Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN VULVA HIGINE

A. Pengertian
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat. Vulva adalah organ ekternal
genetinal wanita yang terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, dan
vestibulum (introitus vagina, urethra, ductus bartolini, ductus seene kiri dan kanan).
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin
biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian
serta perawatan protektif. Vulva hygieneuga merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan dalam prosedur asuhan kebidanan seperti, pemeriksaan dalam pada masa
inpartu, pengambilan secret vagina dan lain lain.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah
perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang
disediakan khusus untuk keperluan tersebut. Penggantian tampon harus sering dilakukan,
sedikitnya sesudah pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang atau sehabis
menggunakan pispot.

B. Manfaat menjaga kebersihan


1. Menjaga kebersihan perineum dan vulva.
2. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun uterus.
3. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
4. Mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus.
5. Memberikan rasa nyaman pada pasien.

C. Prosedur
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan terlebih
dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
Peralatan:
1. Kapas basah/sublimat untuk desinfektan
2. Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
3. Handuk besar: 2 buah
4. Air hangat dan dingin dalam baskom
5. Tempat membersihkan (cebok) berisi larutan desinfektan
6. Waslap: 2 buah
7. Pinset
8. Bengkok
9. Pengalas glutea
10. Pispot
11. Sarung tangan

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan padaklien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Masang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan pemasangan pispot,
sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas plastic
yang berbeda
6. Pasien disuruh BAK/BAB
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang yg merisi larutan desinfektan
9. Pispot diambil
10. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
11. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas sublimat/ basah.
Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
12. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora
kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas
basah/sublimat (1 kapas, I kali usap). Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih
kotor diusap lagi dengan kapas sublimat yang baru hingga bersih.
13. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah lepas/longgar,
bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah
14. Menutup/mengompres luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine
15. Memasang celana dalam dan pembalut
16. Mengambil alas, perlak dan bengkok
17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan selimut pasien

Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Cara ibu hamil melakukan vulva hygiene sendiri.


Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu hamil adalah
sebagai berikut:
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah anus. Nasihati ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari dan disetrika.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
5. Jika ibu mempunyai luka episotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menentuh daerah tersebut.

Dampat tidak melakukan vulva higine


1. Terjadi infeksi pada area vagina, contohnya infeksi jamur vagina.
2. Terjadi keputihan
3. Terjadi bau yang tidak sedap pada area vagina
4. Terjadi gatal-gatal.
5. Beresiko menimbulkan penyakit, seperti Toxso, Torch, dan Gonorhe
PERAWATAN LUKA PERINEUM
1. Definisi

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terletak antara
vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma
pelvis. Diafragma urogenitalis terletak menyilang arkus pubis diatasfascia
superfisialis perinei dan terdiri dari otot-otot transversus perinealis profunda.
Diafragma pelvis dibenuk oleh otot- otot koksigis dan levator ani yangterdiri dari otot
penting, yaitu : m.puborektalis, m.pubokoksigis danm.iliokoksigis. Susunan otot
tersebut merupakan penyangga dari struktur pelvis,diantaranya lewat urethra, vagina
dan rectum.
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dengan cara menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara
lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar
terhindar dari infeksi.
2. Tujuan perawatan luka perineum
Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015) yaitu
sebagai berikut:
1. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
2. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu
3. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membrane mukosa
4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
5. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
6. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
7. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
C. Dampak perawatan luka perinium
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut:
1. Infeksi
2. Komplikasi
3. Kematian ibu postpartum.
D. Perawatan untuk luka perineum
1. Selalu jaga kebersihan area vagina
2. Hindari menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum
3. Minum banyak air putih
4. Hindari berhubungan seks untuk sementara waktu
5. Lakukan latihan otot dasar panggul
6. Angin- anginkan jahitan luka perineum.
E. Prosedur
Alat & Bahan
a. Kassa/kapas steril
b. Air sabun
c. Perlak
d. Pinset
e. Bengkok
f. Handscoon
g. Betadine
h. Kateter logam
i. Bed pan
j. Botol berisi air hangat
k. Korentang
l. Selimut
m. Pembalut dan celana dalam ibu yang bersih

F. Tahap Pra-Interaksi
a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat- alat dan privasi ruangan
c. Cuci tangan
G. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggi nama klien
b. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/ keluarga
H. Tahap Kerja
a. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
b. Pastikan privasi klien terjaga
c. Kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakian dalammya
d. Sebelum melakukan tindakan atur posisi dorsal recumbent dengan lutut
fleksi dan kedua kaki direntangkan
e. Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut ibu untuk mengetahui apakah
kandung kemihnya penuh atau tidak.\
f. Jika kandung kemih teraba penuh,lakukan katerrisasi dengan kateter
logam.
g. Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal di
bagian kepala, dan lutut di tekuk ( posisi litotomi)
h. Letakkan pengalas dibawah bokong klien
Bersihkan area perineum
i. Ambil kasa/ kapas steril dengan pinset, kemudian masukkan ke dalam
larutan steril/ air sabun
j. Basahi kapas/ kassa steril tersebut ke arah perineum dari arah depan ke
belakang
k. Lakukan hal tersebut hingga area perineum tampak bersih
l. Lakukan perawatan dengan betadine jika ada jahitan pada perineum(luka
episitomi)
m. Amati ada tidaknya tanda- tanda infeksi di sekitar area tersebut.

I. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan.
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai