Anda di halaman 1dari 4

KONSEP STRES DAN ADAPTASI

1. KONSEP STRES DAN STRESOR HEMEOSTATIS


a. Stres dan stresor
Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu, stres dapat menimbulkan tuntutan yang
besar kepada seseorang dan jika seseorang tidak dapat mengatasi atau mengadaptasi stresnya
maka dapat menimbulkan penyakit.
1) Stres
Adalah segala situasi dimana tuntunan non-spesifik mengharuskan seseorang individu
untuk berespon atau melakukan tindakan. Respon atau tindakan ini termasuk respon
fisiologis dan psikologis.
2) Stresor
Adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.
Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (misalnya, demam,kondisi
seperti kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah)
Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (misalnya, perubahan
bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial,
atau tekanan dari pasangan)
b. Faktor yang menyebabkan stres
1. Fisik : temperatur, suara,beban,sinar,arus listrik
2. Kimiawi: asam basa, obat-obatan,zat racun,hormon dan gas
3. Mikrobiologi: virus, bakteri, parasit
4. Fisiologis: gangguan struktur jaringan dan organ
5. Proses perkembangan : pubertas, memasuki usila
6. Psikis : hubungan sosial (masyarakat,budaya atau keagamaan)
c. Tahapan stres
1) Tahap I (stres paling ringan)
Ciri-ciri : semangat meningkat, penglihatan tajam,energi meningkat namun cadangan
energinya menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat.
2) Tahap II (mulai timbul keluhan)
Ciri-ciri: sering merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang terdapat gangguan sistem
seperti pencernaan,otot, perasaan tidak santai
3) Tahap III (keluhan dengan gejala-gejala)
Ciri-ciri: sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan tegang, gangguan tidur,
badan terasa ringan
4) Tahap IV (keadaan lebih buruk)
Ciri-ciri : sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit tidur, negativistik, penurunan
konsentrasi, takut tidak jelas.
5) Tahap V (semakin buruk)
Ciri-ciri: keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, gangguan
sistem meningkat, perasaan takut meningkat.
KONSEP ADAPTASI
adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap
stres. Karena banyak stresor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering di fokuskan pada
adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stres. Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi
fisiologis memungkinkan homeostatis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses yang
serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.
Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk

mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk
perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan
situasi. Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka
panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal. Seseorang harus
mampu berespons terhadap stresor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan
. adaptasi membutuhkan respon aktif dari seluruh individu.
a. Adaptasi psikologis
Seseorang yang menghadapi stres akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan
secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu
berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. Dan konflik tersebut di
ekspresikan dalam bentuk kemarahan atau aekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang
tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stres yang di hadapinya.
Indikator emosional/psikologi dan perilaku stres:
Depresi
Kepenatan
Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas
Kelelahan mental
Kehilangan harga diri
Peningkatan kepekaan
Kehilangan motivasi dan konsentrasi
Ledakan emosional dan menangis
Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
b. Adaptasi fisiologis
Pada dasarnya di setiap tubuh manusia telah terdapat mekanisme pertahanan yang bersifat
alami dan bekerja secara teratur sehingga memungkinkan tubuh untuk dapat beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan yang berasal dari faktor internal. Mekanisme ini bekerja
dengan sendirinya dan akan berubah menjadi suatu aksi tanpa didasari dan biasanya berfungsi
dalam kondisi yang tidak normal.
Indikator fisiologi stres :
Kenaikan tekanan darah
Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung
Peningkatan denyut nadi dan frekuensi pernapasan
Telapak tangan berkeringat
Sakit kepala
Perubahan nafsu makan
Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur posturntubuh yang
tidak tegap
1) Local adaptation syndrome (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap
cahay,dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
a) Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua sistem
b) Respon bersifat adaptif, diperlukan stresor untuk menstimulasinya
c) Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
d) Respon bersifat restorative
Respon LAS:

Respon inflamasi
Respon ini di stimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon inflamasi di bagi
kedalam 3 fase:
a) Fase pertama
Adanya perubahan sel dan sistem sirkulasi, dimulai dengan penyempitan
pembuluh darah di tempat cedera dan secara bersamaan teraktivasinya kinin,
histamin,sel darh putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler
sehingga protein, leukosit dan cairan yang lain dapat masuk ke tempat yang
cedera tersebut
b) Fase kedua
Pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan
bahan lain yang di hasilkan di tempat cedera
c) Fase ketiga
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut
Respon reflek nyeri
Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut.
Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
2) General adaption syndrome (GAS)
Terbagi atas 3 fase, yaitu:
a. Fase Alarm(waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stresor. Reaksi psikologis figh or flight dan reaksi fisiologis. Tanda fisik: curah jantung
meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala
dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stres mempengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktivan
hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk
bereaksi. Hormon lainnya di lepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan
untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, tersktivasinya epineprin dan norepineprin
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan
ambilan 02 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
b. Fase resisten (melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis
sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor penyebab stres.
c. Fase exhaustion (kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stres yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungannya seperti
sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner,dll. Tahap ini cadangan energi telah
menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidakmampuan
tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stresor inilah yang akan berdampak pada
kematian individu tersebut.
Ada empat variabel psikologik yang di anggap mempengaruhi mekanisme respon
stres, yaitu:

1. Kontrol yaitu keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang
mengurangi intensitas respon stres
2. Prediktabilitas yaitu stresor yang dapat di prediksi menimbulkan respon stres yang tidak
begitu berat di bandingkan stresor yang tidak dapat di prediksi
3. Persepsi yaitu pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat
meningkatkan atau menurunkan intensitas respon stres
4. Respon koping yaitu ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas dapat
menambah atau mengurangi respons stres.

Daftar pustaka
Ardhiyanti, dkk. 2014.Pendidikan Keperawatan Jiwa.Andi Offset.Yogyakarta.

https://books.google.co.id/books?id=cq_iCAAAQBAJ&pg=PA8&dq=konsep+stresadaptasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjnj9XFmbHPAhUIp48KHURsCDQQ6AEIHj
AB#v=onepage&q=konsep%20stres-adaptasi&f=false

Anda mungkin juga menyukai