Anda di halaman 1dari 40

Buku Panduan Manajemen Data Page 1

BUKU PANDUAN
MANAJEMEN DATA
SURVEILANS BERBASIS KELUARGA

Tim penyusun :
Sabaria Manti Battung, S.KM, M.Kes, M.Sc
Abdul Salam,SKM,M.Kes

Reviewer :
Dr.dr.Burhanuddin Bahar,MS

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BEKERJASAMA DENGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Buku Panduan Manajemen Data Page 2


DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Manajemen Data
1.2 Tujuan Manajemen Data
1.3 Klasifikasi Data

BAB 2. ALUR KEGIATAN MANAJEMEN DATA


2.1 Pengumpulan data
2.2 Pengelompokan dan Pembukuan data
2.3 Kontrol kualitas data

BAB 3. ENTRY DATA


3.1 Cara instal program
3.2 Persiapan entri data
3.3 Cara menjalakan program entri
3.4 Penyimpanan data elektronik

BAB 4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


4.1 Tahapan pengolahan data
4.2 Analisa data

BAB 5. PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA


5.1 Cara penyajian data
5.2 Interprestasi data

BAB 6. SISTEMATIKA PEMBUATAN LAPORAN

BAB 7. PROSES PERMINTAAN DATA

Buku Panduan Manajemen Data Page 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmatNya
sehingga buku panduan manajemen data surveilans berbasis keluarga ini dapat
selesai tepat waktu.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam
upaya penyelesaian buku panduan ini termasuk juga reviewer. Tak lupa juga
untuk pihak penyandang danadalam hal ini Direktur Jenderal Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah mendukung penuh
pembuatan buku panduan ini.
Buku panduan ini nantinya diharapkan dapat membantu mahasiswa
Program Studi Ilmu Gizi FKM UNHAS yang akan melakukan surveilans
berbasis keluarga di lapangan dalam mengolah dan menganalisis data yang
telah mereka peroleh
Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan
dari seluruh pembaca untuk kesempurnaan buku panduan ini

Makassar, 1 Agustus 2016

Tim penyusun

Buku Panduan Manajemen Data Page 4


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Manajemen Data


Manajemen data adalah serangkaiankegiatan pengumpulan data mulai
dari kegiatan pencatatan,pengolahan,penyajian, analisis
dandisseminasi/penyebarluasan data.
1.2 Tujuan Manajemen Data
Manajemen data, seperti fungsi manajemen lain, harus berorientasi hasil
dan berfikir pelayanan. Ini berarti tujuan harus ditetapkan sebagai standar untuk
mengukur kinerja program. Tujuan manajemen data adalah untuk memastikan :
a. Data yang diperoleh akurat dan tepat waktu
b. Data up to date (mutakhir)
c. Data menjadi aman
d. Tersedia data yang bisa digunakan oleh user
1.3 Klasifikasi Data
1. Menurut jenisnya.
Klasifikasi data menurut jenisnya dibagi menjadi dua bagian yakni data
kuantitatif dan data kualitatif. Selanjutnya kedua jenis data ini terbagi lagi
menjadi beberapa bagian yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Data Kuantitatif adalah jenis data yang diukur dalam skala numerik (angka).
Data kuantitatif ini dapat dibedakan menjadi :
a. Skala Interval. Skala ini mempunyai kualitas tambahan yaitu interval
antar kelas yang sama.
Contoh : suhu diukur dalam derajat. Selisih yang sama antara beberapa
pasangan angka dalam skala menunjukkan perbedaan sama dari atribut
yang diukur.
b. Skala ratio. Skala ini mempunyai kualitas tambahan berupa angka nol
yang menunjukkan tidak adanya atribut. Sebagai akibatnya, ratio antar
angka dalam skala adalah sama seperti antara jumlah atribut yang
sedang diukur.
Contoh :
Berat badan diukur dalam kg;
Haemoglobin diukur dalam gram per 100ml darah

Buku Panduan Manajemen Data Page 5


Sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala
numerik. Karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka
data kualitatif ini umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses, dengan cara
mengklasifikasikan data tersebut ke dalam bentuk kategorik.Data kualitatif
dapat dibedakan atas :
a. Skala nominal, Terdiri dari 2 kategori atau lebih yang secara kualitatif
berbeda satu dengan yang lain (mutually exclusive). Jika hanya 2
kategori, skala disebut dikotomi. Bilangan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kategori, tapi bilangan itu adalah nomor-nomor kode
tanpa makna kuantitatif, kecuali apabiladalam suatu skala dikotomi yang
mengukur terjadinya atau adanya beberapa atribut atau kejadian, maka
0 dan 1 digunakan untuk menunjukkan secara berturut-turut tidak ada
dan ada atau tidak dan ya.
Contoh :
Merokok : 0=tidak merokok,; 1=merokok
Status perkawinan : bujangan, janda,nikah, cerai
b. Skala ordinal, skala ini memiliki kualitas tambahan yaitu kategorinya
diranking; masing-masing kelas memuat hubungan situasional yang
sama dengan kelas berikutnya; skala menunjukkan posisi-posisi dalam
suatu tangga; jika bilangan digunakan, maka nomor hanya menunjukkan
posisi urutan kategori.
Contoh :
Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI ; 1=rendah ; 2=sedang ; 3=tinggi
Merokok : 1=Bukan perokok ; 2=perokok ringan; 3=perokok sedang ;
4=perokok berat
2. Data menurut dimensi waktu
Menurut dimensi waktu, data dapat digolongkan menjadi :
a. Data time-series, yaitu data yang secara kronologis disusun menurut
waktu, dimana data ini biasanya digunakan untuk menganalisis
perubahan dalam rentang waktu tertentu. Data ini bisa berupa data
harian, mingguan, bulanan,tahunan.

Buku Panduan Manajemen Data Page 6


b. Data silang tempat (cross-section), data yang dikumpulkan pada suatu
tiitk waktu tertentu, dan biasanya digunakan untuk mengamati perilaku
pada periode yang sama.
c. Data pooling, adalah data gabungan antara data time series dan silang
tempat
3. Data menurut sumbernya
Berdasarkan sumbernya data dapat digolongkan menjadi :
a. Data internal dan data eksternal. Data internal yaitu data yang
bersumber dari dalam organisasi dan data eksternal yaitu data yang
bersumber dari luar organisasi
b. Data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung melalui survey atau metode pengumpulan data
tertentu. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang
lain atau organisasi lain dan dipublikasikan kepada masyarakat
pengguna data. Contoh sumber data sekunder : buku registrasi
penderita TB, kartu pemeriksaan, catatan tentang kegiatan-kegiatan di
posyandu, pustu, bidan, dan sebagainya
Dalam surveilans berbasis keluarga ini akan dikumpulkan berbagai macam
data mulai dari data kualitatif (nominal dan ordinal) serta data kuantitatif
(rasio).

Buku Panduan Manajemen Data Page 7


BAB II. ALUR KEGIATAN MANAJEMEN DATA
Secara umum proses manajemen data dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Create Enter data


Data Collection Data entry screen Data File

* Interviews Use data package as Double entry of data


* Questionnaires EpiData, SPSS,etc by two different
*Records reviews Determine : persons is best
* Observations, etc - Types of data
- Range and
consistency checks
- Skip logic,etc
Make
Export corrections
data Recode and
Statistical package Clean Data
transform data
Derive variables
Use data statistic
Review frequencies
package e.g SAS,STATA Recode - Implausible value
to do those operations - Sparse data - Missing data
not done by your data - Variable that form and a - Sample size of
entry package common scale followup questions
Derive variable - Sparse data

Gambar 1. Proses Manajemen Data

Untuk Alur manajemen data surveilans gizi berbasis keluargaini, akan dilakukan
dalam 2 tahap yakni :
Tahap 1 yang dilaksanakan di tingkat rumah tangga/posyandu
- Pengumpulan data : pengumpulan data ini akan dilakukan oleh
mahasiswa yang akan di dampingi oleh supervisor
- Kontrol kualitas data: kuesioner yang telah diisi oleh enumerator dicek
kembali oleh supervisor sebelum dientri oleh enumerator. Kuesioner
yang telah diisi sebaiknya langsung diserahkan kepada supervisor untuk
dicek pada hari yang sama mahasiswa melakukan pengumpulan data
untuk meminimalisir kesalahan pengisian kuesioner oleh mahasiswa.
Supervisor tidak hanya memeriksa kelengkapan isian kuesioner akan

Buku Panduan Manajemen Data Page 8


tetapi juga memastikan sistematika serta konsistensi pengisian
kuesioner sudah benar atau tidak.
- Entry data : setelah dinyatakan lengkap oleh supervisor lapangan, maka
selanjutnya kuesioner dapat dientri oleh setiap mahasiswa kedalam
program entri yang sebelumnya dibuat oleh tim manajemen data. Sebisa
mungkin entri ini dilakukan sesaat setelah kuesioner dinyatakan lengkap
oleh supervisor
Tahap 2 dilaksanakan di program studi / fakultas oleh tim manajemen data :
- Penerimaan dan penggabungan data semua posyandu : seluruh data
dari mahasiswa dikumpulkan ke tim manajemen data untuk selanjutnya
akan digabung untuk seluruh posyandu yang menjadi lokasi
pengambilan data.
- Cleaning data : setelah semua data tergabung, selanjutnya data tersebut
akan di cleaning untuk melihat apakah ada data yang menyimpang atau
tidak. Jika ditemukan data yang bermasalah, maka tim manajemen data
akan menanyakan langsung ke mahasiswa bersangkutan yang
melakukan pengumpulan data pada wilayah yang ditemukan data
menyimpang. Selanjutnya mahasiswa harus mengecek kembali di
kuesioner yang mereka kumpulkan terkait data yang menyimpang
tersebut untuk memastikan apakah terjadi kesalahan pada saat
penginputan atau pada saat pengisian kuesioner.
- Analisis data ; data yang telah di cleaning dan dinyatakan tidak ada
masalah (tidak ditemukan data menyimpang) selanjutnya telah bisa
dianalisis sesuai kebutuhan.
- Penyimpanan data: data yang telah dimasuk di tim manajemen data
selanjutnya akan disimpan di server bank data yang hanya bisa diakses
oleh tim manajemen data.
2.1 Pengumpulan data
Terdapat beberapa cara pengumpulan data, tergantung dari
data/indikator yang dipilih untuk dikumpulkan dalam suatu
survey/penelitian.Salah satu metode pengumpulan data yang biasa digunakan
dalam survey gizi adalah pengukuran antropometrik. Pengukuran

Buku Panduan Manajemen Data Page 9


antropometrik ini digunakan untuk mengumpulkan data tinggi badan,berat
badan dan umur dari seorang responden. Metode lain yang sering digunakan
adalah wawancara terstruktur (kuesioner), disebut terstruktur karena
mengikuti pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam suatu
kuesioner dan biasanya hanya membutuhkan jawaban-jawaban yang
singkat.Selanjutnya cara lain yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data
adalah dengan melakukan observasi langsung, terutama merekam suatu
kondisi fisik (seperti : sanitasi,ventilasi udara suatu rumah responden) atau
perilaku tertentu (seperti : praktek hygiene saat mengolah makanan). Hasil
observasi langsung biasanya akan direkam dalam formulir yang berisi checklist
atau daftar parameter yang akan diukur. Telaah Dokumen kebanyakan
digunakan untuk mengkonfirmasi jawaban responden atau jika data objektif sulit
diperoleh dengan bertanya langsung pada responden. Ada juga Wawancara
Mendalam yakni rangkaian percakapan interaktif dengan responden dimana
tidak menggunakan daftar pertanyaan yang terstruktur tapi hanya kisi-kisi
pertanyaan yang nantinya akan dikembangkan sendiri oleh pewawancara.
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum pengumpulan data ke lapangan:
a. Supervisor membagikan kuesioner(sesuai jumlah sampel yang akan
dikumpulkan per posyandu) beserta pedoman pengisian kuesioner dan buku
panduan manajemen data kepada masing-masing tim pengumpul data.
b. Mahasiswa (tim pengumpul data) memastikan kembali jumlah kuesioner
(termasuk jumlah halaman setiap kuesioner) yang telah diterima
disesuaikan dengan jumlah sampel yang akan dikumpulkan
Hal-hal yang harus dilakukan setelah pengumpulan data dari lapangan:
a. Pengumpul data harus memeriksa kelengkapan hasil wawancara/isian
kuesioner sebelum diserahkan ke supervisor untuk di kroscek.
b. Kuesioner yang telah dinyatakan terisi dengan lengkap oleh supervisor
selanjutnya diserahkan kembali kepada pengumpul data untuk dientri.
2.2 Kontrol kualitas data
Tim pengumpul data melakukan kontrol kualitas data dengan melihat
kelengkapan dokumen, pemeriksaan kembali kelengkapan jawaban, konsistensi alur
jawaban. Kelengkapan jawaban dan konsistensi alur jawaban termasuk:

Buku Panduan Manajemen Data Page 10


a. Jumlah rumah tangga (RT) dan anggota rumah tangga (ART)
b. Angka hasil penimbangan Berat Badan (BB) baik penimbangan pada baduta
maupun ibu hamil khusus pada blok 3
c. Angka hasil pengukuran Panjang Badan (PB)untuk anak baduta ataupun
Tinggi Badan (TB) untuk anggota keluarga yang sudah dewasa khusus
pada blok 3
d. Ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) Ibu Hamil khusus pada blok 3
2.3 Entry Data
Kuesioner hasil wawancara maupun hasil pengukuran antropometri di entryoleh
tim pengumpul data di lokasi pengumpulan data ke dalam program entri yang telah
dibuat oleh tim manajemen data. Sebelum data dientri, maka kuesioner tersebut harus
dicek terlebih dahulu oleh supervisor lapangan untuk memastikan konsistensi dan
kelengkapan jawaban. Pada saat mengentri data, harap diperhatikan langkah-langkah
dalam proses entri data sehingga tidak terjadi kesalahan. Data yang telah dientri
sebaiknya langsung disave untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
laptop yang dipakai untuk mengentri mengalami gangguan/rusak. Entri data ini sebisa
mungkin dilakukan pada hari yang sama saat mahasiswa melakukan pengumpulan data
untuk lebih memudahkan ketika ada kuesioner yang ternyata terlupa atau tulisannya
tidak jelas bisa langsung dikroscek kembali ke responden dilapangan.

Buku Panduan Manajemen Data Page 11


BAB III. ENTRY DATA
Kegiatan entri data merupakan salah satu tahapan manajemen data. Penggunaan
perangkat yang tepat dan program entri data yang baik serta tenaga pengentri yang
cermat dan tepat, bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan entri data
hasil wawancara dari kuesioner ke dalam bentuk file elektronik.
Program entri surveilans berbasis keluarga dijalankan dengan
program.Program ini mempunyai kemampuan untuk mengikuti alur kuesioner
dengan membuat pembatasan nilai atau kode yang tidak diperlukan sehingga diharapkan
dapat meminimalisasi kesalahan dalam memasukan data. Misalnya variabel jenis
kelamin (1=laki-laki dan 2=perempuan) jika dientri selain kode tersebut maka akan
ditolak.
3.1 Cara instal program

3.2 persiapan entri data


3.2.1 Petunjuk umum pelaksanaan
1. Kuesioner surveilans berbasis keluarga terdiri dari tiga jenis kuesioner yakni:
a. Kuesioner rumah tangga
b. Kuesioner individu
c. Kuesioner kelembagaan
Tugas enumerator (mahasiswa) adalah mengentri kuesioner tersebut diatas kedalam
program yang telah disiapkan sebelumnya. Sebelum data tersebut di entri, kuesioner
harus di cek kelengkapannya oleh supervisor. Ketika sudah dinyatakan lengkap oleh
supervisor baru boleh di entri.
2. Sebelum mulai memasukkan data, pastikan hal-hal berikut:
a. Kuesioner yang dientri harus sudah melalui proses pengecekan dan editing oleh
supervisor.
b. Seluruh halaman kuesioner harus lengkap.
c. Seluruh isian Kuesioner Rumah Tangga, Individu dan kelembagaan harus terisi
lengkap.
3. Entri data (kuesioner rumah tangga dan kuesioner individu) harus dilakukan per
rumah tangga dimulai dari ART urutan pertama, kedua, dan seterusnyasesuai
urutannya. Apabila satu rumah tangga tersebut sudah selesai terentri, simpan data

Buku Panduan Manajemen Data Page 12


tersebut sebelum melanjutkan entri ke rumah tangga berikutnya. Seluruh data
ditingkat posyandu hanya dapat di upload ke sistem ketika data yang telah di entri
sudah di cek kembali oleh supervisor.
4. Langkah yang harus dilakukan jika ada isian yang kosong di kuesioner adalah
melakukan konfirmasi kepada enum dan kembali ke RT bersangkutan di lapangan
untuk melengkapi hasil wawancara.
5. Pengentri harus teliti dalam memasukkan data yang ada dikuesioner, sehingga tidak
ada pertanyaan yang terlewati, baik disengaja maupun tidak.
6. Jika anda melakukan kesalahan, maka anda diperkenankan untuk kembali ke isian
tersebut untuk melakukan perbaikan.
7. Perlu diperhatikan kondisi laptop yang digunakan untuk mengentri. Jangan sampai
waktu kita mengentri tiba-tiba laptop mati gara-gara kehabisan baterai atau aliran
listrik terputus. Lakukanlah partial save untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
8. Pastikan Anda mem-backup hasil entri harian ke beberapa media penyimpanan
(flashdisk, hard disk external, CD, dll) sesuai dengan petunjuk supervisor.
3.2.2 Petunjuk khusus
1. Kode Puskesmas, Posyandu,dan Kode Nomor urut Rumah Tangga. Ketiga aspek ini
merupakan bagian yang menjadi dasar program entri surveilans berbasis keluarga
agar dapat masuk ke dalam program entri. Karena itu, pastikan bagian ini terisi
secara benar.
2. Lakukan entri data kuesioner Rumah Tangga terlebih dahulu hingga selesai,
kemudian mulai mengentri data kuesioner Individu secara sistematik sesuai dengan
nomor urut anggota rumah tangga (ART).
3. Pertanyaan Keterangan Anggota Rumah Tangga harus terisi dengan benar, karena
isian dalam blok ini merupakan inti untuk melanjutkan entri individu.
4. Apabila pengentri sudah selesai menginput satu rumah tangga dan akan melanjutkan
entri ke rumah tangga berikutnya, maka pengentri harus menutup program entri.
Caranya: klik File kemudian pilih Exit atau dengan meng-klik pojok kanan atas
(kotak silang). Setelah itu akan muncul kotak verifikasi, bila sudah sesuai maka klik
OK. Tampilan selanjutnya adalah Menu Data Entry, klik A. Entry data, kemudian
klik check mark atau Enter, maka proses entry rumah tangga berikutnya bisa
dimulai.

Buku Panduan Manajemen Data Page 13


5. Petugas entri harus menyimpan hasil entrian setelah mengentri 1 ART dalam satu
Rumah Tangga. Caranya: Klik File, pilih Save Partial Case
6. Selain data rumah tangga dan individu, enumerator juga akan menginput data dari
kuesioner kelembagaan. Data ini akan diinput pada form yang berbeda dengan form
untuk kuesioner rumah tanggan dan individu.

Buku Panduan Manajemen Data Page 14


BAB 4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pengolahan Data


Tujuan Pengolahan data adalah merubah data yang telah terkumpul menjadi
suatu bentuk yang siap untuk dilakukan analis.

Kompilasi Validasi Transformasi Pengolahan


data data data data

Manual
Elektrik
Software

Lakukan perubahan variabel menjadi variabel baru sesuai dengan kebutuhan


melalui proses :
Mengubah nilai suatu variabel
Mengelompokkan variabel ke dalam variabel yang berbeda
Mengelompokkan nilai-nilai variabel ke dalam variabel yang baru
Mengestraksi sebagian dari nilai dalam variabel tersebut

Data yang telah dikumpulkan, tidak selamanya berupa data yang akan siap
dianalisis. Akan tetapi beberapa data masih perlu untuk dibuat dalam bentuk kategori
ataupun di recode untuk dapat di analisis. Berbagai permasalahan dapat ditemui pada
data yang telah dikumpulkan, antaralain :
Pengolahan data memerlukan waktu yang banyak/tidak efisien
Banyak data yang tidak lengkap/kosong
Terdapat data yang meragukan/tidak masuk akal
Misalnya : respondennya ibu hamil, akan tetapi dibagian jenis kelamin
dituliskan (1) laki-laki.
Terdapat jawaban diluar kategori jawaban

Buku Panduan Manajemen Data Page 15


Misalnya : pertanyaan tentang Jenis kelamin : (1) laki-laki(2) perempuan, akan
tetapi dalam data tiba-tiba muncul jawaban 3
Terdapat jawaban yang tumpang tindih
Misalnya : Kategori umur 1-5 tahun, 5-10 tahun, 10-15 tahun
Tahapan dan Proses Pengolahan Data
1. Editing : kegiatan memeriksa kelengkapan pengisian dan ketepatan data sebelum
proses pemasukan data.
Memeriksa kelengkapan jawaban pertanyaan pada kuesioner secara
keseluruhan
Memeriksa kejelasan tulisan jawaban
Memeriksa kelogisan jawaban (logical check)
Memeriksa lompatan (skip check) dan kisaran jawaban (range check)
Editing/penyuntingan sebaiknya dilakukan dilapangan semenjak data
diperoleh dari jawaban responden, agar data yang meragukan masih dapat
ditelusuri kembali kepada responden/informan. Pada saat mengembangkan
struktur data, masing-masing variabel perlu ditetapkan :
Nama
Skala : Numerik (angka), string (huruf,campuran)
Jumlah digit, termasuk jumlah desimal (khusus data numerik
2. Coding: Apabila semua data telah terkumpul dan sudah selesai di edit, kemudian
dilakukan pengkodean sebelum data siap di entry. Tujuan dari pengkodean ini
adalah agar mempermudah dalam pengolahan data.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan entry data adalah
menentukan type variabel data yang akan di entry.
Umumnya digunakan :
- ID number
- Numerik
- Logic (ya/tidak)
- Date / tanggal
- Text
Ada 3 macam cara pengkodean, yaitu : untuk 1. Pertanyaan tertutup yang
jawabannya belum dikategorikan, 2. Pertanyaan terbuka yang jawabannya sudah

Buku Panduan Manajemen Data Page 16


ditentukan ; responden tinggal memilih salah satu atau lebih dari jawaban yang
tersedia ; dan 3. Pertanyaan semi terbuka yang sebagian jawabannya sudah
ditentukan.
a. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang variasi jawabannya sudah
ditentukan dan disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai
kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan.
Misalnya suatu pertanyaan harus dijawab YA atau TIDAK, ; SANGAT
SETUJU,SETUJU,TIDAK BERPENDAPAT,TIDAK SETUJU, SANGAT
TIDAK SETUJU. Variasi jawaban tersebut dapat langsung diberikan kode pada
kuesioner yang ada sesuai dengan skala yang akan digunakan, dan pewawancara
tinggal melingkari kode jawaban sesuai dengan pilihan responden.
Contoh :
Sebaiknya pemerintah tidak perlu mencampuri masalah jumlah anak yang
dimiliki seseorang. Bagaimana pendapat saudara tentang pertanyaan tersebut :
Kode jawaban
1 = sangat setuju
2 = setuju
3 = tidak berpendapat
4 = tidak setuju
5 = sangat tidak setuju
b. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang variasi jawabannya belum
ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk
menjawab dari pertanyaan yang diajukan. Oleh karena variasi jawaban yang
akan diperoleh mungkin cukup banyak, pewawancara harus mencatat secara
lengkap pokok-pokok jawaban responden kedalam lembaran kuesioner yang
telah disediakan. Variasi jawaban selanjutnya dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori terlebih dahulu, dan untuk itu perlu diketahui sebanyak
mungkin variasi jawabannya.
Dalam membuat kategori jawaban dan kodenya, perlu diperhatikan hal-hal
berikut :

Buku Panduan Manajemen Data Page 17


o Kategori jawaban yang harus tegas perbedaannya, sehingga tidak ada
tumpang tindih (overlapping) antara jawaban yang satu dengan jawaban
lainnya.
o Persentase jawaban lain-lain harus kecil. Kalau jumlahnya besar
(misalnya lebih dari 10%) maka banyak informasi yang tidak
dimanfaatkan. Untuk itu perlu dibuat kategori tambahan agar persentase
jawaban lain-lain menjadi sedikit.
Contoh :
Alasan Tidak Minum Pil KB

Kode Variasi jawaban Frekuensi Persen


1 suami pergi 24 10
2 mengganggu kesehatan 78 32
3 sedang haid 68 28
8 lain-lain 73 30
243 100

Terdapat 73 responden (30%) yang memberikan jawaban termasuk ke dalam


kategori lain-lain. Melihat hal ini tentu sangat disayangkan jika hanya dibuat
menjadi kategori lain-lain karena artinya ada sekitar 30 persen informasi alasan
responden tidak miunm pil KB yang tidak jelas. Untuk mengetahui kategori
lebih lanjut variasi alasan tersebut perlu dilihat jawaban lain-lain satu per satu.
Data tersebut perlu diolah kembali untuk memperjelas jawaban lain-lain. Setelah
diolah kembali ternyata tambahan informasi yang bisa kita peroleh terkait alasan
ibu tidak minum pil KB seperti karena pil nya habis,tidak minum setiap hari dan
bahkan karena alasan lupa untuk meminumnya. Data ini tentu lebih informatif
dibandingkan dengan data yang sebelumnya. Hasil olahan data terbaru tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Alasan Tidak Minum Pil

Kode Variasi jawaban Frekuensi Persen


1 suami pergi 24 10
2 mengganggu kesehatan 78 32
3 sedang haid 68 28
4 tidak minum pil tiap hari 15 6

Buku Panduan Manajemen Data Page 18


5 pil sedang habis 28 11
6 lupa minum 21 9
8 lain-lain 9 4
(terdiri dari lupa menyimpan,
kemasan pil rusak dan
belum diberi sama petugas

c. Pertanyaan Semi Terbuka


Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang sebagian jawabannya sudah
ditentukan, tetapi masih ada kemungkinan bagi responden untuk memberikan
jawaban lain. Biasanya jawaban ditentukan sudah mencakup sebagian besar
alternative jawaban. Meskipun demikian kadang-kadang ada beberapa jawaban
lain yang tidak bisa diberi kode karena meliputi jawaban yang berbeda.
3. Entry Data
Setelah data dikode, maka selanjutnya data tersebut di entry sesuai dengan
menggunakan Excel,Epi Info, spss atau program analisis data lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
4. Cleaning
Walaupun sebelumnya telah ditetapkan ketentuan-ketentuan pada saat
data entry, namun kesalahan masih mungkin saja terjadi, sehingga untuk
itu perlu dilakukan cleaning data. Salah satu cara adalah dengan melihat
distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai ke-logis-annya.
Untuk data continue (interval dan ratio) dapat dilihat sebarannya untuk
melihat ada tidaknya pencilan (outliners). Setiap ditemukan keanehan
pada data (tidak logis,outliner) perlu dilakukan pengecekan ulang ke
kuesionernya.Bila ternyata terdapat kesalahan dalam memasukkan data,
lakukan pembetulan. Bila ternyata tidak terdapat kesalahan pemasukan
data, maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengecek
kembali di kuesioner pada lokasi dimana data tersebut berasal. Dalam
hal ini, sekali lagi penulisan kode posyandu, puskesmas dan lainnya
tidak boleh salah untuk memudahkan pencarian kuesioner yang salah
input.
Contoh cara melakukan cleaning data :
- Check nilai minimum-maksimum

Buku Panduan Manajemen Data Page 19


Jika subyek hanya anak balita saja, maka nilai minimum dan
maksimum data umur subyek pasti antara 12 59 bulan (rentang umur
subyek). Maka jika ada nilai subyek yang umurnya tercatat < 12 bulan
atau > 59 bulan, maka harus dilakukan konfirmasi ulang.
- Check jawaban tunggal atau lebih dari satu
Jika untuk pilihan jawaban untuk jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-
laki dan 2 untuk perempuan, maka tidak mungkin ada jawaban selain
dari 1 atau 2. Misalnya tiba-tiba muncul angka 3 berarti ada kesalahan
penginputan dan harus segera dikonfirmasi pada kuesioner.
- Check distribusi atau sebaran data
Data hasil wawancara, 91% responden menjawab ya jika ditanya
apakah ibu mempraktekkan ASI eksklusif 6 bulan. Jawaban itu perlu di
cross check dengan serangkaian pertanyaan lainnya yang terkait
seperti praktek prelacteal, pemberian makanan saat bayi berusia < 6
bulan dan lain-lain. Seringkali yang terjadi praktek prelactal dilakukan,
bahkan pemberian minuman atau makanan dilakukan saat bayi berusia
< 6 bulan, tetapi ibu menjawab bahwa ia mempraktekkan ASI ekslusif 6
bulan.
- Logical check atau konsistensi data
Cara ini hanya dilakukan oleh pelaku entry yang paham dengan setiap
pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Jika ada pertanyaan yang
berkaitan satu sama lain sehingga jawabannya pun akan runut atau
terkait satu sama lain secara logika.
1. Apakah anak ibu (subjek survey) sakit dalam satu minggu lalu?
2. Apakah anak ibu terkena diare dalam satu minggu lalu?
Jika anak tidak sakit minggu lalu, maka jelas anak juga tidak akan
mengalami diare pada waktu yang sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Proses Pengolahan Data
Apa tujuan pengolahan data
Data relevan dengan tujuan
Kualitas data dapat dipercaya
Gunakan metode yang tepat dan muda

Buku Panduan Manajemen Data Page 20


Uangkapakan batasan kelemahan data bila ada
Harus olahan data harus standart : mudah dimengerti, menghasilkan persepsi
yang sama dan dapat di perbandingkan menurut waktu, geografis dan lain-lain.
Bentuk Pengolahan Data
Pengolahan data sederhana (univariat), dilakukan dengan beberapa cara seperti :
menghitung proporsi, rate, ratio, sebaran, nilai tengah dan juga melalui distribusi
frekuensi.

PENGOLAHAN DATA SECARA SEDERHANA


Menghitung distribusi frekuensi

Contoh hasil Pengolahan Data


Sederhana distribusi frekuensi

menurut Menurut Menurut Menurut


kegiatan var.waktu var.tempat varorang

K-1 275 K-1 K-1


Jan 40 K-1
K-4 250 Ds A 50
KN-1 195 Feb 65 Ds B 75 Normal 50
KN-2 180 Mar 70 Ds C 80 Risti 75
Apr 90 Ds D 70

a. Menghitung nilai tengah (central tendency)


- Modus (Mode) : merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut.
Berikut adalah contoh cara menentukan/menghitungmodus :
Tentukan modus dari data di bawah ini :
a. 3,4,4,5,5,5,6,7,8
b. 3,3,4,5,5,6,6,6,7,7,7,8,8,9
c. 3,3,4,4,5,5,6,6,7,7
Cara menjawabnya adalah :

Buku Panduan Manajemen Data Page 21


a. Modusnya adalah 5
b. Modusnya adalah 6 dan 7
c. Tidak modus
- Median (Me) : merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
pada nilai tengah dari kelompok data yang tersusun urutannya dari yang
terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Jika banyaknya datanya ganjil,
maka rumus mediannya : Me = X(n+1)/2, sedangkan jika banyak datanya
genap maka mediannya adalah : Me = (Xn/2 + X(n/2)+1)/2
Keterangan : n = banyaknya data
Contoh soal :
Tentukan median data berikut ini :
a. 3,10,9,4,5,8,8,4,6
b. 3,8,5,4,10,8,4,6,9,5
Cara menjawab :

a. Langkah pertama data harus diurutkan terlebih dahulu menjadi :


3 4 4 5 6 8 8 9 10
Karena banyaknya data (n) = 9 (termasuk ganjil) maka rumus yang
dipakai adalah Me = X(n+1)/2
Me = X(9+1)/2 = X(10/2) = X5
Jadi yang menjadi mediannya adalah X5 atau angka dengan nomor
urut 5 yaitu angka 6.
b. Sama dengan soal sebelumnya, data harus diurutkan terlebih dahulu :
3 4 4 5 5 6 8 8 9 10
Karena banyaknya data n = 10 merupakan bilangan genap sehingga
rumus median adalah :
Me = (X10/2 + X(10/2)+1)/2 = (X5 + X6)/2
Jadi mediannya terletak pada data ke 5 dan ke 6 dibagi 2 yang
hasilnya adalah = (5+6)/2 = 5,5
- Mean : merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai
rata-rata dari kelompok tersebut. Mean ini didapat dengan menjumlahkan
data seluruh individu dalam kelompok tersebut dibagi dengan jumlah
individu yang ada pada kelompok tersebut.

Buku Panduan Manajemen Data Page 22


Rumus menghitung mean untuk data tunggal adalah :

=
=

Keterangan :
= mean
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
contoh soal untuk menghitung mean (rata-rata) dari sebuat data :
Nilai ujian dari 10 orang mahasiswa gizi untuk mata kuliah Ilmu Gizi Dasar
adalah sebagai berikut 90,80,77,85,92,80,85,86,89,78. Tentukan nilai
rata-ratanya!.
Jawab :
Sesuai dengan rumus yang disebutkan sebelumnya maka kita tinggal
memasukkan angka-angka kedalam rumus :
= = = 84,2

Jadi nilai rata-rata ujian mahasiswa adalah 84,2

b. Menghitung Rate
- Rate adalah ukuran perubahan kejadian (kesakitan) pada masyarakat
selama kurun waktu tertentu dalam satuan konstanta
c. Menghitung Ratio
U ku ra n Ep id N um er ator (X ) D e no min ato r (Y ) K o n sta nta ( K )
- Ratio adalah ukuran perbandingan antara satu kejadian/kondisi dengan
I ns id ens R ate K as us B aru P d d k R is iko % , ds b
kejadian lainnya, misalnya
S em ua sex
K a su ratio
s .
P r eva len s R ate P d d k R is iko % , ds b
( Bar u +La ma)
A tta ck RUate
kura n K asNum
us Bera
arutor (X) P
Denom
d d k R ina tor (Y)
is iko Konstanta
% , (K)
C as
S ex Reatio
F atality R ate K ema tian Pria S
Pddk em ua K asWanita
Pddk us % 100
C r ud e D eath Ra te K ema tian p end u du k % , ds b
R atio Puskesm as dg pddk Puskesma s Pddk 10.000

R atio dokter dg pddk dokter Pddk 10.000

R atio dokter dg Puskesma s dokter P uskesm as 10

d. Menghitung Proporsi

Buku Panduan Manajemen Data Page 23


- Proporsi adalah ukuran perbandingan antara satu kondisi/kejadian dengan
keseluruhan kejadian, misalnya proporsi penyakit, umur, sex dan lain-lain
Pengolahan data kompleks,dilakukan untuk menganalisis hubungan antara dua
variable (bivariat) dan atau lebih dari dua variable (multivariate). Untuk melihat adanya
perbedaan antar dua variabel dapat digunakan : chi square test, student t test,paired t
test,McNemar-test. Sedangkan untuk melihat asosiasi dapat digunakan : RR, Odds
Ratio, Regresi dan koefisien korelasi

Ukuran Epid Numerator (X) Denominator (Y) Konstanta (K)


Proporsi BTA+ rawat inap
Pdrt BTA + Pdrt rwt inap %
di RS Ulin
Proporsi Balita Pnemonia Balita
Pdrt Berobat %
di Puskesmas Pnemonia
Proporsi pria pdrt HIV + Pria HIV + Kasus HIV+ %
Proporsi PNS pdrt TB yg PNS pdrt Semua Pdrt
%
diobati TB, diobati TB diobati

4.2 Analisa Data


Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat
untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai.Seidaknya ada 2 tujuan dilakukannya analisis data yakni : (a) mendeskripsikan
data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun ukuran disperse,
sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. (b) menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sample setelah dilakukan
pengujian hipotesis.
Sebelum melakukan analisis, maka perlu diperhatikan beberapa hal :
- Menentukan variable yang akan dianalisis
- Rekontruksi variable-variabel yang akan dianalisis
- Pengelompokan kategori atau variabel ke dalam ke dalam kaktegori atau variabel
baru
- Tabel yangdiperlukan (table frekuensi atau table silang)
- Statistik yang akan digunakan
Jenis- jenis analisis adalah sebagai berikut :

Buku Panduan Manajemen Data Page 24


- Analisis deskriptif : memberikan kejelasan tentang keadaan atau ciri-ciri
sesuatu
- Analisis Komparatif : Memberikan perbandingan antara dua atau beberapa
hal/keadaan
- Analisis Kecenderungan : Menyajikan perkembangan suatu hal/keadaan dari
waktu ke waktu
- Analisis Hubungan : Menunjukkan ada/tidaknya hubungan antara satu
hal/keadaan dengan hal/keadaan lain yang dianggap sebagai factor
pengaruhnya.
Adapun bagian yang akan dianalisis untuk setiap blok adalah :
1. Untuk blok 1 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :
- Persentase individu berdasarkan jenis kelamin, umur/kelompok, tingkat
pendidikan, pekerjaan, kemampuan baca tulis
- Cakupan suplementasi besi-folat
- Cakupan program Program keluarga harapan
- Cakupan akses terhadap air besih
- Cakupan PHBS tatatan rumah tangga
- Presentasi balita mempunyai buku KIA/KMS
- Presentasi keluarga dibawah garis kemiskinan
- Presentasi rumah tangga dengan anggota rumah tangga yang merokok
- Cakupan ART yang memanfaatkan fasilitas yankes
- Jumlah PAUD,TPA dan posyandu di tingkat kelurahan
- Informasi terkait posyandu (jumlah kader aktif, frekuensi pelayanan, strata,
kelengkapan saran dan prasaran)
- Informasi tentang SKDN di posyandu
- Informasi keberadaan puskesmas, bidan praktek, mini market atau toko
kelontong, pasar tradisional, restoran atau warung makan, public space (taman
bermain, lapangan, dsb) ditingkat kelurahan.
2. Untuk blok 2 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :
- Cakupan persalinan oleh nakes
- Cakupan ini menyusui dini (IMD)
- Cakupan pemberian MP-ASI anak usia >6 bulan

Buku Panduan Manajemen Data Page 25


- Cakupan manajemen zinc pada diare
- Cakupan penanganan gizi buruk akut pada anak baduta
- Cakupan suplementasi vitmain A
- Cakupan imunisasi dasar
- Cakupan pengobatan kecacingan
3. Untuk blok 3 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :
- Persentasi rumah tangga rawan pangan
- Tingkat konsumsi energi/kapita/hari
- Tingkat konsumsi protein/kapita/hari
- Status gizi balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB
- Persentasi balita sangat kurus mendapat makanan tambahan
- Persentasi ibu hamil berisiko KEK
- Persentasi ibu hamil mendapat TTD dan makanan tambahan
- Ketersediaan buah dan sayur di rumah tangga
4. Untuk blok 4 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :

5. Untuk blok 5 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :

6. Untuk blok 6 mahasiswa harus menganalisis variabel yang terkait dengan :

Buku Panduan Manajemen Data Page 26


BAB 5. PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA

A. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya akan
disajikan dalam wujud laporan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam
melakukan sebuah penelitian atau survey.
Pada umumnya, hasil analisa data dengan uji deskriptif dapat disajikan dalam
bentuk narasi atau teks, tabular (tabel) ataupun dalam bentuk grafik sederhana seperti
batang,pie chart atau histogram. Cara penyajian data ini minimal harus memperhatikan
dua kebutuhan : (1) Menggambarkan situasi atau kondisi yang diinginkan ; (2)
Menggambarkan kondisi tersebut sehingga dapat menarik perhatian pembaca laporan,
stakeholder atau target sasaran. Bentuk analisis yang akan dilakukan bisa berbagai
macam misalnya uivariate, bivariate maupun multivarite. Namun apapun model
penyajiannya, tujuan dari penyajian data adalah data adalah untuk mempermudah
memahami hasil penelitian dan menarik kesimpulan.
1. Penyajian secara narasi/tulisan
Penyajian dalam bentuk narasi atau tulisan banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif yang biasanya berhubungan dengan ilmu sosial, ekonomi maupun psikologi.
Meskipun banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, akan tetapi penggunaan narasi
ini juga diperlukan dalam penelitian kuantitatif terutama untuk memberi penjelasan
lebih lanjut isi dari tabel, grafik maupun gambar yang disajikan atau jika penelitian yang
dilakukan hanya menggunakan satu sampai 2 variabel.
Contoh :
- Dalam penelitian kualitatif : remaja putri yang mengalami obesitas mengatakan bahwa
mereka mengalami kegemukan karena tergiur dengan berbagai macam iklan makanan
siap saji yang ada di TV.
- Dalam penelitian kuantitatif (sebagai kesimpulan suatu tabel) : tidak ada hubungan
antara status gizi remaja putri dengan tingkat pengetahuan (p=0.08)
- dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan hanya satu variabel misalnya : rata-
rata berat badan siswi SMA 1 Makassar adalah 56,6 kg.

Buku Panduan Manajemen Data Page 27


2. Penyajian menggunakan tabel
Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang
disusun secarateratur dalam bentuk kolom dan baris. Setiap tabel atau gambar harus
dirujuk dalam teks tulisan sebagaimana merujuk pustaka dengan
mencantumkan Tabel x atau Gambar x. Tabel harus diberi kepala kolom dan
kepala baris yang jelas dengan cara penulisan sebagaimana penulisan judul
tabel. Bila isi tabel merupakan hasil pengukuran maka satuan dicantumkan
sebagai bagian dari judul kolom.Suatu tabel yang lengkap terdiri dari :
- Nomor tabel : Nomor tabel diperlukan jika tabel yang disajikan lebih dari satu buah
dengan tujuan agar mudahditemukan dan agar informasi yang ada dalam tabel
tersebut dapat dengan mudah dihubungkandengan teks. Nomor dapat dengan mudah
memudahkan ketika akan dicari dan juga tabel biasanyadiletakkan disebelah kiri
sejajar dengan judul tabel.
- Judul tabel : Merupakan informasi singkat mengenai isi tabel. Dengan membaca
judul tabel diharapkan pembacadapat mengetahui makna angka yang disajikan pada
kolom dan baris. Selain itu judul tabel haruslah
informatif sehingga tabel bisa berdiri sendiri sebagai suatu informasi yang
lengkap.Contoh judul tabel :
a. Tabel 1. Karakteristik Penduduk yang mengalami obesitas di desa Lipukasi
kabupaten Barru tahun 2016
b. Tabel 2. Rata-rata kadar Hemoglobin remaja putri yang mengalami anemia di
kota Makassar tahun 2016
- Badan tabel : Terdiri atas judul kolom, judul baris, judul kompartemen dan sel
- Keterangan/catatan kaki : Keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang
digunakan. Kata yang disingkat atau yang akandiberi keterangan biasanya diberi
tanda didalam tabel menggunakan * atau # atau lainnya, tanda
yang sama kemudian ditulis dibawah tabel dan dituliskan keterangan mengenai kata
itu. Areadibawah tabel juga bisa dipakai untuk menuliskan catatan kaki atau sumber
jika data pada tabelmerupakan data sekunder

Contoh tabel :

Buku Panduan Manajemen Data Page 28


3. Penyajian menggunakan grafik
Penggunaan grafik biasanya dilakukan untuk tujuan:
- Membandingkan beberapa variabel atau beberapa kategori dalam variabel
berdasarkan waktu atautempat yang berbeda
- Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalan nya waktu ( time series)
- Memperlihatkan ada tidaknya hubungan antara antara dua variabel atau
lebih.
Seperti tabel, pada grafik juga ada nomor grafik, judul grafik dan catatan kaki.
Terdapat berbagai jenis grafik :
1. Grafik batang (Bar diagram)
Merupakan grafik yang berbentuk batang pada bidang sumbu tegak dimana
setiap batang mewakilinilai dari suatu variabel atau komponen variabel.
Tinggi dari batang bersifat proporsional yangmenunjukkan nilai dari variabel
yang diwakili. Grafik batang digunakan untuk membandingkan
beberapa variabel dalam waktu dan tempat yang sama atau satu variable
dalam waktu dan tempatyang berbeda. Ada dua jenis grafik batang yaitu:

Buku Panduan Manajemen Data Page 29


- Histogram dimana batang batang disusun berimpitan satu dengan yang
lainnya tanpa ruangantara yang merupakan data kuantitatif yang kontinu
dalam bentuk distribussi frekuensi.
- Poligon dimana titik tengah dari puncak setiap batang dihubungkan oleh
suatu garis
Grafik batang bisa digunakan baik pada analisis univariate maupun
bivariate.
Contoh :

2. Grafik lingkaran atau diagram pie/ circle cart


Penyajian data dalam bentuk lingkaran dimana frekuensi variabel yang
dilukiskan sesuai dengan luas(jumlah derajat) dalam lingkaran
tersebut.Umumnya grafik ini digunakan untuk menarik perhatian,terutama
untuk presentasi oral. Untuk memaksimalkan penggunaan diagram
lingkaram,jumlahkomponen dari suatu lingkaran sebaiknya tidak lebih dari
10 buah(meskipun ada juga yangberpendapat bahwa enam adalah jumlah
yang maksimal). Grafik lingkaran biasanya digunakan untukpenyajian data
univariate.
Contoh:

Buku Panduan Manajemen Data Page 30


3. Grafik garis
Informasi digambarkan dalam bentuk garis pada bidang satu sumbu tegak. Garis
bisa dalam bentuktunggal,
tunggal, ganda maupun majemuk. Grafik garis sangat tepa
tepat
digunakan untuk menggambarkanpertumbuhan/perkembangan
menggambarkanpertumbuhan/perkembangan (variabel yang
bersifat serba terus/kontinue)
Contoh:

Buku Panduan Manajemen Data Page 31


4. Grafik pencar (scatter plot)
Grafik pencar dihasilkan dari titik koordinat (x,y) dan merupakan grafik korelasi
atau kecendrungankarena digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yang berpasangan. Titik titik padascatter menunjukkan pengaruh suatu
variabel terhadap variabel yang lain. Grafik pencar biasanyadigunakan jika data
yang besar. Hubungan antara variabel bisa positif, negatif atau tidakberhubungan.
Garfik pencar digunakan menyajikan data dari analisis bivariate.
Contoh :

5. Grafik peta/map diagram


Grafik ini digunakan untuk memperlihatkan perbedaan situasi atau kondisiarea
dalam suatuwilayah yang digambarkan dengan menggunakan warna. Dengan
penyajian dalam bentuk peta ini diharapkan pembaca lebih mudah untuk memahami
apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Penggunaan peta biasanya
digunakanuntuk data deskriptif.
Contoh :

Buku Panduan Manajemen Data Page 32


B. Interpretasi Data
Interpretasi atau penafsiran data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas
tentang penemuan-penemuan. Interpretasi tidak dapat dipisahkan dari analisis data
sehingga sebenarnya interpretasi merupakan aspek tertentu dari analisa dan bukan
merupakan bagian yang terpisah dari analisa. Secara umum, interpretasi adalah
penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.
Data yang telah dibuat dalam bentuk tabel, misalnya perlu diberikan penjelasan yang
terperinci dengan cara :
1. Mendiskusikan tabel tersebut
2. Memberikan interpretasi terhadap data tersebut.
Mendiskusikan atau membicarakan tabel berarti memaparkan data dengan sedikit
lebih tangguh dan memberikan perhatian yang lebih tanggap terhadap perbedaan-
perbedaan atau hubungan-hubungan yang menyolok dari angka-angka dalam tabel.
Penelitian tidak cukup hanya mendiskusikan tabel, tetapi harus bertindak lebih jauh lagi
yaitu peneliti harus memberikan penafsiran atau interpretasi. Memberikan interpretasi
adalah memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian. Interpretas itu
mempunyai dua aspek yaitu :
1. Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam arti menghubungkan
hasil suatu penelitian dengan penemuan penelitian lainnya.

Buku Panduan Manajemen Data Page 33


2. Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan
atau menjelaskan.
Interpretasi juga dapat menghubungkan suatu penemuan studi eksploratif menjadi
suatu hipotesa untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya. Interpretasi juga
berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan. Interpretasi
sangat penting kedudukannya dalam proses analisa data penelitian, sehingga kualitas
analisa dari seorang peneliti sangat bergantung dari kualitas interpretasi yang diturunkan
oleh peneliti terhadap data.
Beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif :
1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin
masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil
tersebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan
atau perbedaan hasil analisis, penyebab, aplikasi, dan implikasi dari hasil
analisis.
2. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat
kaitannya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan
dengan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.
3. Minta nasehat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam
menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang
seprofesi dan memiliki pandangan kritis.
4. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Faktor eksternal yang memiliki
kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli
adalah literatur.
5. Kembalikan kepada teori. Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari analisa
data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalah
yang dihadapi.

Buku Panduan Manajemen Data Page 34


BAB 6. PENULISAN LAPORAN

Penulisan laporan kegiatan surveilans berbasis keluarga ini merupakan


salah satu bagian tidak terpisahkan dari kegiatan surveilans. Setelah
pengumpulan data dan analisis data, maka langkah selanjutnya adalah
menuliskannya dalam bentuk laporan kegiatan.
Di dalam surveilans berbasis keluarga ini akan dibuat dua macam laporan
hasil kegiatan, yakni laporan khusus untuk blok dan laporan khusus kasus.
Adapun sistematika penulisan khusus laporan untuk blok adalah:
1. Pendahuluan : pada bagian ini membahas tentang apa yang
melatarbelakangi pentingnya blok tersebut dilaksanakan
2. Tujuan : disebutkan secara rinci tujuan utama maupun tujuan khusus
dari surveilans setiap blok
3. Pembahasan : dalam bagian ini harus dibahas secara rinci hasil-hasil
yang telah diperoleh, tidak hanya disebutkan hasilnya yang berupa
angka-angka saja akan tetapi diberikan interpretasi seperti apa makna
dari angka tersebut. Jika memungkinkan dibandingkan dengan data-data
lain misalnya data hasil riset kesehatan nasional dan sebagainya.
4. Kesimpulan dan saran : Dibagian ini diminta untuk menyebutkan apa
saja kesimpulan yang bisa ditarik dari beberapa hasil yang telah
dipaparkan, dimana kesimpulan ini sebaiknya disesuaikan dengan tujuan
dari setiap blok. Selain itu diharapkan bisa memberikan saran-saran
yang tentunya harus disesuaikan dengan hasil yang telah diperoleh.
5. Penutup : berupa lampiran-lampiran yang diperlukan dalam laporan ini
misalnya mapping (peta) lokasi tempat mengumpulkan data, data
mentah hasil wawancara,kuesioner yang digunakan, dan lain hal yang
terkat dengan surveilans setiap blok.
Sistematika untuk penulisan laporan khusus untuk kasus tiap mata kuliah adalah
pada dasarnya hampir mirip dengan laporan khusus untuk blok yang dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Pendahuluan : pada bagian ini disebutkan apa saja yang
melatarbelakangi kasus yang mahasiswa/kelompok kaji, mengapa hal
tersebut penting dan bagaimana kondisi terkini kasus tersebut.

Buku Panduan Manajemen Data Page 35


2. Tujuan : pada bagian ini disebutkan apa tujuan umum dan tujuan khusus
yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus tersebut
3. Pembahasan : pada bagian ini disebutkan hasil yang diperoleh
berdasarkan studi kasus dan dibahas mengapa hal tersebut bisa terjadi,
dikaitkan dengan teori yang sudah diberikan sebelumnya.
4. Kesimpulan dan saran : pada bagian dipaparkan beberapa kesimpulan
hasil kegiatan studi kasus disesuaikan dengan tujuan dilakukannya
kegiatan serta saran yang tentunya disesuaikan dengan hasil yang telah
diperoleh.
5. Penutup : pada bagian ini dilampirkan beberapa informasi penting terkait
studi kasus seperti data mentah hasil wawancara, kuesioner yang
digunakan dan lain sebagainya.
Pedoman penulisan laporan untuk dua kegiatan (laporan khusus blok dan
laporan khusus kasus) ini tidak disajikan secara rinci dalam buku pedoman ini
akan tetapi dapat dilihat pada masing-masing pedoman penulisan laporan
khusus untuk blok maupun untuk kasus tiap mata kuliah.

Buku Panduan Manajemen Data Page 36


BAB 7. PROSES PERMINTAAN DATA

Dalam surveilans berbasis bukti ini akan dihasilkan beberapa data untuk
setiap blok, dimana berdasarkan data tersebut selain akan dianalisis khusus
untuk pembuatan laporan kegiatan oleh mahasiswa juga diharapkan nantinya
data ini dapat digunakan untuk kepentingan lain misalnya untuk penyusunan
skripsi, tesis bahkan jika memungkinkan untuk menyusun disertasi.
Terkait dengan penggunaan data surveilans berbasis keluarga, semua pihak
boleh menggunakan data tersebut dengan beberapa catatan :
1. Untuk mahasiswa S1 (yang menjadi enumerator surveilans berbasis
bukti) hanya boleh menggunakan data surveilans pada wilayah
posyandu tempat mereka melakukan survei, setiap mahasiswa akan
memperoleh password khusus untuk membuka data mereka. Jika ingin
menggunakan data pada posyandu yang lain, maka mahasiswa harus
mengirimkan surat permintaan resmi seperti dijelaskan pada uraian pada
gambar 2.
2. Untuk mahasiswa pascasarjana (S2/S3),instansi pemerintah terkait,
dosen pengampuh mata kuliah juga boleh menggunakan data dengan
mengirimkan surat permintaan data lengkap dengan variabel yang
diinginkan sesuai dengan uraian pada gambar 2.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh pihak yang ingin menggunakan
data surveilans berbasis bukti selanjutnya disebut sebagai pihak pengguna
adalah sebagai berikut :
1. Pihak pengguna terlebih dahulu harus mempelajari dengan baik isi
kuesioner setiap bloknya, memahami defenisi operasional serta data
deskriptif dari setiap laporan blok
2. Setelah itu setiap pengguna membuat proposal lengkap atau outline
yang menunjukkan untuk apa data tersebut digunakan (penjelasan
lengkapnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar 2)
3. Setelah proposal lengkap, maka pengguna mengirimkan surat
permohonan yang ditujukan kepada ketua program studi ilmu gizi FKM
Unhas dengan menyertakan proposal ataupun outline yang sesuai
dengan ketentuan.

Buku Panduan Manajemen Data Page 37


4. Surat permohonan yang telah masuk ke ketua program studi selanjutnya
akan diproses dan membutuhkan waktu selama kurang lebih 7 hari kerja
untuk mendapatkan persetujuan.
5. Setelah mendapat persetujuan oleh ketua prodi, maka langkah
selanjutnya adalah ketua prodi akan meminta tim laboratorium
manajemen data untuk menindaklanjuti surat permohonan pengguna.
6. Pihak laboratorium manajemen data selanjutnya akan menelaah
proposal yang berasal dari pengguna (proses ini membutuhkan waktu
sekitar 14 hari kerja) dan kemudian menyiapkan subset data
7. Setelah subset data siap, data akan diberikan kepihak pengguna akan
tetapi sebelumnya pihak pengguna diwajibkan untuk menandatangani
surat pernyataan penggunaan data
8. Setelah menandatangani surat pernyataan tersebut, pengguna kemudian
dapat menggunakan subset data untuk diolah sesuai proposal atau
outline yang telah dibuat.
9. Selanjutnya pengguna berkewajiban memasukkan laporan/tugas
akhir/artikel dalam bentuk soft dan hard copy ke tim manajemen data.
Penjelasan singkat mengenai proses permintaan data surveilans berbasis
data ini data dilihat pada ilustrasi gambar 2 berikut ini :

Buku Panduan Manajemen Data Page 38


Pengguna
Pelajari :
1. Isi kuesioner
2. Definisi operasional
3. Data deskriptif dari
laporan

Pengguna
1. Untuk studi
Proposal lengkap (latar belakang, tujuan, kerangka teori, kerangka konsep,
definisi operasional, metodologi, daftar variabel yang dibutuhkan)
2. Untuk Penulisan Artikel
Outline/proposal (latar belakang ringkas, tujuan, kerangka konsep, definisi
operasional, metodologi , daftar variabel yang dibutuhkan)
3. untuk program kementerian
Outline (latar belakang ringkas, tujuan, kerangka konsep, metodologi, daftar
variabel yang dibutuhkan)
4. Untuk Institusi Lain/Proyek
Proposal lengkap (latar belakang, tujuan, kerangka teori, kerangka konsep,
definisi operasional, metodologi, daftar variabel yang dibutuhkan).

Pengguna
Kirimkan :
1. Surat Permohonan Penggunaan Data Kepada :
Ketua program studi ilmu gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin
Jalan perintis kemerdekaan KM.10, Makassar, Sulsel
2. Beserta proposal atau outline (sesuai ketentuan).

Persetujuan Ka Prodi Laporan/tugas


akhir/aritkel
dalam sotf dan
Proses 7 hari hard copy Pengguna tanda tangan
surat pernyataan
Laboratorium Manajemen Data penggunaan data
Telaah proposal
pembuatan subset data

Subset data
Proses 14 hari

Gambar 2 : Alur permintaan data

Buku Panduan Manajemen Data Page 39


References :

Abramson,JH. Metode Survey dalam kedokteran komunitas.Pengantar studi


epidemiologi dan Evaluatif.1991 Gajah Mada University Press

Singarimbun,A. Effendi Sofian. Metode Penelitian Survey.Agustus 2008. LP3ES


Indonesia.

Wibowo L. Erwin A .Perencanaan Intervensi Gizi Berbasis Fakta,2016.UI


Press,Indonesia

Katz Mitchell H. Study design and statistical analysis, , Cambridge University


Press, 2006

Sugiyono. Statistik untuk penelitian,Alfabeta,CV. 2013

Buku Panduan Manajemen Data Page 40

Anda mungkin juga menyukai