Anda di halaman 1dari 2

BUKU PSIKOLOGI DAN ORGANISASI

AZHAR SUNYOTO MUNANDAR


Munandar, Azhar Sunyoto
Psikologi industri dan organisasi / oleh Azhar Sunyoto Munandar, Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia ( UI.Preis), 2001 vii, 466 hlm :24 cm

1. Pengertian Stres
Menurut Dr. Hans Selye, guru besar emeritus (purnawirawan) dari Universitas Montreal dan
“penemu” stress. Stress adalah suatu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stress
(stressors). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stress. Menurut Selye jika reaksi
badan tidak cukup, berlabihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri dapat menimbulkan
penyakit. Hal ini dinamakan diseases of adaption (penyakit dari adaptasi), karena penyakit-
penyakit tersebut lebih disebabkan oleh reaksi adaptif yang kacau dari badan kita daripada
oleh hasil yang merusak langsung dari penimbul stress.
Everly dan Girdano (1980) mengajukan daftar “tanda-tanda dari adanya distress.” Menurut
mereka , stress akan mempunyai dampak pada suasana hati (mood), otot kerangka
(musculoskeletal), dan organ-organ dalam badan (visceral)
1) Tanda-tanda suasana hati (mood)
- Menjadi overrexirted
- Cemas
- Merasa tidak pasti
- Sulit tidur pada malam hari (somnabulisme)
- Menjadi mudah bingung dan juga lupa
- Menjadi sangat tidak-enak (uncomfortable) dan gelisah (ill at case)
- Menjadi gugup (nervous)
2) Tanda-tanda otot kerangka (musculoskeletal)
- Jari-jari dan tangan bergetar
- Tidak dapat duduk diam atau berdiri di tempat
- Mengembangkan gerakan tak sengaja
- Kepala mulai sakit
- Merasa otot menjadi tegang atau kaku
- Menggagap jika berbicara
- Leher menjadi kaku
3) Tanda-tanda organ-organ dalam badan (visceral)
- Perut terganggu
- Merasa jantung berdebar
- Banyak berkeringat
- Tangan berkeringat
- Merasa kepala ringan atau akan pingsan
- Mengalami kedinginan (cold chills)
- Wajah menjadi panas
- Mulut menjadi kering
- Mendengar bunyi berdering dalam kuping
- Mengalami rasa akan tenggelam dalam perut (sinking feeling)
2. Pembangkit Stres (Stressors)
1) Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan
a. Tuntutan Fisik
- Bising : dapat menimbulkan gangguan sementara/tetap pada alat
pendengaran kita. Dapat merupakan sumber stress yang menyebabkan
peningkatan kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis kita.
- Vibrasi (getaran) : merupakan sumber stress yang kuat yang mengakibatkan
peningkatan syaraf dan perubahan dari berfungsinya seseorang
secarapsikologikal dan neorologikal.
- Hygiene : lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit
stress.
b. Tuntutan Tugas
Kerja sift atau kerja malam : penelitian menunjukkan bahwa kerja sift memrupaka
sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik (morik & Tepas, 1985)
Beban kerja : beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sdikit merupakan
pembangkit stres. Beban kerja dapat dibagi lebih lanjut yaitu,
1) Beban berlebih kuantitatif
Beban berlebih secara fiskal maupun mental, yaitu harus meletakkan terlalu
banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stres pekerjaan.
2) Beban terlalu sedikit kuantitatif
Beban kerja terlalu sedikit dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologi
seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana dimana banyak teradi pengulangan
gerak akan timbul rasa bosan, raa monoton.
3) Beban berlebihan kualitaif
Dengan kemajuan teknologi dapat dirasakan kehidupan menjadi lebih majemuk.
4) Beban terlalu sedikit kualitatif
Beban ini dapat merusak pengaruhnya seperti beban berlebihan kualitatif,
dalam hal ini tenaga kerja tidak diberi peluang untuk mengunakan kecakapan
potensinya secara penuh.
5) Beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif
Proses pegambilan keputusan mencakup membuat pilihan antara beberapa
kemungkinan atau altenatif.
c. Nilai dan kebutuhan
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres bersrti mencegah
timbulnya stres.
Faktor – faktornya,
1) Mengubah faktor lingkungan agar tidak merupakan pembangkit stress
2) Mengubah faktor dalam induvidu
- Ambang stres meningkat
- Toleransi terhadap stres meningkat

Anda mungkin juga menyukai