Anda di halaman 1dari 72

1

KEGAWATDARURATAN
PADA NEONATUS

Dr. Afifa Ramadanti, SpA(K)


2
OBJECTIVES
❑ PENDAHULUAN
❑ PERIODE PEMANTAUAN
❑ BEBERAPA KEGAWATAN NEONATUS
❑ SIMPULAN
3

PENDAHULUAN
4
Kegawatdaruratan neonatal

🡪 situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen

yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28

hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam

mengenali perubahan fisiologis dan kondisi patologis

yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul

sewaktu-waktu.
5

❑ Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya
❑ Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat diduga secara pasti walaupun
dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun.
❑ Kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi
mutlak diperlukan
❑ Tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan standard
dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat dihandalkan,
walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional
dan ahli
❑ Tenaga kesehatan perlu up date pengetahuan dan keterampilan
6

❑ Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim


sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar
rahim.
❑ Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem.
❑ Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan
pula miniatur anak.
❑ Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan
didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.
7

❑ Masa perubahan yang paling besar terjadi selama satu


jam pertama sampai 24-72 jam
❑ Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang
terpenting adalah system pernafasan, sirkulasi, otak
❑ Diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu tindakan untuk mencegah
kegawatdaruratan terhadap neonatus
8

❑ Tanda dan gejala sakit berat (tanda bahaya) pada


bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak spesifik
❑ Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah
bayi lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat
perawatan di rumah sakit
❑ Pengelolaan awal bayi baru lahir dengan tanda ini
adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang
lebih buruk.
Tanda Bahaya Neonatus 9

❑ Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum


❑ Kejang
❑ Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
❑ Sesak nafas
❑ Bayi merintih
❑ Pusar kemerahan sampai dinding perut
❑ Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba
dingin(suhu tubuh kurang dari 36,5°c)
❑ Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
❑ Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat
❑ Kulit terlihat kuning
Faktor Penyebab Kegawatdarutan pada 10
Neonatus

❑ Faktor kehamilan:
▪ kehamilan kurang bulan
▪ kehamilan dengan penyakit DM
▪ kehamilan dengan gawat janin
▪ kehamilan dengan penyakit kronis ibu
▪ kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
▪ Infertilitas
❑ Faktor pada saat persalinan 11
▪ persalinan dengan infeksi intrapartum
▪ persalinan dengan tindakan
▪ persalinan dengan penggunaan sedative
❑ Faktor bayi
▪ Skor Apgar yang rendah
▪ BBLR
▪ bayi kurang bulan
▪ berat lahir lebih dari 4000 gr
▪ cacat bawaan
▪ distres napas
12

PERIODE PEMANTAUAN NEONATUS

MENGENALI TANDA BAHAYA/KEGAWATAN


PERIODE GOLDEN SECONDS – MINUTES 🡪
30”

• BAYI
BUGAR

• BAYI
BERISI
KO
TIM GADAR MAT-NEO
• BAYI
247 SAKI
T
NEONATAL ESENSIAL
Periode golden hours:
tindakan pemantauan transisi intra ke
ekstra uteri, 0 – 6 jam

Buku Panduan Gadar MatNeo, Neonatal


Esensial, KIA
PERIODE GOLDEN HOURS 🡪 0 – 6/ 12
HOURS BAYI
SEHAT

BAYI
SAKIT
PERIODE GOLDEN HOURS 🡪 0 – 6/ 12
HOURS PELAYANAN NEONATAL
ESENSIAL:
• Inisiasi menyusu dini
• Identitas bayi
• Antropometri
• Pemeriksaan fisik bayi,
identifikasi tanda bahaya
neonatus 🡪 sianosis, pucat,
perdarahan, ikterus, muntah
bilier, kejang
• Pemberian vitamin K1
• Pemberian tetes mata antibiotik
• Pemberian imunisasi Hepatitis
Periode golden hours - days
tindakan pemantauan fungsi
defekasi, diuresis,
hiperbilirubinemia
• Panduan Gadar Mat-Neo, Neonatal Esensial,
PONED
Periode golden days, 3 – 7 hari,
KN-2 tindakan pemantauan
tanda bahaya neonatus
Buku
MTBM
PERIODE GOLDEN DAYS, 3 – 7 HARI,
KN-2
• Pemantauan pemberian ASI, kelancaran
defekasi, diuresis, ikterus
• Tanda bahaya neonatus, sesuai MTBM:
o Sianosis
o Pucat, hipotermi (suhu <36,5∘C)
o Malas minum, muntah, diare
o Muntah bilier
• Perawatan tali pusat, identifikasi tanda
infeksi
Periode golden weeks, 7 – 28 hari,
KN-3 tindakan pemantauan tanda
bahaya neonatus, penurunan berat
badan
Buku KIA,
MTBM
Periode golden
weeks,
7 – 28 hari, KN-3
Tindakan yang harus
dilakukan:
• Menjaga selalu
kehangatan tubuh
bayi
• Mencegah infeksi,
dengan
selalu cuci tangan
• Memberi ASI
sesering mungkin

Tindakan awal,
Kegawatan Neonatus : 6-72
jam
• Kejang pada Neonatus

• Syok pada Neonatus

• Kelainan jantung yang sering pada


neonatus

• Kegawatan saluran cerna


24

BEBERAPA KONDISI KEGAWATAN


NEONATUS
ASFIKSIA 25

► Kegagalan bernapas secara spontan dan teratur saat atau segera


setelah lahir
► Ditandai dengan tidak bernapas atau megap-megap, dan tonus
otot jelek
► Tata laksana harus segera setelah lahir
► Resusitasi harus dikuasai tenaga kesehatan yang menangani bayi
baru lahir
► Bayi asfiksia akan memberikan komplikasi dini dan lanjut bahkan
kematian bila tidak ditangani secara tepat
ALUR RESUSITASI IDAI
26
27
HIPOTERMIA 28

Klasifikasi hipotermia berdasarkan


temperatur (core temperature):
❑ Ringan, 36,4 ⁰C – 36⁰C
❑ Sedang, 35,9 ⁰C – 32 ⁰C
❑ Berat, <32 ⁰C
Tujuan stabilisasi temperatur :
❑ Mempertahankan temperatur 36,5 ⁰C –
37,5⁰C, diukur melalui aksila

(*WHO (1997). Thermal protection of


the newborn: A practical guide)
HIPOTERMIA 29

Bayi yang paling RENTAN


adalah bayi:
❑ Prematur/BBLR
❑ KMK
❑ Resusitasi berkepanjangan
❑ Bayi sakit
❑ Lain-lain , a.l. Gastroschisis
/ defek spinal
MEKANISME Kehilangan Panas 30

❑ Konduksi
❑ Konveksi
❑ Evaporasi
❑ Radiasi
Konsumsi Oksigen dan Temperatur 31
Panduan untuk menghangatkan 32

bayi
❑ Hangatkan hati-hati
❑ Monitor ketat
🡪 Suhu aksila
🡪 Laju dan ritme jantung
🡪 Tekanan darah
🡪 Laju dan usaha napas
🡪 Saturasi oksigen
🡪 Status asam basa (jika ada)
🡪 Glukosa darah
Inkubator 33

❑ Keuntungan 🢡 kontrol laju penghangatan yang


lebih baik
❑ Atur suhu udara 1⁰–1,5 ⁰ C di atas suhu kulit
🡪 Mungkin memerlukan gradient suhu udara sebelum suhu bayi akan naik
🡪 Naikkan suhu udara perlahan yang
ditoleransi
Kangoroo Mother Care 34
Kangoroo Mother Care 35
Gawat Napas
36

❑ Laju Napas (frekuensi napas)


❑ Usaha Napas
🡪 Kualitas air entry pada auskultasi
🡪 Retraksi – lokasi, keparahan
🡪 Merintih/grunting, napas cuping hidung
🡪 Apnea 🢡 frekuensi, lama, laju jantung dan saturasi O2 selama
apnea, hilang sendiri vs perlu stimulasi

❑ Kebutuhan O2
❑ Saturasi O2
Down Score
37

0 1 2

Laju Napas <60/mnt 60-80/mnt >80/mnt

Retraksi Tidak ada Ringan Berat

Sianosis Tidak ada Sianosis, Sinosis (+)


hilang dng dng O2
O2
Air Entry (+) ↓ Tidak ada

Grunting Tidak ada Terdengar Terdengar


dng tanpa alat
stetoskop
38

Down Score

Skor <4 Gawat Napas Ringan

Skor 4 – 5 Gawat Napas Sedang

Skor ≥6 Gawat Napas berat (analisis gas


darah harus dilakukan)
Apnea 39

Apnea didefinisikan sebagai tidak adanya aliran gas


inspirasi selama 20 detik atau kurang jika
berhubungan dengan bradikardia (<100/mnt),
sianosis atau pucat.

Neonatal Handbook, Royal Women Hospital 2005


Penilaian Gawat Napas 40

Kerja pernapasan atau usaha napas


❑ Merintih/grunting 🢡
🡪 usaha untuk ↑ tekanan intratoraks sebagai respons terhadap kolaps
alveoli
🡪 Membantu mempertahankan sedikit volume udara dalam alveoli

❑ Napas cuping hidung 🢡


🡪 usaha untuk ↓ resisten jalan napas
🡪 Tanda perlu udara

❑ Retraksi
Penilaian Gawat Napas 41

Kebutuhan O2
❑ Terjadi sianosis sentral?
🡪 Diskolorasi kebiruan pada membran
lidah dan mukosa
🡪 Desaturasi darah arteri sekunder
terhadap disfungsi kardiak/respirasi

❑ Jika bayi sianosis pada udara kamar


dan terdapat gawat napas
🢡 nilai saturasi O2 dan siapkan O2
HIPOGLIKEMIA 42

❑ Kadar gula darah sewaktu < 50 mg/dl


❑ Asimptomatik atau simptomatik
❑ Menyebabkan kerusakan otak 🢡 fungsi kognisi
Setelah Lahir: Faktor yang
43
mempengaruhi kadar glukosa
► Simpanan glikogen
yang inadekuat

► Hiperinsulinemia

► Penggunaan
glukosa yang
berlebihan
Tanda Hipoglikemia 44

⚫ Jitteriness
⚫ Iritabilitas
⚫ Hipotonia, letargi
⚫ High-pitched cry, tangisan lemah
⚫ Hipotermia
⚫ Refleks isap lemah/koordinasi
⚫ Takipnea
⚫ Sianosis
⚫ Apnea
⚫ Kejang
Tata laksana Hipoglikemia 45

❑ Pemberian bolus D10% 2 cc perkg BB bila gula


darah <25 mg/dl
❑ Pemberian cairan D10% IV sesuai kebutuhan
harian bila pasien tidak bisa minum
❑ Pemberian minum sesegera mungkin bila
memungkinkan
❑ Pemantauan
SYOK 46

❑ Perfusi organ vital dan pasokan O2 yang inadekuat


❑ Suatu keadaan kompleks dari disfungsi sirkulasi yang
menyebabkan pasokan O2 dan nutrien yang
insufisien untuk kebutuhan jaringan yang baik

Corneli (1993)
Pediatric Clinic of North America

Kourembanas (2004)
Manual of Neonatal Care
Tiga Penyebab Utama 47

▪Hipovolemia Syok
Hipovoemik

▪Gagal Jantung Syok


Kardiogenik

▪Infeksi Syok Sepsis


Penilaian Syok 48

Usaha Napas
🡪 ↑ work of breathing (WOB)
🡪 Takipnea
🡪 Gasping
🡪 Apnea
Penilaian Syok (2) 49

Nadi
🡪 Kekuatan nadi
❖ Lemah 🢡 nilai syok
❖ Bounding 🢡 pastikan adanya PDA, malformasi asteriovena yang
besar, trunkus arteriosus

🡪 Bandingkan brakial sampai femoral


❖ Brakial > kuat daripada
femoral 🢡 pastikan apakah
adanya koarktasia aorta
Penilaian Syok 50

Perfusi perifer
❑ Capillary refill time (CRT)
🡪 Normal ≤3 detik
🡪 Bandingkan bagian atas dan
bawah tubuh

❑ Kulit yang dingin


Penilaian Syok 51

Warna
❑ Sianosis
❑ Pucat, putih
🢡 Hb rendah

❑ Kulit 🢡 cutis marmorata


(mottled)
Tatalaksana Syok Hipovolemik 52

Jika tidak ada kehilangan darah akut


🡪 Salin Normal
🡪 (Ringer Laktat)
Jika terdapat kehilangan darah akut
🡪 Packed RBCs
🡪 Whole Blood
🡪 Nilai kembali pemberian darah
KEJANG 53
Anamnesis
Penyebab yang meliputi
1. Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE): 25-50%
2. Perdarahan intrakranial dan trauma Susunan Saraf Pusat: 15-20%
3. Masalah metabolik: 5-30%
a.Hipoglikemia (glukosa darah <40 mg/dL) b.Hipokalsemia (Ca<8

mg/dL atau Ca ion<1 mmol/L)

c.Hipomagnesemia (Mg<1.2 mg/dL)

d.Hiponatremia/Hipernatremia e.Defisiensi piridoksin


Anamnesi
s TORCH): 5-15%
4. Infeksi Susunan Saraf Pusat (Meningitis, infeksi
5. Stroke: cedera iskemik fokal, stroke neonatus, thrombosis vena
serebral
6.Inborn Errors of Metabolism: kelainan metabolisme asam amino,
defek siklus urea, defisiensi Glucose Transporter-1 (GLUT-1)
7.Developmental Malformations: disgenesis serebral, sindrom
neurokutaneus
8.Kejang disebabkan obat-obatan: Withdrawal of narcotic
analgesic, intoksikasi anestesi lokal

• Sindrom epilepsi neonates


Anamnesi
s
• Riwayat ibu dan obstetrik meliputi:
- Infeksi ibu, paparan obat, riwayat keguguran
sebelumnya atau bayi dengan kejang (bawaan),
kondisi medis (diabetes, hipertensi, dll.) dan
riwayat kejang neonatus dalam keluarga.
- Korioamnionitis, demam, perdarahan antepartum,
persalinan yang sulit atau gawat janin dan nilai
Apgar rendah.
PENYEBAB KEJANG 57

► Asfiksia (HIE)
► Hipoglikemia
► Gangguan elektrolit
► Infeksi (meningitis)
► Perdarahan intracranial
► Defisiensi B6
Tata laksana kejang 58

► Atasi jalan nafas 🢡 beri oksigen


► Beri antikonvulsan 🢡 phenobarbital secara IV
► Atasi penyebab kejang:
❑ Hipoglikemi
❑ Hiponatremia
❑ Hipocalsemia
❑ Infeksi
59
60
Trismus and increased muscle tone - 61
neonatal tetanus

(Ref. P.24)
Gangguan Saluran Cerna 62

► Obstruksi
► Muntah
► Kembung
► Atresia ani
► Atresia esophagus
► Perdarahan saluran cerna
63
Gangguan saluran cerna
64
►Perdarahan
❑ Perdarahan segar melalui Saluran Cerna
❑ Tidak perlu bilas lambung
❑ Puasakan, pasang OGT, Vit K1, rujuk

►Tidak BAB selama 48 jam (dari lahir)


❑ 99 % bayi matur & 76% prematur 🢡
BAB 24 jam pertama
❑ Penyebab :
❑ Anus imperforata /Atresia ani
❑ Obstruksi usus : meconium plug, ileus,
Hirschprung’s, atresia ani, malrotasi
❑ Puasakan, pasang OGT, rujuk
65
Kelainan Kongenital Saluran Cerna

❑ Waspada bila dijumpai :


▪ Sekresi air ludah yg berlebihan
▪ Muntah atau gumoh yg sering
▪ Perut kembung, tegang
▪ Belum ada mekonium setelah 24 jam

❑ Segera dirujuk
66

Gangguan minum dan masalah ASI

► ASI merupakan nutrisi terbaik untuk BBLR

► Merupakan hal yang normal jika dalam menyusui


BBLR cepat lelah, isapannya lemah, menghisap
sebentar

► Frekuensi pemberian ASI dianjurkan setiap 2 jam

► Bila bayi tidak menghisap ASI dengan baik,


anjurkan untuk memberikan ASI peras melalui
sendok/cangkir
67
Diare

❑ Perubahan frekuensi dan konstitusi tinja


❑ Dibedakan :
▪ dengan dehidrasi
▪ tanpa dehidrasi
❑ Tanda dehidrasi :
▪ mata dan ubun ubun cekung
▪ anak rewel, gelisah
▪ kencing berkurang
68
Diare

❑ Tanpa dehidrasi :
🡪 Tetap dirawat Bidan
🡪 Minum ASI teruskan
🡪 Minum cairan Rehidrasi oral

❑ Dengan dehidrasi sedang – berat


🡪 Harus dirujuk
🡪 Sambil dirujuk ,tetap diberi ASI/ ASI peras
🡪 Minum Cairan Rehidrasi oral
69
PENCEGAHAN INFEKSI

► Penyebab utama kematian BBL

► Infeksi lokal yang kecil dapat meluas


dan berbahaya

► Sepsis neonatorum adalah infeksi


sistemik berat pada masa neonatal
SIMPULAN 70

► Kegawatdaruratan neonatus dapat terjadi saat bayi baru lahir sampai


berusiia 28 hari
► Usia 6 – 72 jam merupakan masa penting untuk menilai tanda kegawatan
pada bayi baru lahir
► Tata laksana kegawat daruratan pada neonatus adalah mengatasi TABC
(temperature, air way, breathing, circulation) dan dilanjutkan dengan
stabilisasi kemudian rujukan
► Untuk dapat mendeteksi awal kegawat daruratan neonatus perlu dilakukan
kunjungan neonatal (KN)
► Tata laksana awal kegawatdaruratan pada neonatus menjadi hal utama
untuk mendapatkan luaran yang optimal
71

TERIMA KASIH
Referensi 72

► https://www.ichrc.org/36-tanda-bahaya-pada-bayi-baru-lahir-dan-
bayi-muda
► https://www.ichrc.org/312-masalah-masalah-umum-bayi-baru-lahir-l
ainnya
► Panduan UKK Neonatologi IDAI
► Panduan Kemekes RI

Anda mungkin juga menyukai