Anda di halaman 1dari 11

Konsep Stres dan adaptasi

Pendahuluan
STRESS
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari
yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering
dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress,
seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif
juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.

JENIS STRESS
Stress fisik
Stress kimiawi
Stress mikrobiologis
Stress fisiologis
Stress proses tumbuh kembang
Stress psikologis atau emosional

Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran
Reaksi Psikologis terhadap stress
a. Kecemasan
Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi
yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à
jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan
susah tidur
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain
terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah
kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar
dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak
sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih.
RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS Hans Selye (1956)
Mengidentifikasi dua respon fisiologis terhadap Stress, yaitu :
 Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan
penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka
pendek.
 General Adaptation Syndrom (GAS)
a. Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari
tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or
flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran
darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan
ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi
denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
b. Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur
strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya
kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor
penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang belum
dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras.
Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala,
gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak
dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian

KONSEP ADAPTASI
Faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku manusia :
1. Kebutuhan Kebutuhan badaniah Kebutuhan psikologis
2. Dorongan Menjamin agar manusia berusaha memenuhi kebutuhannya.

Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang dirasakan sebagai
mengancam fisik atau psikologisnya Peristiwanya di sebut stressor Reaksi orang
terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stress
 Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas
terhadap stress.
 Ada banyak bentuk adaptasi.
 Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian
mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi
lainnya.
 Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan
eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan
demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang
optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan,
mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau
penguasaan situasi (Selye, 1976, ; Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).
 Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam
atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat
berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan
beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi
membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.

DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini.
Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi klienterhadap stress, perawat harus
mempertimbangkan individu secara menyeluruh.

ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan
secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator
tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi.
Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan
intensitas stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem.
Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua
sistem.Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi
pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit
dan pola penyakit. Pada masa lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian
paling utama, tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat,
pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik
telah menurunkan angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah
penyakit yang mencakup stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
 Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
 Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
 Postur tubuh yang tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala
 Gangguan lambung
 Suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah dan diare.
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Perubahan frekwensi berkemih
 Dilatasi pupil
 Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur

ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati
perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara.
Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak
faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan
memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu
dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep
diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian
yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa
kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil,
dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe
dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
• Ansietas • Depresi • Kepenatan • Peningkatan penggunaan bahan kimia •
Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas. • Kelelahan mental •
Perasaan tidak adekuat• Kehilangan harga diri• Peningkatan kepekaan• Kehilangan
motivasi.• Ledakan emosional dan menangis.• Penurunan produktivitas dan kualitas
kinerja pekerjaan.• Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya
penilaian).• Mudah lupa dan pikiran buntu• Kehilangan perhatian terhadap hal-hal
yang rinci.• Preokupasi (mis. mimpi siang hari )• Ketidakmampuan berkonsentrasi
pada tugas.• Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit• Letargi• Kehilangan minat•
Rentan terhadap kecelakaan.

ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang
biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku
dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu
atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam
bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis
pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika
diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu
mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping
adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka
mulai mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat
membantu mereka mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan
berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh
ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan
berteman.Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada
waktu yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem
pendukung sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial
sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung
jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan
dan keluarga. Stresor mencakup konflik antara harapan dan realitas.

MANAJEMEN STRESS
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas
atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya
tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien.
Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada
beberapa daerah perawatan.

MANAJEMEN STRESS UNTUK KLIEN


—REGULER EXERCISE
—DIET DAN NUTRISI
—SUPPORT SISTEM
—TIME MANAGEMENT
—HUMOR
—ISTIRAHAT
—TEHNIK RELAKSASI
—SPIRITUALITAS

Cara Penyesuaian Diri


Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya.
Hal ini dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus
melakukan pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat
terjadi pada bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ).
Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian
somatik, terjadi reaksi :
•Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun
•Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
•Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya
Usaha tubuh untuk mencapai keseimbangan kembali
CARA PENYESUAIAN DIRI
Berorientasi pada tugas : Bertujuan menghadapi stressor secara sadar, realistik,
objektif, rasional. Pembelaan ego
 Melindungi individu dari kecemasan
 Meringankan penderitaan bila mengalami suatu kegagalan
 Menjaga harga diri

CARA PENYESUAIAN DIRI


Berorientasi pada tugas, Misalnya : seseorang yang menghadapi kegagalan è
kemungkinan bereaksi :
• penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara
terang-terangan
• menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha)
• kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah

Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :


a.Mempelajari dan menentukan persoalan
b.Menyusun alternatif penyelesaian
c.Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasil
d.Bertindak
e.Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang
memuaskan
Mekanisme Pembelaan EGO
Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat perlindungan,
melainkan lama kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh karena
mekanisme ini Tidak realistik Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri
Distorsi realitas pemutarbalikan realitas)
Mekanisme Pembelaan EGO

1. IDENTIFIKASI
ingin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah satu ciri atau segi
tertentu dari figure itu ditransfer pada dirinya. Dengan demikian ia merasa harga
dirinya bertambah tinggi.
Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis idolanya
yang ia kagumi.
2. INTROJEKSI
Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-norma
dari luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman
dari luar.
Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai
dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
3. PROJEKSI
Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan orang lain atas
kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan
keinginan, impuls-impuls sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan
seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut
mencoba
merayunya.
4. REPRESI
Penyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif, konflik) sehingga
menjadi nirsadar (dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi membantu individu
mengontrol impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis
menjadi terlupakan

5. REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang bersifat primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika seorang
adiknya dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir
dibawa pulang dari rumah sakit.

6. REACTION FORMATION
Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-
keinginan, perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena sifatnya ekstrim
dan sukar diterima.
Misalnya : Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

7. UNDOING
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus
suatu kesalahan.
Misalnya : Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan
segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang

8. DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya (benda,
orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain.
Misalnya : Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke
rumah marah-marah pada adik-adiknya.

9. SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat
diterima oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh
karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus
dirubah bentuknya sehingga tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus
mendapatkan pemuasan
Misalnya : Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat

10. ACTING OUT


Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya : Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar

11. DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
Misalnya : Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri
dari pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan

12. KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau kelebihannya.
Misalnya : Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif,
berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya

13. RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-
olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.
Misalnya : Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika
ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.

14. FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau
tingkah laku atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya : Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang
yang tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya
dan orang lain.

15. SIMBOLISASI
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan
atau hal yang sebenarnya
Misalnya : Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan
kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan
masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor.

16. DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran
/identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri
seorang individu.
Misalnya : Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk
ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama
sekali).

17. KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Misalnya :Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba
merasa sakit sehingga tidak masuk kuliah.

Anda mungkin juga menyukai