Anda di halaman 1dari 8

BUSINESS PLAN “LELE SANGKURIANG”

Disusun oleh:

Athaar Yaniar Pratama 7111412023

Riski Afriantoro 7111412088

Puput Wicaksono 7111412095

Moch Rizkhi Apriliyanto 7111412106

Anugerah Perkasa 7111412105

Fajri Ardiansyah 7111412108

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015


A. PENDAHULUAN

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang
dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara
lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah).dan di (Sumatra) dikenal lele sangkuryang Sedang di negara lain dikenal
dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura
magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di
sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang
air. Ikan lele bersifat nocturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada
malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-
tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah di
Budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia.. Budidaya lele
berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan
menggunakan kolam terpal
2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Dalam Budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah
pembuatan kolam, pembuatan pengeluaran air. Usaha budidaya ikan lele
merupakan usaha yang mudah dijalankan, maka saya dan teman saya akan
mencoba membudidayakan ikan lele di kolam terpal.

Harga ikan yang relative stabil dan sudah ada agen yang mau mengambil
jadi dalam pemasaran tidak ada kendala. membuat saya berkeinginan untuk
berwira usaha dan mendapatkan keuntungan dari usaha budidaya ikan lele
tersebut.

B. KEUNTUNGAN BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL


 Tidak membutuhkan lahan besar dan dapat disesuaikan dengan kapasitas
yang dimiliki, sehingga di perkarangan rumah pun kita dapat
membudidayakannya.
 Biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil.
 Tidak terpengaruh oleh kondisi tanah, beberapa daerah mungkin
mengandung tanah yang sudah terkontaminasi dengan zat kimia dan tidak steril
dari hama.
 Mudah dalam pengeringan dan mengganti air agar tetap bersih.
 Lebih fleksibel dan dapat dipindahkan jika diperlukan
 Mudah dalam mendeteksi hama penyakit.
 Mudah dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan lele
 Pada saat panen akan lebih mudah dan sangat praktis

C. FAKTOR PENYEBAB GAGALNYA USAHA LELE

 Hama yang ada dikolam. Hama ini dapat berupa bakteri yang mengganggu
bagi lele. Selain itu, hama ini dapat berupa kucing atau binatang lain yang anda
biarkan berada di sekitar kolam.
 Terburu buru adalah salah satu faktor kegagalan budidaya ikan lele. Ingin
mendapatkan hasil yang cepat dengan memberi makan sebanyak-banyaknya
justru berbahaya bagi lele.
 Tidak memisahkan ukuran lele yang besar dan kecil.
 Air tidak pernah di tambahkan atau diganti jika telah kering.
 Kurang matangnya informasi bagaimana cara budidaya yang benar

D. JENIS BUDIDAYA IKAN LELE

 Ternak lele untuk pembibitan.


Tujuan ternak ini adalah untuk membudidayakan lele untuk dijual lagi ke
peternak lainnya. Untuk budidaya bibit lele memang cukup menguntungkan,
karena waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Ukuran lele 2-3 cm dapat
diperoleh dalam waktu 1 bulan, dan ukuran sedang 5-7 cm dapat diperoleh dalam
waktu kurang lebih 2 bulan.
 Ternak Lele untuk konsumsi.
Lele yang dibudidaya untuk di konsumsi, artinya budidaya dilakukan sampai lele
berukuran besar atau proporsional untuk di konsumsi. Jika anda ingin berternak
lele untuk di konsumsi, ada baiknya memilih jenis lele yang ukurannya sudah
cukup sedang 6-7 cm agar mudah dan cepat dikembangbiakkan. Biasanya lele
ukuran ini dapat dikembangbiakkan dan siap konsumsi pada usia 3-4 bulan.

E. TAHAPAN BUDIDAYA IKAN LELE

Jika kolam terpal telah disiapkan, maka tahapan budidaya lele selanjutnya adalah
proses memberikan air di kolam tersebut. Selain itu juga ada beberapa tahap
untuk memilih bibit lele yang baik.
1. Persiapan Kolam
Berbeda dengan ikan lainnya, lele tidak membutuhkan air yang bening atau bersih
untuk hidup. Faktanya adalah lele membutuhkan mikroorganisme yang berasal
dari kotoran untuk cepat tumbuh. Ikan lele membutuhkan PH air yang sesuai
dengan kebutuhan dirinya, untuk mendapatkan PH ini kita bisa menggunakan
kotoran kambing. Masukkan kotoran kambing tersebut pada kolam biarkan 2-5
hari agar mikroorganisme dapat tumbuh. Selain itu juga untuk membuang zat
kimia yang ada diterpal.
2. Air dan Kolam
Faktor air bagi lele memang cukup penting, pastikan air dalam kolam tersebut
tidak terlalu kotor dan sesuai dengan kadar yang telah ditentukan. Tingkat PH dan
keasaman air harus dijaga agar lele dapat tumbuh secara sempurna.
3. Pemilihan Bibit Lele
Pemilihan bibit sangat penting, terutama bagi anda yang ingin budidaya lele untuk
dijual kembali ke petani lain.
Lele jantan mempunyai tanda :

 Tulang kepala lele berbentuk agak pipih


 Warna kulit lele terlihat lebih hitam
 Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
 Alat kelaminnya berbentuk runcing.

Lele Betina mempunyai tanda:

 Tulang kepala lele betina berbentuk cembung


 Warna badan lebih cerah
 Perut mengembang lebih besar daripada punggung
 Alat kelamin berbentuk bulat

4. Pemberian Pakan Lele


Lele sebaiknya diberi makan 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, 4 sore, dan 10 malam,
pakan lele dapat berupa kotoran burung atau pelet ikan. Selain itu ada banyak lagi
makan alami untuk lele seperti bekicot, belalang, ulat, atau nasi.
5. Pemeliharaan Lele
Jangan biarkan kolam tempat budidaya lele kena sinar matahari langsung,
pastikan anda memberikan atap di atasnya. Alternatif lain adalah memberikan
enceng gondok di atas air di kolam tersebut. Pastikan anda rutin memeriksa
kondisi air dengan mengganti atau menambahkan air jika telah susut.

F. ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI


KOLAM TERPAL

A. Gambaran Lingkungan Usaha


Ikan lelel merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan
besar,kebutuhan akan ikan lelel untuk dikonsumsi sebagi penghasil protein yang
di perlukan untuk kebutuhan tubuh kita dengan berbagi macam olahan, contohnya
di buat sebagi pecel lelel,lele bakar, lelel goreng dan aneka masakan ikan lelel
lainya.
B. Aspek Produksi
Penyiapan sarana dan peralatan Jenis kolam yang saya gunakan adalah kolam
terpal sehingga dalam penyiapan sarana dan perlatan yang di gunkan tidak banyak
biaya.

C. Aspek Pemasaran
Dalam pemasaran saya tidak perlu susah payah untuk menjual, karena
banyak pedagang atau penampung ikan lele untuk di jadikan pecel lele yang siap
membeli ikan lele tersebut.

D. Aspek Organisasi
Pembudidayaan ikan lele ini dapat menyerap banyak sekali tenaga kerja,
sehingga aspek organisasi disini secara tidak langsung dapat terpenuhi. Seseorang
dapat bekerjasama dan berorganisasi dengan orang lain untuk membudidayakan
ikan lele ini dengan sistem bagi modal danbagihasil.

E. Analisis SWOT
Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek
yang dapat mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat
lancar dan sukses. Yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut:
1. Straight (kekuatan)
a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan modal yang besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.
c. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga
lele di pasar.
d. Masih impornya perikanan lele dari luar kota

2. Weaknes (kelemahan)
a. Tidak bisa membudidayakan produksi ikan lele dalam skala besar Bagi anda
yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan lele dengan
menggunakan kolam dari terpal

3. Opportunities (peluang)
a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap
hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang
lebih 3 bulan.
c. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele
masih mudah dalam pemasaran.

4. Threat (ancaman)
a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca
yang tidak setabil.
b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari
70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.

F. Permodalan
Biaya awal atau modal untuk mendirikan usaha ini, jumlah modal sebelum
mendirikan usaha adalah Rp.3.000.000 juta.
G. Biaya Tetap
Untuk biaya tetap adalah sebagai berikut:
1. Paku
= Rp. 10.000,-
2. Bambu 1 Rp 5000 @ 16 batang
= Rp. 80.000,-
3. Terpal 4x6 m
= Rp. 150.000,-
4. Jarring
= Rp. 30.000,-
5. Palu 1 buah
= Rp. 15.000,-
6. Pembuatan kolam terpal 2 orang 2 hari
= Rp. 200.000,-
7. Gergaji 1 buah
= Rp. 35.000,-
8. Golok 1buah
= Rp. 30.000,-
9. Bibit ikan 1 Rp100 @4000 ekor
= Rp. 400.000,-
10. Bak 1 Rp 25.000 @ 4 buah
=Rp. 100.000,-
11. Ember 1 Rp 5.000@ 2 buah
=Rp. 10.000,-
12. Pembuatan pagar kolam 2 orang x 3 hari
=Rp. 300.000,-+

Jumlah =
Rp1.360.000,-

H. Biaya Variable
1. Air 1 bulan = Rp.
116.000,-
2. Pakan ikan 1 karung Rp.235.000x3bln = Rp.
705.000,-
3. Listrik =
Rp. 75.000,-
4. Transportasi =
Rp. 100.000,-+
Jumlah = Rp.
996.000,-

I. biaya tetap + biaya variabel 1 kali produksi


Rp.1.360.000+Rp.996.000 = Rp.2.356.000

J. Biaya Tak Terduga


= Modal – ( biaya tetap + biaya variable)
= Rp. 3.000.000 – (Rp. 1.360.000 + Rp. 996.000)
= Rp. 3.000.000 – Rp.2.356.000,-
=Rp.644.000,-

G. ANALISIS KEUANGAN
A. Persentase ikan yang hidup 95% persentase ikan dari 4000 ekor

4000 x 95 : 100 =3800 ekor


Jadi Persentase ikan yang hidup 3800 ekor
B. Penentuan Harga dan penerimaan
Setip 1 kg ikan berisi 8 ikan lele jadi 3800 ekor/8 ekor =475kg
Hara jual = 475 x 14.000 = Rp. 6.650.000,-
C. Pengeluaran 1 kali produksi
Biaya tetap + biaya variabel
Rp.1.360.000+Rp.996.000 = Rp.2.356.000
D. Keuntungan dari hasil penjualan sekali produksi/ 3 bulan
Penerimaan – Pengeluaran
Rp. 6.650.000 – Rp.2.356.000= Rp. 4.294.000
Dengan demikian selama 3 bulan saya dapat memperoleh keuntungan sebesar
Rp. 4.294.000 (empat juta dua ratus sembilan puluh empat ribu rupiah)

E. Analisis Pendapatan
Pendapatan dalam 1 tahun = Rp. 6.650.000, x 4 =Rp26.000.000,-
Laba bersih yang didapat selama 1 tahun adalah
pendapatan panen/th – (( biaya variabelx4) + biaya tetap )
=Rp. Rp26.000.000,– ( Rp.996.000 x 4 ) + Rp. 1.360.000)
=Rp. Rp26.000.000– ( Rp.3.984.000 + Rp. 1.360.000)
=Rp. Rp26.000.000 – Rp. 5.343.000 = Rp. 20.657.000,-
Jadi pendapatan/keuntungan 1 tahun setelah modal kembali adalah Rp.
20.657.000,-
F. B/C (BENEFIT AND CoST RATIO)
Apabila melihat perhitungan di atas, maka menunjukan keuntungan dari hasil
pemasaran ikan lele 1 kali produksi dengan B/C ratio sebesar

Rp. 6.650.000/Rp.2.356.000
=2,8 Usaha layak di jalankan

H. PENUTUP
Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah
berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan
ikan lele ini pun juga tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, Dari
perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab
sebelumnya menunjukkan bahwa dalam satu kolam ikan saja saya akan
mendapatkan laba Rp. 20.657.000,- bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah
dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga
akan jauh lebih besar.

Bagi pembaca yang ingin membudidayakan ikan lele, saran saya yang
pertama harus dipertimbangkan adalah masalah lokasi, sebaiknya dipilih lokasi
yang sejuk dan tidak kering/panas. Ikan lele cenderung tidak tahan akan cuaca
panas, bila dibudi dayakan di lokasi yang panas ikan akan mati dan mudah
terserang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai