Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN SURVEILANS

HEPATITIS A
OLEH: DRH. HISWANI, M.KES
Epidemiologi Hepatitis A
 Etiologi : Hepatitis A disebabkan virus
hepatitis A termasuk golongan cornavirus
dan diklasifikasikan sebagai hepatovirus.
Sekitar 25% hepatitis akut disebabkan
oleh hepatitis A.
 GEJALA: Ditandai dengan demam
mendadak, lemas, mual, muntah, nyeri
pada hati dan diikuti dengan ikterus.
lanjutan
 Beratnya penyakit berbeda-beda dari
ringan berakhir 1-2 minggu sampai
berbulan.
 Penyembuhan terjadi secara sempurna
tanpa meninggalkan gejala, dan tidak
pernah kambuh lagi karena kekebalan
berlansung seumur hidup setelah
mendapat infeksi.
CARA PENULARAN
 Dari orang ke orang melalui faecal oral,
 AGent penyebab terdapat pada faeces
dengan jumlah terbanyak ditemukan satu
atau dua minggu, sebelum
memperlihatkan gejala klinis.
 Reservoir biasanya manusia dan jarang
reservoir ditemuka pada binatang.
Masa Inkubasi
 Berkisar 15-50 hari rata-rata 28-30 hari.

 Gejala ikterus terlihat.

 Kebanyakan kasus tidak infeksius lagi


seminggu setelah ikterus terlihat.
DIAGNOSA
 Ditegakkan dengan adanya antibodi IGM
terhadap Virus Hepatitis A pada serum
penderita yang baru sakit (akut).

 IgM masih dapat ditemukan 4-6 bulan


setelah onset.
PENCEGAHAN
 Hepatitis A terdapat diseluruh Dunia baik secara
sporadis maupun epidemi (KLB).
 Pencegahan dapat dilakukan melalui perbaiki
sanitsi lingkungan terutama perbaikan kualitas
sumber air.
 Pesonal hygiene yang baik juga dapat mencegah
penularan.
 Imunisasi Hepatitis A Inaktif ternyata cukup
aman diberikan dan memiliki efikasi vaksin yang
cukup tinggi.
PELAKSANAAN SURVEILAN
HEPATITIS A
 Justifikasi: Virus hepatitis (A-E) Potensial
menimbulkan KLB.
 Prgram imunisasi Hepatitis B dapat
digunakan sebagai sumber surveilans
untuk memonitor program imunisasi dan
deteksi dini KLB, Agar dapat melakukan
program pencegahan dan
penanggulangan KLB.
Definisi Kasus
 Kasus Suspek: Klinis Hepatitis yang dapat
disertai ikhterus atau tanpa ikhterus.
 Kasus Konfirmasi Laboratorium: kasus
dengan klinis hepatitis yang disertai hasil
komfirmasi laboratorium adanya antibodi
terhadap virus.
 Hepatitis A : IgM anti HAV positif
 Hepatitis B : HbsAg positif atau IgM anti
HBc positif dan anti HAV negatif.
SISTEM SURVEILANS
 Surveilans hepatitis melalui telah
diakomodasi dalam Sistem Surveilans
terpadu penyakit, tetapi khusus hepatitis
A belum dikembangkan secara khusus.
 Sistem Surveilans Hepatitis A :
- Mengembangkan sentinel area atau rumah
sakit didaerah yang potensil penularan
tinggi.
- Laporan nihil Heptitis A perlu
dikembangkan pada semua tingkat.
SUMBER DATA SURVEILANS
HEPATITIS A
 Sumber data kasus: dari laporan
morbiditas dan mortalitas bulanan
penderita rawat inap dan rawat jalan
laporan rumah sakit melalui RL2a dan
RL2b yang dapat dirangkum pada data
sistem Surveilans Terpada penyakit
(SSTP).
 PUSKESMAS: melalui laporan SP2TP atau
SP3, W1 bil ada indikasi KLB.
Lanjutan
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium : Laporan
rutin bulanan Balai Laboratorium
Kesehatan Pusat/Daerah atau bio Farma
serta Balai Laboratorium Swasta, perlu
digunakan sebagai data surveilans.
 Hasil penyelidikan kasus dilapangan:
gunakan Form pelacvakan KLB Hepatitis,
terhadap seluruh kontak terhdap kasus
dan masyarakat sekitar yang
menunjukkan gejala klinis hepatitis
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
 Grafik : Kasus Hepatitis menurut umur dan
menurut periode waktu bulan/tahun.
 Tabel: Kasus menurut tempat geografi
kasus dan hasil laboratorium, insiden rate
per area geografis kasus.
 MAP: Insidens Rate/100.000 populasi
menurut area geografi dan waktu.
Kegunaan data surveilans untuk
manajemen
 Monitoring insidens rate untuk menilai
dampak program imunisasi hepatitis B.
 Dapat mendeteksi KLB agar dapat
melakukan segera tindakan
penanggulangan.
 Informasi insidens rate menurut umur,
geografi untuk mengetahui spesifik area
yang memiliki risiko tinggi.
 Penyelidikan KLB akan mengetahui epid,
dan faktor penyebab terjadinya KLB.
TERIMAKASIH

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai