Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

Oleh :

Ni Kadek Wiwin Kusuma

NIM. 2015201010

Dosen Pembimbing :

Ni Kadek Neza Dwiyanthi, S.Tr.Keb.,M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2022
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Lapangan Klinik Kebidanan I (PLKK I) merupakan salah satu
kegiatan akademik yang berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan
menempa ilmu yang telah dipelajari selama menjalani perkuliahan dalam praktiknya.
Kegiatan ini dapat menambah pengalaman mahasiswa khususnya di Prodi S1
Kebidanan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dan memberikan wawasan
mendalam terkait dunia kerja sebelum lulus dari bangku perkuliahan kelak.
PLKK I ini memfokuskan kepada keterampilan dasar kebidanan dengan
pendekatan manajemen kebidanan. Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
memberikan kesempatan pengalaman belajar kepada mahasiswa Sarjana Kebidanan
untuk menguasai ilmu pengetahuan dibidangnya juga menekankan pentingnya
penguasaan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi bidan serta pembinaan
sikap dan perilaku.

B. Tujuan
Mengidentifikasi asuhan pada pemenuhan kebutuhan dasar pada manusia yang
meliputi:
1. Memandikan pasien
2. Vulva hygine dan scaren vulva
3. Pemenuhan personal hygine
4. Pemeriksaan fisik dan vital sign
5. Pemberian oksigen
6. Pemberian obat melalui oral, sub lingual, vagina dan rectum
7. Perawatan jenazah
8. Kateterisasi
9. Melakukan oral hygine
10. Penenganan pada rasa nyeri
11. Melakukan pemasangan infuse
12. Dekontaminasi alat
13. Pengambilan specimen
14. Pemberian obat secara parenteral
BAB II TEORI

A. Memandikan Pasien
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene
dengan memandikan pasien
2. Tujuan
a. Menjaga kebersihan tubuh
b. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor
c. Memperlancar sistem peredaran darah
d. Menambah kenyamanan pasien
3. Indikasi
a. Pasien dengan tirah baring lama
b. Pasien CVA
c. Pasien baru yang akan dipindahkan ke ruangan tertentu
4. Persiapan Alat
a. 2 baskom sebagai tempat air
b. 2 waslap
c. Sabun
d. Handuk
e. Pakaian, selimut, dan underpad ganti
f. Perlak
g. Sarung tangan
h. Troli
i. Bila perlu minyak telon dan bedak
j. Air hangat
5. Langkah Kerja
a. Kelengkapan alat
b. Kaji catatatan medis dan catatatan keperawatan klien
c. Kesiapan perawat melakukan tindakan
d. Jelaskan tujuan tindakan
e. Dekatkan alat disebelah kanan pasien
f. Menawarkan kepada pasien untuk BAK, bantu pasien jika pasien BAK
g. Pintu jendela atau gorden ditutup, bila dignakan scherm bila perlu
h. Mencuci tangan
i. Memakai handscoon
j. Mengatur posisi pasien
k. Menggati selimut pasien dengan selimut mandi
l. Bantal dipindah dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan bantal
digunakan seperlunya
m. Perawat berdiri disisi kanan atau kiri pasien
n. Beri tau pasien, bahwa pakaian bagian atas harus deubuka, lalu bagian
yang terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
o. Mencuci Muka
1) Handuk di bentangkan dibawah kepala
2) Basahi waslap dan basuh mata pasien
3) Basahi cuci muka,telinga, dan leher dengan waslap lembap lalu
dikeringkan dengan handuk
4) Tanyakan apakah pasien biasa menggunakan sabun atau tidak
p. Mencuci lengan
1) Selimut mandi atau kain penutup diturunkan ke bawah lengan pasien
2) Kedua tangan pasien diletakan diatas dada pasien dan lebarkan
kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat diletakan
diatas handuk
3) Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni. Pekerjaan dimulai dari
bagian yang jauh dari petugas, kemudian dibilas bersih selanjutnya
dikeringkan dengan handuk
q. Mencuci dada dan perut
1) Buka Pakaian pasien bagian bawah dan turunkan selimut atau kain
penutup sampai perut bagian bawah
2) Keataskan Kedua tangan pasien ,angkat handuk dan bentangkan pada
sisi pasien
3) Basahi Ketiak, dada dan perut lalu disabun, kemudian bilas sampai
bersih dan keringkan dengan handuk
4) Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan baju yang bersih atau
ditutup kain penutup/handuk
r. Mencuci pungung
1) Miringkan Pasien ke kiri
2) Bentangkan Handuk di bawah punggung sampai bokong
3) Basahi Punggung sampai bokong ,lalu disabun, dibilas dan
selanjutnya dikeringkan dengan handuk
4) Miringkan pasien kekanan dan bentangkan handuk dibawah
punggung kanan kemudian cuci punggung seperti pada punggung
kiri
5) Mengembalikan ke posisi terlentang lalu membantu pasien untuk
menganakan pakaian
s. Membasuh Kaki
1) Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
2) Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
3) Membasahi kaki mulai dari pergelang sampai pangkal paha, disabun
dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
4) Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain

B. Vulva Hygiene dan Scaren Vulva


1. Pengertian
Suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar
(vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
infeksi.
2. Tujuan
a. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina
b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di
luar vagina
c. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5-4,5
d. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa
e. Mencegah timbulnya keputihan
3. Indikasi
a. Pada ibu setelah melahirkan
4. Persiapan Alat
a. Oleum coccus yang hangat (direndam dalam air hangat)
b. Kapas
c. 2 Handuk besar
d. 2 Peniti
e. Air hangat dan dingin dalam Waskom
f. 2 Washlap
g. Bengkok

5. Langkah Kerja
a. Memasang sampiran/menjaga privacy
b. Memasang selimut mandi
c. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
d. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
e. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan
pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut
dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
f. Pasien disuruh BAK/BAB
g. Perawat memakai sarung tangan kiri
h. Mengguyur vulva dengan air hangat
i. Pispot diambil
j. Mendekatkan bengkik ke dekat pasien
k. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah.
Membuka vulva dengan ibu jari dan telunjuk kiri
l. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan,
labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari
atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
m. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan perhatikan apakah ada
lepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas
basah
n. Menutup luka dengan kasa yang telah diolesi salep/betadine
o. Memasang celana dalam dan pembalut
p. Mengambil alas, perlak, dan bengkok
q. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan selimut
pasien

C. Pemenehuhan Personal Hygiene


1. Membersihkan dan menggunting kuku
a. Pengertian
Suatu usaha untuk menjaga dan merawatkebersihan kuku tangan yang
memerlukankebutuhan khusus untuk mencegahterjadinya kerusakan
kuku, infeksi, dan bau.
b. Tujuan
- Menjaga kebersihan kulit disekitar kuku beserta kuku
- Mencegah timbulnya lukaatau infeksi akibat kuku panjang
- Memberikan kenyamanan pada pasien
c. Indikasi
Semua pasien rawat inap yang tidak dapatmelakukan personal hygiene
sendiri
d. Persiapan Alat
1) Gunting kuku dan pengikir kuku
2) 1 buah baskom berisi air hangat
3) 1 buah baskom berisi air bersih
4) 1 buah handuk
5) Pengalas
6) Sarung tangan
7) Sikat kuku
8) Kapas dalam kom
9) Washlap hangat
10) Minyak zaitun yang di hangatkan
11) Aseton
12) Cairan pembersih kutikula
13) Sabun
14) Bengkok berisi cairanlysol 2-3%
e. Langkah Kerja
1) Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dilakukan
2) Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian tempat kerja yang nyaman
3) Dekatkan alat yang akan digunakan
4) Lekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien
5) Posisikan pasien senyaman mungkin
6) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
7) Pasang pengalas dibawah tangan pada bagian kuku yang akan
diberikan
8) Bersihkan cat kuku dengan aseton
9) Rendam tangan dengan air hangat selama 1-2 menit
10) Sikat kuku dengan sikat dan sabun, bersihkan dan keringkan
11) Bersihkan kutikula dengan cairan pembersih kutikula dan keringkan
12) Letakkan bengkok berisi ciran lysol dekat tangan yang akan
dibersihkan
13) Gunting kuku, gunting kuku jari tangan lurus melintang dan rata
pada bagian atas jari jangan sampai batas dasar kuku, kemudian
bentuk kuku dengan pengikir kuku,kerjakan pada tangan yang jauh
dari pasien
14) Kerjakan pada tangan sisi yang lain
15) Rendam tangan pada minyak zaitun yang dihangatkan, pijat pada
bagian kuku, bersihkan, keringkan
16) Rapikan pasien ke posisi semula
17) Beritahu bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
18) Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan
19) Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
20) Kaji respon pasien
21) Berikan reinforcement positif pada pasien
22) Buat kontrak pertemuan selanjutnya
23) Akhiri kegiatan dengan baik
24) Mengembalikan peralatan ke nurse station dan mencuci tangan
2. Mencuci rambut
a. Persiapan Alat
1) Handuk 2 buah
2) Perlak
3) Baskom berisi air hangat
4) Sampo atau sabun dalam tempatnya
5) Ember kosong
6) Kasa dan kapas
7) Bengkok
8) Gayung
9) Sampiran
b. Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Tutup jendela atau pasang sampiran
3) Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau bermiring
4) Gunakan sarung tangan, apron/celemek, atau tutup kepala
5) Letakkan baskom dibawah tempat tidur, tepat dibawah kepala pasien
6) Pasang perlak atau pengalas dibawah kepala dan disambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
7) Tutup lubang telinga dengan kapas dan menutup mata klien dengan
kasalembab
8) Tutup dada sampai ke leher dengan handuk
9) Lakukan pencucian dengan air hangat. Selanjutnya gunakan shampo
dan bilasdengan air hangat sambil dipijat
10) Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih,
danmenambah air bila perlu
11) Menggesek rambut diantara jari jari untuk memastikan bahwa
rambut benar benar bersih
12) Memperhatikan kelelahan klien
13) Melepas talang
14) Setelah selesai, keringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan
handuk
15) Membungkus kepala dengan handuk
16) Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan
yang kering
17) Melepas perlak dan selimut mandi
18) Membantu klien duduk jika memungkinkan
19) Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering
rambut (jikaada)
20) Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu klien
keposisiyang nyaman
21) Cuci tangan

D. Pemeriksaan Fisik dan Vital Sign


1. Pengertian
Peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh
yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan bidan
untuk membuat penilaian klinis.
2. Tujuan
Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
3. Persiapan Alat
a. Troli
b. Pengukur tinggi badan/Stature Meter
c. Timbangan berat badan
d. Sarung tangan
e. Sisir
f. Penlight
g. Bak instrument
h. Spatel lidah
i. Kassa
j. Tissue
k. Bengkok
l. Garputala
m. Stetoskop
n. Sphygmomanometer
o. Thermometer
p. Reflex hammer
4. Langkah Kerja
a. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang tirai/sampiran
b. Dekatkan alat yang sudah disiapkan
c. Mencuci tangan
d. Memakai sarung tangan
e. Kaji penampilan umum dan perilaku pasien, antara lain:
1) Tingkat kesadaran
2) Kebersihan secara umum
3) Sikap (Kooperatif)
4) Gaya berjalan
f. Ukur tinggi badan
g. Ukur berat badan
h. Kaji TTV (Tanda-Tanda Vital)
i. Tentukan posisi yang tepat untuk pemeriksaan
j. Pasang selmut ekstra/baju pemeriksaan
k. Menanyakan keluhan pasien pada bagian kepala dan leher
l. Melakukan pemeriksaan daerah kepala dengan benar
m. Rambut/kepala
1) Inspeksi:
- Bentuk kepala klien (bulat/lonjong/benjol, besar/kecil,
simetris/tidak)
- Kulit kepala (ada luka/tidak, bersih/kotor, beruban/tidak, ada
ketombe/tidak, ada kutu/tidak)
- Rambut klien (penyebaran/pertumbuhan (rata/tidak), keadaan
rambut (rontok, pecah-pecah, kusam), warna rambut (hitam,
merah, beruban, menggunakan cat rambut), bau rambut
(berbau/tidak))
- Bentuk, warna rambut, adanya lesi/tidak, kebersihan rambut dan
kulit kepala
2) Palpasi
- Ubun-ubun (datar/cekung/cembung), adakah benjolan
n. Muka
1) Inspeksi
- Warna kulit wajah (pucat/kemerahan/kebiruan)
- Struktur wajah (simetris/tidak, edema/tidak)
2) Palpasi
- Nyeri tekan dahi/tidak, dan edema, pipi dan rahang
o. Mata
1) Inspeksi
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata klien (lengkap/tidak,
simetris/tidak)
- Inspeksi dan palpasi kelopak mata: adakah edema, peradangan,
benjolan, amati bulu mata (rontok/tidak, kotor/bersih)
- Tarik kelopak mata bagian bawah dan amati konjungtiva
(pucat/tidak), skelar (kuning/tidak), dan adakah peradangan pada
konjungtiva (warna kemerahan)
- Inspeksi pupil: bagaimana reflex pupil terhadap cahaya
(baik/tidak), apakah besarnya sama dan bulat, pupil
mengecil/melebar
- Inspeksi kornea dan iris: adakah peradangan, bagaimana geraka
bola mata (normal/tidak)
p. Telinga
1) Inspeksi dan Palpasi
- Bentuk telinga (simetris/tidak)
- Ukuran telinga (lebar/sedang/kecil)
- Ketegangan daun telinga
- Tanda-tanda infeksi
- Tes pendengaran dengan garputala
Amati lubang telinga (jika perlu gunakan otoscope)
- Ada serum/tidak
- Ada benda asing /tidak
- Ada perdarahan/tidak
- Membrane telinga utuh/pecah
q. Hidung
1) Inspeksi dan Palpasi
- Tulang hidung
- Lubang hidung (ada pembengkakan/tidak, ada secret/tidak, ada
sumbatan/tidak, perdarahan, kemerahan, tanda-tanda infeksi)
- Selaput lender (kering/basah/lembab)
- Sinus maksilaris, frontalis (perhatikan nyeri tekan)
r. Mulut dan Faring
1) Inspeksi keadaan bibir
- Cyanosis/tidak
- Kering/tidak
- Ada luka/tidak
- Adakah labioschizis (sumbing)
2) Inspeksi keadaan gusi dan gigi
- Normal/tidak (apa kelainannya)
- Sisa-sia makanan (ada/tidak)
- Caries/lubang gigi (ada/tidak)
- Karang gigi (ada/tidak)
- Abses (ada/tidak)
3) Inspeksi keadaan lidah
- Warna lidah (merah/putih, warna merata/tidak)
- Apakah tampak kotor, adanya bercak-bercak putih/tidak
- Normal/tidak
s. Leher
1) Inspeksi dan Palpasi
- Posisi trakea (simetris/tidak)
- Ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak
- Ada pembesaran kelenjar getah bening/tidak
t. Pemeriksaan payudara
1) Inspeksi
- Kesimetrisan kedua payudara
- Putting menonjol/tidak
- Areola ada/tidak
- Secret
2) Palpasi
- Benjolan/pembengkakan sekitar payudara
- Pengeluaran cairan diputing
u. Pemeriksaan dada
1) Inspeksi
- Atur posisi pasien
- Menghitung pernafasan
- Bentuk dada simetris/tidak
- Pergerakan dada teratur/tidak
- Kondisi pernapasan, frekuensi
- Warna kulit dada (kebiruan/kemerahan/normal)
2) Auskultasi
- Anjurkan pasien bernapas dalam
- Periksa dengan stetoskop apakah terdapat suara nafas seperti
rales, ronchi, wheezing, pleural friction rub (dalam keadaan
normal tidak terdapat suara tambahan)
v. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi
- Bentuk abdomen (buncit/datar)
- Benjolan (bila ada catat bentuk dan lokasinya)
- Bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen
2) Auskultasi
- Gunakan bagian bell stetoskop untuk mendengarkan suara usus
w. Pemeriksaan genetalia
1) Inspeksi
- Banyak dan kebersihan rambut pubis
- Kulit sekitar pubis (adakah lesi, lecet, keputihan, perlukaan dan
bisul)
- Regangkan labia mayora dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk kiri, kemudian amati bagian dalam labia mayora dan
minora, adakah lecet, luka, tanda-tanda peradangan
- Klitoris (ada lesi/tidak)
- Lubang uretra (adakah tanda-tanda peradangan dan
stenosis/sumbatan)
2) Palpasi
- Daerah inguinal (lipat paha) adakah
benjolan/pembengkakan/peradangan
x. Pemeriksaan anus
1) Inspeksi
- Pembesaran pembuluh darah, haemoroid dan perdarahan
2) Palpasi
- Nyeri tekan
- Edema
- Sfingter ani
y. Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku, tangan)
1) Inspeksi struktur muskuloskelelat
- Kesimetrisan
- Pergerakan
- Kekuatan tonus otot
2) Palpasi
- Denyutan nadi
- Edema
z. Pemeriksaan ekstremitas bawah (panggul, lutu, pergelangan kaki, dan
telapak kaki)
1) Inspeksi struktur musculoskeletal
- Kesimetrisan
- Pergerakan
- Integritas ROM
- Kekuatan
- Tonus otot
2) Palpasi
- Adakah edema/tidak
3) Perkusi
- Posisikan pasien duduk
- Pemeriksaan dibelakang pasien
- Perkusi sudut kostovertebral di garis scapular dengan sisi ulnar
tangan kanan
- Normal perkusi tidak mengakibatkan rasa nyeri
- Tes reflex (reflex patella): atur tungkai pasien semi fleksi dan
terayun, lakukan perkusi pada tendor patella dan perhatikan
gerakan/reaksi yang terjadi

E. Pemberian Oksigen
1. Pengertian
Suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada pada penderita yang
mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat khusus.
2. Tujuan
a. Memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
3. Indikasi
a. Anoksia/hipoksia akut (PaO2<60mmHg;SaO2<90%)
b. Kelumpuhan alat-alat pernapasan
c. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
d. Mendapat trauma paru
e. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda syok, dispneu, cyanosis, apneu
f. Koma
g. Respiratory distress (TD sistolik <100 mmHg)
h. Cardiac arrest dan repiratory arrest
4. Persiapan Alat
a. Tabung oksigen beserta isinya
b. Regulator dan flow meter
c. Botol pelembab
d. Masker atau nasal prong
e. Slang penghubung
5. Langkah Kerja
a. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke botol
pelembab
d. Pasang ke penderita
e. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
f. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau masker
dari penderita
g. Tabung oksigen ditutup
h. Penderita dirapikan kembali
i. Peralatan dibereskan

F. Pemberian Obat Melalui Oral, Sub Lingual, Vagina, dan Rectum


1. Pemberian obat melalui oral
a. Persiapan Alat
1) Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
2) Gelas obat
3) Sendok
4) Gelas ukuran(bila diperlukan)
5) Air minum pada tempatnya
6) Tissue
7) Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan)
8) Spuit steril
9) Buku berisi rencana pengobatan
b. Langkah Kerja
1) Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2) Kaji kemapuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan,
mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan
dilakukan pengisapan lambung, dll)
3) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis
obat, waktu dan cara pemberian), periksa tanggal kedaluarsa obat
4) Ambil obat sesuai yang diperlukan
5) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan teknik aseptic untuk menjaga kebersihan obat)
- Tablet/kapsul
 Tuangkan tablet/kapsul ke dalam mangkuk disposibel
tanpa menyentuh obat
 Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk
membagi obat sesuai dosis yang diperlukan
 Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat
menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumping
penggerus, kemudia campurkan dengn air.
- Obat dalam bentuk cair
 Kocok/putar obat/dibolak-balik agar bercampur dengan
rata sebelum dituangkan
 Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas
untuk menghindari kontaminasi
 Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada
telapak tangan, dan tuangkan obat ke arah menjauhi label
 Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk
obat berskala
 Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan
menggunakan tissue
 Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang
dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk menggambilnya
dari botol
6) Untuk obat yang sangat asam tawarkan makanan kecil tanpa lemak,
misal biscuit
7) Temani klien sampai semua obat ditelan
8) Rapikan pasien dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
9) Bereskan alat

2. Pemberian obat melalui sublingual


a. Perisapan Alat
1) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya
b. Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Memberikan obat kepada pasien
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah
hingga terlarut
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya

3. Pemberian obat melalui vagina


a. Pengertian
Cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina
b. Tujuan
1) Untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina
atau servik
2) Untuk mengobati infeksi lokal
c. Persiapan Alat
1) Obat dalam tempatnya
2) Sarung tangan
3) Kain kassa
4) Tissue
5) Kapas sublimat dalam tempatnya
6) Pelumas untuk suppositoria
7) Aplikator untuk krim vagina
8) Pengalas
9) Korentang dalam tempatnya
d. Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Gunakan sarung tangan
4) Kaji orifisium vagina catat adanya bau atau rasa tidak nyaman
5) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
6) Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
7) Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent
8) Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan
pelumas pada obat
9) Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan sepanjang
dinding kanal vagina posterior sampai 7,5-10 cm
10) Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia
dengan tisu
11) Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat
beraksi
12) Buka sarung tangan
13) Cuci tangan
14) Catat jumlah, dosis, waktu dan cara pemberian

4. Pemberian obat melalui rectum


a. Pengertian
Cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus/rectum,
yang melewati sfingter ani eksterna
b. Tujuan
Memberikan efek local dan sistemik
c. Persiapan Alat
1) Obat sesuai yang diperlukan
2) Aplikator (untuk sediaan bukan suppositoria)
3) Pelumas/jelly
4) Sarung tangan
5) Kain kasa
6) Tissue
7) Bak instrument
8) Bengkok
9) pengalas
d. Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka pembungkus obat dan pegang menggunakan kain kasa
5) Oleskan ujung suppositoria dengan pelumas
6) Minta klien utnutk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan
sfingter ani
7) Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan
suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna, dan
mengenai dinding rectal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5
cm pada bayi/anak
8) Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal
dengan tisu
9) Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama
kurang lebih 5 menit
10) Jika suppositoria mengandung laktosit, maka siapkan pispot dan atau
bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11) Lepaskan sarung tangan
12) Cuci tangan
13) Kaji respon klien
14) Dokumentasikan obat, jumlah dosis, dan cara pemberian
G. Perawatan Jenazah
1. Pengertian
Tindakan yang dilakukan pada pasien yang baru meninggal
2. Tujuan
Agar jenazah sebagaimana mestinya, serta memberikan ketenangan dan
kenyamanan pada keluarganya
3. Persiapan Alat
a. Sketsel
b. Gunting perban
c. Perban
d. Kapas lembab
e. Set alat untuk melepas alat medis dan rawat luka sesuai kebutuhan
4. Langkah Kerja
a. Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
b. Lepaskan semua protesa dan alat-alat medis yang dipaka
c. Bila ada luka, rawat luka sesuai kebutuhan
d. Tutup semua lubang tubuh dengan kapas lembab (mata, telinga dan
hidung)
e. Atur posisi jenazah
1) Pastikan mata dalam kondisi tertutup, bila mata tidap dapat menutup,
tutup mata dengan kasa, dan beri plester
2) Katupkan rahang dan ikat dengan perban ke atas kepala
3) Kedua tangan disatukan di atas perut, lalu ikat dengan perban sesuai
dengan keyakinan
4) Kaki dirapatkan dan ikat pada pergelangan kaki dan ibu jari dengan
perban
f. Beri label identitas jenazah (di kaki)
g. Selimuti seluruh tubuh dengan kain
h. Beri kesempatan keluarga ntuk melihat dan berdoa untuk jenazah
i. Jenazah dibawa ke kamar mayat setelah 2 jam (sesuai kebijakan
institusi)
j. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
H. Kateterisasi
1. Pengertian
Tindakan medis dengan cara memasukkan selang karet atau plastic melalui
uretra ke dalam kandung kemih.
2. Tujuan
Mengalirkan aliran kontinu urine pada klien yang tidak mampu mengontrol
perkemihan atau pada klien yang mengalami obstruksi aliran perkemihan,
menghilangkan distensi kandung kemih, penatalaksanaan kandung kemih
inkompeten, mendapatkan specimen urine steril.
3. Indikasi
a. Pasien dengan masalah eliminasi BAK atau sesuai kebutuhan
b. Pasien yang membutuhkan pemeriksaan dengan specimen urine steril
4. Persiapan Alat
a. Kateter steril
b. Sarung tangan steril
c. Sarung tangan bersih
d. Duk steril
e. Duk lubang steril (optional) diletakkan di atas perineum
f. Pinset steril, klem, dan korentang
g. Lubrikan/jelly
h. Cairan antiseptic
i. Cucing 2 buah
j. Bola kapas
k. Kasa steril
l. Bengkok
m. Spuit 10 cc
n. Water steril
o. Plester
p. Urine bag
q. Sabun, air hangat, washlap dan handuk
r. Selimut mandi
s. Kantong sampah
5. Langkah Kerja
a. Meletakkan alat secara ergonomis
b. Mencuci tangan
c. Gunakan masker
d. Atur ketinggian tempat tiduryang nyaman untuk melakukan tindakan
e. Petugas berdiri pada sisi kanan pasien bila tidak kidal
f. Selimut pasien
1) Pasien wanita
Letakkan selimut dengan lipatan seperti belah ketupat di atas pasien.
Satu tepi selimut berada pada leher pasien, tepi yang lainnya berada
di lengan dan bagian tubuh, tepi lainnya berada di atas perineum.
Tutupi dari pinggang hingga ekstremitas bawah dengan selimut
kemudian lepaskan celana pasien.
2) Pasien laki-laki
Selimuti tubuh bagian atas dengan selimut mandi. Tutupi dari
pinggang hingga ekstremitas bawah dengan selimut kemudian
lepaskan celana pasien.
g. Atur posisi pasien
1) Pasien wanita
Bantu pasien ke posisi dorsal recumbent/sims (jika pasien tidak bias
tidur terlentang)
2) Pasien laki-laki
Bantu pasien pada posisi supinasi dengan kaki lurus dan paha agak
dilebarkan
h. Posisikan lampu untuk menerangi genetalia (bila perlu)
i. Pakai sarung tangan bersih
j. Pasang perlak dan pengalas dibawah bokong pasien
k. Cuci are genetalia-perineal dengan air DTT dan keringkan
l. Untuk pasien laki-laki ambil spuit berisi gel xylocaine 2%. Masukkan
ujung spuit ke dalam meatus uretra dengan memegang penis secara tegak
lurus. Masukkan gel secara perlahan.
m. Buka sarung tangan
n. Cuci tangan
o. Siapkan/buka bungkus urine bag, letakkan urine bag di tepi bawah
rangka tempat tidur, dan letakkan selang drainase di atas tempat tidur
pasien
p. Buka set kateterisasi menurut petunjuk, jaga alat tetap steril
q. Atur peralatan di tempat yang steril
r. Buka bungkus steril (set peralatan)
s. Ambil kasa dan letakkan di kupet dan tuangkan jelly di atas kasa
t. Siapkan spuit
u. Tuang larutan antiseptic ke dalam wadah yang berisi bola kapas steril
v. Siapkan water steril tuangkan ke dalam wadah/cucing yang terdapat di
dalam kupet
w. Dekatkan bengkok diantara kaki pasien
x. Gunakan sarung tangan steril
y. Isi spuit dengan water steril
z. Tempatkan duk steril di atas tempat tidur di antara paha klien. Masukkan
ujung duk di bawah bokong klien, hati-hati sarung tangan jangan
menyentuh permukaan terkontaminasi
aa. Ambil duk berlubang dan bentangkan. Tempatkan duk di atas perineum
klien
bb. Letakkan kupet steril dan isinya dalam kondisi terbuka di atas duk steril
di antara paha klien
cc. Membersihkan meatus uretra
1) Pasien wanita
Dengan tangan yang non dominan regangkan labia untuk membuka
meatus uretra. Pertahankan posisi terebut selama prosedur. Ambil
bola kapas yang sudah direndam dengan larutan antiseptic dengan
pinset menggunakan tangan dominan. Bersihkan area perianal
dengan mengusap dari klitoris menuju anus.
2) Pasein laki-laki
Dengan tangan yang non dominan tarik prepusium pada bagian yang
tidak disirkumsisi. Tarik meatus uretra diantara ibu jari dan telunjuk.
Selama prosedur pertahankan tangan non dominan seperti ini.
Dengan tangan dominan ambil bola kapas dengan pinset dan
bersihkan area penis. Gerakkan memutar dari bawah meatus ke dasar
glans.
dd. Oleskan jelly ke ujung kateter
ee. Dengan tangan dominan pegang kateter. Pegang ujung pangkal kateter
dengan longgar melingkari telapak tangan yang dominan.
ff. Anjurkan pasien untuk relaksasi seperti ketika akan berkemih dan ambil
napas panjang, sementara petugas memasukkan kateter/
gg. Masukkan kateter
1) Pasien wanita
Masukkan kateter melalui meatus uretra kira-kira 5-8 cm atau sampai
urine keluar dari pangkal kateter. Ketika urine keluar, 2-5 cm lebih
dalam. Jangan memaksakan bila ada tekanan. Lepaskan labia dan
pegang kateter secara aman dengan tangan non dominan.
2) Pasien laki-laki
Masukkan kateter sepanjang 18-23 cm atau hingga urine keluar dari
pangkal kateter. Jika dirasakan adanya tahanan, tarik kateter jangan
memaksakan untuk memasukkan kateter. Ketika urine keluar,
masukkan kateter 2-5 cm lebih dalam. Turunkan penis dan pegang
kateter sera amankan dengan tangan yang non dominan.
hh. Isi balon denga air steril berdasarkan petunjuk pabrik, kemudian tarik
secara lembut untuk merasakan tahanan
ii. Lepaskan duk lubang steril
jj. Sambungkan ujung pangkal kateter pada urine bag
kk. Rekatkan selang kateter pada paha bagian dalam dengan plester non
alergi
ll. Pastikan tidak ada sumbatan atau puntiran pada selang. Tempatkan
gulungan selang yang berlebihan di atas tempat tidur klien
mm. Cuci dan keringkan area perineum sesuai kebutuhan
nn. Rapikan alat dan letakkan pada tempat yang tepat
oo. Bantu klien ke posisi yang nyaman
pp. Buka sarung tangan dan cuci tangan
qq. Beritahu pasien bahwa urine harus mengalir dengan lancar. Kateter tidak
boleh tertarik/ditarik. Urine bag harus selalu berada lebih rendah dari
bladder.
rr. Dokumentasikan

I. Melakukan Oral Hygiene


1. Pengertian
Tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa
mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membrane mulut dan bibir.
2. Tujuan
a. Mencegah penyakit gigi dan mulut
b. Mencegah penularannya melalui mulut
c. Mempertinggi daya tahan tubuh
d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan
3. Indikasi
Pasien yang mengalami mucositis
4. Persiapan Ala
a. Handuk dan kain pengalas
b. Gelas kumur berisi air/NaCl, obat kumur, borax gliserin
c. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
d. Kapas lidi
e. Bengkok
f. Kain kasa
g. Sikat gigi dan pasta gigi
5. Langkah Kerja
a. Atur posisi pasien semi fowler
b. Tempatkan handuk di atas dada pasien
c. Gunakan sarung tangan bersih
d. Oleskan pasta gigi ke sikat. Pegang sikat di atas bengkok, tuangkan
sedikit air di atas pasta gigi
e. Pegang bulu sikat gigi pada sudut 45˚ hingga garis gusi. Pastikan ujung
bulunya menempel dan menembus garis gusi. Sikat permukaan dalam
dan luar gigi atas dan bawah dengan menyikat dari gusi ke mahkota
setiap gigi. Bersihkan permukaan gigitan gigi dengan memegang bagian
atas bulu sejajar dengan gigi dan menyikat maju dan mundur dengan
lembut. Sikat sisi gigi dengan menggerakkan bulu ke depan dank e
belakang.
f. Minta pasien memegang sikat pada sudut 45˚ dan sikat ringan pada
permukaan dan sisi lidah. Hindari memulai reflex muntah.
g. Biarkan pasien membilas mulut dengan seksama dengan mengambil
beberapa teguk air, mengibaskan air di semua permukaan gigi dan
meludah ke bengkok.
h. Biarkan pasien berkumur menggunakan chlorhexidine mothwash
i. Membantu menyeka mulut pasien
j. Biarkan pasien untuk membersihkan gigi dengan benang, gunakan
benang di antara semua gigi. Pegang benang pada gigi sambil
menggerakkannya ke atas dan ke bawah pada sisi gigi dan di bawah
garis gusi.
k. Biarkan pasien membilas mulut secara menyeluruh dengan air dan
meludahkannya ke bengkok. Membantu membersihkan mulut pasien.
l. Oleskan madu pada bagian mulut yang mengalami luka
m. Rapikan alat, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
n. Atur kembali posisi pasien senyaman mungkin

J. Penanganan Pada Nyeri


1. Pengertian
Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
dapat di terima pasien
2. Tujuan
Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin
3. Prosedur
a. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri di nilai dari skala 0-10
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti perintah)
7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan, tidak
dapat di atasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi)
10 = nyeri sangat hebat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul)
b. Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong
Baker
Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh pasien
Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
Nilai 3 nyeri yang dirasakan pasien lebih banyak
Nilai 4 nyeri yang dirasakan pasien secara keseluruhan
Nilai 5 nyeri terasa sangat hebat hingga pasien menangis
4. Langkah Kerja
a. Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas nyeri
b. Observasi reaksi non verbal
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
e. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan inter personal)
f. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
1) Kompres dingin
2) Massage kulit
3) Buli-buli panas
4) Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman dan
nafas dalam
5) Teknik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus lain seperti
menonton televisi, membaca koran, mendengarkan music
g. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
h. Evaluasi keefektifan control nyeri
K. Melakukan pemasangan infuse
1. Pengertian
Memasukkan cairan obat ke dalam tubuh, langsung melalui pembuluh darah
vena dengan menggunakan infuse set.
2. Tujuan
a. Untuk pengobatan tertentu
b. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Memenuhi nutrisi bagi pasien yang tidak boleh makan per oral
3. Indikasi
a. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Menggantikan cairan yang hilang dalam jumlah besar
c. Pemberian obat-obatan intravena dan pemenuhan nutrisi
d. Pemberian transfuse darah
4. Persiapan Alat
a. Infuse set steril
b. Jarum infuse steril (Abbocath)
c. Kasa steril pada tempatnya
d. Kapas alcohol
e. Cairan infuse yang diperlukan
f. Perlak dan alasnya
g. Tourniquet
h. Korentang steril pada tempatnya
i. Plester, gunting verband, verband
j. Gantungan standar infuse
k. Bidai/spalk yang sudah dibalur
l. Bengkok
m. Jam tangan
n. Alat tulis dan lembaran observasi cairan
5. Langkah Kerja
a. Alat-alat didekatkan pada penderita
b. Petugas mencuci tangan
c. Pasang alas pada lokasi yang akan dipasang infuse
d. Cairan yang diperlukan digantung pada standar infuse
e. Tutup botol cairan dilepas kemudian didesinfeksi dengan kapas alcohol
f. Infuse set dibuka dan klem selang infuse ditutup, kemudian tusukkan
pipa saluran infuse pada botol cairan yang sudah didesinfeksi
g. Isi recervoir/tabung selang infuse dengan cairan sampai batas yang sudah
ditentukan
h. Tutup jarum selang infuse dibuka, cairan infuse dialirkan sampai keluar
dengan cara membuka klem selang infuse secara pelan-pelan agar tidak
ada udara yang tersisa didalam selang infuse, setelah itu klem ditutup
kembali
i. Tourniquet dipasang pada daerah yang akan dipasang infuse
j. Desinfeksi lokasi yang akan ditusuk jarum dengan kaps alcohol, tunggu
sampai kering
k. Pastikan dengan tepat bahwa vena tersebut dapat dipasang infuse
l. Jarum infuse ditusukkan ke dalam vena dengan posisi lubang jarum
menghadap ke atas, apabila pembuluh darah vena dalam keadaan kolap
maka lubang jarum dihadapkan ke bawah.
m. Mandarin jarum infuse ditarik sedikit untuk mengontrol apakah kanula
jarum infuse sudah masuk vena dengan tepat
n. Tourniquet dilepas
o. Kanula jarum infuse disambung dengan selang infuse
p. Cairan infuse dikeluarkan secara menetes dan observasi reaksi pasien
q. Bila tetesan cairan lancar pangkal jarum infuse difiksasi dengan tepat
r. Pangkal jarum infuse ditutup dengan kasa
s. Tetesan cairan infuse diatur sesuai dengan kebutuhan
t. Pasien diatur pada posisi yang nyaman
u. Bereskan alat
v. Cuci tangan

L. Dekontaminasi Alat
1. Pengertian
Langkah pertama untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan
kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek, sehingga aman untuk
penanganan selanjutnya.
2. Tujuan
a. Menurunkan transmisi penyakit dan pencegahan penyakit pada alat-alat
kesehatan yang telah di lakukan pencucian
b. Menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat
pensteril
c. Melindungi petugas dan pasien
3. Alat dan Bahan
a. Handscoon
b. Larutan klorin 5,25% (Bayclin)
c. Korentang
d. Bak perendam
4. Prosedur
a. Petugas memakai sarung tangan
b. Petugas menyiapkan bak perendam
c. Petugas membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5,25%
(Bayclin), dengan rumus:
5,25 %
- Jumlah bagian air - 1 = 10,5 – 1= 9,5
0,5 %
- Tambahkan 9 bagian (pembulatan ke bawah dari 9,5) air ke dalam 1
baian larutan klorin konsentrat (5,25%)
d. Petugas memasukkan larutan dekontaminasi yang telah dibuat ke dalam
bak perendam
e. Petugas memasukkan alat-alat yang sudah dipakai ke dalam bak
perendam dengan cara:
- Mengambil satu persatu alat dengan korentang
- Memasukkan satu persatu alat ke dalam bak perendam dengan
korentang
f. Alat dibiarkan di dalam larutan dekontaminasi ± 10 menit

M. Pengambilan Specimen
1. Pengertian
Pengambilan specimen pemeriksaan laboratorium untuk kemudian di periksa
sesuai dengan formulir pemeriksaan laboratorium.
2. Tujuan
Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan laboratorium
3. Cara Pengambilan
a. Darah vena
1) Tentukan terlebih dahulu lokasi pengambilan
2) Letakkan lengan pasien lurus ke arah meja dengan telapak tangan
menghadap ke atas
3) Bersihkan lokasi yang akan di tusuk dengan kapas alcohol
4) Tusukkan jarum dengan posisi miring menghadap ke atas dan
membentuk sudut ± 15˚
5) Penghisap semprit di tarik perlahan-lahan sehingga darah masuk ke
dalam semprit sejumlah yang di kehendaki petugas
6) Letakkan kapas kering pada tempat tusukkan, jarum di tarik kembali
7) Lepaskan jarum dari sempritnya dan alirkan darah atau tabung yang
tersedia melalui dinding tabung agar tidak terjadi hemolisis
8) Segera di lakukan pencampuran antara darah dan antikoagulan yang
terdapat dalam tabung
b. Darah kapiler
1) Pilih ujung jari tengah atau jari manis. Pada bayi, pilih ujung tumit
bagian tepi medial atau lateral
2) Bersihkan dengan kapas alcohol bagian yang akan di tusuk
3) Tusuk bagian tepi jari tersebut dengan menggunakan lancet steril
(bukan pada bagian ujung jari)
4) Kumpulkan tetes darah berikutnya ke dalam tabung mikrotainer yang
mengandung EDTA. Segerea homogenkan dengan menggoyang
tabung.
5) Tutup bekas tusukan dengan kapas selama beberapa saat untuk
menghentikan perdarahan
c. Darah arteri
1) Sedot heparin menggunakan spuit 3 cc disposable sampai semua isi
dalam spuit terkena heparin kemudian kembalikan heparin
kebotolnya lagi (heparin hanya untuk membasahi spuit saja)
2) Tentukan terlebih dahulu lokasi pengambilan, umumnya darah di
ambil dari arteri femoralis, arteri radialis, arteri brachialis
3) Ambil darah arteri menggunakan spuit yang sudah dibasahi heparin
4) Setelah darah arteri di dapat, homogenkan darah arteri dalam spuit
dengan cara memutar-mutar spuit maju mundur ke depan ke
belakang 4-5 kali
5) Tutup lubang jarum dengan karet atau gabus
6) Sampel segera diperiksa
d. Specimen feses
1) Siapkan botol bersih dan kering bertutup ulir dan bermulut lebar
yang telah diberi identitas berisi tanggal, nama, ruangan, nomor RM
2) Tamping feses pada botol yang telah di sediakan, hindari
kontaminasi dengan urine atau air
e. Specimen urine
1) Siapkan botol bersih dan kering bertutup ulir dan bermulut lebar
yang telah diberi identitas berisi tanggal, nama, ruangan, nomor RM
2) Tamping urine sesuai jenis pemeriksaannya
f. Specimen sputum
1) Siapkan botol bersih dan kering bertutup ulir dan bermulut lebar
yang telah diberi identitas berisi tanggal, nama, ruangan, nomor RM
2) Specimen di ambil pagi hari setelah bangun tidur
3) Pasien di minta untuk batuk dan menampung dahak yang di dapat
dalam wadah sampel dan segera menyerahkan ke petugas lab
g. Specimen secret
1) Slide bersih, kering yang telah diberi identitas berisi tanggal, nama,
ruangan, alamat, nomor RM
2) Untuk pasien pria, pasien di minta mengambil sampel sendiri setelah
diberi penjelasan oleh petugas
3) Secret vagina: pasien sebaiknya belum melakukan vaginal douching
sebelum pengambilan bahan pemeriksaan

N. Pemberian Obat Secara Parenteral


1. Pengertian
Pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke
jaringan tubuh. Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan
cara:
a. Subcutan (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada
di bawah lapisan dermis.
b. Intracutan (IC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan
dermis,dibawah epidermis.
c. Intramuskular (IM) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot
tubuh.
d. Intravena (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena.
2. Tujuan
Penyerapan obat lebih cepat
3. Persiapan Alat dan Langkah Kerja
a. Subcutan (SC)
Persiapan Alat
1) Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
2) Kapas alcohol
3) Sarung tangan
4) Obat-obat dan pelarut sesuai dengan prinsip 6 benar
5) Bak injeksi
6) Bengkok
7) Perlak dan alasnya

Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikkan
3) Memakai sarung tangan
4) Desinfeksi daerah penyuntikkan dengan kapas alcohol
5) Meregangkan dengan tangan kiri daerah yang akan di lakukan
suntikan
6) Melakukan suntikan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk 45˚ terhadap permukaan kulit
7) Melakukan aspirasi, bila tidak ada darah suntikkan obat perlahan
hingga habis
8) Menarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol, spuit bekas suntikkan
dimasukkan ke dalam bengkok
9) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
10) Dokumentasikan waktu, obat, dan cara pemberian
b. Intracutan (IC)
Perisapan Alat:
1) Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
2) Kapas alcohol dalam tempatnya
3) Bak steril tertutup dan didalamnya berisi alas
4) Obat-obat dan pelarut sesuai dengan prinsip 6 benar
5) Perlak dan alasnya
6) Buku catatan pemberian obat
7) Bolpoint

Langkah Kerja:
1) Cuci tangan
2) Kaji adanya alergi
3) Gunakan sarung tangan
4) Pilih tempat penusukan pada lengan bawah atau tempat alternative
5) Posisikan pasien dengan lengan bawah menghadap ke muka perawat
6) Desinfeksi dengan alcohol tempat yang akan ditusuk
7) Tempatkan ibu jari tangan kiri sekitar 1 inci di bawah tempat
penusukan dan tarik kulit
8) Dengan ujung jarum menghadap ke atas, tusukkan jarum tepat di
bawah kulit dengan sudut 10˚-15˚
9) Jika jarum telah masuk ke bawah kulit dan terlihat, masukkan lagi
sekitar 1/8 inci dan masukkan obat perlahan-lahan, sampai terbentuk
jendalan pada kulit
10) Cabut jarum dengan sudut yang sama dengan saat disuntikkan
11) Jika terdapat darah, usap dengan lembut menggunakan kapas alcohol
lain (jendalan jangan ditekan)
12) Kaji kembali pasien dan tempat injeksi setelah 5’, 15’ dan secara
periodic selama waktu dinas
13) Buat lingkaran 1 inci di sekeliling jendalan dan intruksikan pasien
untuk tidak menggosok daerah suntikkan
14) Kembalikan posisi pasien dan buang peralatan yang sudah tidak
diperlukan
15) Evaluasi perasaan pasien
16) Cuci tangan
17) Dokumentasikan waktu, obat, dan cara pemberian

c. Intramuskular (IM)
Perisapan Alat:
1) Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
2) Sarung tangan
3) Kapas alcohol dalam tempatnya
4) Bak steril tertutup dan didalamnya berisi alas
5) Obat-obat dan pelarut sesuai dengan prinsip 6 benar
6) Perlak dan alasnya
7) Bengkok
8) Buku catatan pemberian obat
9) Bolpoint

Langkah Kerja:
1) Cuci tangan
2) Kaji adanya alergi
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka pakaian pasien sesuai dengan tempat yang akan disuntik
5) Pilih tempat penusukan
6) Desinfeksi dengan alcohol tempat yang akan ditusuk
7) Buka tutup jarum
8) Regangkan kulit di tempat yang akan ditusuk
9) Masukkan jarum dengan sudut 90˚ dengan tangan kanan
10) Lakukan aspirasi dan perhatikan pada saat aspirasi apakah keluar
darah
11) Jika keluar darah, tarik jarum keluar berikan tekanan dengan kapas
alcohol pada tempat tusukkan dan ulangi langkah ke 5 sampai ke 10
12) Jika tidak ada darah masukkan obat secara perlahan
13) Tarik jarum dengan sudut yang sama dengan saat disuntikkan
14) Usap dan bersihkan tempat penusukkan dengan kapas alcohol
15) Tempatkan jarum pada bengkok
16) Buka sarung tangan
17) Kembalikan posisi pasien
18) Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
19) Evaluasi perasaan pasien
20) Cuci tangan
21) Dokumentasikan waktu, obat, dan cara pemberian

d. Intravena (IV)
Persiapan Alat
1) Spuit dan jarum steril sesuia kebutuhan
2) Kapas alcohol dalam tempatnya
3) Obat-obat dan pelarut sesuai dengan prinsip 6 benar
4) Tornikuet
5) Plester
6) Bengkok
7) Sarung tangan
8) Perlak dan alasnya
9) Buku catatan pemberian obat

Langkah Kerja

1) Cuci tangan
2) Beri kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
3) Gunakan sarung tangan
4) Atur posisi pasien
5) Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien
6) Bebaskan lengan pasien dari baju
7) Letakkan tornikuet 5 cm di atas siku, kencangkan, anjurkan pasien
untuk mengepalka tangan dan membuka beberapa kali, palpasi dan
psatikan tempat yang akan ditusuk
8) Desinfeksi daerah suntikan
9) Pegang jarum dalam posisi 30˚ sejajar vena yang akan ditusuk, lalu
tusuk perlahan dan pasti
10) Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam
vena
11) Lakukan aspirasi
12) Bila keluar darah di dalam spuit, lepaskan tornikuet
13) Masukkan obat ke dalam vena secara perlahan
14) Keluarkan jarum dari vena
15) Tutup tempat tusukkan dengan kapas dan plester
16) Evaluasi perasaan pasien
17) Cuci tangan
18) Dokumentasikan waktu, obat, dan cara pemberian
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Ef, G. (2016). Sop Dekontaminasi Alat. SCRIBD.

Istiqomah. (2014). Sop Vulva Hygiene. Slideshare.

Kamilah, F. N. (2020). SOP PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL. academia.edu.

Kharisma, F. (2016). Sop Personal Hygiene. SCRIBD.

PAMENTAS, S. (2021). Memandikan Pasien Di Tempat Tidur.

Sitisamsiyani. (2015). Sop Pemberian Obat Melalui Vagina. SCRIBD.

Trianto, N. (2020). Sop Manajemen Nyeri. SRIBD.

Zakiatunahmad. (2022). 3 SOP Pemasangan Infus. SCRIBD.

Anda mungkin juga menyukai