performa atlet
menjadi terganggu dan atlet mengalami kesulitan dalam meraih prestasi.
Kebalikan dari bentuk stres yang pertama, pada bentuk stres ini, atlet memandang
stresor, misalnya situasi kompetisi, sebagai sesuatu yang mengancam dirinya dan
berpotensi membuat performanya tidak sebagus yang diharapkan. Oleh karena itu,
atlet mengalami peningkatan emosi negatif, seperti kecemasan, marah, dan agresi.
9
Problem Focused Coping, yaitu perilaku penyelesaian masalah yang berpusat
pada masalah. Individu akan mengatasi masalah dengan aktivitas penyelesaian
langsung mempelajari cara-cara atau keterampilan yang baru. Lazarus
menunjukkan indicator yang ada adalah sebagai berikut (Aldwin dan Revenson
dalam Prayascitta, 2010):
o Distancing, ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui: Yaitu
usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan
pandangan yang positif, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu
masalah .
o Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu
strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan
melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
o Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencari makna positif dari
permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang
melibatkan hal-hal religi.
o Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari
masalah, dan beralih pada hal-hal lain.
Emotional Focused Coping, yaitu perilaku penyelesaian masalah yang berpusat
pada emosi digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress tanpa
mengatasi sumber masalah. Lazarus menunjukkan indicator yang ada adalah
sebagai berikut (Aldwin dan Revenson dalam Prayascitta, 2010)
10
o Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara merubah
dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil
pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah).
o Acceptance,berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya
atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa
dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
o Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha
menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada
pada dirinya
Menurut Wade dan Travis (2007) ada beberapa cara untuk mengatasi stress yaitu
dengan cara mendinginkan kepala, memecahkan masalah, memikirkan kembali
masalah, mendapatkan dukungan sosial, dan sembuh dengan membatu orang lain.
Wade dan Travis (2007) mengemukakan ada beberapa strategi untuk menurunkan
tingkat stress: Strategi Fisik, Strategi yang Berorientasi Terhadap Masalah.
11
merupakan tindakan melakukan prosedur hipnosis tanpa melibatkan orang lain
sebagai hypnotist (Stevenson, 2009; Jannah, 2016). Jadi diri sendirilah yang
memberikan sugesti-sugesti tersebut.
Imagery Training, Imagery adalah keterampilan memvisualisasikan suatu
pengalaman di dalam pikiran (Setyawati, 2014; Komarudin, 2013). Dalam
konteks olahraga, biasanya pengalaman-pengalaman yang divisualisasikan adalah
yang berhubungan dengan performa atlet di lapangan, baik saat latihan maupun
pertandingan.
Self-Talk, Self-talk adalah verbalisasi atau dialog internal yang dilakukan dan
ditujukan kepada diri sendiri (Smith & Kays, 2010; Hardy & Hall, 2006). Dialog
internal tersebut dapat berupa pernyataan atau kalimat yang positif ataupun
negatif; masing-masing disebut dengan positive self-talk dan negative self-talk
(Jannah, 2016; Komarudin, 2013).
Meditasi, Meditasi merupakan teknik latihan yang digunakan untuk meregulasi
emosi dan fokus (Gunaratana, 2002). Meskipun meditasi sering dikaitkan dengan
praktik keagamaan tertentu, namun dalam konteks psikologis, meditasi telah
digunakan sebagai teknik latihan mental, terutama karena manfaatnya dalam
menenangkan, serta membuat individu mendapatkan insight mengenai
kehidupannya sehingga dapat mencapai kondisi well-being.
Goal setting, Goal setting adalah suatu keterampilan merumuskan tujuan- tujuan
yang ingin dicapai dalam periode waktu tertentu (Weinberg, 2004; Komarudin,
2013). Adanya batas waktu dalam perumusan tujuan tersebut membuat atlet lebih
terpacu untuk mencapainya dengan tetap konsisten menjaga komitmennya dalam
berlatih dan berusaha (Bell & Pou, 2009; Fannin, 2005).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stres merupakan kondisi psikofisik yang ada dalam diri setiap orang. Artinya stres
dialami oleh setiap orang, tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau
status sosial ekonomi. Stress dapat berpengaruh positif maupun negative, stress
berpengaruh positif dapat mendorong orang untuk membangkitkan kesadaran dan
menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatif, menimbulkan perasaan-
perasaan tidak nyaman, tidak percaya diri, penolakan, marah, depresi, dan memicu sakit
kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darahtinggi atau stroke.
Cara untum individu untuk mengatasi stress disebut dengan coping Stres. Coping
mengacu pada upaya kognitif dan behavioral untuk beradaptasi dengan berbagai
perubahan dalam situasi kehidupan, terutama yang bersifat menekan. Coping biasanya
dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri.
Stress yang dialami atlet dapat mempengaruhi prestasi atlet maka dari itu penting
untuk mengetahui hal – hal mengenai coping stress yang dapat membantu mengurangi
rasa stress pada atlet.
3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah agar lebih banyak lagi yang sumber –
sumber pembelajaran seputar psikologi dalam olahraga karena pada kenyataannya ini
sangat mempengaruhi prestasi atlet. Selain itu agar setiap individu yang bergerak di
dalam berbagai bidang olahraga lebih tertarik untuk mempelajari dan memahami penting
nya psikologi dan cara – cara mengatasi permasalahan psikologi yang di alami atlet.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/197204031999031-
KOMARUDIN/MATAKULIAH_PSIKOLOGI_PEL/STRATEGI_COPING_DALAM_OLAHRAGA.pdf
http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/MTV/article/view/2445/2425
http://wawanfik.staff.unja.ac.id/2017/10/03/stres-pada-atlet/
https://www.academia.edu/10824528/STRESS_DALAM_OLAHRAGA?auto=download
https://jagad.id/pengertian-stress-jenis-faktor-penyebab-dan-faktor-yang-mempengaruhi/
https://kursniper.wordpress.com/2018/12/30/mengenali-stress-dalam-olahraga/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300163/penelitian/stres+dan+pengaruhnya+dalam+re
nang.pdf
https://psikodemia.com/coping-stres-pengertian-dan-jenisnya/
14