Anda di halaman 1dari 13

ANTROPOLOGI

“KONSEP STRES DAN ADAPTASI DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN”
KELOMPOK 7

Adelia Dwi Julianti P07120121031


Dini Ayomi Rahmadani P07120121015
Faega Rachmanda Sukma P07120121007
Indy Ayu Ratu Pinanti P07120121023
Latifatul Azizah P07120121048
Nisrina Rahadatul Aisy P07120121039
Latar belakang
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang berakibat akan
adanya tuntutan kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan yang semakin sulit
terpecahkan. Sehingga seringkali di dapati seorang mengalami ketegangan psikologi. Itu semua
merupakan masalah yang relatif, tergantung dari tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian dan
bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya.

Stres merupakan fenomena universal. Semua orang mengalaminya. Orang tua mengalami stres
dalam membesarkan anak, pekerja membicarakan stres yang dialami dalam pekerjaan mereka, dan
pelajar tingkat apapun dan membicarakan mengenai stres mereka ditempat sekolah. Stres dapat
memberi stimulus terhadap perubahan dan pertumbuhan, dan dalam hal ini, suatu stres adalah
positif dan bahkan diperlukan. Stres dapat disebabkan oleh pengalaman positif dan negatif. Namun
demikian, terlalu banyak stres dapat mengakibatkan penyesuaian yang buruk, penyakit fisik, dan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.
PENGERTIAN STRESS

Luthans (2000), mendefinisikan stress sebagai suatu tanggapan dalam


menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses
psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik
seseorang.

Menurut Schuler, stress adalah suatu kondisi dinamis dimana individu


dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang di
peroleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins, 2003:577).
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai
suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun
membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,
emosional, kognitif dan perilaku.
SUMBER-SUMBER
STRESS
Terdapat beberapa sumber-sumber stress yang dapat mengganggu kesehatan psikis
manusia. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) kondisi fisik, lingkungan dan
sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor.

❖ Lazarus & Cohen (1984) mengklasifikasikan stressor ke dalam tiga kategori, yaitu :
1. Catacysmic Event
Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, seperti kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi
banyak orang seperti bencana alam.
2. Personal Stressor
Kejadian-kejadian penting mempengaruhi sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti
kritis keluarga
3. Background stressor
Pertikaian atau permasalahan yang bisa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan
dan rutinitas pekerjaan
Sarafino (1998) membagi tiga jenis sumber stres yang dapat terjadi pada
kehidupan individu :

• Sumber yang berasal dari individu


Ada dua cara stress berasal dari individu. Pertama adalah melalui adanya penyakit.
Penyakit yang diderita individu menyebabkan tekanan biologis dan psikologis
sehingga menimbulkan stress.

• Sumber yang berasal dari keluarga


Stress dalam keluarga dihasilkan melalui adanya perilaku, kebutuhan-kebutuhan
dan kepribadian dari masing-masing anggota keluarga yang berdampak kepada
anggota keluarga lainnya. Konflik interpersonal ini dapat timbul dari masalah
finansial, melalui adanya tujuan yang berbeda antar anggota keluarga

• Sumber stress yang berasal dari komunitas dan masyarakat


Adanya hubungan manusia dengan lingkungan luar menyebabkan banyak
kemungkinan munculnya sumber-sumber stress. Misalnya stress yang dialami oleh
orang dewasa banyak diperoleh melalui pekerjaannya dan berbagai situasi
lingkungan.
BENTUK-BENTUK STRESS
Stress Biasa Distress Internal
1 tipe stres seperti ini dalam dosis kecil
sebenarnya baik untuk sistem imun kita.
2 Ini adalah tipe stress yang buruk. Distress
merupakan tipe stres negatif hasil dari
Selain itu, tipe stress ini juga dapat pengalaman buruk, ancaman, atau
membuat banyak orang lebih mudah perubahan situasi yang tidak terduga dan
untuk menciptakan tujuan dan menikmati tidak nyaman
proses mencapainya.

3 Distres Akut 4 Hipotres 5 Eustres

Distres akut terjadi Hipostres merupakan "ketidakadaan" Eustres merupakan stres yang
ketika seseorang stres, tetapi bisa juga diartikan sangat berguna lantaran dapat
mengalami distres kebosanan yang ekstrem. Seseorang membuat tubuh menjadi lebih
yang dipicu oleh yang mengalami hipostres mungkin waspada. Eustres membuat
peristiwa buruk yang merasa tidak tertantang,tidak memiliki tubuh dan pikiran menjadi siap
berlalu dengan cepat motivasi untuk melakukan apa pun. untuk menghadapi banyak
tantangan
Tahapan Stress
1) Stres tahap pertama (paling ringan), stress yang disertai :
• Perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan
• Mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki
• Penglihatan menjadi tajam.

2) Stress tahap kedua, stress yang disertai :


• Bangun pagi tidak segar dan letih
• Lekas capek pada saat menjelang sore
• Lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks
• Lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
• Jantung berdebar

3) Stress tahap ketiga, stress dengan keluhan :


• Defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare)
• Otot semakin tegang
• Emosional
• Insomnia
4) Stress tahap keempat, stress dengan keluhan :
• Tidak mampu bekerja sepanjang hari (loyo)
• Aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan
• Respons tidak adekuat
• Kegiatan rutin terganggu
• Gangguan pola tidur

5) Stress tahap kelima, stress yang ditandai :


• Dengan kelelahan fisik danmental (physical dan psychological exhaustion)
• Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan berat
• Meningkatnya rasa takut dan cemas
• Bingung dan panik.

6) Stress tahap keenam (paling berat), yaitu dengan tanda-tanda :


• Jantung berdebar keras
• Sesak napas
• Badan gemetar dan dingin
• Banyak keluar keringat, loyo
• Pingsan atau collaps.
REAKSI DAN RESPON TUBUH TERHADAP STRESS

Respons berasal dari kata “response” yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan.
Jadi, respons adalah setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan
tanggapan/balasan (respons) terhadap rangsangan/stimulus (Sarlito,1995).

Menurut Steven M. Caffe, respons dibagi menjadi (3) bagian yaitu :

Kognitif
Berkaitan dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang terhadap sesuatu.
Respons ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi
oleh banyak orang.

Afektif
Berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respons ini
timbul ketika ada perubahan yang disenangi oleh banyak orang.

Konatif
Berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan, oleh karena itu
proses perubahan sikap tersebut tergantung pada keselarasan
MACAM-MACAM ADAPTASI TERHADAP STRESS
Adaptasi Fisiologis
Indikator fisiologis stress adalah objektif, lebih mudah di identifikasi dan secara umum
dapat diamati atau diukur. Namun,indikator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu
pada semua klien yang mengalami stress, serta indikator tersebut bervariasi menurut
individunya
Adaptasi Psikologis
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku
klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara media
terhadap stress, meliputi rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen
terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu
kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993)
Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan
tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya
menghadapi tugas perkembangandan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut
Adaptasi Sosial Budaya
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosialmencakup penggalian
bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitasdari interaksi sosial yang ada.
Stresor pada keluarga dapat menimbulkanefek disfungsi yang mempengaruhi klien
atau keluarga secarakeseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Adaptasi Spiritual
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara,
tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat
dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan,atau individu mungkin memandang
stressor sebagai hukuman
KESIMPULAN DAN SARAN
Stress bisa berdampak positif maupun negatif, tergantung bagaimana kita mengatasinya dalam
kehidupan kita sehari- hari. Stres tidak untuk dihindari tetapi dikelola dan dioptimalkan dengan
cara dan waktu yang tepat.
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik daripada
hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. Stress sebenarnya dapat
membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress
dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak yang memberikan energi lebih
pada neuron. Hal ini, sebaliknya meningkatkan oembentukan dan pengembalian ingatan.

• Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan
menambah beban pikiran
• Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar
• Apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam
berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang terdekat anda
• Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system kerja saraf otak
yang akan menimbulkan stress.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai