Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate,

Saturasi Oksigen pada Bayi Prematur

Lydia Azmi, Sari Fatimah, Etika Emaliyawati


Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Email: Etika@unpad.ac.id

Abstrak

Bayi prematur yang terpasang alat bantu napas harus dalam kondisi tenang sehingga ada sinkronisasi antara napas
bayi dengan alat bantu napas yang dimanifestasikan dengan perubahan heart rate, respiration rate dan saturasi
oksigen. Salah satu cara membuat bayi tenang selama penggunaan alat bantu napas adalah pemberian terapi
musik lullaby. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh terapi musik lullaby terhadap heart rate, respiration
rate dan saturasi oksigen pada bayi prematur yang terpasang alat bantu napas. Penelitian ini menggunakan desain
quasi experiment design with pre-post test without control group terhadap 22 bayi prematur yang dipilih secara
non probability sampling melalui pendekatan purposive dengan kriteria bayi dipasang alat bantu napas, usia
gestasi 24-36 minggu, tidak mengalami ensepalofati hipoksik iskemik. Pengumpulan data dilakukan pengukuran
heart rate, respiration rate dan saturasi oksigen sebelum terapi musik lullaby diberikan dan setelah musik lullaby
diberikan selama 3 hari. Analisa data yang digunakan adalah uji t dependen. Hasil menunjukan adanya perbedaan
rata-rata heart rate, respiration rate dan saturasi oksigen pada hari pertama sebelum terapi musik lullaby diberikan
dibandingkan dengan hari ketiga setelah terapi musik lullaby diberikan dengan nilai p value <0,05 untuk heart
rate, p value <0,05 untuk respiration rate dan p value <0,05 untuk saturasi oksigen. Pemberian musik lullaby
terbukti mampu membuat bayi prematur tenang dan dapat dilakukan di tempat perawatan bayi prematur lainnya
yang terpasang alat bantu napas sebagai salah satu upaya mempertahankan ketenangan pada bayi prematur.

Kata kunci: Bayi prematur, heart rate, respiration rate, saturasi oksigen, terapi musik lullaby

Effect Of Lullaby Music Therapy On Heart Rate, Respiration Rate,


Oxygen Saturation On Prematur Infant

Abstract

Premature infants assisted with breathing apparatus should be in calm condition so that there is synchronization
between the baby’s breath and the breathing apparatus manifested by changes in heart rate, respiration rate and
oxygen saturation. One way to make babies calm during the use of breathing aids is the provision of lullaby music
therapy. The purpose of this study was to find out the effect of lullaby music therapy on heart rate, respiration rate
and oxygen saturation in premature infants with breathing apparatus. This study used quasi experiment design
with pre-post test without control group to 22 preterm babies selected by non probability sampling technique via
purposive approach with criteria of infant with breathing apparatus, gestational age 24-36 weeks, no ischemic
hypoxic ensepalofati. Samples taken were heart rate measurement, respiration rate and oxygen saturation
before lullaby music therapy was given and after lullaby was given for 3 days. Data analysis used was t test
dependent. The statistical results showed the difference in heart rate, respiration rate and oxygen saturation on
the first day before lullaby music therapy was administered compared to the third day after lullaby music therapy
was administered with a pvalue value <0.05 for heart rate, pvalue <0.05 for respiration rate and p value <0.05
for oxygen saturation. The provision of lullaby music was proven to make premature babies at peace and could
be provided in other baby care unit with breathing support as an effort to sustain peace for premature babies.

Keywords: Heart rate, lullaby music therapy, premature infants, respiration rate, oxygen saturation.

258 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Pendahuluan minggu, 88% pada usia gestasi 26-27 minggu,


74% pada usia gestasi 28-29 minggu, 52%
Angka kejadian bayi lahir prematur dengan pada usia gestasi 30-31 minggu.
berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia Manifestasi yang muncul dari sindrom
masih tinggi. Prevalensi bayi prematur dan distres nafas seperti peningkatan frekuensi
BBLR di Indonesia sekitar 10,2% dari jumlah napas, penurunan saturasi, usaha napas
kelahiran, bahkan beberapa daerah mencapai yang meningkat, sianosis dan penurunan
17%. Angka ini lebih besar bila dibandingkan suara paru. Untuk mengatasi sindrom distres
pada negara berkembang sekitar 5-9% pernapasan bayi prematur diberikan surfaktan
(Hocckenberry, 2007; Riset Kesehatan Dasar dari luar untuk mengurangi tegangan alveoli
2013). Bayi prematur adalah bayi yang lahir dan tidak membuat alveoli kolaps. Sehingga
pada usia gestasi 20-37 minggu (Asuhan memudahkan proses inspirasi dan ekspirasi.
Neonatal Esensial, 2008). Pada umumnya Pemberian surfaktan ini biasanya diikuti
bayi prematur berat badan lahirnya rendah dengan pemasangan ventilasi mekanik atau
kurang dari 2500 gram. mesin continuous positive airway pressure
Bayi prematur juga memiliki resiko (CPAP) untuk mempertahankan alveoli
tinggi untuk gangguan perkembangan tetap mengembang (David, G. Et al, 2010).
mulai dari tingkat ringan sampai dengan Tujuan dari penanganan masalah sindrom
berat yang memiliki dampak terjadinya distres pernapasan pada bayi prematur adalah
kecacatan. Sehingga ilmu dan teknologi menghindari atelektrauma dengan menjaga
yang dikembangkan saat ini tidak hanya stabilitas alveoli, membatasi tidal volume
untuk membuat bayi prematur dapat bertahan untuk mencegah distensi berlebihan pada
hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya alveolar dan mencegah toksitas oksigen
tetapi juga dapat mengejar ketinggalan (Berger, T. Et al 2013).
perkembangan akibat kelahiran prematurnya. Selama menggunakan alat bantu napas
Bayi prematur sering mengalami masalah seperti ventilasi mekanik ataupun mesin
yang berhubungan dengan komplikasi karena CPAP bayi prematur dirawat di neonatal
keadaan prematurnya yang berhubungan intensif care unit (NICU). Lingkungan
dengan anemia prematuritas, sindrom NICU berbeda dengan lingkungan rahim
distres pernapasan, retinopati prematuritas, yang seharusnya bayi prematur berada.
paten duktus arteriosus, perdarahan Bagaimanapun perawatan dirancang untuk
intraventrikular, enterokolitis nekrotikan mempertahankan hidup dan membantu
dan apnea prematuritas, sedangkan tumbuh kembang bayi prematur, lingkungan
komplikasi jangka panjangnya adalah NICU merupakan lingkungan yang dapat
displasia bronkopulmoner, defek bicara, menimbulkan stres bagi bayi prematur.
defek neurologis (Butler, K.,2007; Gorrie, Keadaan stres dapat menimbulkan respon
Mckinney & Murray, 2005; Pilliteri, 2003). fisik bagi bayi prematur seperti kenaikan
Hasil penelitian yang dilakukan Chirian heart rate, penurunan saturasi, peningkatan
et al (2012) di Jepang masalah pada bayi tekanan intrakranial (Hastuti, D, 2016, Field,
prematur yang di rawat di neonatal intensive T., et al, 2009), perubahan respon wajah.
care unit (NICU) terbanyak adalah sindrom Selain itu juga dapat meningkatnya kortisol
distres pernapasan sekitar 68%. Hal ini didalam plasma (Gunnar, 2005), gangguan
dikarenakan surfaktan belum terbentuk tidur dan menurunkan sistem imunitas yang
sempurna yang berfungsi sebagai pelumas diketahui imunitas bayi prematur sangat
untuk pengembangan paru dengan cara rendah (Anand, 2008). Selain itu perubahan
menurunkan tegangan paru dan imaturitas respiration rate yang dapat mengakibatkan
sistem neurologis yang mengatur pernapasan napas bayi dan napas yang dihasilkan
(Bathia, 2000). Insidensi sindrom distres mesin ventilasi mekanik tidak sinkron atau
pernapasan ini akan bertambah besar bila dikenal dengan istilah fighting yang dapat
bayi lahir dengan usia gestasi semakin kecil. mengakibatkan distensi alveolar yang
Dari EuroNeoStat (2006) bayi prematur berlebihan dan pada akhirnya atelektrauma.
akan berpotensi mengalami sindrom distres Selain itu kerja jantung yang meningkat
pernapasan, 91% pada usia gestasi 23-25 mengakibatkan kebutuhan oksigen yang

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 259


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

meningkat bayi dapat mengalami desaturasi. Seorang bayi memiliki keterbatasan sensoris
Untuk mengatasi desaturasi maka dinaikan dan musik yang sering diputarkan pada
fraksi oksigen yang dapat berdampak bayi adalah musik lullaby yang memberikan
toksisitas oksigen. efek menenangkan. Musik lullaby sering
Selain pemasangan alat bantu napas digunakan dalam stimulasi multimodal.
yang membuat bayi prematur merasa tidak Musik lullaby termasuk dalam musik klasik
nyaman berbagai tindakan yang dilakukan Brahm atau Mozart, musik daerah atau
perawat seperti pengambilan sampel darah, nyanyian ibu yang dapat mengatur perilaku
pemasangan infus, mengganti popok dapat bayi untuk dapat fokus pada dirinya dan juga
membuat bayi stres. Upaya yang dilakukan menenangkan yang dikomunikasikan secara
untuk mengurangi stres bagi bayi prematur emosional. Terutama pada bayi prematur
di NICU adalah pengelompokan tindakan, yang secara dini keluar dari lingkungan aman
pengaturan posisi bayi dengan menggunakan dan nyaman yaitu rahim ibu. Hasil penelitian
nesting, pijat bayi, melakukan metode Standley (2010) secara statistik signifikan
kangguru (Wahyuni, S. 2013), pemberian menunjukan musik memiliki dampak
sukrosa oral, non-nutritive sucking dan kebaikan bagi bayi prematur di Neonatal
terapi musik. sehingga bayi prematur tidak Intensive Care Unit (NICU).
mengalami stres dan dapat mendukung tumbuh Musik lullaby yang diberikan pada bayi
kembang bayi prematur. Banyak penelitian intervensi untuk meningkatkan stabilitas
yang dilakukan terkait dengan tindakan bayi prematur dan mengurangi dampak yang
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan muncul selama bayi prematur menjalani
perkembangan bayi prematur. perawatan. Perkembangan koklea pada sistem
Terapi musik merupakan terapi auditori dimulai pada usia gestasi 7 minggu
komplementer di ruangan intensif dan sempurna pada usia gestasi 30 minggu.
neonatologi digunakan untuk meningkatkan Sekitar usia gestasi 18-20 minggu struktur
perkembangan dan promotif maturasi sistem auditori belum sempurna tetapi janin
pada bayi prematur. Musik digunakan dapat merekam suara walaupun belum dapat
untuk menenangkan, untuk meningkatkan membedakan suara, sedangkan diusia 24-25
kemampuan menerima stimulasi, minggu janin sudah dapat membedakan suara
meningkatkan refleks hisap, mengurangi rasa dan merespon dalam bentuk gerakan dan
nyeri, meningkatkan hubungan ibu dan bayi tendangan didalam rahim (Chou et al,2003).
dan mempersingkat lama rawat (Standley, Berdasarkan paparan di atas dimana musik
2010). dapat mempengaruhi fisik, dan psikologis,
Terapi musik dapat diberikan kepada maka peneliti tertarik untuk melihat adanya
berbagai kelompok usia, seperti halnya pengaruh musik lullaby pada heart rate,
diungkapkan D. Setyawan, Susilaningsih respiration rate, dan saturasi oksigen bayi
dan E Emaliyawati yang mengungkapkan premature.
perawatan standar ruangan yang Mengidentifikasi pengaruh terapi musik
dikombinasikan dengan terapi musik lebih lullaby pada bayi prematur terhadap heart
efektif menurunkan tingkat kecemasan dan rate, respiration rate dan saturasi oksigen
76,2% efektif menurunkan tingkat nyeri pada yang terpasang alat bantu napas di RS Swasta
pasien dibandingkan tanpa terapi musik. di Bandung.
Tujuh piluh lima persen (75%) perawatan Tujuan khusus
standar yang dikombinasikan dengan a. Mengidentifikasi gambaran heart
terapi suara alam lebih efektif menurunkan rate, respiration rate, dan saturasi oksigen
kecemasan dan 100% efektif menurunkan bayi prematur yang terpasang alat bantu
tingkat nyeri pasien dibandingkan tanpa napas sebelum dan setelah diberi terapi musik
terapi suara alam. Perawatan standar lullaby.
yang dikombinasikan dengan gabungan b. Menganalisis pengaruh terapi musik
antara terapi musik relaksasi dan suara lullaby terhadap heart rate, respiration rate
alam menunjukkan bahwa 100% efektif dan saturasi oksigen bayi prematur yang
menurunkan nyeri dan kecemasan pasien. terpasang alat bantu napas.

260 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Metode Penelitian lullaby yang digunakan adalah musik Brahm


yang telah dikalibrasi. Sebelum dilakukan uji
Metode penelitian ini adalah quasi experiment analisis unutuk menegetahui perbedaan rata-
design with pre-post test without control rata sebelum dan sesudah pemberian terapi
group. Populasi dalam penelitian ini adalah musik lullaby dilakukan uji normalitas data
bayi prematur dengan gangguan pernapasan dengan menggunakan Saphiro wilk . dilihat
dan menggunakan alat bantu napas di NICU hasil p value >0,05 maka data berdistribusi
Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung normal. Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan teknik non probability sampling. yang hasilnya data berdistribusi normal maka
Sampel yang diambil berdasarkan kriteria untuk melihat pengaruh terapi musik lullaby
yaitu (1) Bayi dipasang alat bantu napas baik digunakan uji dependent-test.
invasif terintubasi menggunakan ventilator
dengan modus napas spontan maupun
noninvasif dengan nasal pronge setelah 24 Hasil penelitian
jam, (2) Usia gestasi dari hasil pemeriksaan
Ballard score berada pada rentang 24-36 Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
minggu, (3)Bayi tidak menunjukan adanya Desember 2016- Februari 2017 didapatkan
gejala ensepalofati hipoksik iskemik seperti hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1.
kejang, penurunan kesadaran. didapatkan hasil rata-rata usia kehamilan
Setiap subjek yang memenuhi kriteria pada penelitian ini adalah 32,05 minggu
inklusi peneliti akan meminta informed dengan berat badan rata-rata 1618,60 gr dan
consent ke orang tua dan melakukan hemoglobin rata-rata 16,92mg/dL. Sedangkan
pengumpulan data dengan cara mengambil skor Downe yang tidak berdistribusi normal
heart rate, respiration rate dan saturasi didapatkan nilai median 4.
oksigen sebelum terapi musik lullaby dimulai Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan
lalu memutarkan musik lullaby selama 30 rata-rata heart rate pada untuk pre adalah
menit dengan menggunakan MP3 player dan 142,05 dan post 135,71 menunjukan adanya
earphone, kemudian mengambil heart rate, kecenderungan penurunan dan diikuti standar
respiration rate dan saturasi oksigen setelah deviasi yang semakin kecil. Sedangkan untuk
diberikan terapi musik lullaby. Terapi musik respiration rate rata-rata pre 58,71 dan post
lullaby ini diberikan 1x perhari selama 30 55,67 juga menunjukan adanya penurunan.
menit selama 3 hari. Hal ini berdasarkan Dan untuk saturasi oksigen pre 93,41% dan
meta analisis. Standley (2010) terapi musik post 94,08% terjadi peningkatan. Sehingga
memiliki efek setelah 3 hari pemberian pada disimpulkan untuk heart rate dan respiration
bayi prematur. Alat pengumpul data adalah rate setelah diperdengarkan musik lullaby
lembar observasi heart rate, respiration terjadi penurunan dan saturasi oksigen terjadi
rate dan saturasi oksigen yang diambil dari peningkatan.
monitor bed side, lalu kebisingan inkubator Tabel 3 dapat dilihat pengaruh bermakna
dan musik menggunakan audiometer, pemutar pada heart rate, respiration rate dan saturasi
musik menggunakan MP3 player dan musik oksigen dari hari pertama sebelum terapi

Tabel 1 Distribusi Gambaran Variabel Berdasarkan Usia Kehamilan, Berat Badan, Usia, Down
Score, Skala Nyeri, Hemoglobin yang Diberikan Terapi Musik Lullaby di Ruangan
NICU Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung.
Variabel Mean SD
Usia kehamilan (minggu) 32,05 1,70
Berat badan (gram) 1618,60 266,67
Skor downe 4,00 1,00
Hemoglobin 16,92 2,35
*data tidak normal distribusi (median dan interval quartile range)

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 261


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Tabel 2 Distribusi Heart Rate, Respiration Rate dan Saturasi Oksigen pada Setiap Harinya
Sebelum dan Sesudah diberikan terapi musik lullaby di ruangan NICU Rumah Sakit
Ibu Anak Limijati Bandung
HR(x/m) RR(x/m) Sat O2(%)
Mean (SD) Mean (SD) Mean (SD)

Hari 1 pre 143,82(11,16) 61,58(8,30) 92,23(1,63)


Hari 1 post 143,82(11,16) 60,14(8,47 92,27(1,75)
Hari 1 pre 141,55(9,10) 58,82(5,58) 92,86(1,58)
Hari 1 post 136,27(8,60) 55,91(6,53) 93,82(1,22)
Hari 1 pre 140,77(10,02) 55,73(3,19) 95,14(1,64)
Hari 1 post 130,09(6,90) 50,95(4,35) 96,14(1,55)

Tabel 3 Distribusi Pengaruh Terapi Musik terhadap Heart Rate, Respiration Rate dan Saturasi
Oksigen Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Lullaby di Ruangan NICU
Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung
HR RR Sat
Mean SD Pvalue Mean SD Pvalue Mean SD Pvalue
Hr 1 pre 143,82 11,16 0,00 61,58 8,30 0,00 92,23 1,63 0,00
Hr 3 post 130,09 6,90 50,95 4,35 96,14 1,55

musik lullaby diberikan dibandingkan pada terbentuk sempurnanya surfaktan sebagai


hari ketiga setelah musik lullaby diberikan pelumas dalam kembang kempis paru
didapatkan nilai p<0,005 untuk setiap dapat membuat bayi stres. Sehingga hasil
variabel. Sehingga dapat disimpulkan terapi perubahan heart rate, respiration rate dan
musik lullaby memiliki pengaruh terhadap saturasi oksigen harus segera ditangani.
heart rate, respiration rate dan saturasi Keadaan ini bila dibiarkan mengakibatkan
oksigen. ensepalopati hipoksi iskemik. Semakin
berat keadaan ini akan berakibat irreversible
terhadap jaringan otak yang mengalami
Pembahasan perfusi buruk dan akan mempengaruhi kerja
miokard, neurosensori, metabolisme akibat
Pada penelitian ini hasil analisis statistik adanya gangguan perfusi cerebral. Sehingga
diperoleh adanya perbedaan signifikan heart perubahan heart rate, respiration rate dan
rate, respiration rate dan saturasi oksigen saturasi oksigen bukan hanya diakibatkan
sebelum dan sesudah pemberian terapi musik imaturitas paru tetapi adanya gangguan
lullaby dengan nilai untuk p(t-test) heart neurosensorik (Anggriawan, 2016)
rate 0,00(7,24), respiration rate 0,00(7,33) Pada penelitian ini bayi prematur yang
dan saturasi oksigen 0,00(-3,02). Beberapa menjadi subjek penelitian tidak menunjukan
penelitian menunjukan hal yang postif setelah kondisi ensepalopati hipoksi iskemik.
diberikan terapi musik lullaby diruangan Perubahan heart rate, respiration rate dan
NICU. saturasi oksigen dikarenakan imaturitas paru.
Menurut Anand (2008) respon stres pada Pemberian terapi musik lullaby diberikan
bayi prematur dimanifestasikan dengan pada bayi prematur pada penelitian ini murni
perubahan akut pada heart rate, tekanan mengalami gangguan nafas akibat imaturias
darah, variasi heart rate, tekanan intrakranial paru.
dan penurunan saturasi oksigen. Keadaan Perubahan heart rate, respiration rate dan
nafas bayi prematur mengalami gangguan saturasi oksigen pada bayi prematur ditangani
pernafasan akibat imaturitas paru, belum untuk mencegah injuri pada paru-paru

262 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

yang akan berdampak pada jangka panjang dan meningkatkan katabolisme lipid dan
(Berger, 2013). Heart rate yang tinggi protein. Kondisi ini dapat mempengaruhi
mengakibatkan metabolisme tinggi dapat keseimbangan hemostatik bayi prematur
menurunkan imaturitas dan terhambatnya dan mengakibatkan peningkatan heart rate,
kenaikan berat badan (Anand, 2008). Selain respiration rate dan penurunan saturasi
itu peningkatan respiration rate dalam jangka oksigen (Gaspardo, C., 2006). Pada penelitian
waktu yang panjang dapat mengakibatkan ini tidak dilihat berapa lama efek setelah
spontan pneumotoraks, bahkan apnea. terapi musik lullaby diberikan mempengaruhi
Hater, et al (2006) menilai perilaku dan penuranan heart rate, respiration rate dan
heart rate bayi yang diberi terapi musik kenaikan saturasi oksigen
lullaby, setelah diberikan terapi musik lullaby Musik memiliki irama yang dapat
dan didapatkan hasil terjadi penurunan heart mempengaruhi irama gerakan denyut jantung
rate dan perubahan perilaku respon stres bayi dan pernapasan manusia (Trappe, 2010). Jika
selama dirawat di NICU setelah menjalani suara musik yang diterima adalah suara yang
operasi. Pada penelitian yang dilakukan menenangkan dan teratur secara berulang-
oleh Neal dan Lindeke tahun 2008 dengan ulang, maka musik akan memberikan impuls
memperdengarkan musik lullaby selama 15 pada hipothalamus untuk merespon kelenjar
menit pada bayi usia getasi 32-35 minggu. medula adrenal untuk menekan pengeluaran
Hasil yang didapatkan peningkatan saturasi hormon epinephrin dan norepinephrin atau
oksigen setelah 10 menit terapi diberikan. pelepasan katekolamin ke dalam pembuluh
Selanjutnya penelitian Amiri, et al. (2009) darah menjadi berkurang. Akibat konsentrasi
tentang pengaruh musik lullaby terhadap katekolamin dalam plasma menjadi rendah,
saturasi oksigen pada 40 bayi prematur sehingga denyut jantung menurun dan
yang dirawat di NICU menunjukan adanya konsumsi oksigen berkurang, yang akhirnya
perbedaan saturasi yang signifikan pada menjadi frekuensi bernapas menjadi lambat
kedua kelompok. Pemberian terapi musik (Sloane, 2004, Kirby, Oliva & Sahler, 2010).
menurunkan frekuensi jantung, hal ini didapat Bayi prematur yang dibiarkan dalam
dari penelitian Arnon, et al (2006) pada 31 keadaan stres, setelah beberapa lama dirawat
bayi prematur diberikan musik live untuk di NICU tetap mengalami metabolisme
melihat respon fisiologis dan tingkah laku tinggi dan kadar kortisol tinggi akibat
bayi. hasil yang didapat frekuensi jantung stres yang kronik dan tidak ada intervensi
bayi menurun dan bayi dapat tidur dengan (Cassidy, 2010). Sehingga metabolisme yang
tenang di NICU. tinggi ini dapat mengakibatkan kenaikan
Penelitian lain yang membuktikan adanya berat badan bayi prematur terhambat.
perubahan frekuensi pernapasan setelah Pada penelitian Lai et al (2008) dengan
pemberian terapi musik adalah penelitian pemberian musik bayi yang dirawat di NICU
Alipour, Eskandari, Taheran, Hossaini dan menjadi lebih tenang dan dapat membantu
Sangi (2013) dengan memperdengarkan pertumbuhan yang lebih baik bayi yaitu pada
musik lullaby pada bayi prematur dengan bayi prematur yang diperdengarkan musik
usia gestasi 28-37 minggu. Hasil penelitian selama 40 menit perhari pada hari keempat
didapatkan adanya perbedaan signifikan pemeriksaan didapatkan perbedaan dengan
terhadap frekuensi pernapasan sebelum, kelompok kontrol kenaikan berat badan,
selama dan sesudah pemberian terapi musik. refleks hisap dan lama rawat. Kenaikan berat
Bayi prematur selama perawatan terpapar badan pada metaanalisis yang dilakukan oleh
dengan stres yang dapat meningkatkan heart Standley (2012) memiliki pengaruh terhadap
rate, respiration rate dan penurunan saturasi respiration rate dan saturasi oksigen dengan
oksigen yang dapat mempengaruhi kualitas nilai uji korelasi p=0,004 dan p=0,013 dan
hidup kedepannya dan perkembangan pembagian berat badan 1000gr (cohen’s
neuropsikomotor (Santos LM, 2012). Respon d=2,15), 1000gr-1500gr (cohen’s d=0,97)
fisik ini diikuti dengan respon endokrin dan >1500gr (cohen’s d=0,73). Sehingga
dan metabolik dengan keluarnya hormon dengan mengurangi stres pada bayi akan
seperti adrenalin, noradrenalin dan kortisol dapat menaikan berat badan dan secara tidak
dimana dapat membuat hiperglikemia langsung akan memperbaiki respiration rate

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 263


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

bayi prematur. Tetapi pada penelitian ini bayi. Pembentukan paru dimulai pada usia
peneliti tidak meneliti kenaikan berat badan. kehamilan 3-4 minggu dengan terbentuknya
Menurut Kirby, Oliva dan Sahler (2010) trakea dan esophagus. Pada usia 24 minggu
mendengarkan musik dapat meningkatkan terbentuk rongga udara yang terminal
relaksasi, mengurangi persepsi terhadap termasuk epitel dan kapiler, serta diferensiasi
nyeri dan memberikan stimulasi suara pneumosit tipe I dan II. Di usia kehamilan
yang akan mempengaruhi fungsi fisiologis. 30 minggu bronkiolus terminal dibentuk
Musik dapat mempengaruhi sitem saraf dan alveoli pada 32-34 minggu (Jobe,
otonom dan merangsang kelenjar hipofisis 2009). Surfaktan muncul pertama pada usia
untuk memproduksi hormon endorphine kehamilan 20 minggu tapi belum mencapai
dan serotonin. Hormon endorphine dan permukaan paru, mulai muncul pada cairan
serotonin dapat memberikan perasaan amnion 28-32 minggu dan matur pada usia
tenang dan berperan dalam menurunkan kehamilan 35 minggu. Fungsi surfaktan
rasa nyeri, sehingga membuat rasa tenang untuk menurunkan tegangan permukaan
(Kazemi, Ghazimoghaddam, Besharat & alveoli sehingga alveoli dapat mengembang
Kashani, 2012). Dengan diberikan musik dan terjadi pertukan gas. Sehingga kadar
terjadi perubahan pada status gelombang oksigen dalam darah memenuhi untuk
otak dan hormon stres. Aktivitas lobus metabolisme (Suardana, 2013). Saat bayi
temporal kanan akan turun sehingga hormon prematur lahir maturasi pernapasan terjadi
kortisol dihambat sekresinya sampai berada diluar kandungan. Hiperoksia, hipoksia
pada rentang normal (Halim, 2002:Snyder dan ventilasi mekanik dapat mempengaruhi
& Linquist, 2002). Musik diperdengarkan alveolarisasi (Halliday, 2008).
ditangkap dengan proses mekanik masuk Pada penelitian ini rata-rata derajat sindrom
ketelinga dari bagian luar, tengah dan distres napas bayi prematur berada pada
dalam. Di koklea diubah menjadi energi lalu derajat II dan penanganan terhadap kondisi
ditrasfer ke otak melalui sinap saraf auditori, ini harus segera sehingga alveolarisasi terjadi
diterima dan diinterpretasikan dilobus dengan baik. Tidak adanya stabilitas dan
temporal. Kondisi tenang dapat mencegah atelektasis akan meningkatkan pulmonary
komplikasi pemasangan alat bantu napas dan vascular resistance (PVR) yang nilainya
meningkatkan oksigenasi. menurun pada ekspansi paru normal.
Cevasco dan Grant (2005) menyatakan Akibatnya terjadi hipoperfusi jaringan paru
musik efektif menstabilkan tingkat saturasi dan selanjutnya menurunkan aliran darah
oksigen dan tidak ada efek negatif terhadap pulmonal. Sehingga pembalikan parsial
apnea dan bradikardia. Hal ini disebabkan darah melalui duktus arteriosus dan belum
karena pada bayi baru lahir baik prematur menutupnya duktus arteriosus pada bayi
ataupun cukup bulan sudah mampu merespon prematur mempengaruhi saturasi oksigen.
suara-suara yang ada dilingkungan sekitarnya, Karena darah dari aorta bercampur dengan
karena struktur pendengaran janin sudah darah dari arteri pulmonalis (Nelson, 2008).
terbentuk sejak usia 7 minggu dan pada usia 18 Menurut Mathai (2007) target saturasi pada
minggu janin sudah mampu untuk mendengar bayi preterm 28-34minggu 88-94% dan <28
(Gooding, 2010). Pada penelitian ini rata-rata minggu 85-92%.
usia gestasi berada pada 32 minggu dengan Derajat distres napas dapat dinilai dengan
berat badan 1680 gr. Usia gestasi dihitung menggunakan skor Downe. Komponen yang
dengan menggunakan Ballard score melihat terdapat dalam downe score adalah frekuensi
kematangan fisik dan neuromuskular lalu napas, aliran udara pada kedua paru, sianosis,
dibandingkan dengan tabel Lubchenco maka suara grunting dan retraksi. Pada penelitian
berat bayi pada rentang 10-90 percentil Buch, P., Makwana, A. (2013) Skor Downe
yang artinya berat badan sesuai dengan dapat digunakan sebagai clinical assessment
usia kehamilan. Organ telinga diharapkan tool dalam penangan distres pernapasan.
berkembang baik dan dapat merespon terapi Salah satu manifestasi distres pernapasan
musik lulllaby yang diberikan. Selain itu yang dapat dinilai adalah peningkatan
dengan rata-rata usia gestasi 32 minggu kecepatan respirasi.
menggambarkan ketidakmatangan paru-paru Pada kondisi anemia masalah oksigenasi

264 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

dapat terjadi. Pada penelitian ini 18,2% emissions (TEOAE) menunjukan sensitivitas
bayi mengalami anemia. Pada penelitian bayi perempuan lebih tinggi dari pada bayi
kadar hemoglobin tidak berpengaruh pada laki-laki. Penilaian analisi post hoc nilai
penelitian. Bayi prematur dapat mengalami TEOAE, Cassidy & Ditty (2001) menentukan
anemia karena berbagai faktor. Menurut bahwa telinga bayi perempuan lebih sensitif
Myrtha (2014) faktor yang dapat menyebabkan dibandingkan dengan bayi laki-laki pada
anemia pada bayi prematur adalah penurunan berbagai frekuensi dan jenis suara. Pada
masa eritrosit saat lahir, iatrogenik, masa penelitian ini tidak dinilai perbedaan jenis
hidup eritrosit pendek, produksi eritropoietin kelamin terhadap sensitifitas terapi musik
kurang adekuat dan pertumbuhan badan yang yang diberikan.
cepat. Selain itu bayi prematur memiliki Pemberian terapi musik merupakan salah
waktu lebih singkat untuk mensintesa satu usaha untuk mengurangi efek stres dari
hemoglobin saat intrauterin, sehingga saat stimulasi lingkungan yang berlebihan pada
lahir hemoglobinnya rendah. Gejala yang bayi prematur selama perawatan (Burn,
ditunjukan anemia prematuritas adalah 2008). Hal ini dapat mengganggu tumbuh
kenaikan heart rate, penurunan saturasi dan kembang dari bayi prematur dikemudian
apnea (Widness, 2008). Pada kondisi anemia hari. Dengan pemberian terapi musik
pada bayi prematur pemberian tranfusi perlu mengakibatkan sensitivitas pendengaran
dipertimbangkan hal ini dikarenakan beban bayi terhadap kebisingan dari luar menjadi
kerja jantung yang meningkat, rekasi tranfusi berkurang sehingga mengurangi stres
dan resiko infeksi meningkat Myrtha, 2014). pada bayi yang akhirnya akan mengurangi
Selain itu hemoglobin berperan sebagai kebutuhan terhadap oksigen.
pengikat oksigen dalam setiap molekulnya Stimulasi yang berlebihan yang didapatkan
dimana oksigen ini dibutuhkan untuk bayi prematur dari lingkungannya dapat
metabolisme (Walsh, 2002). diminimalkan dengan pemberian terapi musik
Janin yang berada dalam kandungan (Gooding, 2010; Keith, Russel & Weaver,
sudah dapat mendengarkan atau merasakan 2009) Musik lullaby merupakan musik
suara yang menenangkan yang didengar oleh pengantar tidur yang mempunyai struktur
bayi prematur dari aliran darah saat didalam suara yang menenangkan, mempunyai
rahim dan suara detak jantung ibu secara terus irama yang konstan dan stabil, melodi yang
menerus (Gooding, 2010). Perkembangan tenang dan tidak mengejutkan (Neal &
pendengaran janin sudah berfungsi penuh Lindeke, 2008). Suara musik yang mampu
pada usia kehamilan 28-32 minggu, sehingga menghasilkan stimulan yang bersifat ritmis.
pada awal usia gestasi 32 minggu janin sudah Stimulan ini kemudian ditangkap oleh sistem
dapat mendengar suara ibu berbicara atau pendengaran dan dilanjutkan ke sistem
menyanyi untuk dirinya sendiri dan janin. limbik yang mengatur emosi, kemudian
Selain itu janin dapat menanggapi suara- diolah didalam sistem persarafan serta
suara yang ada terutama yang terkait dengan korteks otak yang mereorganisasi interpretasi
nada dan irama atau suara musik (McGarath, bunyi ke dalam ritme internal pendengaran.
2004;Graven & Browne 2008). Jika suara musik diinterpretasikan sebagai
Pemberiaan terapi musik lullaby pada penenang, maka suara musik akan diterima
bayi prematur dengan jenis kelamin yang dapat mengubah atau memulihkan ritme
berbeda bedasarkan literatur memiliki pernapasan menjadi diperlambat dan
pengaruh terhadap kemampuan mendengar diperdalam (Trappe, 2010).
dan sensitivitas. Pemeriksaan respon auditori Selain itu bayi prematur seharusnya hidup
pada jenis kelamin perempuan lebih sensitif di intrauterine selama 9 bulan pada keadaan
dibandingkan laki-laki (Eldredge& Salamy, free running rhythm yang irama ini tidak
2006). Pada penelitian Standley (2010) juga dipengaruhi oleh faktor eksogen seperti
ditemukan pemberian simulasi multimodal iluminasi matahari, suhu, kegiatan sehari-hari
pada bayi laki-laki dan perempuan di NICU (Manalu, W., 2004). Free running rhythm ini
menunjukan lama rawat bayi perempuan lebih banyak bergantung pada pengendalian
lebih pendek daripada bayi laki-laki. Pada hipothalamus. Dengan pemberian terapi
pemeriksaan transient evoked otoacoustic musik lullaby sebagai stimulus akan masuk

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 265


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

ke bagian hipothalamus yang nantinya akan Menurut Levine (1989) konsep adaptasi
mempengaruhi pengeluaran hormon stres bayi prematur untuk dapat merespon
sehingga berdampak pada perubahan heart perubahan kehidupan intrauterine ke
rate, respiration rate dan saturasi oksigen ekstrauterine adalah dengan mempertahankan
Pada penelitian ini dilihat heart rate, wholeness, adaptasi dan konservasi.
respiration rate dan saturasi oksigen hari Penerapan prinsip wholeness yang dilakukan
pertama sebelum bayi diberikan terapi bayi prematur adalah bayi prematur harus
musik lullaby dan dibandingkan pada hari berusaha memenuhi seperti kebutuhan
ketiga setelah terapi musik lullaby. Tetapi oksigen, nutrisi, pengaturan suhu. Dengan
pengambilan data dilakukan setiap hari keterbatasannya akibat prematur, bayi harus
sebelum dan sesudah terapi musik diberikan. dapat memenuhi segala kebutuhan yang
Bila ditelaah dari hari kehari sebelum dan selama intrauterine dipenuhi oleh ibunya.
sesudah diberikan terapi musik lullaby maka Untuk dapat memenuhi kebutuhan ini terjadi
pada hari kedua setelah terapi musik lullaby perubahan kerja organ dapat terjadi dengan
diberikan dibandingkan hari ketiga sebelum manifestasi salah satunya adalah kenaikan
terapi musik lullaby diberikan pengaruhnya heart rate, respiration rate.
tidak signifikan p>0,05. Kebisingan dikontrol Adaptasi bayi prematur terhadap
sesuai dengan prosedur penelitian 60 ektrauterine kebanyakan memiliki masalah.
desibel. Sebelum musik dinyalakan kondisi Proses adaptasi ini dapat merubah fungsi
kebisingan lingkungan bayi prematur dalam organ untuk memenuhi kebutuhan bayi
inkubator <40 desibel. Kondisi bayi setelah prematur. Proses adaptasi pada bayi
diberikan minum dan dalam keadaan kondisi prematur dapat dilihat dari pengaturan suhu,
tenang. Dari penelitian Standley (2008) pernafasan, pencernaan. Kegagalan adaptasi
kebisingan yang dapat menurunkan heart pada bayi prematur menimbulkan komplikasi
rate, respiration rate dan menaikan saturasi seperti anemia prematuritas, sindrom distres
oksigen maksimal 60 desibel. pernapasan, retinopati prematuritas, paten
Kondisi bayi sesuai dengan kriteria tetapi duktus arteriosus, perdarahan intraventrikular,
perubahan tidak terjadi pada hari kedua. Pada enterokolitis nekrotikan dan apnea
penelitian Lubetzky (2009) dikatakan bahwa prematuritas. Sedangkan komplikasi jangka
pemberian terapi musik dilakukan selama panjangnya adalah displasia bronkopulmoner,
3 hari. Hal yang sama juga dilakukan oleh defek bicara, defek neurologis (Butler,
Cevasco (2008) membandingkan efektivitas K.,2007; Gorrie, Mckinney & Murray, 2005;
suara rekaman ibu dengan musik lullaby Pilliteri, 2003).
yang dilakukan selama 3 hari. Bayi prematur dapat dilihat dari
Berbagai penelitian dilakukan untuk dapat lingkungan internalnya dan lingkungan
melihat pengaruh pemberian terapi musik eksternalnya. Lingkungan internal bayi
pada bayi prematur. Meta analisis tentang prematur adalah keadaan fisiologi bayi.
efficacy of music therapy for preterm infant Bayi prematur memiliki kondisi organ yang
yang dilakukan Standley (2002) memberikan belum matur untuk menjalankan fungsinya
prosedur terapi musik di NICU seperti (1) sehingga bayi akan memerlukan usaha
terapi musik dapat digunakan pada usia gestasi yang lebih besar dibandingkan bayi cukup
bayi 24 minggu, (2) berikan musik yang bulan. Sedangkan lingkungan eksternal
konstan, stabil dan tidak berubah secara tiba- bayi prematur yang sebelumnya rahim ibu
tiba dan hindari intervensi saat terapi musik berubah menjadi lingkungan NICU. Untuk
diberikan, (3) ritme konstan dan ringan, (4) berhasil menghadapi tantangan lingkungan
melodi berada pada lapang vokal yang luas, internal dan eksternal maka diperlukan suatu
(5) pastikan maksimal pemberian musik 1,5 konservasi (Bobak, Lowdermik & Jensen,
jam perhari dengan waktu terpendek sekali 2005; Hockenberry & Wilson, 2007; Tomey
pemberian 20 menit terutama saat seperti & Alligood, 2006).
saat tidur, tenang dan segera setelah prosedur Konservasi yang dikaitkan dengan
yang menimbulkan stres, (6) jaga volume terapi musik adalah konservasi integritas
kurang dari 70 desibel. struktur. Integritas struktur tergantung dari

266 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

sistem pertahanan tubuh yang mendukung Contol Trial. Complementary Therapies in


perbaikan dan penyembuhan sebagai respon Clinical Practice,30,1-5.
terhadap perubahan lingkungan internal
dan eksternal. Konservasi ini melibatkan American Academy of Pediatric (Comittee
integritas kulit, muskuloskeletal, imunitas on Environmental Health).(1997). Noise
dan proses inflamasi. Pemberian terapi musik Hazard for Fetus and Newborn. Pediatric.
akan berefek pada peningkatan imunitas bayi 100(4).724-726.
(Bitmann, 2001; George, 1995; Tomey &
Alligood, 2006). Anand, KJS. (2008). Clinal Importance of
Pain and Stress in Preterm Neonates. Biology
of Neonate. Jan 2008.73,1; ProQuest Biology
Simpulan Journal. Karger.

Pemberian terapi musik lullaby berpengaruh Anggriawan, A. 2016. Tinjauan Klinis


terhadap heart rate, respiration rate dan Hypoxic-Ischemic Enchephalopathy. CDK-
saturasi oksigen bayi prematur yang terpasang 234/vol.43. no 8 th.2016.
alat bantu napas. Terdapat perbedaan rata-rata
heart rate pada bayi prematur yang terpasang Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev,
alat bantu napas hari ke 1 (pre test) hari ke R., Bauer, S., Litmanovitz, I., & Dolfin, T.
3 (post test), perbedaan rata-rata respiration (2006). Live Music is Beneficial to Preterm
rate pada bayi prematur yang terpasang alat Infants in The Neonatal Intensive Care Unit
bantu napas hari ke 1 (pre test) dan hari ke Environment. Birth, 33(2), 131-136.
3 (post test), perbedaan rata-rata saturasi
oksigen pada bayi prematur yang terpasang Asuhan Neonatal esensial. (2008).
alat bantu napas hari ke 1 (pre test) dan hari Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
ke 3 (post test). Komprehensif. Jakarta.
Perawat diharapkan dapat memberikan
terapi musik lullaby selama bayi prematur Berger, T., Fontana, M., Stocker, M.(2013).
terpasang alat bantu napas. Musik yang The Journey Towards Lung Protective
digunakan adalah musik lullaby dengan Respiratory Support in Preterm Neonates.
intensitas 60 desibel, diberikan pada malam Neonatology. 2013;104;265-274. Kerger.
hari pukul 19.00-20.00 selama 3 hari. Musik
lullaby diperdengarkan dengan menggunakan Bhatia, Tatinder.( 2013). Current Option
earphone yang diposisikan 30 cm dari in The Management of Apnea Prematurity.
telinga ke arah kaki bayi prematur selama 30 Clinical Pediatrics; Jun 2013; 39, 6; ProQuest
menit. Pemberian terapi musik ini dilakukan Nursing & Allied Health Sourcepg. 327.
setelah aktivitas seperti mengganti popok,
memberi susu, atau pemeriksaan pada bayi. Buch, PM., Makwana, AM., Chudasama,
Rumah sakit dapat memfasilitasi pembuatan PK. (2013). Usefulness of Downe Score as
standar operasional prosedur pada pemberian Clinical Assesment Tool and Bubble CPAP
terapi musik lullaby pada bayi prematur As Primary Support in Neonatal Respiratory
yang terpasang alat bantu napas sehingga Distress Syndrome. Journal of Pediatric
pelaksanaan berjalan baik dan didapatkan Sciences. 5(10;e176.
hasil yang baik.
Butler K. (2007) Psychological Care of
The Ventilated Patient. Journal of Clinical
Daftar Pustaka Nursing. 4(6): 398–400.

Alipour, z., Eskandari, N., Tehran, H., Cassidy, J.W. (2010). The Effect of Decibel
Hossaini, SK., Sangi, S.(2013). Effect of Level of Music Stimuli and Gender on Head
Music on Physiological and Behavioral Circuference and Physiological Responses of
Responses of Prematur Infant. A Random Premature Infants in The NICU. Journal of

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 267


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Music Therapy. ProQuest Nursing & Allied behavioral responses to repeated tactile and
Health Source pg.180. auditory stimulation by preterm and term
neonates. Developmental Psychology, 15,
Cevasco, A.M. (2005). The Effect of Mothers’ 406-416.
Singing on Fullterm an Preterm Infant and Gaspardo, C.(2006). Monitoring
Maternal Emotional Responses. Journal of hemodinamic neonatus. Pediatic. No3-
Music Therapy;2008:45,3. ProQuest Nursing 7.2006;14-22.
& Allied Health Source pg. 273.
Gooding, LF. (2010). Using Music Therapy
Chirian., Uji, A., Isayama, T., Shah, V. (2012). Protocols in The Treatment of Premature
Neonatal Care in Japanese NICU: Note Base Infant; An Introduction to current Practices.
on Site Visit. Neonatal Network. Vol.3. No.2. The Art in Psycotherapy, 37, 211-214.

Chou, L.(2003). Effect of Music Therapy Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray,
an Oxygen Saturation Infant Receiving S.S. (2005). Foundation of maternal-
Endotracheal Suctioning. Journal of Nursing newborn nursing.(2ndEd). Philadelphia:W.B.
Research.2(3).209-215 . Saunders Company.
David, G., Carnielli, V., Greisen, G., Hallman, Gunnar, M. R. (1989). Studies of the human
M., Ozek, E., Plavka, R. (2010). European infant’s adrenocortical response to potentially
Consensus Guidelines on Management of stressful events. In M. Lewis & J. Worobey
Neonatal Respiratory Distress Syndrom in (Eds.), Infant stress andcoping (pp.3-18). San
Preterm Infants-2010 Update. Neonatology. Francisco: Jossey-Bass.
2010;97;402-417. Karger.
Halim, S. 2002. Music as Complementary
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Therapy in Medical Treatment. Med J
(2013). Profil kesehatan Indonesia Indones, 11(4).250-257.
2013. Diperoleh 1 Februari 2015 dari http://
www.depkes.go.id/downloads/publikasi/ Hastuti, D., Juhaeriah, J. (2016). Efek
Profil%20Kesehatan%20Indonesia.pdf. Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap
Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir
D Setyawan, FS Susilaningsih, E Emaliyawati Rendah. Jurnal Keperawatan Padjajaran. Vol
(2013 . Intervensi terapi musik relaksasi dan 4. No 1.
suara alam (nature sound) terhadap tingkat
nyeri dan kecemasan pasien. ). Jurnal Ilmu Hockenberry, M.J., & Wilson, K. (2007).
Keperawatan dan Kebidanan Vo. 1 No. 8 , Nursing Care of Infant & Children. 7th
2013. edition. Missouri:Mosby Inc.

Eka, Erwin. 2011. Pusat Riset Terapi Musik Halliday, H.L. 2008. Surfactants: Past, present
dan Gelombang Otak. Indonesia. http://www. and Future. Journal of Perinatology;28;47-56.
terapimusik/2desember2013.com .
Jobe, A.H.(2006). Lung Development and
EuroNeoStat Annual report for Very Maturation. 8th edition. 407-18..Mosby
Low Gestational Age Infant. (2006). The Elsavier.
ENS Project. Hospital de Cruses. info.
euroneonet@euskalnet.net . Santos, L.M., (2012). Behavioral Changes;
neonatology. Pediatric. No.3-4; 25-30 .
Fajar, AL. (2011). The Mozart Effect for
Fetus, Infant, Newborn baby and Children. Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi
Neonatology. 2011;4;321-332. untuk Pemula. Jakarta;EGC.

Field, T. M, Dempsey, J. R., Hatch, J., Ting, Snyder, M., & Lindquist, R. (2002).
G., & Clifton, R. K. (1979). Cardiac and Complementary/alternative therapies in

268 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Lydia Azmi: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

nursing. 4th edition. Newyork. Springer Standley, J.M. (2006). The Effect of Music
Publising Company Soetjiningsih.1998. and Multimodal Stimulation on Responses
Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Penerbit of Premature Infant in Neonatal Intensive
EGC. Care. Pediatric Nursing; Nov/Dec 2006; 24,
Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang 6; ProQuest Nursing & Allied health Source
Anak.Jakarta: Penerbit EGC. pg.532.

Standley, J.M., Lyndaqiust. (2002). Music Standley, J.M. (2008). The Effect of
Therapy Research in the NICU: An Update Contingent Music to Increase Non-Nutritive
Meta-Analysis. Neonatal network. Vol 31. Sucking of Premature Infant. Pediatric
No.5, Sepetmber/October 2012. Springer Nursing; Sept/Oct 2000; 26, 5; ProQuest
Publishing Company. http://dx.doi. Nursing & Allied health Source pg.493.
org/10.1891/0730-0832.31.5.311.
Trappe, J.H. (2010). The Effect of Music on
Standley, J.M;Cassidy, Jane;Grant, The Cardiovascular Health. Heart. 98.1868-
Roy;Cevasco, Andrea;Szuch, Chaterine, 1871 .
Nguyen, Judy;Walworth, Darcy;Procelli,
Danielle;et al. (2010). The Effect of Music Wahyuni, S., Putri, DP. (2013). Pengalaman
Reinforcement for Non-nutritive Sucking on Ibu dalam Melakukan Perawatan Metode
Nipple Feeding of Premature Infant. Pediatric Kanguru. Jurnal Keperawatan Padjajaran.
Nursing. May/June 2010/Vol.36/No.3. Vol 1. No 3.

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 269

Anda mungkin juga menyukai