Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS SITUASI KESEHATAN

KOTA SURABAYA 2018


Nama Kelompok :
• Rif’an Bagas Firmana (6411418104)
• Yola Anggraini P (6411418131)
• Umi Novianti (6411418133)
• Abdullah (6411418137)
• Windy Widyanti K (6411418143)
Analisis Kependudukan
Hasil estimasi jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2018
sebesar 2.885.555 jiwa meliputi jumlah penduduk laki-laki 1.425.577 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan 1.459.978 jiwa dengan rasio jenis kelamin
97,64.
Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat dipelajari dengan
menggunakan ukuran kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk
menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi. Semakin
besar angka kepadatan penduduk menujukkan bahwa semakin banyak
penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Kota Surabaya memiliki
kepadatan penduduk 8.841,36 jiwa/km2 yang artinya 1km2 dihuni oleh
8.842 jiwa. Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan dalam rangka
mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.
ANALISIS DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
• Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu di kota Surabaya cenderung menurun pada
dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kinerja khususnya program KIA
meningkat, serta adanya faktor dukungan baik dari segi manajemen
program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan yang semakin
baik.
Pada tahun 2018, AKI kota Surabaya mencapai 72,99 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
2017 yang mencapai 79,40 per 100.000 kelahiran hidup.
• Angka Kematian Anak
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKABA).
Pada tahun 2018 menunjukkan AKN sebesar 3,08 per 1.000
kelahiran hidup, AKB 5,04 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 6,29
per 1.000 kelahiran hidup.
Analisis Pelayanan Kesehatan
• PUSKESMAS
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan sampai tingkat
kecamatan. Sampai dengan tahun 2018, jumlah Puskesmas di kota Surabaya sebanyak
63 Puskesmas yang terdiri dari 21 puskesmas rawat inap dan 42 puskesmas non rawat
inap.
Pada tahun 2018 jumlah kunjungan pasien baru di puskesmas sebanyak 567.722
orang untuk rawat jalan dan 7.888 orang untuk rawat inap.
• UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah melalui
pembentukan berbagai UKBM, misalnya Posyandu balita, Posyandu lansia, Pos
Kesehatan Kelurahan (Poskeskel), dan lain-lain.
Kota Surabaya mempunyai Posyandu sebanyak 2.804 Posyandu. Strata
Posyandu di kota Surabaya pada tahun 2018 terbanyak adalah Tingkat Purnama
sebanyak 1.601 (57,10%). Sedangkan Posyandu Purnama Mandiri mencapai 58,27%
atau 1.634 Posyandu.
• RUMAH SAKIT
Pada tahun 2018, kota Surabaya mempunyai 59 rumah sakit. Jumlah
pelayanan gawat darurat (gadar) level 1 rumah sakit umum di kota Surabaya
sebanyak 37 rumah sakit umum (100%) dan jumlah pelayanan gawat darurat (gadar)
level 1 rumah sakit khusus di kota Surabaya sebanyak 22 rumah sakit khusus (100%).
Jumlah kunjungan Rumah Sakit pasien rawat jalan tahun 2018 adalah 916.893
dan jumlah kunjungan Rumah Sakit pasien rawat inap adalah 209.693.
• KLINIK
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik,
klinik diartikan sebagai fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medik dan/atau spesialistik.
Pada tahun 2018, terdapat 352 klinik yang tersebar di kota Surabaya, yang
terdiri dari 243 klinik pratama dan 109 klinik utama.
• PRAKTIK MANDIRI TENAGA KESEHATAN
Dokter/dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib
memiliki SIP (Surat Ijin Praktik) yang merupakan bukti tertulis yang
diberikan dinas kesehatan kabupaten/kota kepada dokter dan dokter
gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan. Selain itu, praktik mandiri dokter/dokter gigi wajib
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter
gigi yang telah diregistrasi.
Pada tahun 2018, terdapat 1.187 praktik mandiri dokter umum
dan 644 praktik mandiri dokter gigi.
Analisis Perilaku Kesehatan
Untuk perilaku kesehatan, Kota Surabaya mengadakan program
perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Rumah Sehat yang merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran individu untuk
mencegah permasalahan kesehatan.
PHBS sendiri dipraktikkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. Kebijakan PHBS menjadi komponen penting suatu daerah
sebagai indikator suatu keberhasilan daerah untuk menurunkan kejadian
penyakit yang disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat.
Hasil kegiatan pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui hasil survey PHBS tatanan Rumah Tangga tahun 2018 menunjukkan
bahwa Rumah Tangga yang ber PHBS 68,74%.
Dan Rumah Sehat sendiri adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan yang terdiri dari komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku antara lain yaitu memiliki jamban sehat, tempat
pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai
rumah tidak dari tanah.
Pada tahun 2017 jumlah rumah sehat di kota Surabaya adalah
572.897 (86,99%) dan di tahun 2018 telah dilakukan pembinaan pada
37.490 (37,79%) dari 99.902 rumah yang belum memenuhi syarat. Dari
hasil pembinaan tersebut didapatkan hasil rumah yang memenuhi
syarat sebanyak 13.726 (36,61%) rumah. Sehingga pada akhir tahun
2018, jumlah rumah sehat di kota Surabaya menjadi 586.623 (87,28%)
dari seluruh rumah yang ada di kota Surabaya.
Analisis Lingkungan
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat yang optimal di samping faktor
kualitas pelayanan kesehatan, dan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat.
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu
lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan dalam menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan
kesehatan. Program yang diberlakukan di Surabaya seperti :
• Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Di kota Surabaya, 154 kelurahan (100%) telah melaksanakan STBM,
sedangkan persentase kelurahan dengan SBABS (Stop Buang Air Besar
Sembarangan) atau ODF (Open Defecation Free) yang sudah terverifikasi
secara kumulatif mencapai 61 kelurahan atau 39,61% dari 154 kelurahan
dengan STBM, terdapat kenaikan 4,55% dari tahun 2017.
• Air Minum
Untuk mendukung kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat,
rumah tangga harus memiliki akses air minum layak dan bersih. Dan
penyelenggara air minum adalah badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok
masyarakat.
Hasil penyelenggaraan air minum, di kota Surabaya pada tahun
2018 tedapat 66 penyelenggara air minum. Dan telah dilakukan pemeriksaan
sampel air sejumlah 1.534 sampel. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
meliputi pemeriksaan fisik, bakteriologis, dan kimia. Dari 1.534 sampel yang
diperiksa, yang sudah memenuhi syarat berjumlah 1.093 sampel atau
71,25%.

• Akses Sanitasi Layak


Mulai tahun 2015 definisi rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
layak adalah apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat
kesehatan, antara lain dilengkapi dengan jenis kloset leher angsa atau
plengsengan dengan tutup dan memiliki tangki tempat pembuangan akhir
tinja (septic tank) atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dan merupakan
fasilitas buang air besar yang digunakan sendiri atau bersama.
• Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Kesehatan
TTU di kota Surabaya yang telah memenuhi syarat kesehatan
pada tahun 2018 adalah mencapai 91,46%. Capaian ini lebih besar dari
sebelumnya, tahun 2017 sebesar 87,51%.

• Tempat Pengelolaan Makanan


Di Surabaya tercatat sebanyak 3.746 TPM diperiksa dari 4.012
TPM yang ada, dengan hasil yang memenuhi syarat hiegene sanitasi
sebanyak 3.417 TPM, yang tidak memenuhi syarat 329 TPM. Semua
TPM yang tidak memenuhi syarat dilakukan pembinaan serta semua
TPM memenuhi syarat dilakukan uji petik.
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program-program kesehatan masih dijumpai
permasalahan-permasalahan, namun secara umum hasil pelaksanaan
program kesehatan di kota Surabaya Tahun 2018 menunjukkan
peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Permasalahannya seperti :
Jaminan pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin yang kurang
merata.
Sarana dan Prasarana Puskesmas yang belum memadai.
Persentase Rumah Sehat, dan TPM yang rendah.
Dll.
Thankyouuu

Anda mungkin juga menyukai