Anda di halaman 1dari 33

Afrahul Padilah Siregar, SST., M.

Kes
Setiap orang mengalami stres dari waktu ke
waktu, dan umumnya seseorang dapat
menghadapi stres jangka pendek atau
mengadaptasi stres jangka panjang sampai
stres itu berlalu.
 Stres adalah segala situasi dimana tuntutan
non spesifik mengharuskan seseorang
individu untuk berespons atau melakukan
tindakan (selye,1976 )
Stressor adalah:
 Sumber penyebab stres
 Stimuli yang mengawali atau mencetuskan
perubahan.
Secara garis besar ada
Tiga pandangan mengenai stres, yaitu:
1) Stres merupakan stimulus
2) Stres merupakan respon
3) Stres merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungan (Bart Smet, 1994 : 108-
111)
Ditinjau berdasarkan stresornya, stress dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Eustress (good stress) merupakan stress yang
disebabkan oleh stresor yang postif, misalnya
berita bahwa individu mendapatkan suatu
hadiah besar yang tidak terduga sebelumnya.
2) Distressmerupakan stres yang disebabkan oleh
stresor yang yang negatif, misalnya kehilangan
sesuatu yang sangat berharga, gagal dalam
suatu usaha, dst.
Stressor dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a) Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang ( mis, demam, kondisi seperti
kehamilan atau menaupause , atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah )
b) Stressor Eksternal berasal dari luar diri
seseorang ( mis ; perubahan dalam suhu
lingkungan, perubahan dalam peran
keluarga atau sosial, atau tekanan dari
pasangan.
a) Sifat stressor
b) Durasi stressor
c) Jumlah stressor
d) Pengalaman masa lalu
e) Tipe kepribadian
f) Tahap perkembangan
a) Stres fisik
b) Stres kimiawi
c) Stres mikrobiologis
d) Stres fisiologis
e) Stres proses tumbuh kembang
f) Stres psikologis atau emosional
1. RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP STRES
a. Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda
bahaya yang menyatakan diri dengan suatu
penghayatan yang khas, yang sukar
digambarkan adalah emosi yang tidak
menyenangkan istilah “kuatir,” “tegang,”
“prihatin,” “takut”fisik jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan
darah tinggi dan susah tidur.
b. Kemarahan dan agresi adalah perasaan
jengkel sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan
reaksi umum lain terhadap situasi stress yang
mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi
ialah kemarahan yang meluap-luap, dan
orang melakukan serangan secara kasar
dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-
kadang disertai perilaku kegilaan, tindak
sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan
hilangnya gairah dan semangat. Terkadang
disertai rasa sedih
2. RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS
 Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset
terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap
stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan
General Adaptation Syndrome (GAS).
1. Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons
setempat terhadap stress. Respon
setempat ini termasuk pembekuan darah
dan penyembuhan luka, akomodasi mata
terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka
pendek.
Karakteristik dari LAS :
1) Respon yang terjadi hanya setempat dan
tidak melibatkan semua system
2) Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor
untuk menstimulasikannya.
3) Respon bersifat jangka pendek dan tidak
terus menerus.
4) Respon bersifat restorative.
 LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan
kita sehari – hari seperti yang diuraikan
dibawah ini :
respon ini distimulasi oleh adanya trauma
dan infeksi. Respon ini memusatkan diri
hanya pada area tubuh yang trauma sehingga
penyebaran inflamasi dapat dihambat dan
proses penyembuhan dapat berlangsung
cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3
fase :
 fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi,
dimulai dengan penyempitan pembuluh
darah ditempat cedera dan secara bersamaan
teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih.
Kinin berperan dalam memperbaiki
permeabilitas kapiler sehingga protein,
leucosit dan cairan yang lain dapat masuk
ketempat yang cedera tersebut
 Fase kedua :
Pelepasan eksudat. Eksudat adalah
kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan
bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
 Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya
jaringan parut
 Respon ini merupakan respon adaptif yang
bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika
bersentuhan dengan benda tajam
Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan
respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah
sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di
beberapa buku teks GAS sering disamakan
dengan Sistem Neuroendokrin
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk
menghadapi stressor. Reaksi psikologis
“fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda
fisik : curah jantung meningkat, peredaran
darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan
ekstremitas
 Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress
memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun
Fase alaram melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang
berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya
menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya
dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang
bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan
adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan
peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2
dan meningkatnya kewaspadaan mental.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah
serta mengatur strategi. Tubuh berusaha
menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya
kepada keadaan normal dan tubuh mencoba
mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi
gejala stress menurun atau normal
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut
jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu
tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika
ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang
rusak
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum
dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi
penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri
terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan
mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan
dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis,
akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres.
Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri
terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada
kematian individu tersebut.
 Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap
berat ringannya stres yang dialami
seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur
dengan banyak skala. Antaranya adalah
dengan menggunakan Depression Anxiety
Stres Scale 42 (DASS 42) atau lebih
diringkaskan sebagai Depression Anxiety Stres
Scale 21 (DASS 21) oleh Lovibond & Lovibond
(1995).
 Skor untuk masing-masing responden selama
masing-masing sub-skala, kemudian
dievaluasi sesuai dengan keparahan-rating
indeks di bawah :
1) Normal : 0-14
2) Stres Ringan : 15-18
3) Stres Sedang : 19-25
4) Stres Berat : 26-33
5) Stres Sangat Berat : ≥ 34
Terimakasih
Be a Good Midwife

Anda mungkin juga menyukai