1
Januari - Agustus 2017
SUSUNAN PENGURUS
Penasehat Dr. Ahmad Faried, SpBS., PhD
Universitas Padjajaran
Prof. dr. Saleha Sungkar,
DAP&E,MS, Sp.ParK dr.Wismandari Wisnu, SpPD-
KEMD, FINASIM.
Penanggung Jawab Universitas Indonesia
Adhika Rahman
Universitas Islam Indonesia Dr. dr. Achmad Fauzi Kamal,
Sp.OT (K)
Pimpinan Umum Universitas Indonesia
Pimpinan Redaksi
dr. Dedi Silakarma, Sp. KFR
Euginia Christa Universitas Udayana
Universitas Indonesia
Penyunting Ahli
dr. Mas Rizky Anggun Adipurna
Dr.dr. Khie Chen, SpPD-KPTI
Syamsunarno, M.Kes, Ph.D
Universitas Indonesia
Universitas Padjajaran
Devi Agustin
Universitas Padjajaran
Lela Firotin N
Universitas Islam Malang
Tineke Aliyyah H
Universitas Jenderal Achmad Yani
Maria Teressa
Universitas Atmajaya
ii
Adventorial
Sindrom Kompartemen Akut
Monica Djaja Saputera
......................................................................................................................................................1
Laporan Kasus
Dengue Shock Syndrome dengan Edema Paru dan Efusi Pleura
Luh Wira Pusvitasari, Pande Mirah Dwi Anggreni, Arya Krisna Manggala
............................................................................................................................................................................................ 9
Tinjauan Pustaka
Live Attenuated Chimeric Japanese Encephalitis Yellow Fever
Dengue Tetravalent Dengue Vaccine: Terobosan Pencegahan
Demam Dengue yang Aman bagi Anak
Tamia Setia Tartila, Devi Agustin Setiawati, Afandi Charles
......................................................................................................................................................................................... 16
......................................................................................................................................................................................... 25
......................................................................................................................................................................................... 33
Penelitian
Pengaruh Injeksi Bovine Colostrum Secara Intraartikular
terhadap Penurunan Derajat Nyeri dan Diameter Tumit Tikus
Model Osteoartritis
Atik Nurjanah, Hyang Iman Akbar Saputra, Ika Dewi Soraya, Rizkha Farida, Rais Dzakwan
Hidayatullah
......................................................................................................................................................................................... 56
......................................................................................................................................................................................... 61
......................................................................................................................................................................................... 68
......................................................................................................................................................................................... 75
......................................................................................................................................................................................... 82
......................................................................................................................................................................................... 88
......................................................................................................................................................................................... 98
..................................................................................................................................................................................... 107
..................................................................................................................................................................................... 114
Artikel Penyegar
Potensi Jahe (Zingiber Officinale) sebagai Pencegahan dan
Pengobatan Alternatif pada Kanker Kolorektal
Muhammad Iqbal
..................................................................................................................................................................................... 120
A. JENIS-JENIS ARTIKEL
1. Penelitian Asli
Definisi : hasil penelitian asli dalam ilmu kedokteran, kedokteran gigi,
kesehatan masyarakat, keperawatan, gizi, kebidanan, dan farmasi.
Format penulisan :
Judul penelitian
Nama dan lembaga pengarang
Abstrak
Pendahuluan
Metode penelitian
Hasil penelitian
Pembahasan atau diskusi
Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
2. Advertorial
Definisi : Penulisan berdasarkan metode studi pustaka.
Format penulisan :
Judul
Nama penulis & lembaga
Pengarang
Abstrak
Pendahuluan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar rujukan
3. Artikel Penyegar
Definisi : Artikel yang bersifat bebas ilmiah, mengangkat topik-topik
yang sangat menarik dalam dunia kedokteran atau kesehatan,
memberikan human interest karena sifat keilmiahannya, serta ditulis
secara baik. Artikel bersifat tinjauan serta mengingatkan pada hal-hal
dasar atau klinis yang perlu diketahui oleh pembaca.
Format Penulisan :
Pendahuluan
Isi
Kesimpulan
4. Tinjauan Pustaka
Definisi : Tulisan artikel review atau sebuah tinjauan terhadap suatu
fenomena
E. PENULISAN ABSTRAK
Abstrak merupakan miniatur dari artikel sebagai gambaran utama
pembaca terhadap artikel Anda. Abstrak berisi seluruh komponen artikel
secara ringkas (pendahuluan, metode, hasil, diskusi dan kesimpulan).
Abstrak dibuat terstruktur dengan sub bagian dengan ketentuan sub bagian
dicetak tebal dan dibubuhi tanda titik dua sebelum kata selanjutnya. Abstrak
ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan panjang abstrak
tidak lebih dari 250 kata (dan tidak menuliskan kutipan pustaka. Dilengkapi
dengan kata kunci sebanyak maksimal 3-5 kata benda yang ditulis dari
umum ke khusus. Abstrak Bahasa Inggris dan keyword ditulis italic
(dimiringkan). Abstrak Bahasa Indonesia dan kata kunci ditulis tegak.
Kalimat pertama menyampaikan kontribusi penulis terhadap literatur dan
menjelaskan perbedaan penelitian/telaah yang dilakukan dibanding dengan
artikel lain yang sudah ada. Jelaskan mengapa penelitian dilakukan,
bagaimana cara melakukannya, seberapa signifikan kontribusi dari
penelitian tersebut, dan hal apa saja yang bisa dikembangkan setelah
penelitian berakhir.
3.1 Judul Isi Hasil (Titlecase, Left, Bold, Font Arial 10)
Judul dan subjudul yang muncul dalam bab ini dituliskan dengan
nomor bertingkat seperti contoh ini.
A + B3 + CO2 = X2 (1)
Penulisan gambar:
Terletak dibawah gambar, dengan Bold pada tulisan gambar.
Penomoran gambar menggunakan angka Arab,
Penulisan Gambar
Judul gambar ditulis dibawah gambar. Contoh:
Terjemahan
Nama penulis (dibalik). Judul buku hasil terjemahan (italic).
Penerjemah Nama penerjemah. Tempat terbit: Penerbit, Tahun
terbit. Terjemahan dari Judul buku yang diterjemah (italic), Tahun
terbit buku yang diterjemah.
Contoh:
Foucault, Michel. The Archaeology of Knowledge. Penerjemah A.
M. Sheridan Smith. London: Tavistock Publications, 1972.
Terjemahan dari L'Archologie du savoir, 1969.
2. SERIAL
Artikel jurnal dengan volume dan edisi
Nama penulis (dibalik). Judul artikel. Nama jurnal (italic).
Volume:Edisi (tahun terbit): halaman
Contoh:
Dabundo, Laura. The Voice of the Mute: Wordsworth and the
Ideology of Romantic Silences. Christiantity and Literature
43:1(1995): 21-35.
3. PUBLIKASI ELEKTRONIK
Buku Online
Nama penulis (dibalik). Judul buku (italic). Editor Nama editor.
Tahun terbit buku. Tanggal dan tahun akses <link online buku>
Contoh:
Austen, Jane. Pride and Prejudice. Editor Henry Churchyard. 1996. 10
September 1998
<http://www.pemberley.com/janeinfo/prideprej.html>.
Artikel di website
judul artikel. Nama website (italic). Tahun terbit artikel. Tanggal
dan tahun akses. <link online artikel>
Contoh:
Using Modern Language Association (MLA) Format. Purdue Online
Writing Lab. 2003. Purdue University. 6 Februari 2003.
<http://owl.english.purdue. edu/handouts/research/r_mla.html>.
Publikasi lembaga
Nama lembaga. Judul artikel (italic). Oleh nama pemulis 1, nama
penulis 2, dan seterusnya. Tanggal publikasi. Tanggal dan tahun
akses <link online artikel>
Contoh:
United States. Dept. of Justice. Natl. Inst. Of Justice. Prosecuting
Gangs: A National Assessment. By Claire Johnson, Barbara Webster,
dan Edward Connors. Feb 1996. 29 June 1998
<http://www.ncjrs.org/txtfiles/pgang.txt.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI) volume 5 nomor 1. JIMKI merupakan
salah satu jurnal yang tergabung dalam Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan (BIMKES)
yang merupakan pioner berkala ilmiah elektronik mahasiswa di Indonesia yang
diselenggarakan oleh tujuh organisasi mahasiswa (Ormawa) kesehatan, salah satunya
mahasiswa kedokteran.
Pernerbitan jurnal ini terlaksana atas kerjasama antara JIMKI, Badan Analisis dan
Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
(BAPIN-ISMKI) dan BIMKES. Dengan peningkatan jumlah artikel yang masuk saat call
for paper JIMKI serta melalui pemilihan mitra bestari yang profesional dan ahli
dibidangnya, setiap artikel yang diterbitkan dalam JIMKI diharapkan memiliki peningkatan
mutu ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kontennya, sehingga kami pengurus
berharap dalam waktu yang dekat JIMKI dapat memperoleh akreditasi dari DIKTI.
Penghargaan sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Pemimpin Redaksi,
Penyunting Pelaksana, tim Humas dan Promosi, serta tim Tata Letak yang telah bekerja
keras untuk dapat menyelesaikan proses penerbitan jurnal ini. Selain itu saya juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada para author yang telah mempercayai JIMKI sebagai
media untuk mempublikasikan karyanya. Semoga artikel yang dimuat JIMKI dapat
memberikan manfaat bagi dunia kesehatan dan masyarakat. Maka dari itu, mari kita
tingkatkan produktivitas kita sebagai mahasiswa kedokteran melalui penulisan artikel
ilmiah agar ilmu yang kita miliki bisa tersebarluas dan tersampaikan pada khalayak ramai.
Warm regards,
Vera Amalia Lestari
Semarang
ABSTRAK
ABSTRACT
2. PEMBAHASAN
2.1 Anatomi kompartemen
Kompartemen osteofasial merupakan
ruangan yang terdiri dari suatu kumpulan
otot, saraf, dan pembuluh darah yang
terletak di esktremitas.[1,6,7,8] Berdasarkan
letaknya, kompartemen osteofasial dibagi
menjadi: Gambar 1. Anatomi Kompartemen arm,
1. Anggota gerak atas forearm, hand, thigh, leg
a. Arm atau lengan atas, terdiri dari
dua kompartemen yaitu anterior
(A. Brachialis, N. Tabel 1. Anatomi Kompartemen
Musculocutaneous, M. Biceps Regio Kompartemen
Brachii, M. Brachialis) dan anatomi
posterior (N. Radialis, M. Triceps Arm Anterior, Posterior
Brachii) Forearm Volar, Dorsal, Lateral
b. Forearm atau lengan bawah, Hand Hypothenar, Thenar,
terdiri dari tiga kompartemen yaitu
Adductor Pollicis, Dorsal
volar (M. Flexor Carpi Ulnaris, M. Interosseous (4), Palmar
Palmaris Longus, M. Flexor Interosseous (4)
Digitorum Superficialis, M. Flexor Thigh Anterior, Posterior
Digitorum Superficialis, M. Flexor Leg Anterior, Lateral, Posterior
Carpi Radialis, M. Pronator Teres, (superficial and deep)
N. Median, N. Ulnar, M. Flexor Foot Medial (Abductor Hallucis,
Digitorum Profundus, M. Palmaris
Flexor Hallucis Brevis),
Longus, M. Flexor Pollicis Longus, Lateral (Abductor Digiti
M. Pronator Quadratus, N.
Minimi, Flexor Digiti Minimi
Anterior Interosseous), dorsal (M.
2.2.5 Diagnosis
Pada keadaan normal, nilai ICP
adalah 10 mmHg. Beberapa teknik
pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur ICP adalah solid state
transducer intracompartmental catheter
Gambar 2. The vicious cycle of (STIC), needle manometer, near infrared
Volkmann's ischemia spectroscopy (NIRS).[1,2,8,13,14,15] STIC
merupakan alat pengukur ICP yang terdiri
Teori lain yaitu Whiteside theory dari kotak perekam dengan menggunakan
menyebutkan bahwa ACS terjadi apabila baterai, satu set jarum suntik berisikan
tekanan perfusi otot atau muscle perfusion normal saline dan alat pengukur tekanan.
pressure (MPP) lebih dari 30 mmHg. Cara Prosedur pemeriksaan teknik ini adalah
menghitung MPP adalah dengan dengan menusukkan jarum suntik ke
menghitung tekanan darah diastolik lalu dalam kompartemen otot hingga ke fasia,
dikurangi dengan ICP.[2,8] lalu menginjeksikan normal saline
sebanyak 1-2 cm3 ke dalamnya.
MPP = DBP ICP
*) MPP (Muscle Perfusion Pressure), DBP
(Diastolic Blood Pressure), ICP
(Intracompartmental Pressure )
ABSTRAK
ABSTRACT
Introduction : Dengue infection is a health problem that still becomes the global concern,
which the incidence of mortality occurs commonly due to Dengue Shock Syndrome
(DSS), a last stage and most of the life-threatening dengue infection. The main principle
in the treatment of DHF/DSS is supportive therapy by the replacement of fluid and there
is no specific treatment until now.
Case Illustration : A girl, 14 years old, came to Sanglah Hospital on April 13 2016 at
15.58 WITA with fever since + 4 days before entering the hospital. The fever was high at
first suddenly and could be decreased with febrifuge, but rose again. There was a history
of nausea (+), vomiting (-), bleeding (-), menstruation periods (-), cough (-), cold (-),
shortness of breath (-), urination (+), and defecation (-). Before being taken to Sanglah
Hospital, the patient was treated at the Kasih Ibu hospital and was diagnosed with DSS.
Discussion : The patient had a high fever for 2-7 days, there were hematuria and shock
which were characterized by tachycardia (118x/min), rapid breathing frequency (29x/min),
and hypotension (80/50 mmHg). Routine blood tests was conducted and increased
hematocrit (46.05%) and thrombocytopenia were found. Supportive therapy was done
through the provision of O2 via nasal and crystalloid fluid administration by Ringer Lactate
(RL). Paracetamol 500 mg was given every 6 hours and as well as ranitidine to deal with
ABSTRAK
Pendahuluan: Dengue merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi
beban kesehatan di dunia. Vaksin live attenuated chimeric yellow fever dengue-
tetravalent dengue (CYD-TDV) telah melalui uji klinis fase III dan mulai dipergunakan
sebagai vaksin dengue di beberapa negara. Namun, uji klinis fase III menunjukkan
adanya peningkatan angka rawat inap pada anak usia 2-9 tahun yang diberikan CYD-
TDV, sehingga vaksin ini hanya bisa digunakan pada anak berusia di atas 9 tahun. Hal
ini diduga karena adanya mekanisme antibody-dependent enhancement (ADE) yang
melibatkan antibodi precursor membrane protein (prM).
Pembahasan: Berdasarkan kajian pustaka, risiko ADE dapat diminimalisasi dengan
menurunkan ekspresi prM pada CYD-TDV. Insersi sekuens basa nitrogen virus Japanese
Encephalitis pengode 13 asam amino di bagian proksimal dari lokasi fragmentasi prM
dan dilanjutkan dengan kultur menggunakan medium furin overexpressed 239-T cells
secara in vitro berpotensi menurunkan kuantitas prM. Apabila ekspresi prM rendah, maka
induksi antibodi prM dapat diturunkan dan mengurangi terjadinya mekanisme ADE.
Kesimpulan: Vaksin live attenuated chimeric japanese encephalitis yellow fever dengue
tetravalent dengue yang diproduksi dengan medium kultur furin overexpressed 293-T
cells berpotensi dapat menurunkan ekspresi prM sehingga risiko ADE dapat
diminimalisasi dan aman untuk anak-anak di bawah usia 9 tahun.
Kata Kunci: dengue, live attenuated chimeric japanese encephalitis yellow fever dengue
tetravalent dengue, Antibody Dependent Enhancement, fragmentasi prM
ABSTRACT
Introduction: Dengue is one of infectious diseases which becomes global health burden.
Live attenuated chimeric yellow fever dengue-tetravalent dengue vaccine (CYD-TDV) is
the most advanced vaccine which has been licensed. Unfortunately, there is significant
increase of hospitalization among children aged 2-9 years old who was given CYD-TDV.
This might be caused by antibody-dependent enhancement (ADE) mechanism which
involve precursor membrane protein (prM) antibody.
Discussion: Risk of ADE can be minimized by reducing prM expression in CYD-TDV.
Insertion of nitrogen base sequence of Japanese Encephalitis virus which encodes 13
amino acids near the site of prM fragmentation by furin then produced in furin
overexpressed 239-T culture cell is proven to reduce prM level in vitro. Lowering prM
expression results in decrease induction of antibody prM and minimize the risk of ADE.
Conclusion: Live attenuated chimeric japanese encephalitis yellow fever dengue
tetravalent dengue vaccine produced in furin overexpressed 293-T cells could be a
Keyword: dengue, live attenuated chimeric japanese encephalitis yellow fever dengue
tetravalent dengue, Antibody Dependent Enhancement, prM cleavage
5. DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pendahuluan: DM tipe 1 ditandai dengan adanya kerusakan sel pankreas dan tidak
adanya sel pancreas akibat proses autoimun sehingga tubuh gagal produksi insulin dan
menyebabkan pasien DM tipe 1 harus disuntik setiap hari selama hidupnya denganm
kontrol glukosa darah setiap hari. Pengobatan konvensional tersebut hanya meringankan
atau menunda perkembangan DM tipe 1 tetapi tidak mengatasi akar masalah penyakit
tersebut, yaitu kerusakan dan kurangnya jumlah sel pankreas pada pasien diabetes
tipe 1 yang menyebabkan keadaan hiperglikemia. Maka dari itu diperlukan suatu terapi
alternatif lain yang lebih baik agar permasalahan tersebut mampu diatasi. Seiring
pesatnya penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa potensi penggunaan hUCB
stem Cells ini dapat menjadi terapi alternatif menjanjikan dalam pengobatan DM tipe 1
pada anak.
Pembahasan: Potensi hUCB stem sel dalam pengobatan DM tipe 1 adalah adanya
ekspresi penanda progenitor endokrin pankreas pada hUCB stem sel yang
memungkinkan hUCB dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel pankreas. Beberapa
progenitor endokrin pankreas yang terdapat pada hUCB stem sel adalah neurogenin-3
(ngn-3), Pax-4 dan juga Isl-1 yang berperan penting dalam diferensiasi sel- pankreas.
Beberapa penelitian analisis hasil tranplantasi hUCB dalam pengobatan diabetes melitus
tipe 1 menunjukan adanya penurunan dosis insulin dan kontrol gula darah yang stabil
setelah dilakukan transplantasi. Prosedur klinis hUCB stem sel meliputi proses
pengambilan, penyimpanan dan transplantasi. Prospek penggunaan hUCB stem sel
dapat dilakukan di Indonesia.
Simpulan: Human Umbilical Cord Blood (hUCB) Stem Cells memiliki potensi sebagai
terapi alternatif yang menjanjikan dalam pengobatan diabetes melitus tipe 1.
ABSTRACT
25
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Conclusion: Human Umbilical Cord Blood (hUCB) Stem Cells is a potential candidate of
alternative therapy in diabetes melitus type 1.
26
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
melimpah diantara stem sel lainnya. Sifat hUCB. Oleh karena itu, manipulasi lebih
dari stem cell yang berasal dari tali pusat lanjut dilakukan in vitro atau in vivo
ini adalah multipotent stem cell yang dapat sehingga dapat mengakibatkan diferensiasi
berkembang menjadi sel-sel organ tubuh manusia sel menjadi sel pankreas.[17]
seperti sel saraf, sel otot, dan sel darah
merah. hUCB stem cells dapat berpotensi
dijadikan terapi untuk penyakit diabetes
melitus tipe 1 karena kemampuannya yang
multipoten dan selain itu memiliki
progenitor genetik pankreas sehingga
mampu berdiferensisasi menjadi sel-sel
pankreas yang berguna untuk mengobati
penyakit diabetes. Selain itu, hUCB Stem
Cells dapat diperoleh secara mudah pada
tali pusat dan tidak menimbulkan masalah
etik dan pengambilan hUCB Stem Cells
pada tali pusat tidak menimbulkan
kerusakan sama sekali karena tali pusat tidak
dibutuhkan lagi oleh bayi sejak dilahirkan dan
selama ini tali pusat hanya sebagai limbah rumah
sakit yang tidak dimanfaatkan.. Dari beberapa
kelebihan yang dimiliki oleh hUCB Stem Cells
,maka aplikasi penggunaan hUCB Stem
Cells ini dapat menjadi salah satu kandidat
terapi alternatif yang menjanjikan dalam
pengobatan diabetes melitus tipe 1.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
karya tulis ilmiah mengenai potensi hUCB
Stem Cells dalam pengobatan diabetes
melitus tipe 1 ini disusun dengan harapan
mampu memberikan solusi akan
permasalahan diabetes melitus tipe 1 di
Indonesia.[6,7]
2. PEMBAHASAN
2.1 Potensi Human Umbilical Cord
Blood (hUCB) Stem Cells dalam
Pengobatan DM tipe 1 pada Anak
Sehubungan dengan aplikasi
hUCB stem cells untuk pengobatan
diabetes, pengamatan bahwa hUCB stem
cells berisi progenitor pankreas yang Gambar 1. Diferensiasi progenitor
memiliki potensi untuk dapat berkembang endokrin pankreas menjadi sel-
menjadi sel yang memproduksi insulin pankreas.[17]
sangat berperan penting. Sampai saat ini,
satu studi yang dilakukan oleh
Pessina dan rekan-rekan telah
menyelidiki adanya ekspresi penanda
progenitor endokrin pankreas pada hUCB
stem cells. Mereka menemukan bahwa
hUCB stem cells memiliki penanda
progenitor endokrin pankreas seperti
neurogenin-3 (ngn-3), Pax-4 dan juga Isl-1
yang dianggap penting bagi terjadinya
diferensiasi sel- pankreas.[17]
Prekursor endokrin pankreas memiliki
fenotip yang sama dengan stem sel hati
dan saraf, yang juga dihasilkan dari sel
27
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Mekanisme hUCB stem cells setelah Para peneliti di University of
ditransplantasikan ke dalam tubuh yaitu: Florida telah mempelajari efek dari
(1) sel induk akan pindah ke jaringan penggunaan Hucb dalam pengobatan
pankreas yang rusak untuk diabetes melitus tipe 1 dimana
mempromosikan regenerasi sel- subyeknya adalah 23 orang anak yang
pankreas; (2) sel induk yang berusia di atas 1 yang memiliki tipe 1
ditransplantasikan ke dalam tubuh akan Diabetes yang menyimpan darah tali
menghancurkan jaringan imunologi yang pusat mereka sendiri sejak lahir di bank
rusak dan membangun kembali jaringan darah tali pusat. Hasil sementara untuk
imunologi baru dan memperbaiki 6 bulan pertama setelah menerima sel
pankreas yang rusak; (3) setelah sel induk darah tali pusat mereka sendiri
induk pindah ke pankreas, mereka dapat menunjukkan bahwa anak-anak
berdiferensiasi menjadi sel endotel yang diperlukan dosis insulin lebih rendah
dapat menstimulasi proliferasi dari sel-sel setiap hari dan kadar gula darah mereka
prekursor pankreas sehingga bisa yang lebih terkontrol. Sel-sel induk juga
berdiferensiasi menjadi sel yang dapat memiliki dampak yang menguntungkan
menghasilkan insulin. Pada kondisi ini, pada sistem kekebalan tubuh mereka.
sel-sel pankreas endogen akan Selain itu penelitian di China dimana
meningkat. Sel induk akan meningkatkan juga dilakukan tranplantasi hUCB stem
diferensiasi sel-sel pulau kecil dan cells untuk pengobatan pasien diabetes
menghasilkan sel islet lebih banyak untuk tipe 1, menunjukan adanya penurunan
mengurangi gula darah; dan (4) Sel induk dosis insulin dan kontrol gula darah
mampu meningkatkan imunitas, yang stabil setelah dilakukannya
mengatur lingkungan internal, transplantasi.[17,18]
mengurangi resistensi insulin, Menurut National Marrow Donor
meningkatkan kepekaan terhadap Program (NMDP) USA, sampai saat ini
insulin, meningkatkan parakrin insulin stem cell yang terkandung di darah tali
dan mempromosikan perbaikan pusat, sudah bisa mengobati 72
insulin.[16,17] penyakit seperti diantaranya adalah
Gambar 2. Human Umbilical Cord Blood yang memiliki progenitor endokrin pankreas
memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel- pankreas.[17]
28
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
diabetes. Selain itu darah tali pusat mendaftarkan diri ke bank tali pusat
digunakan untuk mengobati berbagai sebelumnya. Kemudian setelah
kelainan darah seperti thalasemia, menandatangani kontrak, akan dibekali
kelainan metabolisme turunan, kit pengambilan darah yang berisi
defisiensi kekebalan tubuh, jantung, dan kantong darah, tabung untuk
saraf. Keistimewaan dari pemanfaatkan menyimpan darah ibu, dan alat untuk
stem cell tersebut adalah tidak hanya mengambil darah. Selanjutnya darah tali
untuk pemiliknya saja, tetapi juga bisa pusat diambil setelah tali pusat dipotong
digunakan oleh saudara kandung dan dan diekstraksi dari ujung tali pusat
orang tua, asalkan mempunyai plasenta. Jumlah yang diambil
kecocokan dalam struktur gen dan bervariasi, antara 50-100 mL, dengan
golongan darah tingkat kecocokan asumsi dalam 50-65 mL terdapat lebih
darah tali pusat akan berbeda untuk dari 800 juta stem sel. Pada saat
setiap anggota keluarga. Darah tali pengambilan darah tali pusat ada resiko
pusat seorang bayi, memiliki tingkat kontaminasi jamur dan bakteri yang
kecocokan 50%-75% jika digunakan berasal dari vagina, urine, feces, udara
oleh saudara kandungnya. Sementara dan sumber lain. Agar dapat digunakan
tingkat kecocokannya hanya 25%-50% untuk pencakokan di masa depan,
jika digunakan oleh orang tuanya. darah tali pusat harus bebas dari bakteri
Dengan demikian, aplikasi penggunaan dan jamur. Oleh sebab itu resiko
human umbilical cord blood cells dapat kontaminasi pada saat pengambilan dan
dijadikan sebagai salah satu terapi pemprosesan harus di minimalkan.[19]
alternatif yang paling menjanjikan untuk Saat ini ada 2 metode pada
pengobatan diabetes melitus tipe 1.[21] pengambilan darah tali pusat yaitu
dengan menggunakan kantung darah
2.2 Prosedur klinis Human Umbilical (sistem tertutup) dan jarum suntik
Cord Blood (hUCB) Stem Cells (sistem terbuka). Tidak ada perbedaan
dalam Pengobatan Diabetes dalam volume darah yang di dapat
Melitus Tipe 1. dalam 2 metode ini, tetapi resiko
Prosedur klinis pertama dalam kontaminasinya sangat berbeda.
penggunaan hUCB Stem Cells untuk Penelitian menunjukkan pengambilan
pengobatan diabetes melitus tipe 1 dengan jarum suntik mempunyai resiko
adalah melakukan penyimpanan darah kontaminasi sebesar 12,5% sedangkan
tali pusat di bank tali pusat. Prosedur ini dengan kantung darah mempunyai
dilakukan saat kehamilan berlangsung resiko terkontaminasinya sebesar 3,3% .
dimana orang tua pasien sudah harus Untuk mencegah terjadinya pembekuan
29
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
pada darah tali pusat, anti koagulan system terbuka, sel induk harus di ambil
harus di tambahkan sewaktu dari tabung, di cairkan kemudian di
pengambilan. Untuk kantung darah, anti masukkan lagi ke jarum suntik untuk
koagulan yang di gunakan berupa kemudian di transfusikan ke vena
larutan garam dan gula, sehingga tidak penderita. Hal ini menimbulkan resiko
ada pengaruh terhadap tes HLA. Resiko terkontaminasi yang lebih besar.
pencemaran dengan metode kantung Sebaliknya, sel induk darah tali pusat
darah dapat di perkecil sampai kurang yang di simpan dengan system tertutup
dari 1% dengan metode yang benar, atau kantung, dapat di pergunakan
antara lain dengan dibersihkannya tali dengan alat tranfusi yang tertutup.
pusat dengan Iodine sebelum Dengan metode tertutup (kantung)
pengambilan. Stem sel tambahan resiko pencemaran dan tertukarnya
dikoleksi dari plasenta melalui proses di darah pada waktu proses pengambilan,
bank. Setelah petugas dari bank stem pemrosesan, penyimpanan dan
sel mengambil darah tali pusat dari transplantasi dapat di kurangi.[19,21]
ujung tali pusat plasenta, plasenta
dibawa ke laboratorium stem sel 2.3 Prospek Human Umbilical Cord
diproses untuk mendapatkan stem sel Blood (hUCB) Stem Sel dalam
tambahan.[18,19] Pengobatan Diabetes Melitus
Guna memastikan ada cukup Tipe 1 di Indonesia.
sel untuk transplantasi, jumlah darah Melihat banyaknya manfaat
yang diambil dari tali pusat minimal 75 yang bisa di dapat dari sel induk darah
mL. Setelah pengambilan, darah tali tali pusat, maka sekarang ini aplikasi
pusat dibawa ke laboratorium, diproses, penggunaan hUCB Stem Cells dalam
dan disimpan dalam bentuk cryo atau terapi pengobatan penyakit salah
beku. Kemudian, unit darah tali pusat satunya diabetes melitus tipe 1 semakin
pelan-pelan didinginkan sampai -90 meningkat. Dengan meningkatnya
derajat Celcius lalu dimasukan ke tank aplikasi hUCB Stem Cells untuk terapi
nitrogen cair yang akan menjaga unit tali pengobatan maka diperlukan bank
pusat beku pada suhu -196C. Sewaktu darah tali pusat yang berfungsi untuk
di simpan pada nitrogen cair bersuhu- mengatur pengambilan, pengiriman, dan
196C secara cryorgenic, sel induk tidak pemrosesan darah tali pusat dengan
memiliki masa kadaluarsa. Artinya sel segera. Saat ini sudah banyak negara
induk dapat disimpan selamanya. Untuk yang memiliki bank darah tali pusat.
menjamin kelangsungan hidup sel Setelah sekian lama dinanti, akhirnya
induk, pendinginan dilakukan secara Indonesia memiliki bank darah tali pusat
bertahap dengan menggunakan sendiri. Bank penyimpanan darah tali
Controlled Rate Freezer dengan pusat pertama di Indonesia diresmikan
menggunakan kantung, resiko bocornya oleh Menteri Kesehatan RI periode
nitrogen ke tempat penyimpanan 2004-2009, Siti Fadilah Supari pada
(misalnya terjadi pada tabung) dapat tanggal 14 Oktober 2006. Bank ini
dihilangkan. Proses pembekuan yang beroperasi di Indonesia atas kerja sama
lambat diperlukan untuk menjaga sel PT. Kalbe Farma dan PT. CordLife,
tetap hidup selama proses pembekuan. perusahaan Singapura yang bergerak di
Sebelum darah disimpan, perlu penyimpanan darah tali pusat. Bank ini
dilakukan test viral, meliputi tes HIV dan berdiri karena permintaan masyarakat
hepatitis B dan C dan typing jaringan Indonesia untuk menyimpan darah tali
(untuk menentukan tipe HLA/ Human pusat bayinya semakin banyak. Dengan
Leukocyte antigen). Selama proses adanya kehadiran bank darah tali pusat
penyimpanan itu dilakukan pemantauan di Indonesia memenuhi harapan banyak
secara periodik agar kualitas stem sel kalangan yang peduli akan masa depan
yang disimpan tetap terjamin hingga kesehatan anak-anak mereka terutama
saatnya digunakan.[19,21] pada penderita DM tipe 1.[20,22,23]
Pada saat transplantasi, sel Dilihat dari segi dana untuk
induk darah tali pusat di cairkan terlebih pengambilan dan penyimpanan darah
dahulu dan di transfusikan melalui vena tali pusat di bank darah tali pusat
pasien diabetes tipe 1. Darah tali pusat memang membutuhkan biaya extra.
yang di ambil dan di proses melalui Namun ini bukanlah sebuah hal sia-sia,
30
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
melainkan simpanan yang sangat tetapi teknologi ini masih baru maka
berharga dan berguna untuk masa masih belum banyak tersedia tenaga
depan. Karena akan selalu ada ahli yang memadai sehingga dapat
kemungkinan berbagai penyakit datang menjadi kendala dalam aplikasinya.
tidak terduga dan membutuhkan Oleh karena itu perlu dilakukan
transplasi darah tali pusat untuk sosialisasi mengenai potensi, prosedur
menolongnya. Biaya untuk pengambilan dan prospek terapi hUCB stem cells
darah, pemrosesan, dan penyimpanan dalam pengobatan DM Tipe 1 ini
tahun pertama di bank darah tali pusat terutama kepada praktisi kesehatan dan
Indonesia yaitu Rp. 9.000.000,00. klinisi laboratorium sehingga semakin
Sedangkan untuk penyimpanan tahun banyak tenaga ahli yang terlatih yang
berikutnya, tarif yang ditetapkan adalah dapat mendukung aplikasi teknologi
Rp.1.250.000,00 per tahunnya. Menurut kesehatan ini di Indonesia pada masa
CEO Group CordLife, Steven Fang, mendatang.
harga tersebut lebih murah
dibandingkan dengan menyimpan di luar 3. KESIMPULAN
negeri karena tidak termasuk dana Berdasarkan rumusan masalah,
pengiriman. Di Singapura, untuk proses kajian teori, dan pembahasan yang
awal dibebankan biaya 2.000 dolar dilakukan, maka kesimpulan yang dapat
Singapura dan 250 dolar Singapura per dikemukakan yaitu sebagai berikut:
tahun untuk penyimpanan tahun 1. Human Umbilical Cord Blood (hUCB)
selanjutnya. (info kurs 1 dolar singapura Stem Sel memiliki potensi dan dapat
per 13 April 2010 = Rp.6.500,00). dijadikan sebagai terapi alternatif yang
Kapasitas penyimpanan bank ini menjanjikan dalam pengobatan diabetes
terbatas hanya untuk 30.000 unit darah melitus tipe 1.
tali pusat dengan kapasitas masing- 2. Prosedur klinis Human Umbilical Cord
masing 22,5 mililiter per unit. Blood (hUCB) Stem Sel dalam
Kelemahan tingginya biaya tersebut pengobatan diabetes melitus tipe 1
maka dimungkinkan kalangan yang meliputi proses pengumpulan,
hanya dapat menyimpan darah tali penyimpanan dan transplantasi stem sel
pusatnya di bank darah tali pusat hanya darah pusat.
untuk kalangan yang mampu saja, 3.Prospek penggunaan Human
sehingga hanya kalangan terbatas tak Umbilical Cord Blood (hUCB) Stem Sel
mampu untuk memanfaatkan aplikasi dalam pengobatan diabetes melitus tipe
penggunaan stem sel darah tali pusat ini 1 dapat dilakukan di Indonesia dilihat
untuk pengobatan.[19,20,21] dari segi etika, dana dan ketersediaan
Dilihat dari segi etik bahwa bank darah tapi pusat.
aplikasi penggunaan Human Umbilical
Cord Blood (hUCB) Stem Sel sebagai 4. SARAN
terapi pengobatan salah satunya adalah Perlu dilakukan penelitian lebih
diabetes melitus tipe 1 tidak lanjut mengenai analisis hasil terapi
bertentangan dan sangat mungkin hUCB stem sel dalam pengobatan
dilakukan di Indonesia karena stem sel diabetes tipe 1 di Indonesia. Selain itu,
darah tali ini diambil dari tali pusat bayi perlu juga dilakukan sosialisasi
baru lahir yang biasanya terbuang dan mengenai potensi, prosedur klinis dan
tidak digunakan berbeda dengan prospek terapi hUCB stem sel dalam
Embryonic stem cells dimana aplikasi pengobatan diabetes tipe 1 kepada
penggunaan stem sel tersebut sangat praktisi kesehatan, klinisi laboratorium,
bertentangan dengan etika karena dan masyarakat di Indonesia.
embrio dianggap sebagai kehidupan
baru yang harus dihormati sehingga DAFTAR PUSTAKA
penggunaan embrio untuk stem cells 1. Sarah Liar, Gojka, Anders, Richard.
dapat disamakan dengan tindakan Global Prevalence Diabetic.
membunuh dan aborsi.[25] Berdasarkan American Diabetes Association.
beberapa hal diatas, maka prospek 3 Maret 2014.
penggunaan hUCB stem cells dalam <http://www.who.int/diabetes>
pengobatan diabetes melitus tipe 1 2. Michael, Clark. Estimates of The
dapat dilakukan di Indonesia. Akan Global and Region Burden of
31
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Diabetes. 3 Maret 2014. potensi pengembangannya. PB IDI
<http://www.worlddiabetesfoundatio Jakarta, 2008. 1-12.
n.org> 16. Michael, Hilla, Clive, Todd.
3. Paul Zimmet, Clive Cockram. The Autologous Umbilical Cord Blood
Epidemiology and Management of Infusion for type 1 Diabetes.
Diabetes Mellitus in Indonesia. 2 Departemen Pediatric University
Maret 2014. Florida. 36 (6) (2008) : 710-715.
<http://www.hkmj.org/article> 17. Koblas Tomas, Harman S, Saudek
4. Wilson. Stem Cells and Diabetes. Frantisek. Application of Umbilical
The National Intitute of Health Cord Blood Cells in the Treatment of
Source for Stem Cells Research. Diabetes Melitus. The Review of
2009. 2 Maret 2014. Diabetic Studies, 2 (4) (2010): 228-
<http://www.nihl.com> 234. [10 Februari 2011].
5. Couri, Voltarelli. Potencial Role of 18. Stem Cells Tranplant. Advantages
Stem Cell Therapy in Type 1 of Cord Blood Stem Cells.
Diabetes Melitus. Departemen of Shijiazhuang Hospital. 2012. 3
Clinical Medicine University of Sao Maret 2014
Paulo. 2012. 2 maet 2014. <http://www.shijiazhuangh.com >
<http://www.usv.com> 19. Cord Blood Cells May Offer the
6. Sardjono CT. Sel punca (stem cell)- Potential for Future Treatments.
sel unik anugerah alam. CDK, 2008. Cord Blood Banking USA. 2009. 3
35:32-5. Maret 2014.
7. Feinberg. Placental Stem Cells-The <http://www.cordbloodbanking.com>
Important Role of the Placenta. 20. David Bleich. Umbilical Cord Blood
2008. 21 Maret 2014 and Type 1 Diabetes: A road a head
<http://www.isci.com> ordead end. American Diabetes
8. Guyton C Arthur, Hall E John. Buku Association. 3 Maret 2014.
Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. <http://www.diabetescare.com>
Jakarta EGC, 2006. 1010-1011. 21. Dessy F. Makalah Trend & Issue
9. Price A Slyvia, Wilson M Lorraine. Maternal Dan Neonatal Materi Bank
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Darah Tali Pusat.STIKIM, 2013.
proses Penyakit. Ed 6. Jakarta: 22. Indonesia akan memiliki bank tali
EGC, 2006. 1259-1260. pusat. Gizinet. 3 Maret 2014.
10. Robbins, Kumar, Cotran. Buku Ajar <http://www.gizi.net>
Patologi. Ed 7. Vol 2. Jakarta: EGC, 23. David Priyatna. Cordlife Indonesia
2004. 719. secara resmi beroperasi
11. Sudoyo W.Aru, Setiyohadi menggandeng PT Kalbe Farma
Bambang, Alwi Idrus. Buku Ajar Ilmu Tbk. 3 Maret 2014. <
Penyakit Dalam. Ed 5. Jilid III. http://www.henlia.com>
Jakarta: Interna Publishing, 2009. 24. Diresmikan, penyimpan darah tali
1873-83. pusat. Lampung Post. 3 Maret
12. WHO. Definition, Diagnosis and 2014.
Classification of Diabetes Melitus <http://www.lampungpost.com>
and its Complication. World Health 25. Novi, Ratna, Agung. Penggunaan
Organization Department of Non- Stem Sel untuk Keperluan Medis.
Communicable Disease Bioetika Stem Sel. 3 Maret 2014.
Surveilance. Geneva. 2008. <http://sarafolia.com>
13. Halim D, Harry M, Ferry S, Arief B,
Tono D, Boenjamin S. Stem cell
dasar teori & aplikasi klinis. Jakarta:
Erlangga, 2011.
14. Setiawan N. Aplikasi terapeutik sel
stem embrionik pada berbagai
penyakit degeneratif. CDK, 2009.
153: 5-8.
15. Aulia A. Aspek Dasar sel punca
embrionik (embyonic stem cells) dan
32
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Tinjauan DEFISIENSI FOLIKULIN: PENCEGAHAN
INFARK MIOKARD
Pustaka MELALUI BROWNING ADIPOSIT
Ivana Beatrice Alberta1, Anna Listiana1,
Anastasia Christina Soebadiono1
1
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
ABSTRAK
Kata Kunci : folliculin, FLCN, AMPK, PGC-1, ERR, myocardial infarction, fat, browning
fat
ABSTRACT
33
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
results in increase in fat oxidation and inhibition of anabolism adipocyteF, further reducing
the risk of atherosclerosis and MI.
Conclusion: Folliculin deficiency may increase catabolism and inhibit anabolism of
adipocyte so as to reduce the risk of atherosclerosis and prevent the occurrence of
myocardial infarction.
Keywords: folliculin, FLCN, AMPK, PGC-1, ERR, myocardial infarction, fat, fat
browning
34
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
publikasi artikel ilmiah dalam kurun metalloprotein (MMP) yang dapat
waktu 5 tahun terakhir, membahas mendegradasi kolagen yang merupakan
mengenai judul yang diangkat, tersedia penunjang struktural pada plak. Saat
dalam bentuk pdf, full text, dan bahasa perubahan ini terjadi, plak yang awalnya
Inggris. Selanjutnya dilakukan kuat menjadi lemah secara struktural
penyaringan dengan menghilangkan atau disebut sebagai vulnerable
duplikasi dan pemilihan artikel ilmiah plaque yang dapat dengan mudah
berdasarkan judul, abstrak, dan isi; lalu mengalami APC.[1]
analisis dan sintesis dibuat dari hasil MI memiliki 2 macam morfologi
pembahasan artikel ilmiah yang didapat. yaitu transmural infarction dan
subendocardial infarction. Transmural
3. HASIL DAN PEMBAHASAN infarction adalah keadaan kerusakan
APC adalah suatu perubahan otot jantung yang menyeluruh setebal
akut yang terjadi para lesi dinding miokardium. Sedangkan,
atherosklerosis akibat kurangnya subendocardial infarction adalah
kekuatan cap aterosklerosis. Perubahan keadaan kerusakan otot jantung yang
ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh hanya setebal sepertiga hingga
darah, pembentukan trombus maupun setengah dinding miokardium. Keadaan
emboli. tersebut juga sangat bergantung kepada
waktu penanganan MI, jika tidak segera
ditangani, akan memicu inflamasi dan
fibrosis yang akan menggantikan otot
jantung.[1]
Protein folikulin berperan dalam
meregulasi aktivitas sel lemak.
Penelitian biokimia di Universitas McGill
Gambar 1. Ruptur pembuluh darah (A), membuktikan bahwa dengan
emboli (B), trombus acute plaque menghilangkan gen yang memproduksi
change (C)[1] folikulin, akan muncul trigger sinyal
biomolekuler yang mengubah sel lemak
dari penyimpanan lemak untuk dibakar.
Proses ini dinamakan browning sel
lemak karena warna coklat dari sel
lemak didapatkan dari mitokondria yang
kaya akan besi. Peran utama sel lemak
coklat adalah untuk membakar energi
dan memproduksi panas yang
membantu menjaga agar suhu tubuh
tetap konstan sedangkan lemak putih
adalah simpanan energi dalam
jaringan.[9]
Adipose-specific FLCN (Adipoq-
FLCN) menghambat peningkatan
pengeluaran energi. Ablasi FLCN
berujung pada hiperaktivasi kronis 5
AMP-activated protein kinase (AMPK)
yang menstimulasi dan mengaktivasi
Gambar 2. Skema Acute Plaque dua regulator kunci dalam metabolisme
Change[1] seluler yaitu proliferator-activated
receptor (PPAR) coactivator-1
Perubahan mekanik dan (PGC-1) dan estrogen-related receptor
protease menyebabkan plak tidak dapat (ERR). AMPK bersama dengan
bertahan dari posisi awalnya. PGC-1 dan ERR memodulasi
Perubahan mekanik seperti adanya ekspresi gen metabolik untuk
turbulensi dapat menyebabkan cap dari meningkatkan biogenesis dan aktivitas
plak akan semakin tipis. Protease mitokondria. FLCN berperan kunci
berasal dari makrofag di dalam plak sebagai regulator negatif dari fungsi
yang mengeluarkan matrix mitokondria dan, dengan demikian,
35
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
secara negatif meregulasi browning dipecah sehingga risiko untuk terjadinya
adiposit.[10] PGC-1/ERR adalah atherosklerosis lebih rendah. Penurunan
regulator pusat untuk metabolisme risiko aterosklerosis ini secara otomatis
energi yang menstimulasi ekspresi akan menurunkan risiko terjadinya
global dari gen yang tergabung dalam miokard infark. Oleh karena itu,
fungsi dan biogenesis mitokondria. folliculin-deficiency dapat menjadi salah
ERR terikat pada promoter semua gen satu alternatif pencegah terjadinya
yang mengkode enzim glikolisis dan gen miokard infark.
mitokondria yang mengkode nukleus.
Selain itu, PGC-1/ERR 4. KESIMPULAN
memanfaatkan autoregulasi feedforward Protein folikulin melalui jalur
untuk meningkatkan ekspresi gen PGC-1/ERR meregulasi aktivitas sel
metabolisme dan aktivitas mitokondria. lemak. protein yang dihasilkan oleh gen
Ekspresi dan aktivitas PGC-1/ERR FLCN ini memiliki peran kunci sebagai
sangat adaptif dan dapat merespon regulator negatif fungsi mitokondria
sinyal fisiologis dan patologis yang sehingga dalam keadaan defisiensi
bervariasi. PGC-1 adalah efektor kunci folikulin akan terjadi peningkatan
kaskade yang mensinyal energi oleh katabolisme dan penghambatan
AMPK. AMPK bekerja di pusat anabolisme adiposit. Keadaan defisiensi
reprogram sel untuk adaptasi terhadap folikulin inilah yang menurunkan risiko
stres metabolik dengan meningkatkan terjadinya aterosklerosis dan secara
katabolisme dan menghambat tidak langsung menurunkan risiko
anabolisme untuk memperbaiki terjadinya miokard infark.
simpanan ATP. Selain itu, AMPK
meningkatkan reaksi katabolisme 5. KONFLIK KEPENTINGAN
seperti oksidasi lemak dan respirasi Penulis tidak memiliki konflik
seluler serta menghambat proses kepentingan dalam proses penulisan
anabolisme seperti sintesis protein dan karya tulis ini, baik secara langsung
lemak. Aktivasi AMPK menstimulasi maupun tidak langsung, baik
ekspresi PGC-1 sehingga peningkatan kepentingan materiil maupun
respirasi mitokondria karena AMPK nonmateriil, yang dapat menimbulkan
dapat terlihat dari meningkatnya PGC- bias dalam pembuatan karya.
1 di sel otot.[11]
Hal ini didukung dengan adanya DAFTAR PUSTAKA
percobaan pada tikus yang dikondisikan 1. Ischemic Heart Disease.doc -
sebagai folliculin-deficient dibandingkan 0352.pdf [Internet]. Available from:
dengan tikus normal. Pemberian diet http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/
tinggi lemak selama 14 minggu 03/MT/0352.pdf
menghasilkan peningkatan berat tikus 2. S971108005_pendahuluan.pdf
yang sangat cepat pada tikus normal [Internet]. Available from:
sedangkan tikus yang mengalami http://eprints.uns.ac.id/21509/1/S97
folliculin-deficient tetap kurus dan tidak 1108005_pendahuluan.pdf
menderita peningkatan insulin dan 3. 1103 [Internet]. Available from:
trigliserida. Selain itu, dengan mengukur http://ejournal.litbang.depkes.go.id/i
rerata konsumsi oksigen dan produksi ndex.php/BPK/article/viewFile/2182/
karbondioksida, ditemukan bahwa tikus 1103
yang mengalami folliculin-deficient 4. Myocardial Infarction [Internet].
membakar lebih banyak lemak, Available from:
memproduksi energi lebih banyak, dan http://library.med.utah.edu/WebPath
lebih dapat menoleransi suhu dingin /TUTORIAL/MYOCARD/MYOCARD
lebih baik.[9] .html
Keadaan folliculin-deficient ini 5. Atherosclerosis [Internet]. Available
juga berpengaruh terhadap metabolisme from:
lemak. Seperti yang telah dipaparkan http://www.heart.org/HEARTORG/C
bahwa terjadi peningkatan katabolisme onditions/Cholesterol/WhyCholester
yaitu reaksi oksidasi lemak, maka olMatters/Atherosclerosis_UCM_30
simpanan lemak pada keadaan ini akan 5564_Article.jsp#.V29PfqLBpf0
menurun karena banyak sel lemak yang
36
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
6. Joshi NV, Toor I, Shah ASV, obesity, metabolic disorders --
Carruthers K, Vesey AT, Alam SR, Science Daily [Internet]. Available
et al. Systemic Atherosclerotic from:
Inflammation Following Acute https://www.sciencedaily.com/releas
Myocardial Infarction: Myocardial es/2016/05/160516151615.htm
Infarction Begets Myocardial 10. Yan M, Audet-Walsh , Manteghi S,
Infarction. J Am Heart Assoc. 2015 Dufour CR, Walker B, Baba M, et al.
Sep 22;4(9):e001956. Chronic AMPK activation via loss of
7. Perdigo C, Andrade A, Monteiro J, FLCN induces functional beige
Ribeiro C. [Coronary adipose tissue through PGC-
atherosclerosis in acute myocardial 1/ERR. Genes Dev. 2016 May
infarct. Anatomic profile of diverse 1;30(9):103446.
causes of death]. Rev Port Cardiol 11. Audet-Walsh , Papadopoli DJ,
Orgo Of Soc Port Cardiol Port J Gravel S-P, Yee T, Bridon G, Caron
Cardiol Off J Port Soc Cardiol. 1992 M, et al. The PGC-1/ERR Axis
Jun;11(6):53951. Represses One-Carbon Metabolism
8. FLCN - Genetics Home Reference and Promotes Sensitivity to Anti-
[Internet]. Available from: folate Therapy in Breast Cancer.
https://ghr.nlm.nih.gov/gene/FLCN Cell Rep. 2016 Feb 2;14(4):92031.
9. Converting cells to burn fat, not
store it: Discovery could help fight
Obesity, metabolic disorders
Science Daily [Internet]. Available
from:
https//www.sciencedaily.com/releas
es/2016/05/160516151615.htm
10. Yan M, Audet-Walsh E, Manteghi
S, Dufour CR, Walker B, Baba M,
et al. Chronic AMPK activation via
loss of FLCN induces functional
PGC-1/ERR. Genes Dev. 2016
May 1:30(9):1034-46
11. Audet-Walsh E, Papadopoli DJ,
Gravel S-P, Yee T, Bridon G,
Caron M, et al. The PGC-1/ERR
Axis Represses One-Carbon
Metabolism and Promotes
Sensitivity to Antifolate Therapy in
Breast Cancer. Cell Rep. 2016 Feb
2: 14(4):920-31
37
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Tinjauan POTENSI PSIDIUM GUAJAVA BERBASIS
PENDEKATAN TERHADAP CALCIUM
Pustaka SENSING RECEPTOR SEBAGAI
PARADIGMA BARU DALAM TATALAKSANA
DIARE AKUT PADA BALITA DI INDONESIA
Tommy,1 Steven Johanes Adrian,1 Lydia Rosalina Widjaja,1
1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
ABSTRAK
Pendahuluan: Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2015 dan Riset
Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun, diare merupakan penyebab kematian nomor satu
pada balita dengan insidensi mencapai 6,7 % di Indonesia. Hingga saat ini, tatalaksana
penyakit diare akut masih menjadi tantangan global terutama pada negara berkembang.
Rehidrasi oral serta terapi alternatif lainnya belum memberikan efek yang signifikan
dalam tatalaksana diare akut. Salah satu penelitan terbaru menunjukkan bahwa
intervensi terhadap Calcium sensing receptor (CaSR) yang merupakan salah satu G
protein-coupled cell surface receptor (GPCR) oleh jambu air (Psidium guajava)
merupakan metode terapi rehidrasi oral baru yang potensial, efektif dan efisien, serta
mudah diaplikasikan di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran, efektivitas,
serta efisiensi Psidium guajava berbasis pendekatan terhadap CaSR sebagai tatalaksana
terhadap diare akut pada balita dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas balita di Indonesia.
Hasil dan Pembahasan: Pendekatan terapi terhadap CaSR memiliki berbagai manfaat
terhadap tatalaksana diare akut seperti adanya efek antisekretorik, proabsorpsi,
antimotilitas, dan sebagai antiinflamatorik. Selain itu, CaSR memiliki karakteristik yang
unik sehingga memungkinkan aktivasi melalui nutrisi kalsium sederhana seperti Psidium
guajava. Beberapa studi dengan subjek manusia menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
buah Psidium guajava sebanyak 200-750 mg/kg dapat memberikan efek anti diare pada
subjek penelitian (p < 0,05).
Kesimpulan: Hasil studi pustaka-telaah sistematis menunjukkan bahwa intervensi
terhadap CaSR dengan Psidium guajava memberikan efek antidiare all inclusive yakni
efek antisekretorik, proabsorpsi, antimotilitas, dan antiinflamatorik sekaligus. Selain itu,
intervesi tersebut memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu terapi potensial untuk tatalaksana terhadap penyakit diare akut pada
balita di Indonesia.
Kata Kunci: balita, calcium sensing receptor, diare akut, Psidium guajava, tatalaksana
ABSTRACT
Background: Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2015 and Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) over the years exhibit that diarrhea is the number one cause of death
in children under five years old with 6.7% incidence in Indonesia. The treatment of acute
diarrheal disease remains a global challenge, especially in developing countries. Oral
rehydration and other alternative therapies do not provide a significant effect in the
treatment of acute diarrhea. One of the latest research shows that the intervention of
calcium sensing receptor (CASR) which is one of the G protein-coupled cell surface
receptor (GPCR) by guava (Psidium guajava) is a new potential method of oral
rehydration therapy which is effective, efficient, and easily administered in Indonesia. This
38
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
article aims to examine the role, effectiveness, and efficiency of Psidium guajava based
on the intervention to CaSR as the treatment of the acute diarrhea in children under five
years old in order to reduce morbidity and mortality of children under five years old in
Indonesia.
Results and Discussion: Therapeutic approaches to CaSR has many effects to the
treatment of acute diarrhea such as anti-secretory, pro-absorption, anti-motility, and anti-
inflammatory all at once. Additionally, CaSR has unique characteristics that allow it to be
activated by simple nutrients such as Psidium guajava. Studies with human subjects
showed that administration of 200-750 mg / kg Psidium guajava fruit extract may provide
anti-diarrheal effects on research subjects (p <0.05).
Conclusion: The systematic review study indicated that intervention on CaSR with
Psidium guajava provides anti-diarrheal effect that is all inclusive. In addition, this
intervention has a high effectivity and efficiency so it can be used as one of the potential
therapies for the treatment of acute diarrheal disease in children under five years old in
Indonesia.
Keywords: children under five, calcium sensing receptor, acute diarrhea, toddler,
Psidium guajava, treatment.
39
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Calcium sensing receptor (CaSR) absorpsi SCFA, terjadi stimulasi
merupakan salah satu G protein- absorbsi Na+, Cl-, dan air. Selain
coupled cell surface receptor (GPCR) berfungsi dalam menghambat sekresi
yang terutama terdapat di usus dengan dan meningkatkan absorbsi, CaSR juga
fungsi utama sebagai regulator utama memiliki fungsi dalam menurunkan
dalam homeostasis kalsium. Pada aktivitas sistem saraf enterik dan
beberapa studi dengan hewan motilitas yang berlebihan pada diare.
percobaan seperti ikan, CaSR berfungsi CaSR juga memiliki peran dalam
untuk mengurangi kehilangan air dari mengobati diare inflamatorik yang
lingkungan yang hiperosmotik dan juga seringkali disebabkan oleh spesies
melindungi dari kelebihan kalsium pada Salmonella dan Shigella dengan cara
air laut. Berbagai studi menunjukkan meningkatkan integritas barrier intestinal
bahwa CaSR memiliki sifat anti dan menurunkan permeabilitas usus.[4-5]
dehidrasi dan mempertahankan air, Mekanisme kerja tersebut dapat dilihat
selain efek homeostatik kalsiumnya secara ringkas pada Gambar 1.
pada hewan darat. Data-data ini
menunjang pendekatan terapi terhadap
CaSR sebagai terapi diare yang all-
inclusive yaitu dapat digunakan sebagai
antisekretorik, proabsorpsi, antimotilitas,
dan antiinflamasi.[4-5, 7-10]
40
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
guajava memiliki tingkat penyembuhan mengenai hal tersebut masih sedikit,
infeksi diare yang lebih cepat pada dan belum banyak dilakukan studi klinis
kelompok uji coba dibandingkan dengan pada balita, sehingga diperlukan
kelompok kontrol (p < 0,05). [14] penelitian lebih lanjut terutama untuk
Sedangkan studi pada balita yang mengetahui dosis serta jangka waktu
dilakukan oleh Cheng, et al (2016) optimal terapi.
menunjukkan bahwa pemberian kalsium
sesuai dengan dosis harian tubuh pada 5. UCAPAN TERIMA KASIH
anak dalam beberapa uji coba klinis Terima kasih penulis ucapkan
pada manusia tidak menunjukkan terhadap semua pihak yang terlibat
adanya efek samping setelah 10 hari dalam pembuatan karya tulis ini,
pasca pengobatan dan terbukti aman terutama terhadap dr. V. Dwi Jani
untuk digunakan berkali-kali pada Juliawati, M.Pd, Unit Pendidikan
pasien yang sama.[4] Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Aktivasi CaSR oleh Psidium guajava Universitas Katolik Indonesia Atma
memiliki potensi besar dalam mengatasi Jaya, Jakarta selaku pembimbing dalam
kejadian diare akut pada balita. Selain pembuatan artikel ilmiah ini.
fungsi yang sudah disebutkan,
kombinasi keduanya memiliki efek DAFTAR PUSTAKA
samping yang minimal, tidak 1. "Situasi Diare di Indonesia".
membutuhkan biaya besar, dan memiliki Kementerian Kesehatan Republik
efektivitas dan efisiensi tinggi dalam Indonesia. 2011. 5 November 2015.
mengurangi angka kejadian diare akut <http://www.depkes.go.id/resources
pada balita.[4,7] /download/pusdatin/buletin/buletin-
diare.pdf >
3. KESIMPULAN 2. "Riset Kesehatan Dasar 2013".
Berdasarkan hasil telaah sistematis Kementerian Kesehatan Republik
yang dilakukan menunjukkan bahwa Indonesia. 2013. 5 November 2015.
intervensi terhadap CaSR dengan <http://www.depkes.go.id/resources
menggunakan nutrisi kalsium sederhana /download/general/Hasil%20Riskes
seperti Psidium guajava memberikan das%202013>
efek antidiare yang signifikan terhadap 3. "Profil Kesehatan Indonesia 2015".
subjek penelitian, yakni dapat berperan Kementerian Kesehatan Republik
sebagai terapi diare yang all inclusive Indonesia. 2015. 6 November 2015.
sebagai antisekretorik, proabsorpsi, <http://www.depkes.go.id/resources/
antimotilitas, dan anti inflamasi download/pusdatin/profil-kesehatan-
sekaligus. Selain itu, dengan efek indonesia/profil-kesehatan-
samping minimal, harga terjangkau, Indonesia-2015.pdf>
serta efektivitas dan efisiensi yang 4. Cheng SX. "Calcium-Sensing
tinggi, Psidium guajava dapat digunakan Receptor: A New Target for Therapy
sebagai terapi potensial untuk of Diarrhea". World J Gastroenterol
tatalaksana penyakit diare akut pada 22 (2016):2711-24.
balita di Indonesia. 5. Xie R, Tang B, Yong X, Luo G, Yang
S-M. Roles of the Calcium Sensing
4. SARAN Receptor in Digestive Physiology
Pemanfaatan Psidium guajava untuk and Pathophysiology (Review). Int
penatalaksanaan diare akut pada balita J Oncol 45 (2014):1355-62.
perlu penelitian lebih lanjut terkait efikasi 6. Dakappa SS, Adhikari R, Timilsina
dan keamanannya. Hal ini mengingat SS, Sajjekhan S. A Review On The
bahwa kebanyakan artikel ilmiah yang Medicinal Plant Psidium guajava
didapatkan bukan berasal dari negara Linn. (Myrtaceae). J Drug Deliv
Indonesia. Keterbatasan inilah yang Ther (2013). 5 November 2016.
menjadi penyulit peneliti mengenai <http://jddtonline.info/index.php/jddt/
potensi lebih lanjut dalam penggunaan article/view/404>.
Psidium guajava berbasis pendekatan 7. Tang L, Cheng CY, Sun X,
terhadap CaSR untuk tatalaksana diare Pedicone AJ, Mohamadzadeh M,
akut pada balita di Indonesia. Selain itu Cheng SX. "The Extracellular
penelitian yang membahas lebih lanjut Calcium-Sensing Receptor in the
41
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Intestine: Evidence for Regulation of 11. Delmondes A, Lima CN, Pimentel
Colonic Absorption, Secretion, G, Fernandes RB, de Menezes IR,
Motility, and Immunity". Front Kerntopf MR. "Natural Resource
Physiol (2016). 5 November 2016. Use in Traditional Community for
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar the Treatment of Diarrheal Diseases
ticles/PMC4914593/>. in Children From the Northeast of
8. Cheng SX, Lightfoot YL, Yang T, Brazil". Journal of Medicinal Plants
Zadeh M, Tang L, Sahay B, et al. 4 (2016):30-4.
"Epithelial Casr Deficiency Alters 12. Mazumdar S, Akter R, Talukder D.
Intestinal Integrity And Promotes "Antidiabetic and Antidiarrhoeal
Proinflammatory Immune Effects on Ethanolic Extract of
Responses". FEBS Lett 588 Psidium guajava (L.) Bat. Leaves in
(2014):4159-66. Wister Rats". Asian Pac J Trop
9. "Calcium-Sensing Receptor (CaSR) Biomed 5 (2015):10-4.
Nutrient-Based Therapies for 13. Gakunga J, Mirianga B, Muwonge
Diarrhea in Children". University of H, Sembajwe L, Kateregga J.
Florida Office of Technology "Antidiarrheal Activity of Ethanolic
Licensing 2016. 6 November Fruit Extract of Psidium guajava
2016.<http://technologylicensing.res (Guava) in Castor Oil Induced
earch.ufl.edu/technologies/14383_c Diarrhea in Albino Rats". Natl J
alcium-sensing-receptor-casr- Physiol Pharm Pharmacol 3
nutrient-based-therapies-for- (2013):191. 2013;3(2):191-7.
diarrhea-in-children>. 14. Gupta P, Birdi T. "Psidium guajava
10. Cheng SX, Bai HX, Gonzalez- Leaf Extract Prevents Intestinal
Peralta R, Mistry PK, Gorelick FS. Colonization of Citrobacter
"Calcium Ameliorates Diarrhea in Rodentium in the Mouse Model". J
Immune Compromised Children". J Ayurveda Integr Med 6 (2015): 50-
Pediatr Gastroenterol 56 2.
(2013):641-4.
11. Delmondes A, Lima CN, Pimentel
G, Fernandes RB, de Menezes IR,
Kerntopf MR. Natural Resource
Use in Traditional Community for
the Treatment of Diarrheal
Diseases in Children From the
Northeast of Brazil Journal of
Medicinal Plants 4 (2016):30-4
12. Mazumdar S, Akter R, Talukder D.
Antidiabetic and Antidiarrhoeal
Effects on Ethanolic Extract of
Psidium guajava (L) Bat. Leaves in
Wister Rats Asian Pac J Trop
Biomed 5 (2015): 10-4
13. Gakunga J, Mirianga B, Muwonge
H, Sembajwe L, Kateregga
J.Antidiarrheal Activity of Ethanolic
Fruit Extract of Psidium guajava
(Guava) in Cator Oil Induced
Diarrhea in Albino Rats Natl J
Physiol Pharm Pharmacol 3
(2013):191. 2013:3(2):191-7
14. Gupta P, Birdi T. Psidium guajava
Leaf Extract Prevents Intestinal
Colonization of Citrobacter
Rodentium in the Mouse Model. J
Ayurveda Integr Med 6(2015): 50-2
42
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Tinjauan IDENTIFIKASI PROTEIN P2X4R MIKROGLIA
SEBAGAI TARGET TERAPI MENJANJIKAN
Pustaka UNTUK NYERI NEUROPATIK
ABSTRAK
Pendahuluan: Nyeri neuropatik merupakan suatu nyeri hebat dan persisten akibat
kerusakan pada sistem saraf somatosensorik yang seringkali dikaitkan dengan
penurunan kualitas hidup seseorang. Sekitar 7-8 % populasi di dunia menderita nyeri
neuropatik pada tahun 2014 dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 10,6 %
pada tahun 2030. Saat ini, obat golongan antikonvulsan dan antidepresan masih
merupakan lini pertama dalam mengatasi nyeri neuropatik. Namun, beberapa studi
mengungkapkan penggunaan obat golongan tersebut dilaporkan tidak selalu efektif
dalam mengatasi nyeri neuropatik akibat mekanisme kerja yang tidak langsung terhadap
penyebab utama nyeri neuropatik. Efektivitas pengobatan yang belum optimal tersebut
diharapkan dapat teratasi dengan pengembangan target terapi terhadap protein P2X4R
mikroglia sebagai komponen penting dalam proses patogenesis terjadinya nyeri
neuropatik.
Metode: Tinjauan pustaka ini berdasar pada kajian pustaka terhadap buku teks
kedokteran, artikel ilmiah, dan berbagai jurnal terpercaya.
Hasil dan Pembahasan: Penelitian menunjukkan protein P2X4R mikroglia memiliki
peranan neurobiologis penting dalam proses terjadinya nyeri neuropatik. Protein P2X4R
mikroglia merupakan protein yang selalu diekspresikan pasca terjadinya kerusakan pada
sistem saraf, sehingga protein ini merupakan suatu komponen yang penting dalam
proses terjadinya nyeri neuropatik. P2X4R pada mikroglia memiliki asosiasi yang sangat
penting dengan proses patogenesis nyeri neuropatik saat ini, yaitu pada aspek
penurunan fungsi dari KCC2 (Kalium Chloride Cotransporter 2). Penurunan fungsi dari
kotransporter tersebut mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion K+ secara besar-
besaran di dalam kornu posterior medulla spinalis. Hal ini menyebabkan pelemahan pada
reseptor GABA (-aminobutyric acid) di kornu posterior medulla spinalis sehingga timbul
manifestasi klinis dari nyeri neuropatik.
Kesimpulan: Protein P2X4R mikroglia berpotensi sebagai target terapi pada nyeri
neuropatik.
ABSTRACT
Introduction: Neuropathic pain is a persistent and severe pain due to damage to the
somatosensory nervous system that is often associated with decreased quality of life.
Approximately 7 to 8 % population in the world suffered from neuropathic pain in 2014
and this number is expected to rise to 10,6 % in 2030. Nowadays, drugs known as
anticonvulsants and antidepressants are the first-line drugs in attempt to treat
neuropathic pain. However, several studies reveal that the use of these drugs are not
always effective in treating neuropathic pain due to their passive mechanism of action
that does not directly address the main causes of neuropathic pain. Regarding this
ineffective treatment, the development of new therapeutic targets against microglias
P2X4R protein is necessary because of its importance as a crucial component in the
pathogenesis of neuropathic pain.
Karbamaze
Sensititasi perifer pin Sensitivitas Sensitif
adrenergik terhadap panas
SNRIs
Sensasi terbakar
Pelepasan (discharges)
impuls berlebihan
Aktivasi jalur
intraseluler MAPK
Disfungsi
interneuron
GABAergik Terjadi transmisi Karbamaze
sinaps antara serabut pin
saraf C dan A/A
Influks ion K+
berlebihan
Nyeri neuropatik
Keterangan: Warna merah menunjukkan efek penghambatan
Lampiran 1. Mekanisme kerja obat lini pertama nyeri neuropatik dan hubungannya
dengan proses patogenesis saat ini[10,11,14-31]
ABSTRAK
Pendahuluan: Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan
struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Kolagen tipe II dan proteoglikan
membuat sendi memiliki elastisitas yang baik dan daya regang yang tinggi.1 Pada penderita
OA, terjadi kerusakan kartilago yang menyerang ke arah menurunnya sintesis dari
proteoglikan akibat inflamasi yang ditandai dengan nyeri dan pembengkakan. Bovine
colostrum mengandung TGF- menunjukkan efek anti-inflamasi melui penghamabatan
neutrophil dan makrofag. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai potensi Bovine
Colostrum dalam menurunkan diameter sendi dan derajat nyeri tikus model osteoartritis
Metode: 30 ekor tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistar dibagi menjadi kontrol negatif,
kontrol positif, perlakuan 1, 2, 3. Kelompok kontrol positif dan perlakuan diinduksi osteoartritis
dengan 2 kali injeksi CFA dengan interval 8 hari.5 Kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diterapi
dengan Bovine Colostrum dosis 50 l, 100 l, 200 l. Pengukuran derajat nyeri dan
diameter sendi dilakukan setelah injeksi CFA pada kelompok positif dan setelah terapi untuk
perlakuan 1,2,3.
Hasil: Terdapat penurunan derajat nyeri signifikan pada kelompok terapi dibandingkan
kelompok kontrol positif (p = 0,000) dan penurunan pembengkakan lutut pada kelompok
terapi dibandingkan kelompok kontrol positif (p = 0,002).
Kesimpulan: Pemberian bovine colostrum mampu menurunkan diameter lutut dan derajat
nyeri secara signifikan
ABSTRACT
Introduction: Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease, where almost all structure
of joint undergo pathologic change. Collagen type II and proteoglycan give joint good
elasticity and high tensil strength. In OA patient, cartilage is damaged and proteoglycan
synthesis decreases because of inflammation. Inflammation is mark by pain and swelling.
Bovine colostrum containing TGF has anti inflammatory effect by blocking neutrophil and
macrophage. The purpose of this study was to assess the potential of Bovine Colostrum in
reducing the diameter of the joints and the degree of pain rat model of osteoarthritis
Method: 30 male Wistar strain rats (Rattus novergicus) divided into five groups which consist
of negative groups ( no intervention), postive groups (given CFA (Complete freunds adjuvant)
injection), group 1 (given CFA injection then 50L Bovine colostrum intraarticular injection),
group 2 (given CFA injection then 100L Bovine colostrum intraarticular injection) and group
3 (given CFA injection then 150L Bovine colostrum intraarticular injection). Rats were
56
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
injected with CFA twice with interval 8 days and therapy with Bovine colostrum once for
group 1, 2, and 3. The degree of the pain and the diameter of joint were measured for each
rat.
Result: There was a significant reduction pain in the treatment group compared to the
positive control group (p = 0.000) and decreased swelling of joint occurred in the treatment
group compared to the positive control group (p = 0.002).
Conclusion:Bovine colostrum able to reduce the diameter of the knee and the degree of
pain significantly
Keywords: Osteoartritis, Bovine colostrum, TGF-beta, Mesenchymal Stem Cell
Gambar 1. Terjadi
penurunan signifikan pada kelompok
terapi dibandingkan kelompok
kontrol positif (One-way ANOVA;
p=<0,001)
Gambar 2. Perbandingan Diameter
Uji normalitas dan homogenitas Sendi Pada Kelompok Terapi
menunjukkan bahwa distribusi data Dibandingkan Kelompok
normal dan homogen (p>0,05). Uji One
Kontrol Positif (One-way ANOVA;
Way ANOVA untuk derajat nyeri dengan
Uji One p=0,002)
Way ANOVA dari
pengukuran waktu respon tikus terhadap
stimulus nyeri menunjukkan nilai diameter dengan pengukuran waktu
p=<0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan respon tikus terhadap stimulus nyeri
bahwa terdapat setidaknya dua kelompok menunjukkan nilai p=0,002 (p<0,05). Hal
yang berbeda secara signifikan. Untuk ini menunjukkan bahwa terdapat
mengetahui antarkelompok mana yang setidaknya dua kelompok yang berbeda
memiliki perbedaan yang signifikan, uji secara signifikan. Selanjutnya dari uji post
post hoc multiple comparison Tukey hoc multiple comparison Tukey untuk
dilakukan dan hasilnya menunjukkan mengetahui perbedaan antar kelompok,
adanya perbedaan signifikan antara hasil analisis menunjukkan adanya
kontrol positif dan kontrol negatif perbedaan signifikan antara kontrol positif
(p=<0,001; p<0,05). Hal ini menunjukkan dan kontrol negatif (p=0,001, p<0,05). Hal
bahwa induksi osteoartritis pada tikus ini menunjukkan bahwa induksi
berhasil. Pada kelompok terapi, osteoartritis pada tikus berhasil. Pada
didapatkan data terbaik penurunan derajat kelompok terapi, didapatkan data terbaik
nyeri pada kelompok terapi dosis terapi penurunan derajat nyeri pada kelompok
59
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
terapi dosis terapi ke-3, dengan nilai rata- menandakan
3. Khan, H.M., berkurangnnya
Ashraf, M., Hashmi, inflamasi
A.S.,
rata sebesar 8,1250 dan standar deviasi .sinyal
Ahmad, TGFM.U.D., Anjum, diketahui
A.A.mampu
2012.
sebesar 0,06455. menstimulasi proliferasi of
Clinical Assessment kondrosit secara
Experimentally
cepat. Selama
Induced kondrogenesis
Osteoarthritis Rat TGFModelbetain
4. PEMBAHASAN menjadi inisiator
relation utamaJ dalam
to Time. Anim. kondensasi
Plant Sci.
Hasil pengaruh bovine colostrum secara kondrogenesis
22(4) mesenchymal stem cell
intraartikular melalui pengukuran derajat dengan cara menginisiasi ekspresi
4. Shull M., at al. 2014. Targeted
nyeri dapat menurunkan derajat nyeri kartilago spesifik pada molekul matrix
disruption of the mouse transforming
karena pemberian bovine dapat ekstraseluler, CoI2 dan Agc1 pada
mempercepat pengangkatan ekor yang growth factor-1
pembentukan gene results
jaringan in
kartilago.
multifocal inflammatory disease.
sedangkan pengukuran diameter juga
Nature: 359(6397): 693-699
terjadi penurunan secara bermakna
karena ukuran sendi tumit yang awalnya 5. Koo, Sung. T., Lee, Chang H., Choi, H.,
DAFTAR PUSTAKA 7. Shen
Shin, YongJ., I.,
Li S.,Ha,Chen D. 2014.TGF-
Ki T. 2013. The
terjadi pembengkakan yang lebih besar
mulai1. berkurang
Berenbaum, pada F. tumit
2013.tikus yang di Effectb of
signaling
Pressureand on the development
Arthritic Knees in
ukur. Osteoarthritis as an inflammatory a Ratof Model
osteoarthritis. Department
of CFA-induced of
Arthritis.
Orthopaedics and Rehabilitation,
disease (osteoarthritis is not Pain Physician. 16: 95-102
Center for Musculoskeletal
5. KESIMPULAN :
osteoarthrosis!). Osteoarthritis 6. Young MF , Embree
Research, MC, Kilts
University TM, Ono
of Rochester
Pemberian
and Cartilage Bovine
21 (1): 1621.Colostrum M, Inkson CA, Syed-Picard
School of Medicine, Rochester, F, Karsdal
dapat2. menurunkan derajatStem
Singh, J.A. 2012. nyeri secara
Cells and MA, NY14642,
Oldberg A,USA Bi Y. Biglycan
and Department and
bermakna dan diameter
Other Innovative pembembakakan
Intra-Articular fibromodulin have essential
of Biochemistry, Rush University roles in
sendi. Therapies for Osteoarthritis: What regulating
Medical chondrogenesis
Center, Chicago, and IL
Does The Future Hold?. BMC extracellular
60612, matrix USA. turnover in:
6. SARAN :
Medicine 10:44-9. temporomandibular joint osteoarthritis.
1.
3. Perlu
Khan,adanya
H.M., penelitian
Ashraf, M., lebih lanjut
Hashmi, 2010 . J Pathol. 176(2):812-26.
mengenai
A.S., Ahmad, dosis
M.U.D.,injeksi
Anjum,Bovine
A.A.
colostrum yang Assessment
tepat sehingga 7. Shen J., Li S., Chen D. 2014.TGF-b
2012. Clinical of
dapat digunakan denganInduced
Experimentally aman signaling and the development of
dan efektif
Osteoarthritis digunakan
Rat Modelpada in osteoarthritis. Department of
manusia.
relation to Time. J. Anim. Plant Orthopaedics and Rehabilitation,
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
Sci. 22(4). Center for Musculoskeletal Research,
4. mengenai
Shull M.,at efek al.2014.Targeted
samping yang University of Rochester School of
mungkin
disruption dapat of terjadi
the karena
mouse Medicine, Rochester, NY14642, USA
injeksi Bovine colostrum
transforming growth factor-tersebut.1 and Department of Biochemistry, Rush
gene results in multifocal University Medical Center, Chicago, IL
DAFTAR inflammatory
PUSTAKA disease. Nature : 60612, USA. : 2.
359(6397): F.
1. Berenbaum, 693699.
2013. Osteoarthritis
5.asKoo, Sung. T., Lee, Chang
inflammatory diseaseH.,
Choi, H., Shin, YongisI., Ha, Kinot
(osteoarthritis T.
2013. The Effect of Pressure
osteoarthrosis!). Osteoarthritis and on
Arthritic 21
Cartilage Knees in a Rat Model of
(1): 16-21
CFA-induced Arthritis. Pain
2. Singh, J.A. 2012. Stem Cells and
Physician. 16: 95-102.
6.Other
Young Innovative
MF , Embree Intra
MC, Articular
Kilts TM,
Therapies for Osteoarthritis:
Ono M, Inkson CA, Syed-Picard What
Does The Future
F, Karsdal MA, Oldberg A, BiHold? BMCY.
Medicine
Biglycan10:44-9
and fibromodulin have
essential roles in regulating
chondrogenesis and extracellular
matrix turnover in
temporomandibular joint
osteoarthritis. 2010 . J Pathol.
176(2):812-26.
60
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Penelitian PENINGKATAN FUNGSI NEUROKOGNITIF
LANSIA DENGAN PEMAPARAN
MUSIK GAMELAN
JAWA KLASIK
Helena Ayatasya1, Dimas Banurusman1, Mila Astrilia1,
Lidya Eryana1, Ufan Alfianto2, Maria Belladonna3
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro,
Semarang.
2Mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Semarang.
3Departemen Neurologi, RSUP dr. Karyadi, Semarang.
ABSTRAK
Pendahuluan: Jumlah lansia yang semakin meningkat dan proses alamiah penuaan dan
penurunan fungsi pada lansia memerlukan penanganan khusus sehingga tercipta
kualitas hidup yang baik. Kemunduran fungsi neurokognitif lansia terasa nyata dalam
aktivitas sehari-hari dan kondisinya sering terabaikan sehingga dapat berlanjut ke
penyakit kepikunan (demensia). Terapi musik klasik termasuk dalam binaural beat yang
akan merangsang otak dan meningkatkan serotonin dan diketahui dapat memberikan
efek positif terhadap fungsi kognitif. Musik gamelan jawa klasik dipilih karena lebih
familiar di antara penduduk lansia di Pulau Jawa.
Metode: Penelitian eksperimental dengan model one-group pretest-posttest design
melibatkan 14 responden lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
diberikan pemaparan musik gamelan jawa klasik jenis laras slendro 2x15 menit/hari
selama 7 hari. Pada hari ke-0 dan ke-7 penelitian, dilakukan tes mini mental state
examination (MMSE) dan clock drawing test (CDT) untuk mengetahui status
neurokognitif responden. Hasil pretest dan posttest kemudian dibandingkan.
Hasil: Terjadi peningkatan skor MMSE lansia secara signifikan (p=0.005, <0.05) dengan
100% responden mencapai status kognitif normal (50% mencapai skor tertinggi 30).
78.57% responden mencapai skor CDT tertinggi di akhir penelitian.
Diskusi: Musik gamelan jawa klasik memiliki tempo lambat sekitar 60 bpm yang dapat
mempengaruhi gelombang otak menuju keadaan alfa sehingga meningkatkan produksi
-karbolin (substansi antagonis GABA) yang akan mengurangi respon cemas.
Pemaparan musik ini juga akan mengaktifkan gelombang beta pada otak yang sangat
erat kaitannya dengan fungsi kesadaran dan kognitif.
Kesimpulan: Pemaparan musik gamelan jawa klasik dapat dijadikan strategi untuk
meningkatkan fungsi neurokognitif lansia.
Kata Kunci: lansia, musik, gamelan jawa klasik, penuaan, fungsi neurokognitif
ABSTRACT
Background: The increase of elderly population due to higher life expectancy brings its
own challenge, which main goal is maintaining quality of life in elderly. However, natural
process of ageing and declining overall body function in elderly is inevitable. The
decrease of neurocognitive function impacts daily living activities, but this impaired
condition is frequently neglected. This misconception often leads into severe
forgetfulness condition known as dementia. Binaural beat that can be found in classical
music therapy is indicated to increase brain activity through serotonin-induced
mechanism. The same principle is applied to this study, with classical Javanese gamelan
being selected as it is more familiar in Javanese population.
Method: This is an experimental study using one-group pretest-posttest design involving
14 elderly respondents in Panti Wredha Wening Werdoyo, Ungaran. Respondents who
61
62
63
Wanita 7 78.
Normal 7 50 11
57
Pendidikan
64
65
66
67
ABSTRAK
Kata kunci: isoflavon, estrogen eksogenik, susu kedelai, perkembangan organ genital
eksterna jantan
ABSTRACT
Keywords: isoflavones, exogenous estrogen, soy milk, the development of male external
genitalia
dapat dilakukan dengan cepat dan skoring integritas mukosa gaster diuji
tanpa menimbulkan rasa sakit pada normalitasnya menggunakan uji
hewan coba. Saphiro-Wilk dan didapatkan nilai
Pada akhir penelitian, dilakukan normalitas p=0.557 (p>0.05) untuk berat
pengukuran berat badan tikus, panjang badan tikus, p=0.952 (p>0.05) untuk
penis, berat testis dan pengambilan panjang penis, dan p=0.267 (p>0.05)
kelenjar prostat tikus. untuk berat testis sehingga dapat
Dari hasil pengukuran berat disimpulkan bahwa distribusi data
badan tikus, didapatkan hasil yang tidak normal, sehingga uji hipotesis yang
jauh berbeda antara berat badan tikus digunakan adalah uji parametrik yaitu uji
kelompok kontrol dengan kelompok t-tidak berpasangan.
perlakuan. Pada pengukuran panjang Uji t-tidak berpasangan
penis dari dua kelompok yaitu kelompok didapatkan p=0.798 (p>0.05) untuk
kontrol dan perlakuan juga tidak berat badan, p=0.743 (p>0.05) untuk
ditemukan perbedaan bermakna. Berat panjang penis, dan p=0.661 (p>0.05)
testis tikus kelompok kontrol dan untuk berat testis sehingga disimpulkan
perlakuan juga tidak memiliki perbedaan tidak ada perbedaan signifikan antara
signifikan, secara makroskopis juga kelompok kontrol dan kelompok
tidak ditemukan perbedaan bermakna perlakuan baik untuk berat badan tikus,
antara kenampakan testis kelompok panjang penis tikus dan berat testis
kontrol dan kelompok perlakuan. tikus.
Setelah dilakukan pembuatan
preparat kelenjar prostat dan vesikula 4. PEMBAHASAN
seminalis tikus, penilaian secara Perbedaan yang tidak signifikan
histopatologis dilaksanakan. Hasil dari berat badan tikus kelompok kontrol
pengamatan dengan menggunakan dan kelompok perlakuan kemungkinan
mikroskop dengan perbesaran 400x per dikarenakan pada tikus jantan, reseptor
lima lapangan pandang menunjukkan estrogen kurang berefek jika
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dibandingkan pada tikus betina. Efek
antara kenampakan secara umum dari estrogen pada umumnya adalah
kelenjar prostat dan vesikula seminalis meningkatkan metabolisme dan
kelompok kontrol dan kelompok anoreksik, akan tetapi hal ini hanya
perlakuan. Namun ditemukan ditemukan signifikan pada tikus betina
perbedaan pada bentuk epitel duktus dibandingkan pada tikus jantan seperti
vesikula seminalis tikus kelompok yang dikemukakan pada studi oleh
kontrol dan kelompok perlakuan. Pada National Toxicology Program National
kelompok kontrol, epitel duktus Institutes of Health (NIH) pada 2008.
ditemukan rata-rata berbentuk kolumner Perbedaan yang tidak signifikan
simpleks dan kuboid simpleks, dari panjang penis tikus kelompok
sedangkan pada kelompok perlakuan, kontrol dan kelompok perlakuan
epitel duktus ditemukan memiliki variasi dikarenakan perkembangan genitalia
bentuk, mulai dari kolumner simpleks, eksterna jantan seperti penis tidak
kuboid simpleks, dan pipih simpleks hanya dipengaruhi oleh faktor androgen
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang
2
Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas,
Padang
ABSTRAK
ABSTRACT
ABSTRAK
Latar Belakang: Kasus inkontinensia urin (IU) yang dua kali lebih sering terjadi pada
wanita memiliki dampak sosial dan ekonomi yang harus dipertimbangkan. Angka
kejadian IU pada wanita yang berobat ke poliklinik ginekologi RSUP dr. Hasan Sadikin
pada tahun 2013 adalah 16%, sedangkan pada penelitian lainnya didapatkan sekitar 30-
40% wanita dengan IU berobat tetapi karena keluhan lain. Rendahnya angka kejadian IU
yang tercatat ini diduga akibat ketidaktahuan serta dianggap bukan suatu penyakit yang
memiliki penanganan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan wanita terhadap inkontinensia urin di kota Bandung.
Metode: Penelitan deskriptif kategorik kuantitatif, dengan desain penelitian cross
sectional dan teknik pengambilan data multistage sampling di kota Bandung. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September hingga November 2016 dengan jumlah minimal
sampel sebanyak 97. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Prolaps Uteri
and Urinary Incontinence Knowledge Questionnaire (PIKQ) versi indonesia untuk
mengukur tingkat pengetahuan wanita terhadap inkontinesia urin.
Hasil dan Pembahasan: Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 100 orang
wanita usia 20 tahun ke atas yang berdomisili tetap di Kota Bandung. Setelah dilakukan
analisis data, diperoleh hasil bahwa 75% wanita memiliki pengetahuan yang rendah
terhadap inkontinesia urin pada kasus obstetri. Hasil penelitian yang diperoleh dalam
penelitian ini sesuai dengan penelitian lain dengan persentase yang berbeda.
Kesimpulan: Secara umum, tingkat pengetahuan wanita terhadap inkontinensia urin di
Kota Bandung masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya dilakukan
intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mencari
pengobatan medis.
Kata kunci: disfungsi organ dasar panggul, inkontinensia urin, tingkat pengetahuan.
ABSTRACT
ABSTRAK
Latar Belakang: Kebersihan pada saat menstruasi merupakan salah satu hal yang
penting bagi remaja putri. Minimnya informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi
pada remaja putri, salah satunya mengenai kebersihan menstruasi, menjadi perhatian
utama penelitian ini. Salah satu upaya untuk menyampaikan informasi tersebut adalah
melalui program pendidikan kesehatan menggunakan media video. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai peningkatan pengetahuan siswi Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Jatinangor mengenai kebersihan menstruasi setelah diedukasi menggunakan
media video.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental semu
yang dilakukan pada 34 siswi kelas 8 dari dua Sekolah Menengah Pertama di wilayah
kecamatan Jatinangor yang dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2016.
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner
yang telah tervalidasi, diberikan sebelum dan setelah intervensi video.
Hasil dan Pembahasan: Sebanyak 34 partisipan merupakan siswi sekolah menengah
pertama yang sudah mengalami menstruasi, enam subjek tidak memenuhi kriteria inklusi.
Setelah dilakukan analisis data diperoleh perbedaan rata-rata skor pengetahuan antara
sebelum dan sesudah diberikan intervensi video yang signifikan (p=<0,0001) dengan
menggunakan uji Wilcoxon.
Kesimpulan: Media video dapat digunakan sebagai sarana untuk program pendidikan
kesehatan karena terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan antara sebelum
dan setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media video.
ABSTRACT
88
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
meet the inclusion criteria. Data analysis was conducted using the Wilcoxon test, and
there was a significant difference of means between the scores obtained before and after
the subjects were given video intervention (p=<0.0001).
Conclusion: There was a difference of means between the scores obtained before and
after the subjects were given video intervention. Therefore, videos can be used as a tool
in health education programs.
89
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
kebersihan menstruasi pada remaja rangkaian kegiatan penelitian namun
putri dengan menggunakan video. hanya 17 orang mengisi kuesioner
dengan lengkap, 2 orang belum
2. METODE menstruasi, 1 orang tidak mengisi
Metode yang digunakan pada kuesioner dengan lengkap dan tidak
penelitian ini adalah studi eksperimental mengikuti kegiatan posttest. Total dari
semu (quasi experimental) dengan keseluruhan responden yang memiliki
menggunakan pendekatan desain one data lengkap adalah 34 orang.
group pretest posttest. Populasi pada Variabel yang dilihat pada
penelitian ini adalah siswi-siswi SMP di penelitian ini adalah peningkatan
Kecamatan Jatinangor yang dilakukan pengetahuan siswi tentang kebersihan
pada bulan September sampai dengan menstruasi dengan menggunakan
Oktober 2016. Kriteria inklusi yang media video. Hasil yang dinilai adalah
ditentukan pada penelitian ini adalah pengetahuan sebelum dan setelah
siswi kelas 8 SMP, sudah menstruasi, intervensi. Selain dari menilai variabel
dan bersedia mengikuti kegiatan tersebut, penelitian ini juga menilai
penelitian dari awal hingga akhir. Kriteria karakteristik dari responden, yaitu usia
eksklusi adalah keadaan belum responden, usia menstruasi pertama
menstruasi dan tidak mengisi kuesioner kali, pendidikan ibu, Body Mass Index
dengan lengkap, dan untuk kriteria drop (BMI), sumber informasi sebelumnya,
out adalah responden yang tidak pembalut yang digunakan dan keluhan
mengikuti intervensi kegiatan dan tidak saat menstruasi.
kembali setelah intervensi. Instrumen yang digunakan pada
Besar sampel yang digunakan penelitian ini adalah kuesioner yang
pada penelitian ini menggunakan rumus terdiri dari 15 pernyataan benar dan
besar sample analitik komparatif salah mengenai pengetahuan
numerik dengan besar sampel minimal kebersihan menstruasi yang
yang dibutuhkan adalah sebanyak 33 disesuaikan dengan materi yang
orang. Pengambilan sampel pada disampaikan pada media video.
penelitian ini dilakukan dengan metode Kuesioner ini telah dilakukan uji validasi
probability sampling berupa cluster sebelumnya kepada 30 responden siswi
sampling, dengan memilih secara acak kelas 8 yang bukan merupakan bagian
dua SMP dari enam SMP yang ada di dari studi penelitian ini dan dinilai
kecamatan Jatinangor. Kemudian validitas serta reliabilitasnya. Selain
dilanjutkan dengan simple random kuesioner, instrumen lain yang
sampling untuk memilih responden yang digunakan adalah lembar informed
diperlukan dari kedua SMP terpilih dan consent yang akan diberikan kepada
memastikan kembali dengan kriteria responden, alat ukur berat badan dan
inklusi dan eksklusi. tinggi badan serta laptop dan proyektor
Setelah dilakukan randomisasi, untuk menunjang intervensi video
telah terpilih dua sekolah dari enam kepada responden. Video yang
Sekolah Menengah Pertama, yaitu SMP digunakan adalah jenis video animasi
Negeri 1 dan SMP Negeri 3 Jatinangor yang terdiri dari gambar dan tulisan
yang kemudian jumlah responden dibagi yang berdurasi selama 6 menit 24 detik.
rata sebanyak 20 responden untuk Video ini didesain oleh peneliti dan
masing-masing sekolah. Responden bekerja sama dengan seorang animator.
yang dipilih adalah siswi kelas 8 yang Video animasi ini dibuat menggunakan
telah terpilih secara acak. Sebanyak 20 aplikasi khusus pada komputer dengan
responden dari SMPN 1 bersedia untuk menggunakan grafis bitmap dan vektor.
mengikuti penelitian, 20 responden Materi video ini diadaptasi dari
tersebut mengikuti seluruh rangkaian Sustainable Sanitation and Water
kegiatan penelitian, sebanyak 17 orang Management dan promosi kesehatan
mengisi kuesioner dengan lengkap dan kementerian kesehatan Republik
3 orang tidak mengisi kuesioner dengan Indonesia dengan membahas materi
lengkap. Sedangkan pada SMPN 3 mengenai fakta tentang menstruasi,
terdapat sebanyak 20 responden yang risiko kesehatan yang dihadapi jika tidak
bersedia mengikuti kegiatan penelitan, merawat kebersihan menstruasi,
18 diantaranya mengikuti seluruh manajemen kebersihan menstruasi,
90
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
pembuangan pembalut bekas pakai, Sumedang dan diteruskan kepada
serta waktu yang tepat untuk menemui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
dokter.[10, 11] Daerah Kabupaten Sumedang serta
Proses pengambilan data pada kepada Kepala Sekolah dari masing-
penelitian ini dilakukan sebanyak dua masing sekolah.
kali di dua sekolah dan waktu yang Data yang telah terkumpul
berbeda. Responden yang telah terpilih selanjutnya dianalisis dan diuji secara
secara acak akan mendapatkan lembar statistik dengan melakukan uji
informed consent dan apabila normalitas terlebih dahulu dengan
responden bersedia, kemudian akan menggunakan Shapiro-Wilk untuk
diberikan lembar kuesioner. Pengisian menentukan distribusi dari variabel usia,
kuesioner dilakukan sebanyak dua kali, total pretest dan total posttest.
dimana pengisian kuesioner pertama Selanjutnya dilakukan uji statistik
dianggap sebagai pretest, kemudian dengan menggunakan uji t berpasangan
dilanjutkan pemberian materi untuk distribusi data normal dan uji
menggunakan video sebagai intervensi Wilcoxon jika distribusi data tidak normal
dan dilanjutkan dengan pengisian untuk mengetahui adanya perbedaan
kuesioner kedua dianggap sebagai pengetahuan dan data karakteristik dari
posttest yang dilakukan setelah responden. Kemudian akan ditampilkan
intervensi. Pada pengisian kuesioner dalam bentuk tabel dan grafik.
(pretest), pengukuran berat dan tinggi
badan pada responden juga dilakukan. 3. HASIL PENELITIAN
Perlakuan intervensi menggunakan Hasil dari pengambilan subjek
proyektor dan layar putih serta didapatkan sebanyak 40 siswi yang
memperhatikan kondisi ruangan seperti memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
meminimalkan intensitas cahaya pada Dari 40 subjek tersebut sebanyak 34
ruangan, agar responden dapat lebih siswi memenuhi kriteria inklusi, 5 orang
memfokuskan perhatian mereka ke tidak memenuhi kriteria inklusi
layar saat pemaparan materi melalui dikarenakan tidak mengisi data dengan
video, selain itu mempertimbangkan lengkap serta 1 orang memenuhi kriteria
kapasitas ruangan. Pada SMPN 1 drop out karena tidak mengisi posttest.
kapasitas ruangan dapat menampung Dengan demikian, total subjek penelitian
sebanyak 20 orang, sedangkan pada yang didapatkan adalah 34 siswi dari 2
SMPN 3 tidak menggunakan ruangan sekolah dengan karakteristik seperti
kelas melainkan ruang laboratorium pada Tabel 1.
dikarenakan ruangan kelas tidak
terdapat fasilitas listrik dan ruangan Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
pada laboratorium lebih luas sehingga
bisa menampung lebih dari 20 orang,
hanya kekurangannya adalah sulit Variabel Standar P
Mean N
Pengetahuan Deviasi Value
menutup seluruh ruangan sehingga
cahaya masih dapat masuk pada
ruangan tersebut. Posisi tempat duduk Pretest 11.15 1.828
pada dua sekolah tersebut lebih
dirapatkan atau mendekat pada layar 0.000 34
sehingga siswi dapat dengan jelas Posttest 12.12 1.274
melihat layar dari segala arah. Intervensi
dilakukan murni dengan memberikan Pada Tabel 1, terlihat bahwa lebih dari
materi melalui media video tanpa 80% subjek penelitian sudah pernah
adanya ceramah dari peneliti. menerima informasi yang berkaitan
Studi penelitian ini telah dengan menstruasi dan informasi
disetujui sebelumnya oleh pihak Komisi tersebut mayoritas didapatkan dari ibu
Izin Etik Fakultas Kedokteran mereka.
Universitas Padjadjaran dan peneliti
sudah melakukan permohonan izin Tabel 2. Perbedaan Skor Rata-Rata
untuk pengambilan data primer kepada Pengetahuan Sebelum dan Setelah
Kepala Badan Perencanaan Intervensi
Pembangunan Daerah Kabupaten
91
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Karakteristik N Pretest Posttest
Usia (tahun), rata-rata (SD) 13.06 No Pernyataan
n (%) n (%)
( 0.54) Kesehatan
Usia Menstruasi Pertama 11.85 reproduksi
(tahun), rata-rata (SD) (0.85)
adalah
BMI (kg/m2), rata-rata (SD) 19.92 30 34
(3.41)
1 keadaan yang
(88.24) (100.00)
Tingkat Pendidikan Ibu (%) sehat pada
Tamat SD 14 (41.2) organ
Tamat SMP 12 (35.3) reproduksi
Tamat SMA 6 (17.6) Tujuan
Sarjana 2 (5.9) membersihka
Pemaparan Informasi n alat kelamin
Tentang Menstruasi (%)
33 33
2 adalah agar
Belum pernah 2 (5.9) (97.06) (97.06)
terhindar dari
Sudah pernah 32 (94.1) penyakit pada
Sumber Informasi (%) alat kelamin
Ibu 29 (85.3) Mengganti
Saudara Perempuan 11 (32.4) celana dalam 23 20
Petugas Kesehatan 3 (8.8) 3
minimal 1 (67.65) (58.82)
Teman 8 (23.5)
Guru 9 (26.5)
kali sehari
Televisi 5 (14.7) Celana dalam
Media Cetak 1 (2.9) yang baik
Media Elektronik 6 (17.6) adalah yang
28 31
Jenis Pemakaian Pembalut 4 terbuat dari
(82.35) (91.18)
(%) bahan yang
Pembalut Sekali Pakai 30 (88.2) menyerap
Pembalut Bahan Kain 4 (11.8) keringat
(berulang) Cara
Keluhan Saat Menstruasi (%) membersihka
Gatal 21 (61.8) n alat kelamin
Kemerahan 4 (11.8) yang benar 12 10
Demam 2 (5.9) 5
adalah dari (35.29) (29.41)
Tanpa Gejala 8 (23.5)
arah anus ke
Tabel 2 menunjukkan bahwa
arah alat
dari 34 subjek penelitian yang telah
kelamin
mendapatkan intervensi dan dinilai
Terjadinya
berdasarkan hasil pretest (CI=95%) dan
menstruasi
posttest (CI=95%) terdapat perbedaan
adalah 29 32
rata-rata skor yang bermakna dari 6
pengaruh dari (85.29) (94.12)
sebelum dan setelah diberikan
hormonal
intervensi (p<0.05) dan sebelumnya
tubuh
telah dilakukan uji normalitas
Usia terjadi
menggunakan Shapiro-Wilk dan
menstruasi
diperoleh distribusi tidak normal
adalah pada
sehingga menggunakan uji Wilcoxon. 28 33
7 usia remaja
Pada tabel menunjukkan bahwa (82.35) (97.06)
dari 15
terdapat selisih rata-rata dari skor
sampai 17
pretest dan posttest sebesar 0.97. Hasil
tahun
ini menyimpulkan bahwa edukasi
menggunakan video secara signifikan Pertumbuhan
efektif meningkatkan pengetahuan siswi bakteri dan
mengenai kebersihan menstruasi jamur pada
sehingga secara statistik hipotesis alat kelamin
27 32
penelitian (H1) dapat diterima. 8 perempuan
(79.41) (94.12)
terjadi karena
Tabel 3. Perbedaan Skor Pengetahuan keadaan yang
Rata-Rata Per Soal Sebelum dan lembab pada
Setelah Intervensi alat kelamin
92
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Keputihan
yang normal
adalah yang
19 23
9 berbau,
(55.88) (67.65)
berwarna
kuning dan
kental
Lamanya
pengeluaran
darah 10 15
10
menstruasi (29.41) (44.12)
adalah 2
sampai 6 hari
Kanker leher
Gambar 1. Pola Rata-Rata Skor Pretest
mulut rahim
dan Posttest
adalah
penyakit pada
Pada gambar 1, dapat dilihat
alat kelamin
25 29 bahwa nilai minimum dan maksimum
11 perempuan
(73.53) (85.29) pretest berturut-turut adalah 6 dan 14.
yang sangat
Kemudian setelah dilakukan intervensi
berbahaya
dengan media video lalu dilakukan
dan
posttest, didapatkan hasil yang
mengancam
signifikan dimana pada skor posttest
nyawa
terdapat peningkatan rata-rata sebanyak
Pemakaian
0.97 dengan nilai minimum dan
pembalut 31 34
12 maksimum juga mengalami peningkatan
cukup 1 kali (91.18) (100.00)
berturut-turut menjadi 10 dan 15. Pada
sehari
gambar 1 juga dapat dilihat bahwa
Gatal-gatal terdapat persebaran data skor yang
dan bervariasi pada pretest dibandingkan
kemerahan dengan posttest sehingga ini
18 18
13 pada area alat menunjukkan bahwa media video efektif
(52.94) (52.94)
kelamin untuk meningkatkan pengetahuan dilihat
adalah hal
dari data skor subjek.
yang normal
Membersihka
4. PEMBAHASAN
n alat kelamin
Berdasarkan penelitian yang
sebaiknya
telah dilakukan, manajemen kebersihan
menggunakan 33 34
14 menstruasi menjadi suatu hal yang
air yang (97.06) (100.00)
penting untuk dipahami dan dilakukan
bersih, tidak
oleh remaja putri karena kebersihan
berwarna dan
menstruasi merupakan suatu hal yang
tidak berbau
penting dalam menjaga kesehatan
Selalu
reproduksi. Pada tabel 1, dapat terlihat
mencuci
bahwa lebih dari 80% subjek penelitian
tangan sudah pernah menerima informasi yang
dengan sabun 33 34
15 berkaitan dengan menstruasi dan
setelah (97.06) (100.00)
informasi tersebut mayoritas didapatkan
membersihka dari ibu mereka. Hal ini menunjukkan
n alat bahwa ibu merupakan sumber utama
kelamin.
remaja putri untuk mendapatkan
informasi. Namun, dari data yang
didapatkan, hampir setengah dari subjek
penelitian menyatakan bahwa ibu
mereka hanya mengenyam pendidikan
sampai Sekolah Dasar sehingga
pengetahuan ibu mengenai menstruasi
93
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
juga harus ditelusuri kembali apakah ibu pada pretest dibandingkan dengan
dapat menyampaikan informasi yang posttest sehingga ini menunjukkan
tepat atau tidak pada anaknya. Selain bahwa media video efektif untuk
itu, dapat dilihat bahwa guru dan teman meningkatkan pengetahuan dilihat dari
mempunyai peran yang cukup penting data skor subjek. Hasil yang diperoleh
dalam penyampaian informasi sehingga pada penelitian ini sama dengan hasil
hal ini akan mempengaruhi tingkat penelitian yang telah dilakukan di India
pengetahuan mereka dan sudah sejauh dan Brasil, yang menggunakan media
apa mereka memahami manajemen video sebagai instrumen untuk
kebersihan menstruasi. Sebagian besar menyampaikan informasi guna
dari subjek penelitian juga mengeluhkan meningkatkan pengetahuan dari
adanya keluhan saat menstruasi, dan responden.[9, 14] Hasil penelitian di Brazil
hal ini kemungkinan mengindikasikan mengungkapkan dari 23 subjek
bahwa kebersihan mereka saat penelitian yang terlibat, terdapat
menstruasi kurang baik. perbedan rata-rata skor pengetahuan,
Pelaksanaan edukasi tentang pada fase awal rata-rata skornya adalah
kebersihan menstruasi akan 9.04 dan setelah terpapar video rata-
meningkatkan pengetahuan mereka rata skornya menjadi 13.52. Dari 18
serta mendorong perubahan perilaku pertanyaan yang diberikan, sebanyak 21
dalam mempraktikkan manajemen (91.30%) subjek mampu menjawab
kebersihan menstruasi sehingga remaja pertanyaan dengan skor lebih dari 50%
putri akan memahami bahwa rendahnya setelah terpapar video.[9] Sumber
kebersihan menstruasi berkontribusi informasi mengenai menstruasi yang
pada terjadinya penyakit infeksi saluran telah diperoleh sebelumnya merupakan
kencing.[12] Hal ini sesuai dengan faktor yang mampu membantu
penelitian yang telah dilakukan di meningkatkan pengetahuan subjek.
Tanzania pada tahun 2014, bahwa Pada penelitian ini, sebanyak 85.3%
remaja putri membutuhkan informasi subjek mengemukakan bahwa sumber
mengenai cara menjaga kebersihan informasi yang paling utama diperoleh
menstruasi yang tepat. Pada saat dari ibu kemudian diikuti dengan
diskusi kelompok, remaja putri saudara perempuan (32.4%) , guru
menyatakan bahwa mereka (26.5%) dan teman (23.5%). Hal yang
membutuhkan informasi dari berbagai sama juga ditemukan pada penelitian di
sumber dan mereka lebih memilih daerah Nagpur, India, dimana ibu dan
mendapatkan informasi tersebut secara saudara perempuan menjadi sumber
lisan dan buku.[13] Program-program informasi utama dengan sedikit
kesehatan oleh tenaga kesehatan di perbedaan yaitu yang menjadi sumber
sekolah kepada siswa siswinya dan informasi ketiga adalah teman.
penyampaian informasi yang tepat Penelitian lain yang dilakukan di
kepada orang tua oleh petugas promosi Mumbai, India, mengungkapkan bahwa
kesehatan dinas kabupaten berperan guru merupakan sumber informasi
penting dalam meningkatkan utama selain ibu, saudara perempuan
pengetahuan remaja putri untuk dan teman.[15, 16] Ini menunjukkan bahwa
mencapai kesehatan menstruasi yang pada SMPN 1 dan SMPN 3 Jatinangor
baik. guru memiliki peran yang cukup penting
Penelitian ini mencoba sebagai sumber informasi selain dari
menggunakan metode yang berbeda, ibu. Sebagian besar dari subjek
yaitu dengan menggunakan media video penelitian ini sudah menggunakan
sebagai media intervensi. Setelah pembalut sekali pakai (88.2%) yang
diimplemetasikan, diperoleh hasil yang diniliai lebih praktis dan mudah
signifikan (p=<0,0001) dimana terjadi digunakan. Hanya sebagian dari subjek
peningkatan rata-rata skor pengetahuan yang menggunakan pembalut berbahan
antara sebelum dan setelah dilakukan kain yang dapat dipakai berulang.
intervensi. Beberapa faktor yang dapat
Gambar 1 menunjukkan mempengaruhi pemakaian pembalut
peningkatan rata-rata skor dari pretest berbahan kain ini adalah harganya yang
ke posttest sebanyak 0,97 dengan lebih murah dan dapat digunakan
persebaran data skor yang bervariasi kembali. Seperti yang dikemukakan
94
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
pada hasil penelitian di Tanzania dalam Penelitian ini mengindikasikan
focus group discussion, subjek penggunaan media video sebagai
menyatakan bahwa mereka merasa sarana program pendidikan kesehatan
pembalut sekali pakai lebih terjangkau dapat meningkatkan pengetahuan dari
dan praktis sehingga dapat dibawa siswi sekolah menengah pertama.
kemana saja, namun adapun yang Penggunaan video ini menunjukkan
menyatakan bahwa pembalut sekali fakta mengenai teori media video yang
pakai dapat menyebabkan alergi bagi mengedepankan prinsip pendengaran
mereka sehingga mereka lebih memilih dan penglihatan sehingga siswi lebih
menggunakan pembalut berbahan mudah menangkap informasi dengan
kain.[13] Kesadaran remaja putri memadukan fungsi audio dan visualnya.
mengenai pentingnya kebersihan Adanya intervensi menggunakan media
menstruasi harus ditingkatkan, karena video ini dapat dijadikan sebagai bahan
pemikiran serta campur tangan dari pertimbangan dibandingkan dengan
budaya dan tabu di masyarakat masih metode lain untuk mencari tahu metode
cukup kuat mengenai menstruasi mana yang lebih efektif untuk
sehingga akan menyebabkan remaja menyampaikan informasi. Hasil dari
putri yang berpengetahuan rendah penelitian ini juga dapat dijadikan suatu
tentang menstruasi akan merasa lebih kebijakan untuk pihak-pihak terkait,
takut, malu dan cemas pada saat seperti tenaga kesehatan dan lembaga
menghadapi menstruasi.[17] Sehingga swadaya masyarakat untuk
butuh campur tangan dari orang tua dan mengembangkan program edukasi
terutama pihak sekolah seperti kesehatan khususnya dalam hal
mengadakan kurikulum mengenai kesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi, dengan melatih menggunakan media video agar proses
guru untuk menyampaikan informasi edukasi lebih efektif. Selain itu
bukan hanya kepada siswa namun juga diharapkan metode edukasi kesehatan
kepada orang tua siswa agar dapat reproduksi menggunakan video ini dapat
membantu meningkatkan pengetahuan membantu memperluas cakupan
anak mereka.[18] pelaksanaan program konseling remaja
Penelitian sebelumnya dan mendapat dukungan dari Badan
mengenai edukasi kebersihan Kependudukan dan Keluarga
menstruasi menggunakan media video Berencana Nasional sebagai sarana
masih sangat sedikit. Menurut hasil penyampaian materi agar metode yang
penelitian di Brazil, penggunaan video diterapkan lebih variatif dan menarik.
sebagai media edukasi merupakan Adapun keterbatasan pada
strategi yang tepat guna dan menjadi penelitian ini antara lain, pertama
bahan rekomendasi.[9] Meskipun video penelitian ini sebaiknya dilakukan
mempunyai banyak kelebihan namun selama 2 hari untuk menilai efektivitas
salah satu kelemahannya adalah konten dari instrumen yang digunakan, yakni
dari video yang tersedia tidak selalu kuesioner. Selanjutnya, perlu dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dan evaluasi kembali pada bulan-bulan
memerlukan waktu serta biaya yang selanjutnya untuk menilai retensi dari
mahal untuk memproduksinya sehingga pemberian video ini. Namun,
di Indonesia sendiri masih sedikit dikarenakan keterbatasan waktu dari
penelitian yang membahas tentang pihak sekolah dan peneliti maka hal-hal
program edukasi manajemen tersebut tidak dapat dilakukan. Kedua
kebersihan menstruasi yang spesifik adalah information bias saat pengisian
menggunakan video. Oleh karena itu, pretest dan posttest, beberapa faktor
cukup sulit melakukan perbandingan yang mempengaruhi adalah kondisi
secara khusus antara penelitian ini siswi dan ruangan yang tidak kondusif
dengan penelitian lainnya. Sehingga hal dikarenakan banyaknya siswa siswi lain
ini perlu didukung oleh pihak atau di SMPN 1 Jatinangor yang berlalu-
lembaga terkait untuk meningkatkan lalang melewati kelas saat penelitian
kualitas video edukasi dengan berlangsung sehingga mengganggu
memperluas konten dari video-video konsentrasi dari subjek.
edukasi.
95
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
5. KESIMPULAN DAN SARAN Fam Med Prim Care. 3:4 (2014):
Terdapat peningkatan pengetahuan 413-7.
siswi SMP Jatinangor mengenai 7. Fakhri M, Hamzehgardeshi Z,
kebersihan menstruasi setelah Golchin NAH, Komili A. Promoting
diedukasi dengan menggunakan media menstrual health among persian
video. adolescent girls from low
Saran untuk penelitian socioeconomic backgrounds: a
selanjutnya adalah penelitian ini dapat quasi-experimental study. BMC
dilakukan pada populasi yang lebih luas Public Health. 12:1 (2012): 193.
dengan berbagai variasi usia agar data 8. Costa TL, Souza OMV, Carneiro
dapat terdistribusi lebih baik dan HA, Netto CC, Pegoraro-Krook MI,
penyampaian informasi dengan media Dutka JCR. Multimedia material
video seperti ini juga dapat dilakukan about velopharynx and primary
dengan menggunakan telepon genggam palatoplasty for orientation of
apabila tidak tersedia fasilitas listrik caregivers of children with cleft lip
yang memadai serta diharapkan sekolah and palate. CoDAS. 28:1 (2016):
memaksimalkan tenaga pengajar 10-6.
sebagai komunikator yang efektif. 9. Srinivasan P. Effectiveness of
Video materi kebersihan menstruasi ini video based instruction on
dapat diakses pada link Universitas knowledge: Ill effects of substance
Padjadjaran : abuse and its prevention. Int J Appl
https://www.youtube.com/watch?v=cow1 Res. 2:3 (2016): 639-41.
Kb1nc5M&feature=youtube_gdata_play 10. House S, Mahon T, Cavill S.
er Menstrual hygiene matters : A
resource for improving menstrual
DAFTAR PUSTAKA hygiene around the world.
1. Lutpiyah D, Rakhmilla LE, Lidyana Menstrual Hygiene - Sanitary
L. Depresi pra-menstruasi pada Protection Materials and Disposal.
siswi SMP. JIMKI. 4:1 (2016): 10-6. London: WaterAid, 2012. 63-100
2. Parker AH, Smith JA, Verdemato T, Tersedia dari:
Cooke J, Webster J, Carter RC. www.wateraid.org/mhm.
Menstrual management: a 11. Kementerian Kesehatan RI. Buku
neglected aspect of hygiene petunjuk penggunaan media KIE
interventions. Disaster Prevention Aku Bangga Aku Tahu. Jakarta:
and Management. 23:4 (2014): Pusat Promosi Kesehatan
437-54. Kementerian Kesehatan RI, 2012.
3. Dhingra R, Kumar A, Kour M. 12. C AP, Roy A, Sara AB, VCM F,
Knowledge and practices related to Babu GP, Tamrakar A. Knowledge
menstruation among Tribal (Gujjar) regarding menstrual hygiene
adolescent girls. Ethno-Med. 3:1 among adolescent girls in selected
(2009): 43-8. school, Mangalore with a view to
4. Das P, Baker KK, Dutta A, Swain develop an information booklet.
T, Sahoo S, Das BS, et al. International Organization Of
Menstrual hygiene practices, Scientific Research Journal of
WASH access and the risk of Nursing and Health Science. 3:1
urogenital infection in women from (2014): 55-60.
Odisha, India. PLoS ONE. 10:6 13. Guya E, Mayo AW, Kimwaga R.
(2015): 1-16. menstrual hygiene management in
5. BKKBN. Kajian Profil Penduduk secondary schools in Tanzania.
Remaja (10-24 Tahun). Jakarta: International Journal of Science
Pusat Penelitian dan and Technology. 3:1 (2014): 27-40.
Pengembangan Kependudukan; 14. Stina APN, Zamarioli CM, Carvalho
2011. p. 1-4. EC. Effect of educational video on
6. Paria B, Bhattacharyya A, Das S. A the student's knowledge about oral
comparative study on menstrual hygiene of patients undergoing
hygiene among urban and rural chemotherapy. Esc Anna Nery.
adolescent girls of West Bengal. J 19:2 (2015): 220-5.
96
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
15. Thakre SB, Thakre SS, Reddy M,
Rathi N, Pathak K, Ughade S.
Menstrual hygiene: knowledge and
practice among adolescent school
girls of Saoner, Nagpur District. J
Clin Diagn Res. 5:5 (2011): 1027-
33.
16. Thakur H, Aronsson A, Bansode S,
Lundborg CS, Dalvie S, Faxelid E.
Knowledge, practices, and
restrictions related to menstruation
among young women from low
socioeconomic community in
Mumbai, India. Front Public Health.
2:72 (2014): 1-7.
17. Kamath R, Ghosh D, Lena A,
Chandrasekaran V. A study on
knowledge and practices regarding
menstrual hygiene among rural and
urban adolescent girls in Udupi
Taluk, Manipal, India. Glob J Med
Pub Health. 2:4 (2013): 1-9.
18. Marques M, Ressa N. The
Sexuality education initiative: a
programme involving teenagers,
schools, parents and sexual health
services in Los Angeles, CA, USA.
Reprod Health Matters. 21:41
(2013): 12435.
97
JIMKI Volume 5 No.1 | Januari Agustus 2017
Penelitian PERBEDAAN MASALAH EMOSIONAL
PADA REMAJA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN KELAS 7 SMP
Ridzky Santiyani Hadi1,Mulya Nurmansyah Ardisasmita2,
Lulu Eva Rakhmilla2,Lynna Lidyana3
1
Fakultas Kedokteran,2Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
3
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin,
Bandung
ABSTRAK
ABSTRACT
Masalah Perilaku
Hiperaktifitas
Normal
6 (6.5%) 5 (5.7%)
Prososial
Total Kesulitan
ABSTRAK
Latar Belakang: Ibu hamil merupakan salah satu populasi yang paling rentan terkena
anemia. Berdasarkan beberapa penelitian, anemia selama kehamilan dapat
menimbulkan efek negatif terhadap luarannya, seperti bayi prematur, berat badan lahir
rendah, penurunan nilai APGAR score, dan kematian bayi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran luaran kehamilan pada ibu hamil dengan anemia di Rumah Sakit
Hasan Sadikin, Bandung Tahun 2014-2015.
Metode :Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif menggunakan data
dari rekam medis. Penentuan jumlah pada penelitian ini adalah secara total sampling
yang dilakukan dari bulan September hingga November 2016 di Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan bayi secara
spontan pervaginam dengan diagnosis anemia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
tahun 20142015.
Hasil: Anemia sedang memiliki proporsi paling besar yaitu 66% dari 111 ibu hamil
dengan anemia. Pada penelitian ini 80,2% ibu melahirkan bayi matur, 75,6% berat badan
bayi normal, 95,5% bayi memiliki APGAR score normal di menit pertama dan 99,1%
APGAR score bayi normal di menit ke-5. Status kelahiran bayi dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 109 bayi lahir hidup dengan proporsi 98,2% dan 2 bayi lahir mati dengan
proporsi 1,8%.
Kesimpulan:Luaran kehamilan pada ibu hamil dengan anemia di Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung Periode 1 Januari 201431 Desember 2015 meliputi maturitas bayi,
berat badan bayi dan APGAR score bayi di menit pertama dan ke-5 dikategorikan
normal. Untuk status kelahiran bayi, mayoritas bayi lahir hidup.
Kata Kunci: anemia, prematur, berat badan lahir rendah, APGAR score
ABSTRACT
Background: Pregnant women is one of the groups most vulnerable to anemia.
According to previous studies, anemia in pregnant women can cause bad outcomes such
as premature births, low birth weight, low APGAR score, and infant mortality. This study
aims to assess the pregnancy outcome in pregnant women with anemia in dr. Hasan
Sadikin General Hospital Bandung in 20142015.
Methods: This is a descriptive retrospective study using data from medical records. This
study used total sampling from September to November 2015 in dr. Hasan Sadikin
General Hospital, Bandung. Subjects were pregnant women with anemia who gave birth
with spontaneous vaginal delivery method at dr. Hasan Sadikin General Hospital
Bandung on 1st January 201431th December 2015.
Results and Discussion: As many as 111 pregnant women with anemia were included.
Majority of them (66%) had moderate anemia. In this study, 80,2% mothers gave birth to
ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa,
diawali dengan pubertas yaitu terjadinya perubahan fisik seperti bentuk tubuh, proporsi
tubuh, fungsi fisiologis, dan pematangan organ seksual. Masalah pada remaja bersumber
pada perubahan organo-biologic akibat pematangan organ reproduksi saat pubertas
yang sering tidak disadari. Remaja berisiko tinggi terhadap penyakit menular seksual
antara lain akibat kurangnya pengetahuan mengenai pubertas. Sampai saat ini penelitian
pada remaja putra di Indonesia mengenai masalah pubertas belum banyak dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku
siswa SMP di Kecamatan Jatinangor terhadap perubahan fisik saat pubertas.
Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif cross-sectional pada bulan September
hingga Oktober 2016. Subjek penelitian diambil menggunakan metode multistage
random sampling dengan kriteria inklusi siswa yang bersekolah di tiga SMP di
Kecamatan Jatinangor yang terpilih, kelas 8, berusia 12-15 tahun. Subjek dieksklusi bila
tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Kuesioner berisi 28 pertanyaan yang telah
melalui uji validitas dan reabilitas dengan nilai Cronbachs alpha 0.479. Variabel
penelitian adalah pengetahuan dan perilaku siswa SMP terhadap perubahan fisik saat
pubertas.
Hasil: Sebagian besar siswa SMP di Kecamatan Jatinangor berpengetahuan cukup
(76%) dan berperilaku baik (70,2%) terhadap perubahan fisik saat pubertas.
Simpulan: Siswa SMP di Kecamatan Jatinangor berpengetahuan cukup dan berperilaku
baik dalam menghadapi perubahan fisiknya saat pubertas.
ABSTRACT
ABSTRAK
Pendahuluan : Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon)
atau rektum. Kanker kolorektal menduduki urutan ke-4 kanker terbanyak di dunia dimana
jumlah pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Secara umum didapatkan kejadian
kanker kolorektal meningkat tajam setelah usia 50 tahun.
Hasil dan Pembahasan : Berdasarkan hasil kajian literatur, jahe (Zingiber officinale) dapat
digunakan sebagai pencegahan maupun terapi dalam penatalaksanaan kanker kolorektal.
Jahe adalah rempah-rempah yang populer digunakan secara global terutama di sebagian
besar negara-negara Asia. Ekstrak jahe dan komponennya, seperti 6-gingerol dan 6-shogaol,
juga dikenal menunjukkan banyak efek biologis termasuk antiinflamasi, antioksidan, dan
antikanker. Bukti dari penelitian in vitro, hewan, dan studi epidemiologi menunjukkan bahwa
jahe dan beberapa konstituen yang aktif menekan pertumbuhan dan menginduksi apoptosis
dari berbagai jenis kanker termasuk kanker kolorektal.
Kesimpulan : Berdasarkan sejumlah besar penelitian in vitro dan in vivo dapat diketahui
bahwa jahe dan senyawa yang aktif di dalam jahe efektif dalam pencegahan dan pengobatan
alternatif terhadap kanker kolorektal, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai
studi klinis dari efek antikanker jahe terhadap kanker kolorektal.
ABSTRACT
Introduction: Colorectal cancer is a type of cancer that grows in the large intestine (colon) or
rectum. Colorectal cancer ranks 4th in the world as a cancer most dominant in males. In
general, the incidence of colorectal cancer increased significantly after the age of 50 years.
Results and Discussion: Based on a literature review, ginger (Zingiber officinale) can be
used as a preventive or therapeutic treatment of colorectal cancer. Ginger is a spice that is
used globally, especially in Asian countries. Ginger extract and its components, such as 6-
gingerol and 6-shogaol, are also known for various biological effects including anti-
inflammatory, antioxidant and anticancer activity. Evidence from in vitro studies, animal and
epidemiological studies indicate that ginger and some of its active constituents are able to
suppress the growth and induce apoptosis of various types of cancer cells, including
colorectal cancer.
Conclusion: Numerous in vitro and in vivo studies revealed that ginger and several of its
active compounds are effective in preventing and treating colorectal cancer. However, further
clinical research of the anticancer effect of ginger against colorectal cancer is required to
confirm these findings.
1. PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu hingga 8,2 juta jiwa jika dibandingkan
penyakit yang termasuk dalam kelompok angka kematian pada tahun 2008 yang
penyakit tidak menular (Non- mencapai 7,6 juta jiwa.[2]
communicable diseases atau NCD). NCD Kanker kolorektal adalah jenis
merupakan penyebab kematian terbesar kanker yang tumbuh pada usus besar
di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun (kolon) atau rektum. Kanker ini umumnya
2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan bermula dari polip yang tumbuh di
oleh NCD, terutama oleh karena penyakit sepanjang dinding permukaan dalam usus
kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker besar serta rektum. Polip atau jaringan
(7,6 juta kematian), penyakit paru kronis yang tumbuh ini biasanya jinak dan tidak
(4,2 juta kematian) dan diabetes (1,3 juta menyebabkan gangguan. Meski demikian,
kematian).[1] Kanker dapat menyerang ada juga yang berpotensi menjadi ganas,
jaringan dalam berbagai organ tubuh[1] terutama yang sudah ada pada usus dan
dan ditandai dengan pembelahan sel yang rektum selama 5 hingga 15 tahun.[3]
tidak terkendali dan kemampuan sel-sel Secara epidemiologis, kanker kolorektal
tersebut untuk menyerang jaringan menduduki urutan ke-4 kanker terbanyak
biologis lainnya, baik dengan menginvasi di dunia, dimana jumlah pasien laki-laki
jaringan di sekitarnya maupun dengan lebih banyak daripada perempuan dengan
bermigrasi ke tempat yang jauh perbandingan 19,4 dan 15,3 per 100.000
(metastasis). Kanker yang merupakan penduduk. Secara umum didapatkan
penyakit tidak menular, menjadi masalah kejadian kanker kolorektal meningkat
kesehatan utama baik di dunia maupun di tajam setelah usia 50 tahun. Suatu
Indonesia. Masyarakat awam berpikir fenomena yang dikaitkan dengan pajanan
bahwa kanker merupakan suatu penyakit terhadap berbagai karsinogen dan gaya
yang menakutkan yang akan berujung hidup. Kanker kolorektal adalah penyebab
pada kematian. Menurut data World kematian kedua terbanyak dari seluruh
Health Organization (WHO) tahun 2013, pasien kanker di Amerika Serikat (AS).
insiden kanker meningkat dari 12,7 juta Lebih dari 150.000 kasus baru,
kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus terdiagnosis setiap tahunnya di AS
tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian dengan angka kematian per tahun
meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 mendekati angka 60.000. Di AS rerata
menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker usia pasien kanker kolorektal 67 tahun
menjadi penyebab kematian nomor 2 di dan lebih dari 50% kematian terjadi pada
dunia sebesar 13% setelah penyakit mereka yang berusia diatas 55 tahun.[4]
kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 Di Indonesia, seperti yang
insiden kanker dapat mencapai 26 juta terdapat pada laporan registrasi kanker
orang dan 17 juta di antaranya meninggal nasional yang dikeluarkan oleh Direktorat
akibat kanker, terlebih untuk negara Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
miskin dan berkembang kejadiannya akan bekerja sama dengan Perhimpunan
lebih cepat. Di Indonesia, prevalensi Patologi Anatomik Indonesia didapatkan
penyakit kanker juga cukup tinggi. angka yang agak berbeda. Hal yang
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar menarik di sini adalah kecenderungan
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi untuk umur yang lebih muda dibandingkan
kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 dengan laporan dari negara barat. Data
penduduk atau sekitar 330.000 orang. dari bagian Patologi Anatomik FKUI
Kanker merupakan penyakit pembunuh mendapatkan angka 35,265% untuk usia
nomor dua di dunia setelah penyakit di bawah 40 tahun.[4] Di Indonesia dari
kardiovaskular dengan angka kematian berbagai laporan terdapat kenaikan
mencapai 13%. Angka kematian akibat jumlah kasus tetapi belum ada angka
kanker pada tahun 2012 meningkat yang pasti berapa insiden karsinoma