Anda di halaman 1dari 17

KEGAWATDARURATAN

:
NEONATAL
dr. Yuniarty Amra, Sp,OG., M.Kes
Masa neonatal merupakan masa kritis untuk bayi karena bayi
dalam masa transisi dalam rahim ke luar rahim. Bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar rahim. Hal ini
memungkinkan ancaman baik dari individu dan lingkungan
yang dapat memunculkan permasalahan terkait dengan
kehidupan bayi sehingga menjadi permasalahan
kegawatdaruratan neonatal.

Transisi ini hampir meliput semua sistem organ tapi yang


terpenting adalah system pernafasan, sirkulasi dan otak.
Introduction
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi
yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang
tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (usia
<28 hari) membutuhkan pengetahuan terkait
perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
bisa terjadi kapan saja (Setiyani, Sukesi and
Esyuananik, 2016)
1. Menurut WHO, setiap tahunnya, sekitar 3% (3,6 juta) dari
120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi
ini kemudian meninggal.
2. Di Indonesia, dari seluruh kematian balita, sebanyak 38 %
meninggal pada masa BBL (IACMEG, 2005).
3. Kematian BBL di Indonesia terutama disebabkan oleh
prematuritas (32%), asfiksia (30%), infeksi (22%),
kelainan kongenital (7%), lain-lain (9%) (WHO,2007).
 Tanda dan gejala sakit berat (tanda bahaya) pada bayi baru lahir
dan bayi muda sering tidak spesifik
 Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat
bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit
 Pengelolaan awal bayi baru lahir dengan tanda ini adalah
stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk.
Tanda Bahaya Neonatus
 Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
 Kejang
 Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
 Sesak nafas
 Bayi merintih
 Pusar kemerahan sampai dinding perut
 Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu
tubuh kurang dari 36,5°c)
 Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
 Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat
 Kulit terlihat kuning
10
Faktor Penyebab Kegawatdarutan pada Neonatus

1. Faktor kehamilan:
a. kehamilan kurang bulan
b. kehamilan dengan penyakit DM
c. kehamilan dengan gawat janin
d. kehamilan dengan penyakit kronis ibu
e. kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
f. Infertilitas
2. Faktor pada saat persalinan
a. persalinan dengan infeksi intrapartum
b. persalinan dengan tindakan
c. persalinan dengan penggunaan sedative
3. Faktor bayi
a. Skor Apgar yang rendah
b. BBLR
c. bayi kurang bulan
d. berat lahir lebih dari 4000 gr
e. cacat bawaan
f. distres napas
PERIODE PEMANTAUAN
NEONATUS
MENGENALI TANDA BAHAYA/
KEGAWATDARURATAN
PERIODE GOLDEN SECONDS – MINUTES □ 30”

<- BAYI BUGAR

<- BAYI BERISIKO


<-BAYI SAKIT
TIM GADAR MAT-NEO 247
NEONATAL ESENSIAL
Periode golden hours:
tindakan pemantauan transisi intra ke ekstra uteri, 0 – 6 jam
PERIODE GOLDEN HOURS □ 0 – 6/ 12

BAYI SEHAT

BAYI SAKIT
PERIODE GOLDEN HOURS □ 0 – 6/ 12 HOURS

PELAYANAN NEONATAL ESENSIAL:


•Inisiasi menyusu dini
•Identitas bayi
•Antropometri
•Pemeriksaan fisik bayi, identifikasi tanda
bahaya neonatus □ sianosis,
•pucat, perdarahan, ikterus, muntah
bilier, kejang
•Pemberian vitamin K1
•Pemberian tetes mata antibiotic
•Pemberian imunisasi Hepatitis
Periode golden hours - days tindakan pemantauan fungsi
defekasi, diuresis,
hiperbilirubinemia
•Panduan Gadar Mat-Neo, Neonatal Esensial, PONED
Periode golden days, 3 – 7 hari, KN-2
tindakan pemantauan tanda bahaya neonatus

1. Pemantauan pemberian ASI, kelancaran defekasi, diuresis, icterus


2. Tanda bahaya neonatus, sesuai MTBM:
Sianosis
Pucat, hipotermi (suhu <36,5∘C)
Malas minum, muntah, diare
Muntah bilier
3. Perawatan tali pusat, identifikasi tanda infeksi
Periode golden weeks, 7 – 28 hari, KN-3 tindakan pemantauan tanda
bahaya neonatus, penurunan berat badan

Tindakan yang harus


dilakukan:
•Menjaga selalu kehangatan tubuh bayi
•Mencegah infeksi, dengan
selalu cuci tangan
•Memberi ASI sesering mungkin

Tindakan awal,
BEBERAPA KONDISI
KEGAWATDARURATAN
NEONATAL

Anda mungkin juga menyukai