Anda di halaman 1dari 23

A.

Praktikum I Gagal Ginjal Kronik


Mata Kuliah : Dietetik II
Nama Masakan : Diet rendah protein Gagal Ginjal Kronik
- Makan pagi (nasi, cream soup, ayam bakar, buah
segar)
- Selingan pagi (es teller)
1. Bahan

Makan pagi

a. Nasi Putih

Takaran
No Nama Bahan Gambar
Jumlah Satuan

1. Beras 50 g

b. Cream soup

Takaran
No Nama Bahan Gambar
Jumlah Satuan

1. Kentang 20 g

2. Wortel 30 g
3. Selada 30 g

4 Minyak wijen 2,5 g

5. Maizena 20 g

c. Ayam bakar

Takaran
No Nama Bahan Gambar
Jumlah Satuan

1. Ayam 30 g

2. Minyak wijen 2,5 g


d. Buah segar

Takaran
No Nama Bahan Gambar
Jumlah Satuan

1. Semangka 80 g

Selingan Siang

a. Es teler

Takaran
No Nama Bahan Gambar
Jumlah Satuan

1. Susu skim 60 g

2. Alpukat 70 g

3. Pepaya 70 g

4. Agar-agar 60 g
5. Nangka 30 g

Gula aren 35 g

2. Cara membuat
a. Nasi Putih

No
Cara Membuat Gambar
.

1. Cuci Bersih Beras.

Masak Beras dengan


2.
menggunakan air bersih.

3. Kukus Beras Sampai Matang.


b. cream soup

No. Cara Membuat Gambar

Cuci semua bahan seperti


kentang dan wortel , lalu
1.
potong wortel menjadi kecil
kecil

Rebus kentang dan wortel


2.
hingga lunak

Tumbuk kentang yang sudah


3
matang, sisihkan

Tumis bumbu yang telah


3
dihaluskan
Masukanai air, wortel dan
4
kentang .

Masukkan maizena yang


5
telah dilarutkan dengan air

6 Aduk hingga sup mengental

Dinginkan , dan tambahkan


5
selada sebelum disajikan
c. Ayam bakar

No. Cara Membuat Gambar

Cuci ayam dan


marinate dengan
bumbu yang telah
2.
dihaluskan dan
diamkan beberapa
menit.

Siapkan aluminium foil,


baluri dengan margarin.
Setelah itu bungkus ayam
3.
menggunakan aluminium
foil dan panggang di atas
wajan.

Setelah matang, angkat


4.
kemudian sajikan.
d. Buah segar

No
Cara Membuat Gambar
.

Cuci buah semangka,


kemudian potong
1.
menyesuaikan gram dan
sajikan di atas mangkuk saji.

Selingan siang
a. Es teller

No Cara Membuat Gambar

Potong potong buah dan agar-


1.
agar berbentuk dadu

2. Setelah itu lelehkan gula merah

Masukkan buah dan agar- agar di


3. dalam gelas
Lalu tuang gula merah dan susu,
sajikan saat dingin lebih nikmat
3. Pembahasan
a. Analisis menu terpilih

Protein
waktu Menu Bahan Brt Energy Lmk Ha Ca Fe Vit. A Vit.B1 Vit.C Na K chols Serat
Hwn Nbt
nasi Beras 50 180 0 3,4 0,35 39,5 3 70 0,4 0 0,06 0 2,5 50 0
11,
Kentang 20 16,6 0 0,4 0,02 3,82 2,2 0,14 0 0,022 3,4 1,4 79,2 0
2
11,
Wortel 30 12,6 0 0,36 0,09 2,79 11,7 0,24 3600 0,018 1,8 21 73,5 0
cream 1
Selada 30 4,5 0 0,36 0,06 0,87 6,6 7,5 0,15 162 0,012 2,4 4,5 60,9 0
soup
Minyak
Pagi 2,5 22,55 0 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
wijen
Maizena 20 68,6 0 0,06 0 17 4 6 0,3 0 0 0 0 0 0

Ayam 30 90,6 5,46 0 7,5 0 4,2 60 0,45 243 0,024 0 30 105 18


ayam
Minyak
bakar 2,5 22,55 0 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
wijen
buah Semang
80 22,4 0 0,4 0,16 5,52 5,6 9,6 0,16 472 0,04 4,8 3,2 48,56 0
segar ka
12,
Total 440,4 5,46 4,98 13,2 69,5 37,3 175 1,84 4477 0,176 62 417,2 18
4
Susu
60 21.6 2.1 0 0.06 3.06 73.8 58 0.06 0 0.024 0.6 22 89.4 0
skim
Es Alpukat 70 59.5 0 0.63 4.55 5.39 7 14 0.63 126 0.035 9.1 1.4 194.6 0
Snack
teler
Pepaya 70 32.2 0 0.35 0 8.54 16.1 8.4 1.19 255.5 0.028 54.6 2.8 154.7 0
Agar- 60 0 0 0 0.12 0 240 75 3 0 0 0 0 0 0
agar
Nangka 30 31.8 0 0.36 0.09 8.28 6 5.7 0.27 99 0.021 2.1 0 0 0
Gula 12.
35 128.8 0 0 0 33.3 26.3 1.05 0 0 0 8.4 80.5 0
aren 3
66.
Sub total 273.9 2.1 1.34 4.82 58.5 369 174 6.2 480.5 0.108 35 519.2 0
4
b. PAGT kasus
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Nama : Ny. My Nomor :
Usia : 42 tahun Kelas :
Gender : Perempuan
NUTRITION ASSESMENT DIAGNOSIS GIZI NUTRITION INTERVENTION RENCANA MONEV
IDENTIFIKASI (penyebab etiologi
DATA DASAR RENCANA TERAPI TERAPI EDUKASI
MASALAH GIZI dan simptom)
1. Diagnosa Medis: Kekurangan asupan NI-2.1 Jenis Diet A. Materi A. Antropometri
CKD stage 5 oral Kekurangan asupan Diet Penyakit Ginjal Kronik, & Diet Penyakit Diet Penimbangan
oral berakaitan Diet Rendah Purin 2 penyakit ginjal kronik, BB awal dan
2. Keluhan utama: dengan penurunan & Diet rendah purin akhir intervensi
sesak nafas yang di alami sejak 6 nafsu makan, mual, Tujuan Diet
bulan yang lalu dan terasa berat bila muntah yang ditandai 1. Meningkatkan status gizi B. Tujuan B. Biokimia
berjalan. intake energi tidak optimal dengan Agar pasien dan - GDS
mencukupi mempehitungkan sisa keluarga : - Hb
3. Riwayat Penyakit Sekarang dibandingan dengan fungsi ginjal, agar tidak a. Memahami bahwa - Creatinine
Sesak nafas, batuk, mual, nafsu standar kebutuhan, memberatkan kerja ginjal makanan yang - Ureum
makan menurun ( lidah perih dan yaitu hanya diberikan untuk - TKK
2. Mencegah dan
berwarna putih), dan odema sekujur mencukupi 25% dari - Na
menurunkan kadar ureum mencukupi
tubuh. kebuuthan energy - Cl
darah yang tinggi kebutuhan untuk
4. Riwayat Penyakit Dahulu sehari. - K
Pasien pernah dirawat di RS Haji 3. Mencegah atau proses - Asam Urat
sekitar 2 tahun yang laludengan mengurangi progresivitas kesembuhannya
keluhan kelosterol tinggi + odema. NI. 5.2 Malnutrisi gagal ginjal, dengan b. Mengerti tentang
Selain itu, pasien juga memiliki berkaitan dengan memperlambat turunnya makanan yang C. Fisik/Klinis
riwayat penyakit hipertensi sekitar 1 asupan energi dan boleh/tidak Pemeriksaan:
laju filtrasi glomerulus
tahun yang lalu protein kurang yang - TD
4. Menurunkan kadar asam dikonsumsi
5. Riwayat penyakit Keluarga tidak adequat ditandai urat dalam darah dan urin c. Menjalankan diet
- dengan IMT kurang yang dianjurkan
6. Skrining Gizi dari 18,5, tidak cukup Syarat Diet dengan benar .
a. Data Antropometri asupan makan 1. Energy cukup, yitu 35 kkal/
Usia : 42 tahun dibanding dengan kg BB ideal D. Dietary
C. Waktu
TB : 165 cm kebutuhan 2. Protein rendah , yaitu 0,6 Intake/hari
20 menit
BB : 47 kg g/kg BB ideal D. Tempat
BBI= TB-100-(TB-100)*10% 3. Hindari bahan makanan E. Edukasi
Kamar perawatan
= 65-6,5 = 58,5 kg N.I. 5.4 Menurunnya sumber protein yang  Kepatuhan
pasien
BB koreksi = 47-30%BB kebutuhan zat gizi mempunyai kandungan keluarga
= 47-14,1 spesifik berkaitan purin >150mg/100g. pasien
E. Metode
=32,9 kg dengan disfungsi ginjal 4. Lemak cukup, yaitu memberikan
Penyuluhan dan
yang ditandai dengan 25%dari kebutuhan energy makanan/min
diskusi individu dan
BB koreksi 32,9 adanya edema. total. Diutamakan lemak uman kepada
IMT: 2 = 2
keluarganya
TB (1,65) tidak jenuh ganda pasien sesuai
5. Karbohidrat cukup 68%, yang
32,9 F. Alat Bantu :
= = 12,08 NC. 2.2 Perubahan yaitu kebutuhan energy dianjurkan.
2,7225 Leaflet dan food
nilai laboratorium total dikurangi energy yang  Dapat
Kategori: Underweight (WHO, 2000) model
berkaitan dengan berasal dari protein dan menjalankan
Perubahan nilai gangguan fungsi ginjal lemak. diet yang
b. Data Laboratorium laboratorium ditandai dengan tidak 6. Natrium dibatasi apabila dianjurkan
Lab Hasil N Ket normalnya kadar ada hipertensi , edema. dengan benar
GDS 112 <200 N ureum,hemoglobin Banyaknya natrium yang  Menanyakan
(mg/dL) kreatinin, kalium, dan diberikan adalah 1-3 g kembali
Hb (g/dL) 4,8 12-16 ↓ asam urat. 7. Kalium dibatasi (40-70 tentang
Creatinine( 13,65 <1,1 ↑ mEq ) terdapat gejala materi yang
mg/dL) hyperkalemia diberikan.
Ureum 234 20-40 ↑ 8. Cairan dibatasi , yaitu
(mg/dL) NC. 3.1 underweight sebanyak jumlah urin
TKK 4.15 berkaitan dengan sehari ditambah
Na 139 135- N kurangnya intake pengeluaran caian mellui
(mmol/L) 144 Underweight energy ditandai keringat dan pernapasan (+
K (mg/dL) 5.2 3.5 – 5 ↑ dengan IMT 12,08 500 ml)
Cl (mg/dL) 106 95 – N 9. Vitamin cukup, bila perlu
108 NB. 1.2 pola makan diberikan suplemenn
Asam urat 16.2 2,3-6,6 ↑ yang salah berkaitan peridoksin , asam folat,
(mg/dL) dengan kebiasaan vitamin c, dan vitamin D.
Pola makan yang makan yang tidak
salah sesuai kebutuhan yang Perhitungan Kebutuhan
ditandai dengan BMR = 655 + 9,6(BBI) + 1,7(TB)
riwayat gizi dahulu, – 4,7(U)
c. Data Fisik/klinis yaitu ketgihan =655+ 9,6(58,5)+
Jenis Hasil Nilai terhadap jenis 1,7(165) -4,7(42)
Pemeriksaan Normal makanan tertentu. = 655+ 561,6+ 280,5-
TekananDarah 140/90 120/80 197,4
mmHg mmHg = 1299,7kkal
(↑)
TEE = BMR × FA × FS
7. Riwayat Gizi Sekarang = 1299,7 × 1,2 × 1,3
E : 520 kkal (25%) = 2.027,53 kkal
P : 10 g, (28%)
L : 14,4g, (25%) Protein= 0,6 x 58,5kg
KH : 101,4g. (29%) = 35,1 g/ 140, 4 kal
(7%)
8. Riwayat Gizi dahulu
 Frekuensi makan 3x sehari . Lemak =
 Sering mengomsumsi pisang dan 25 % ×2.027,53 kkal
susu kental manis coklat ( lebih 9
dari sekali sehari). = 56,32 gr/ 506,88 kal

KH = 2.027,53-140,4-506,88
9. Sosial-Ekonomi = 1380,25 / 345,06 gram
Pasien Ny. MY adalah seorang ibu = 68%
rumah tangga dengan 1 orang anak,
beragama islam, dan merupakan
pasien Jamkesda. Suami pasien
bekerja sebagai petani di Gowa.
10. Riwayat Obat
- Konsistensi
Biasa

Cara Pemberian
Oral

Frekuensi Pemberian
3 kali makanan utama
3 kali selingan
Contoh Menu Sehari
Terlampir
c. Analisis menu individu
Protein Vit. Vit.
Waktu Menu Bahan Brt ENERGI
(gr)
  LMK HA Ca F Fe Vit. A
B1 C
Na K Chols Serat
( gr ( mg ( mg
      )
Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg)
) )
(mg) (gr)

                                     
Pagi nasi Beras giling 50 180 0 3,4 0,35 39,5 3 70 0,4 0 0,06 0 2,5 50 0 1
  cream soup Kentang 20 16,6 0 0,4 0,02 3,82 2,2 11,2 0,14 0 0,022 3,4 1,4 79,2 0 0,5
    Wortel 30 12,6 0 0,36 0,09 2,79 11,7 11,1 0,24 3600 0,018 1,8 21 73,5 0 1,5
    Selada 30 4,5 0 0,36 0,06 0,87 6,6 7,5 0,15 162 0,012 2,4 4,5 60,9 0 0,774
    Minyak wijen 2,5 22,55 0 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Maizena ( pati
    jagung ) 20 68,6 0 0,06 0 17 4 6 0,3 0 0 0 0 0 0 0
  ayam bakar Ayam 30 90,6 5,46 0 7,5 0 4,2 60 0,45 243 0,024 0 30 105 18 0
    Minyak wijen 2,5 22,55 0 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  buah segar Semangka 80 22,4 0 0,4 0,16 5,52 5,6 9,6 0,16 472 0,04 4,8 3,2 48,56 0 0,8
Sub Total 440,4 5,46 4,98 13,2 69,5 37,3 175 1,84 4477 0,176 12,4 62,6 417,2 18 4,574
                                    0
Snack puding coklat Coklat manis, batang 30 141,6 0 0,6 8,94 18,8 18,9 62,1 0,84 9 0,009 0 150 30 0 0
Maizena ( pati
    jagung ) 10 34,3 0 0,03 0 8,5 2 3 0,15 0 0 0 0 0 0 0
    Gula pasir 30 109,2 0 0 0 28,2 1,5 0,3 0,03 0 0 0 0,09 0,15 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 285,1 0 0,63 8,94 55,5 22,4 65,4 1,02 9 0,009 0 150,1 30,15 0 0
                                    0
Siang beras merah Beras giling 50 180 0 3,4 0,35 39,5 3 70 0,4 0 0,06 0 2,5 50 0 1
  ayam panggang Ayam 30 90,6 5,46 0 7,5 0 4,2 60 0,45 243 0,024 0 30 105 18 0
    Minyak kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0 0,15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  mie sayur Buncis 50 17,5 0 1,2 0,1 3,85 32,5 22 0,55 315 0,04 9,5 17,6 38,85 0 4,75
    Wortel 50 21 0 0,6 0,15 4,65 19,5 18,5 0,4 6000 0,03 3 35 122,5 0 2,5
    Mie basah 50 43 0 0,3 1,65 7 7 6,5 0,4 0 0 0 0 0 0 0
    Minyak wijen 2,5 22,55 0 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  buah Apel 50 29 0 0,15 0,2 7,45 3 5 5,15 45 0,02 2,5 1 65 0 0,355
Sub Total 447,15 5,46 5,7 17,4 62,4 69,4 182 7,35 6603 0,174 15 86,1 381,4 18 8,605
                                    0
Snack sandwich Roti warna sawo 15 37,35 0 1,19 0,23 7,46 3 21 0,38 0 0,023 0 0 0 0 0
matang
    Alpukat 30 25,5 0 0,27 1,95 2,31 3 6 0,27 54 0,015 3,9 0,6 83,4 0 8,7
    Madu 15 44,1 0 0,05 0 11,9 0,75 2,4 0,14 0 0 0,6 9 31,5 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 106,95 0 1,5 2,18 21,7 6,75 29,4 0,78 54 0,038 4,5 9,6 114,9 0 8,7
                                    0
Mlm nasi putih Beras giling 50 180 0 3,4 0,35 39,5 3 70 0,4 0 0,06 0 2,5 50 0 1
  ikan saus Tomat masak 30 6 0 0,3 0,09 1,26 1,5 8,1 0,15 450 0,018 12 1,2 70,5 0 2,25
    Ikan mas 40 34,4 6,4 0 0,8 0 8 60 0,8 60 0,02 0 0 0 0 0
    Minyak wijen 5 45,1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  perkedel jagung Tepung kentang 30 104,1 0 0,09 0,03 25,7 6 9 0,15 0 0,012 0 0 0 0 0
Jagung kuning pipil
    baru 30 92,1 0 2,37 1,02 19,1 2,7 44,4 0,63 132 0,099 0 0 0 0 0
    Daun bawang 20 5,8 0 0,36 0,14 1,04 11 7,8 1,44 273 0,018 7,4 0 0 0 1
kuah asam
  kankung Kangkung 30 8,7 0 0,9 0,09 1,62 21,9 15 0,75 1890 0,021 0,9 19,5 23,4 0 0,354
    Tomat masak 30 6 0 0,3 0,09 1,26 1,5 8,1 0,15 450 0,018 12 1,2 70,5 0 2,25
    anggur 50 35,5 0 0,3 0,2 7,8 9 10 0,3 0 0 2 1 95 0 0,2
Sub Total 517,7 6,4 8,02 7,81 97,2 64,6 232 4,77 3255 0,266 34,3 25,4 309,4 0 0,4
                                    0
Snack kentang goreng Kentang 30 24,9 0 0,6 0,03 5,73 3,3 16,8 0,21 0 0,033 5,1 2,1 118,8 0 0,75
    Minyak wijen 5 45,1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 70 0 0,6 5,03 5,73 3,3 16,8 0,21 0 0,033 5,1 2,1 118,8 0 0
                                    0
Total 1867,3 38,75   54,5 312 204 701 16 14398 0,696 71,3 335,9 1372 36 22,28
Persen kebutuhan 92% 110% 96% 90%                    
d. Estimasi harga
N
Nama bahan Jumlah Satuan Harga
o
1 Beras 50 Gram Rp.5.000

2 kentang 20 Gram Rp.2.000

3 wortel 30 Gram Rp.1.000

4 selada 30 Gram Rp.3.000

5 Minyak wijen 20 ml Rp.5.000

6 Ayam 30 Gram Rp.5.000

7 Semangka 80 Gram Rp.1.000

8 Susu skim 60 Gram Rp. 2.000

9 Alpukat 70 Gram Rp. 2.000

10 Pepaya 70 Gram Rp. 1.000

11 Agar-agar 60 Gram Rp. 1.000

12 Nangka masak pohon 30 Gram Rp. 500

13 Gula aren 35 Gram Rp. 500

Total harga Rp.27.000


4. Tinjauan Pustaka
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai
dengan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3
bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu
albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal,
ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi
glomerulus.1 Saat ini banyak studi menunjukkan bahwa prevalensi PGK
meningkat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Prevalensi PGK derajat II sampai
V terus meningkat sejak tahun 1988 sejalan dengan peningkatan prevalensi
penyakit diabetes dan hipertensi yang juga merupakan penyebab PGK (Pakar
Gizi Indonesia, 2017).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang bersifat
progresif dan lambat, dan biasanya berlangsung selama satu tahun. Ginjal
kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan
tubuh dalam keadaan asupan makanan normal (Price and Wilson, 2006).
Umumnya GGK disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsik difus dan menahun.
Glomerulonefritis, hipertensi esensial, dan pielonefritis merupakan penyebab
paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60% (Sukandar, 2006). Selain itu
juga faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan meningkatnya kejadian
gagal ginjal kronik antara lain merokok , penggunaan obat analgetik dan OAINS,
hipertensi ,dan minuman suplemen berenergi (Hidayati, 2008).
Gagal ginjal dapat disebabkan karena usia, jenis kelamin, dan riwayat
penyakit seperti diabetes, hipertensi maupun penyakit gangguan metabolik lain
yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Selain itu, penyalahgunaan
penggunaan obat- obat analgetik dan OAINS baik secara bebas maupun yang
diresepkan dokter selama bertahun-tahun dapat memicu risiko nekrosis papiler
dan gagal ginjal kronik. Kebiasaan merokok dan penggunaan minuman
suplemen energi juga dapat menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal (Pakar Gizi
Indonesia, 2017)
Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk asosiasi antara penyakit
ginjal kronis dan meningkat risiko kematian dan penyakit kardiovaskular. diamati
peningkatan prevalensi kardiovaskular sebelumnya, faktor risiko yang dikenal
untuk kardiovaskular dan kematian.Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak
ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada
kaki dan tangan, serta uremia (Rysz, 2017).
Pasien PGK dengan ureum darah kurang dari 150 mg/dl, biasanya tanpa
keluhan maupun gejala. Gambaran klinis akan terlihat nyata bila ureum darah
lebih dari 200 mg/dl karena konsentrasi ureum darah merupakan indikator
adanya retensi sisa-sisa metabolisme protein di dalam tubuh.9 Uremia
menyebabkan gangguan fungsi hampir semua system organ, seperti gangguan
cairan dan elektrolit, metabolik-endokrin, neuromuskular, kardiovaskular dan
paru, kulit, gastrointestinal, hematologi serta imunologi (Pakar Gizi Indonesia,
2017).
Mekanisme dasar terjadinya PGK adalah adanya cedera jaringan. Cedera
sebagian jaringan ginjal tersebut menyebabkan pengurangan massa ginjal, yang
kemudian mengakibatkan terjadinya proses adaptasi berupa hipertrofi pada
jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan hiperfiltrasi. Namun proses
adaptasi tersebut hanya berlangsung sementara, kemudian akan berubah
menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.
Pada stadium dini PGK, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan
dimana basal laju filtrasi glomerulus (LFG) masih normal atau malah meningkat.
Secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif
(Alan, 2004).
Pedoman untuk manajemen CKD merekomendasikan modifikasi pola
makan dan gaya hidup, yang didasarkan pada studi populasi umum.Diet yang
mengurangi kerja ginjal dapat membantu melindungi ginjal dari kerusakan lebih
lanjut. Pada tahap CKD awal adopsi diet sehat mungkin memperlambat laju
filtrasi glomerulus (GFR) dan menurunkan prevalensi gagal ginjal. Pasien dengan
kerusakan ginjal harus membatasi asupan makanan tertentu untuk mengurangi
penumpukan yang tidak terkontaminasi produk metabolik tetapi juga untuk
melindungi terhadap penyakit hipertensi, proteinuria dan jantung dan tulang atau
masalah kesehatan lainnya. Terlepas dari kenyataan bahwa pengaruh jenis
nutrisi tertentu ada kaitannya dengan fungsi ginjal dan kondisi kesehatan pasien
CKD secara keseluruhan (Pranandari, 2015).
Nutrisi yang tepat sangat penting untuk pasien dengan CKD di semua
tahap. Sejumlah penelitian menunjukkan itu diet kaya buah-buahan, sayuran,
ikan, sereal, biji-bijian, serat dan asam lemak tak jenuh ganda, tetapi rendah
asam lemak jenuh bermanfaat bagi pasien CKD. Juga, diet protein yang sangat
rendah ditambahkan dengan asam amino dan ketoacids (s-VLPD) ditemukan
aman dan menguntungkan bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis, terutama
pada tahap 4-5, karena itu dapat mengoreksi proteinuria, tekanan darah dan
hemoglobin oleh karena itu diet ini dapat memperpanjang periode bebas dialisis
dan juga meningkatkan usia bertahan hidup. Namun, beralih diet harus
dikonsultasikan secara hati-hati dengan nephrologist dan dimonitor oleh ahli gizi
untuk menghindari kesalahan nutrisi yang dapat mempercepat kerusakan fungsi
ginjal (Isti, 2015).
Diet pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energy,
protein , cairan elektrolit , natrium, kalium, kalsium, dan fosfor. Pada penderita
CKD yang belum mengalami dialysis syarat diet yang diajurkan berupa eergi
cukup, protein rendah, lemak cukup, karbohidrat cukup, natrium dan kalium
dibatasi (Almatsier, 2006).
Kalium adalah mineral yang bayak ditemukan dalam makanan, terutama
susu , buah buahan , dan sayuran. Kalium mempengaruhi detak jantung. Ginajl
yang mengalami penurunan fungsi, akan terganggu dalam menjaga
keseimbangan kalium darah. Sehingga kelebihan kalium pada penderita CKD
sangat berbahaya bagi jantung dan dapat menyebabkan jantung berhenti
bekerja (Nihaya, 2012).
Diet pada penyakit ginjal kronik terbagi atas diet penyakit ginjal kronik
Pre-dialisis, diet penyakit ginjal kronik dengan terapi pengganti dialysis, diet
penyakit penyakit ginjal kronik dengan terapi pengganti dialysis peritoneal, dan
diet penyakit ginjal kronik dengan terapi pengganti transplantasi (Isti, 2015).
Pada diet penyakit gagal ginjal yang mengalami dialysis Asupan energi
yang adekuat diperlukan untuk mencegah katabolisme jaringan tubuh. Gagal
ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa harus memenuhi kebutuhannya
yaitu sebesar 35 kkal/bb/hari. Sumber energi bisa diperoleh dari karbohidrat,
lemak, dan protein. Apabila asupan energi terpenuhi sesuai kebutuhan maka
status gizi akan optimal karena asupan energy yang cukup tidak akan
menimbulkan mual dan muntah. Asupan protein sangat diperlukan mengingat
fungsinya dalam tubuh, pengaruh asupan protein memegang peranan yang
penting dalam penanggulangan gizi penderita gagal ginjal kronik, karena gejala
sindrom uremik disebabkan karena menumpuknya katabolisme protein tubuh.
Sumber protein didapat dari telur, daging, ayam, ikan, susu (Almatsier, 2006).
Untuk memenuhi kebutuhan protein pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis, NKF-K/DOQ juga merekomendasikan protein dengan
nilai biologis tinggi, yaitu protein yang memiliki kandungan asam amino mirip
dengan protein yang ada pada manusia sehingga bisa menggantikan 10 sampai
12 gram protein yang hilang tiap sesi hemodialisis. Protein dengan nilai biologis
tinggi banyak terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan, misalnya: telur,
susu, daging, unggas, ikan dan kerang.9 Sedangkan pada penelitian, asupan
protein pada pasien yang menjalani HD sebagian besar adalah protein dengan
nilai biologis rendah (berasal dari tumbuhan), seperti tahu dan tempe (Pakar Gizi
Indonesia, 2017).
5. Daftar Pustaka
Aisara, Sitifa dkk. 2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 7(1)

Alan dkk. 2004. Chronic Kidney Disease and the Risks of Death,
Cardiovascular Events, and Hospitalization. n engl j med 351;13

Almatsier, sunita.2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia pusaka


utama: Jakarta

Isti, dian. 2015. The Different of Protein Intake Between Chronic Renal
Failure Patientswith Malnutrition and Not Malnutrition in Hemodialysis
Unit at dr. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung. Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, Volume 2, No. 2.

Nihaya, Ika dkk. 2012. Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan
Status Gizi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi
Universitas Muhammadiyah Semarang Volume 1, Nomor 1.

Pakar gizi Indonesia. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Penerbit Buku
kedokteran EGC: Jakarta

Pranandari, restu dan Woro Supadmi. 2015. Faktor Risiko Gagal Ginjal
Kronik Di Unit Hemodialisis Rsud Wates Kulon Progo. Majalah
Farmaseutik, Vol. 11 No. 2

Rysz, jacek.dkk. 2017. The Effect of Diet on the Survival of Patients


withChronic Kidney Disease. Nutrients, 9, 495

Anda mungkin juga menyukai