Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRES
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun
mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor
dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu
kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan
atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian
ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan
fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari
luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

B. GEJALA GEJALA STRES


Reaksi Fisik – Psikologis
1. Reaksi fisik : sakit kepala, sakit lambung, darah tinggi, sakit jantung
(jantung berdebar-debar), mudah lelah, kurang selera makan, sering
buang air kecil, keluar keringat dingin, sulit tidur (insomnia). Hans
Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis
tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan
General Adaptation Syndrome (GAS).
a. Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan
darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap
cahaya, dll. Responnya berjangka pendek. Karakteristik dari
LAS :

1
1) respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan
semua system
2) respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya.
3) respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
4) respon bersifat restorative.
b. General Adaptation Syndrom (GAS)
Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh
terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah
sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku
teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
Ada 3 fase GAS yaitu :
1) Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan
dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor.
Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.
Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah
cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke
kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh
terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang
berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya
menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya
dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang
bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan
adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan
peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan
O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.

2
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan
individu untuk melakukan “ respons melawan atau
menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit
sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu
akan masuk ke dalam fase resistensi.
2) Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah
serta mengatur strategi. Tubuh berusaha
menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya
kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala
stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil,
termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah,
cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi
terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan
memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka
individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari
GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
3) Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang
belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala
penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit
kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll.
Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka
kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
2. Reaksi psikologis : gelisah, cemas, tidak dapat berkonsentrasi
dalam pekejaan atau belajar, sikap pesimis, hilang rasa humor,
malas, sikap apatis, sering melamun, sering marah-marah bersikap
agresif baik secara verbal seperti berkata-kata kasar, suka

3
menghina, mupun non verbal seperti menendang-nendang,
menempeleng, membanting pintu atau memecahkan barang-
barang.
a. Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang
menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang
sukar digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan
istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik antung
berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah
tinggi dan susah tidur.
b. Kemarahan dan agresi
Yakni perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum
lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan
agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang
melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak
wajar. Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis
dan usaha membunuh orang.
c. Depresi
Yaitu keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan
semangat. Terkadang disertai rasa sedih

C. PENYEBAB STRES
Stres dapat terjadi karena: (1) fisik-biologik, penyakit sulit
disembuhkan, cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik,
negatif thinking , sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3)
sosial: (a ) kehidupan keluarga yang tidak harmonis; (b) faktor pekerjaan; (c)
iklim lingkungan.
Penyebab Stres yang bukan bersumber dari pekerjaan: (1) Ttime based
confict,konflik terjadi karena menyeimbangkan tuntutan waktuantara
pekerjaan dengan tugas rumah tangga, misalnya wanita yang berperan ganda;

4
(2) Strain based conflict, terjadi ketika stres dari sumber meluap melebihi
kemampuan yang dimiliki orang tersebut, misalnya kematian suami atau
isteri; (3) Role behavior conflict, tiap karyawan memiliki peran dalam
pekerjaan, Ia juga dituntut lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan
tuntutan pekerjaan; (4) Stres karena adanya perbedaan individu.
Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri atas empat hal
utama, yakni:
1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi,
keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan
keadaan komunitas/tempat tinggal.
2. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur
organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam
organisasi.
3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,
kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal,
dan intergrup.
4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan
peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol
personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.
Terdapat 4 penyebab stres (stresor) menurut Lazarus dan Cohen (dalam
Evans, 1982) serta Evans dan Cohen (dalam Veitch & Arkkelin) :
1. Fenomena catalismic, yaitu hal-hal atau kejadian-kejadian yang tiba-
tiba, khas dan kejadian yang menyangkut banyak orang seperti
bencana alam, perang, banjir dsb.
2. Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti
pada fenomena catalismic, meskipun berhubungan dengan orang yang
lebih sedikit sepeti respon terhadap penyakit atau kematian serta
ketika seseorang kena PHK.
3. Daily hassles, masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan
sehari-hari yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-
masalah lingkungan seperti kesesakkan atau kebisingan.

5
4. Ambient Stresor, yang terdiri dari kondisi-kondisi yang
dilatarbelakangi oleh lingkungan seperti kemiskinan, konflik keluarga.

D. KLASIFIKASI STRES
1. Stres Akut (Acute Stress) merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera,
umunya dikenal dengan respon atas pertengkaran atau penerbangan (fight or
flight). Suatu ancaman dapat terjadi pada situasi apa pun yang pernah dialami
bahkan secara tidak disadari atau salah dianggap sebagai suatu bahaya.
Penyebab-penyebab stres akut antara lain:
a. kebisingan,
b. keramaian,
c. pengasingan,
d. lapar,
e. bahaya,
f. infeksi, dan
g. bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa
berbahaya (mengerikan).
Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu
respon menjadi tidak aktif dan tingkat-tingkat hormon stres kembali normal,
suatu kondisi yang disebut respon relaksasi (relaxation response).
2. Stres Kronis (Chronic Stress). Kehidupan modern menciptakan situasi
stres berkesinambungan yang tidak berumur pendek. Penyebab-penyebab
umum stres kronis antara lain:
a. kerja dengan tekanan tinggi yang terus menerus,
b. problem-problem hubungan jangka panjang,
c. kesepian, dan
d. kekhawatiran finansial yang terus-menerus.

E. CARA MENGELOLA STRES

6
1. Coping
Mengelola stres disebut dengan istilah coping. Menurut R.S. Lazarus
copingadalah proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang diduga
sebagai beban karena di luar kemampuan individu. Coping terdiri atas upaya-
upaya yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis (seperti menuntaskan, tabah,
mengurangi atau meminimalkan) tuntutan internal dan eksternal. Adapun
menurut Weiten dan Lloyd (dalam Syamyu Yusuf, 2009: 128) coping
merupakan upaya-upya untuk mengatasi, mengurangi atau mentoleransi
beban perasaan yang tercipta karena stres.
Faktor-faktor yang mempengaruhi coping:
a. Dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai “bantuan
dari orang lain yang memiliki kedekatan (orang tua, suami/isteri,
saudara atau teman) terhadap seseorang yang mengalami stres.
Dukungan sosial memiliki empat fungsi: (a) sebagaiemotional
support, meliputi pemberian curahan kasih sayang, perhatian dan
kepedulian; (b) sebagai appraisal support, meliputi bantuan orang lain
untuk menilai dan mengembangkan kesadaran akan masalah yang
dihadapi, termasuk usaha-usaha mengklarifikasi dan memberikan
umpan balik tentang hikmah di balik masalah tersebut; (c) sebagai
informational support, meliputi nasehat/pengarahan dan diskusi
tentang bagaimana mengatasi atau memecahkan masalah; (d) sebagai
instrumental support, meliputi bantuan material, seperti memberikan
tempat tinggal, meminjamkan uang dan menyertai kunjungan ke biro
layanan sosial.
b. Kepribadian. Kepribadian seseorang cukup besar pengaruhnya
terhadap coping atau usaha-usaha dalam menghadapi atau mengelola
stres. Adapun tipe-tipe kepribadian yang berpengaruh terhadap coping
adalah sebagai berikut: (1) Hardiness (ketabahan, daya tahan) yaitu
tipe kepribadian yang ditandai dengan sikap komitmen, internal locus
control dan kesadaran akan tantangan (challenge); (2) Optimisme,

7
yaitu kecenderungan umum untuk mengharapkan hasil-hasil yang baik
atau sesuai harapan; (3) Humoris
2. Selalu Berfikir Positif (Positive Thinking)
Seseorang yang mengalami stres perlu kita berikan bantuan agar
mereka terhindar dari persaan tersebut, dengan selalu berpikir positif (positive
thinking).
Menurut Al-Faqi (2009) ada tujuh prinsip dasar berpikir positif, yaitu:
a. Problematika hanya ada di dalam persepsi. Realitas tak lain
hanyalah apa yang ada dalam persepsi Anda. Kalau Anda
ingin merubah realitas hidup Anda, mulailah dengan merubah
persepsi Anda.
b. Jangan biarkan masalah tetap berada di tempat yang Anda
temui. Yang terpenting bukan apa yang terjadi pada Anda,
tetapi pada apa yang akan Anda lakukan karena apa yang
terjadi pada Anda (Robert Schuer)
c. Jangan jadi masalah pisahkan Anda dengan masalah. Tidak
ada masalah yang akal manusia tidak bisa menemukan jalan
keluarnya (Polter).
d. Belajar dari masa lalu, hidup masa sekarang, tentukan target
masa depan. Masa lalu hanya kenangan dan masa depan tak
lain hanyalah perkiraan. Penuhlilah hidup Anda saat ini
dengan cinta Allah, maka masa lalu Anda akan menjadi
kenangan indah dan masa depan Anda menjadi perkiraan
penuh harapan.
e. Selalu ada nila spiritual dalam setiap problematika hidup.
“Siapa yang bertaqwa kepada Allah akan diberi jalan keluar
dan akan diberi rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka”
(QS. At-Thalaq: 4).
f. Perubahan pikiran dengan berbagai alternatif akan merubah
realitas dan pikiran yang akan memunculkan realitas baru pula.

8
g. Allah tidak menutup satu pintu kecuali membukakan pintu
yang lain yang lebih baik. Terkadang Allah menutup suatu
pintu dihadapan kita untuk membuka pintu lain yang lebih
baik. Akan tetapi kebanyakan orang hanya memusatkan
perhatiannya pada pintu yang tertutup itu tanpa mau melirik
pintu penuh harapan yang telah terbuka di sisi lain hidupnya.
Strategi berpikir positif. Pemikir adalah orang yang membuat pikiran
dan pikiran menyebabkan tindakan berpikir. Berpikir menjadikan konsentrasi,
konsentrasi menimbulkan perasaan, perasaan menyebabkan perilaku, perilaku
menimbulkan hasil, dan hasil menentukan realitas hidup. Bila Anda ingin
hidup Anda benar-benar berubah, rubahlah realitas Anda sebagai pemikir.
Strategi keteladanan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
suri tauladan yang baik bagimu (QS. Al-Ahzab: 21).
Strategi berkaca pada orang lain. Kita tidak melihat sesuatu
sebagaimana adanya Ia. Kita melihat sebagaimana yang kita pahami
tentangnya (Socrates).
Strategi merubah konsentrasi dan fokus. Semua orang besar akan tetap
menjadi orang besar. Setiap orang sukses pun akan selalu menjadi orang
sukses, yaitu orang yang selalu mengerahkan perhatian dan kemampuannya
untuk target positif dan pasti (Mordel).
Strategi pasang surut. Setiap hari berbuatlah untuk menurunkan porsi
apa yang tidak Anda inginkan dan menaikkan porsi apa yang Anda inginkan.
Lakukan terus sampai apa yang tidak Anda inginkan hilang dari hidup Anda
dan yang tertinggal hanya apa yang ingin Anda dapatkan dalam hidup.
Pikiran negatif diperkecil dan pikiran positif diperbesar/diperluas.

3. Tersenyum
Senyum yang terlihat sederhana akan mampu menciptakan kekuatan
(power). Senyuman yang kadang dianggap sebagian orang merupakan hal
yang tidak penting dan sangat sepele, namun tanpa kita sadari mampu
memunculkan sesuatu yang luar biasa. Senyum merupakan ekspresi wajah

9
yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau
kedua ujungnya atau pula di sekitar mata.
Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan rasa bahagia dan
senang. Apabila seseorang tersenyum, maka wajahnya akan kelihatan lebih
menarik, menyenangkan dan nyaman untuk dipandang, daripada ketika Ia
sedang dalam kondisi biasa atau bahkan ketika sedang marah. Senyum juga
merupakan simbul perdamaian dan persahabatan (Thobrani, 2010).
Dalam ajaran Islam memberi senyuman kepada orang lain bernialai
ibadah, karena tersenyum kepada orang lain sama dengan bersedekah, tentu
saja senyum yang tulus. Suatu saat ketika Anda tidak tahu harus berbuat apa ?
atau memberi apa kepada orang lain, Anda masih punya senyuman, maka
tersenyumlah. Yakinlah bahwa setiap senyuman membawa manfaat. Senyum
membuat pikiran lebih jernih, segar dan terhindar dari stres.
4. Relaksasi, yaitu upaya pengurangan ketegangan:
(1) relaksasi ketegangan otot
(2) relaksasi kesadaran indera
(3) melalui yoga, meditasi, transendensi/relegius.

F. CONTOH KASUS STRES


1. Stres Kerja, Menyebabkan Kematian
Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di
luar pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada
sebuah dokumen foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. “Perusahaan
hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga
karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya
karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan
Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology
(produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-
Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan
perwakilan Management Perusahaan.

10
Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn
(pembuatiPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc)
meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik
Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian
sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi
pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan
pekerjaan,” kata salah satu perwakilanmanagement perusahaan.
Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu
kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan
“stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan
surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan
mengumumkan pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk
meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik
selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak
waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan
memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk
bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam
setahun ini diFoxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan
tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena
terjun dari atas bangunan.

2. Cara Penanganan
Kasus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekerja Foxconn di
China yang mengatakan bahwasanya pihak perusahaan tidak memikirkan hak
para pekerja. Upah yang diberikan tidak setimpal dengan apa yang
dikerjakan. Hal tersebut terbukti dengan tewasnya salah satu karyawan
PT.Foxconn yang mati dirumahnya akibat stres kerja. Stres yang dialami
pekerja tersebut dikarenakan perusahaan menuntut untuk bekerja keras tanpa
istirahat.

11
3. Analisis kasus dengan teori stres
Berdasarkan kasus diatas para pekerja telah mengalami dampak
psikologis yang cukup membahayakan karena sampai melakukan bunuh diri
hanya karena stres dengan pekerjannya. Stres yang dialami oleh pekerja
tersebut ialah sesuai dengan pengertian menurut Widyastuti (2003) yang
menyatakan bahwa stres kerja merupakan ketegangan yang dengan mudah
muncul akibat kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan,
tuntutan tugas yang mendukung terjadinya hal tersebut. Selain itu juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor penunjang lainnya seperti halnya
bertambahnya tanggung jawab tanpa adanya penambahan upah. Sehingga
membuat para pekerja tidak dapat memenuhi kebutuhan hierarkinya
berdasarkan teori Masslow. Diataranya mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan biologis mereka seperti halnya pangan sandang dan papan. Hal
tersebut dikarenakan upah yang mereka terima tidak setimpal atau tidak
mencukupi.

4. Kesimpulan kelompok terhadap contoh kasus


Solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada
diperusahaan agar dapat memberi kenyamanan kepada para pekerjanya.
Selain itu juga menyesuaikan upah setiap pekerja berdasarkan pekerjaan yang
mereka lakukan, dengan begitu akan tumbuh motivasi mereka dalam bekerja.
Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan semangat yang nantinya akan
berdampak baik bagi perusahaan. Berdasarkan pengertian motivasi yaitu
suatu kekuatan potensial yang ada didalam diri manusia yang dapat
dikembangkannya sendiri atau dapat dikembangkan dari sejumlah kekuatan
dari luar yang ada berkisar sekitar imbalan materi dan non materi yang dapat
mempengaruhi hasil kerjanya (Winardi, 2001).

12
BAB II
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Faktor
yang mempengaruhi stress yaitu, faktor lingkungan, faktor organisasi, dan
faktor individu. Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu
unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping
menjadi bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan istilah yang
khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika menghadapi
tekanan/stress.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rohmat,C.,2012.Stes[Online].http://cahayarochmat.blogspot.co.id/2013/12/makalah-
tentang-stres.html. diases pada 17 Juni 2016.
Sari, D. 2012. STRES Jenis, Aspek, Penyebab, Reaksi Fisik-Psikologis, Klasifikasi
Dan Bagaimana Mengelolanya [Online].
http://deevashare.blogspot.co.id/2012/05/stres-jenis-aspek-penyebab-reaksi-
fisik.html. diakses pada 17 Juni 2016-06-21
Nursidik, A. 2010. CONTOH KASUS STRES KERJA [Online].
http://bigsidik.blogspot.co.id/2013/12/contoh-kasus-stres-kerja.html. diakses pada 17
Juni 2016

14

Anda mungkin juga menyukai