Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN BELAJAR V : VULVA HYGIENE DAN PERAWATAN LUKA

PERINEUM

A. OUTCOME
Setelah mengikuti proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat melakukan vulva
hygiene dan perawatan luka perineum dengan baik dan benar untuk mencegah terjadinya
infeksi nifas.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami cara perawatan luka perineum
2. Mahasiswa mampu melakukan perawatan perineum dengan benar

C. MATERI
1. Pengertian Perawatan Luka Perineum

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis,

sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah

daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi

perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha

yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai

dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Gangguan Integritas Kulit pada Proses Persalinan

a. Episiotomi

Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis

episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain :

- Episiotomi garis medial

Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri

yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui sfingter rectum

(laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani (laserasi derajat keempat ).
- Episiotomi mediolateral

Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan

kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari,

tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan dengan episiotomi

medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit serta lebih nyeri.

b. Laserasi

- Laserasi Perineum

Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan jalan

menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.

Robekan perineum dapat di bagi 4 tingkat :

1. Tingkat 1

Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit

perineum.

2. Tingkat 2

Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak

mengenai otot sfingter ani.

3. Tingkat 3

Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.

4. Tingkat 4

Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum

- Laserasi Vagina

Laserasi Serviks (Cedera Serviks)


2. Tujuan Perawatan Luka Perinium

- Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam

uterus

- Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum)

- Untuk kebersihan perineum dan vulva

- Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva

merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum

tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
D. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK PERAWATAN LUKA PERINEUM
PRODI D3 KEBIDANAN HELVETIA
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang
diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri,
kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
baik/Mahir tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien.

NO LANGKAH KERJA PENILAIAN


1 2 3 4
I. Melakukan Informed Concent
1 Memberitahu ibu tentang :
- Prosedur yang akan dilakukan
- Tujuan perawatan vulva dan perineum
- Kapan dilakukan perawatan vulva dan perineum
Gunakan tekhnik bahasa yang mudah dan dimengerti oleh ibu
II. Menyiapkan Peralatan dan Pasien
2 Memastikan pintu dan jendela tertutup, sipakan dan dekatkan
peralatan yang akan digunakan
3 Minta pasien untuk berkemih terlebih dahulu
4 Sipakan pasien dengan posisi dorsal recumbent, buka pakaian
bagian bawah
5 Pasang perlak dibawah bokong sebagai pengalas
III. Persiapan Bidan
6 Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, lalu cuci tangan
dibawah air mengalir
7 Memakai sarung tangan DTT
1. Melakukan Perawatan Vulva dan Perineum
8 Menyeka vulva dengan menggunakan tangan kiri
9 Bersihkan vulva dengan kapas dengan menggunakan tangan kanan
10 Bersihkan labia mayor dengan cara mengusap dari bagian atas
kebawah pada masing-masing labia. Setiap labia menggunakan satu
kapas
11 Bersihkan daerah klitoris menuju vestibulum hingga ke perineum
12 Bersihkan luka perineum dengan menggunakan kassa betadin
dengan cara sedikit ditekan lalu putar dari bagian atas kebawah
13 Pasang pembalut dan celana dalam pasien dengan hati-hati
14 Dekontaminasi tempat tidue dan alat-alat dengan menggunakan
larutan clorin 0,5%
15 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ditempat sampah
16 Merapikan pasien
17 Melepas sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5% dengan
keadaan terbalik
18 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
19 Dokumentasi tindakan

E. JOB SHEET
No LANGKAH KERJA GAMBAR
1 Melakukan informed concent pada pasien atas
tindakan yang akan dilakukan dengan sopan
dan menggunakan bahasa yang dipahami
pasien.

2 Menjaga privasi pasien dengan menutup


ruangan/menggunakan tirai

3 Menyarankan ibu untuk berkemih dan


membersihkan alat kelaminnya.
4 Mempersiapkan alat yang akan digunakan.

5 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun


dibawah air mengalir.

6 Memakai sarung tangan steril sebelum


melakukan perawatan luka.

7 Membersihkan labia mayor dengan


menggunakan kapas dengan cara mengusap
dari bagian atas kebawah, lakukan pada kedua
labia. Kemudian usap daerah klitoris,
vestibulum dan perineum.
8 Bersihkan luka perineum dengan
menggunakan kassa betadin dengan cara
menekan dan mengusap dengan gerakan
melingkar.

9 Memasang pembalut dan celana dalam pasien


dengan hahti-hati.

10 Memeriksa tinggi fundus uteri

11 Dekontaminasi alat-alat yang digunakan


12 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
kedalam tempat sampah.

13 Merapikan pasien.

14 Membuka sarung tangan dengan keadaan


terbalik didalam larutan clorin 5%.

15 Mencucui tangan dibawah air mengalir.

Anda mungkin juga menyukai