Anda di halaman 1dari 25

Personal Hygiene

1. Pengertian Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Dapat disimpulkan bahwa personal hygiene mrupakan kegiatan atau
tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang brtujuan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang.

2. Tujuan Personal Hygiene


a. Meningkatkan derajat kesehatan
b. Memelihara kebersihan diri
c. Memperbaiki personal hygiene
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri
f. Menciptakan keindahan

3. Jenis – Jenis Personal Hygiene


a. Berdasarkan Waktu
1) Perawatan dini hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur,
untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak
mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau
makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti
mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
2) Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan
sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan
dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau
mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada
punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat
tidur pasien.

3) Perawatan siang hari


merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana
pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes
diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan
personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan
tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

4) Perawatan menjelang tidur


merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang
tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan
kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

b. Berdasarkan Tempat
1) Memandikan
A.    Definisi
Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh
bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan
menggunakan air bersih, sabun dan larutan antiseptic. Memandikan
pasien merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara
memandikannya di tempat tidur.

B.     Indikasi
1.      Pada pasien bed rest
2.      Pada pasien yang tidak dapat dan tidak diizinkan mandi sendiri
3.      Pada pasien baru yang dalam keadaan kotor.

C.     Kontraindikasi
1.      Pada pasien luka bakar
2.      Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan
tetap menjaga kesopanan.
3.      Pada pasien yang koma
4.      Pada pasien yang terpasang alat-alat kesehatan
        
D.    Pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
a.       Handuk mandi 2 buah
b.      Waslap 3 buah
c.       Sabun mandi pada tempatnya
d.      Selimut ekstra 1 buah
e.       Baskom air kecil 1 buah
f.       Alat rias pribadi pasien, seperti :
 Bedak atau kolonye
 Deodorant
 Losion atau krim tubuh
 Minyak zaitun

2.      Cara kerja
a.       Identifikasi kebutuhan pasien
b.      Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c.       Siapkan alat alat dan susun diatas troli
d.      Dekatkan ke pasien
e.       Pasang tirai untuk menjaga privasi pasien
f.       Atur pasien pada posisi supine atau semifowler
g.      Cuci tangan dengan prinsip bersih
h.      Pasang selimut ekstra sambil menurunkan selimut pasien
i.        Buka pakaian pasien dibawah selimut
j.        Pasang handung dibawah kepala pasien
k.      Wajah
 Basahi waslap lalu basuh wajah dan leher pasien, dimulai dari
dahi. Tanyakan apakah pasien mau menggunakan sabun
wajah?
 Basuh dan bersihkan bibir dengan arah melingkar
 Basuh kelopak matamenggunakan air bersih dengan arah dari
dalam ke luar
 Bersihkan seluruh daun telinga dengan perlahan
 Keringkan wajah dan telinga dengan handuk

l.        Lengan
 Letakan handuk memanjang pada lengan yang terjauh
 Basahi dan sabuni lengan dengan arah dari pergelangan tangan
sampai pangkal lengan atau dari bagian bersih ke bagian yang
kotor
 Rendam tangan pasien lalu bersihkan telapak dan kukunya
menggunakan sikat dan sabun
 Bilas dan bersihkan aeluruh lengan dengan air bersih lalu
keringkan dengan handuk, setelah kering lengan diposisikan ke
arah atas
 Pindahkan handuk ke lengan terdekat, lakukan langkah
langkah yang sama pada lengan sebelumnya
m.    Dada
 Pindahkan handuk memanjang untuk menutupi bagian dada
dan perut pasien
 Basahi dan sabuni bagian dada hingga atas simfisis dengan
arah gerakan dari dada ke bawah atau dari yang bersih ke
bagian yang kotor
 Bilas dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan dengan
handuk setelah kering tutup dengan baju atau selimut bersih

n.      Kaki
 Letakan handuk dibawah kaki yang terjauh dari perawat
 Basahi dan sabuni kaki tersebut dengan arah gerakan dari
telapak kaki ke paha atau dari bagian yang bersih ke bagian
yang kotor
 Rendam kaki lalu bersihkan kuku dan telapaknya dengan
menggunakan sikat dan sabun
 Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
 Setelah kering, tutup dengan selimut bersih
 Letakan handuk dibawah kaki yang terdekat dengan perawat,
bersihkan dengan cara yang sama

o.      Genitalia
 Dengan mneggunakan waslap lain, basahi dan sabuni bagian
genetalia pasien (bila pasien bisa melakukannya sendiri
berikan waslap ditangan kiri dan ajari cara membersihkannya)
 Bilas dan keringkan area yang sudah dibersihkan, kemudian
tutupi dengan selimut bersih
p.      Punggung
 Miringkan pasien (berlawanan dengan perawat), letakan
handuk memanjang di bawah punggung dan bokong pasien,
tutup bagian bagian kaki yag sudah bersih
 Basahi dan sabuni dengan arah dari bokong ke punggung.
Bilas dan keringkan dengan handuk
  Lakukan message dengan menggunakan losion atau minyak
dari arah bokong ke punggung, lakukan gerakan melingkar
pada area area tulang yang menonjol. Lakukan selama 3-5
menit
 Observasi adanya tanda-tanda luka tekan (kemerahan,lecet)
pada bagian yang menonjol
 Bersihkan sisa losion atau minyak dengan handuk.

q.      Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).


r.        Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luar
s.       Atur pasien dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalkan
t.        Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakan
u.      Catat tindakan yang telah dilakukang dan hasilnya

2) Oral hygiene (membersihkan mulut)


A.     Definisi
Membersihkan mulut adalah membersihkan rongga mulut, lidah dan
gigi dari semua kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan kain
kasa atau kapas yang dibasahi air bersih.

B.      Indikasi
1.      Pada pasien lumpuh
2.      Pada pasien sakit berat
3.      Pada pasien apatis
4.      Pada pasien stomatitis
5.      Pada pasien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso Gastrik
Tube (NGT),
6.      Pada pasien yang lama tidak menggunakan mulut
7.      Pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut
secara mandiri.
8.      Pada pasien yang giginya tidak boleh di gosok dengan sikat gigi
misalkan karena tomatitis hebat
9.      Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita patah tulang
rahang.

C.    Kontraindikasi
1.      Perhatikan perawatan mulut pada pasien yang menderita
penyakit diabetes dapat beresiko stomatitis ( penyakit yang disebabkan
oleh kemoterapi, radiasi dan itubasi selang nase gratik )
2.      Luka pada gusi jika terlalu kuat membersihkannya

D.    Pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
a.       Pengalas (perlak dan kain)
b.      Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)
c.       Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air
garam
d.      Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada
pasien yang sadar)
e.       Pinset anatomi 1 buah
f.       Tisu pada tempatnya
g.      Boraks gliserin (jika perlu)
h.      Gentian violet (jika perlu)
i.        Lidi kapas (jika perlu)
j.        Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)
2.      Cara kerja
a.       Kaji kebutuhan pasien
b.      Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan.
c.       Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli
d.      Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.
e.       Cuci tangan
f.       Atur posisi (miringkan kepala pasien)
g.      Pasang pengalas dibawah dagu.
h.      Letakkan bengkok dibawah dagu pasien.
i.        Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCl 0,9%
atau air garam.
j.        Minta pasien untuk membuka mulut
k.      Membersihkan mulut
 Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya dari
arah dalam ke luar.
 Bersihkan gusi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
 Bersihkan gigi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
 Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri
 Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
 Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
 Dinding mulut
 Lidah bagian atas dan bawah.

l.        Keringkan bibir dengan tisu


m.    Oleskan gliserin/gentian violet pada bibir
n.      Keringkan bibir dengan tisu
o.      Angakt bengkok dan pengalas
p.      Atur posisi pasien
q.      Rapikan alat-alat
r.        Cuci tangan
s.       Observasi keadaan pasien
t.        Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

3) Mencuci rambut
A.       Definisi
Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran rambut dan kulit
kepala dengan menggunakan sampo.
                                 
B.       Indikasi
1.      Pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya
mengizinkan.
2.      Bagi pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan
di pasang kap kutu lebih dulu.
3.      Pasien yang akan menjalani operasi besar ( Bila keadaan umum
mengizinkan).

C.    Kontraindikasi
1.      Apabila teridentifikasi lesi actual ketidak normalan ada kulit
kepala
2.      Intregritas kulit kepala berhubungan dengan gangguan parasit

D.     Pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
a.       Pengalas
b.      Sisir biasa
c.       Tisu dan tempatnya
d.      Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
e.       Kantong plastic
f.       Karet pengikat (jikaperlu)
g.      Minya krambut (jikaperlu)
h.      Peniti (jikaperlu)
i.        Talang karet (perlak dan handuk yang dibuat sebagai talang)
j.        Handuk 1 buah
k.      Sampo
l.        Kom kecil 1 buah
m.    Kain kasa dan kapas bulat dalam tempatnya
n.      Gayung air
o.      Baskom berisi air hangat (±400 C)
p.      Ember kosong
q.      Kain pel.
2.      Cara kerja
a.       Identifikasi kebutuhan pasien
b.      Identifikasikan tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan
mencuci rambut
c.       Lakukan kontrak dengan pasien (waktu, tempat dan tindakan)
d.      Informasikan tujuan dilakukannya tindakan
e.       Siapkan alat-alat dan susun di troli
f.       Bawa alat-alat ke dekat pasien
g.      Angkat bantal, lalu pasang pengalas dan handuk di bawah kepala
pasien
h.      Pasang ujung rambut di atas bahu pasien
i.        Atur posisi kepala pasien agar berada di pinggir tempat tidur
j.        Pasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung talang
dimasukkan ke dalam ember kosong, alasi ember dengan kain pel
k.      Sisir rambut pasien
l.        Tutup lubang telinga dengan kasa dan jika perlu tutup juga mata
pasien
m.    Basahi rambut mula dari pangkal sampai ke ujung rambut.
n.      Oleskan sampo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang
rambut kemudian usap sambai berbusa
o.      Bilas rambut sampai bersih
p.      Angkat penutup telinga dan mata
q.      Angkat talang masukkan karet ke dalam ember dan  angkat
handuk
r.        Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus
s.       Sisir rambut
t.        Atur kembali posisi pasien (jika pasien pada posisi tidur, alasi
bantal dengan handuk)
u.      Rapikan kembali alat-alat
v.      Cuci tangan
w.    Observasi keadaan pasien
x.      Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

4) Memotong kuku
A.   Definisi
Memotong kuku adalah mengurangi panjang kuku tangan dan kuku
kaki dengan menggunakan alat pemotong kuku agar kotoran tidak masuk
ke dalam tubuh melalui kuku sehingga kuku tetap dalam keadaan sehat
dan bersih. Menjaga kebersihan kuku merupakan aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kuku. Yang bermanfaat mencegah infeksi, rasa nyaman
pada pasien, mencegah musuknya mikroorganisme ke dalam kuku yang
panjang, bau kaki dan cidera pada jaringan lunak

B.    Indikasi
1.      Pada pasien yang kukunya panjang yang tidak dapat melakukan
sendiri.
C.    Kontraindikasi
1.      Memotong kuku pasien tidak terlalu dalam
2.      Pada pasien diabetes memotong kuku harus dengan hati hati
karena bisa berakibat fatal

D.      Pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
a.       Gunting kuku dan pengikir
b.      Bengkok berisi larutan lisol 2-3 % 1 buah
c.       Baskom berisi air hangat (40-42˚C) 1 buah
d.      Baskom berisi air bersih 1 buah
e.       Handuk 1 buah
f.       Pengalas perlak atau kain 1 buah
g.      Sikat kuku 1 buah
h.      Sabun 1 buah
i.        Aseton dan kapas 1 buah
j.        Lesion atau minyak 1 buah
k.      Kain pel 1 buah (jika pelu)

2.      Cara kerja
a.       Identifikasi kebutuhan pasien.
b.      Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
c.       Siapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan pasien.
d.      Cuci tangan.
e.       Pasang sampiran/penutup pintu.
f.       Atur posisi pasien.
g.      Pasang pengalas di bawah tangan tepat pada bagian kuku yang
akan dibersihkan. Bersihkan cat kuku dengan aseton (bila pasien
menggunakan cat kuku), kemudian letakkan baskom berisi air hangat.
h.      Rendam kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit.
i.        Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan
dan keringkan.
j.        Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3% kepasien. Kemudian
tangan diletakkan diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus dan tidak
boleh sampai batas dasar kuku, kemudian kikir pinggiran-pinggiran
kuku.
k.      Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan (jika perlu
berikan lotion pada jari-jari).
l.        Angkat pengalas dan pindahkan ketangan yang lainnya. Lakukan
langkah-langkah g sampai dengan j.
m.    Atur kembali posisi pasien.
n.      Rapikan alat-alat dan kembalikan ketempatnya
o.      Cuci tangan.
p.      Observasi keadaan pasien.
q.      Cacat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

5) Perineal hygiene (Membersihkan kelamin)


A.    Definisi
Membersihkan alat kelamin merupakan menjaga kebersihan genetalia
dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air matang dan sabun
setelah buang air besar dan buang air kecil.

B.     Indikasi
1.      Dikhususkan pada area genital yang terkena edema
2.      Pada psien yang tidak mampu secara mandiri merawat kelaminnya

C.      Kontraindikasi
1.      Berikan perhatian pada pasien yang sedang menstruasi
2.      Membersihkan genetalia harus bersih agar tidak menimbulkan
jamur.

D.      Pelaksanaan
1.      Alat dan bahan
a.       Pengalas (perlak dan handuk)
b.      Selimut ekstra
c.       Kapas sublimat dalam tempatnya
d.      Sarung tangan lateks 1 pasang
e.       Bengkok 2 buah
f.       Bed pan 1 buah
g.      Botol berisi air hangat
h.      Tisu toilet
i.        Pinset anatomis 1 buah (jika sarung tangan tidak ada)
j.        Kasa steril (jika perlu)
k.      Duk atau pembalut (jika perlu)
l.        Celana dalam bersih (jika perlu).

2.  Cara kerja
a.       Kaji kebutuhan pasien
b.      Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
c.       Siapkan alat-alat
d.      Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.
e.       Tutup jendela dan pintu atau pasang sampiran.
f.       Mencuci tangan
g.      Pasang selimut ekstra.
h.      Pasang pengalas dibawah bokong pasien
i.        Lepaskan pakaian bawah pasien
j.        Atur posis
  Posisi dorsal recumbent (M shape) pada wanita
  Posisi supine (V shape) pada pria
k.      Bungkuus kaki pasien dengan sudut selimut dan bagian tengah
menutupi daerah pubis (jika selimut lebar) atau buka selimut sampai atas
pubis
l.        Letakkan bengkok dan kapas sublimat di dekat bokong pasien
m.    Pasang sarung tangan
n.      Membersihkan genetalia

  Membersihkan vulva (wanita)


Buka labia mayora dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang
kapas sublimat. Bersihkan labia mayora dengan kapas sublimat dari atas
ke bawah 1 kali usap. Bersihkan perineum 1 kali usap.

  Membersihkan penis (pria)


Pasang penis dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang
kappa sublimat. Bersihkan gland penis dari ujung kea rah bawah dengan
cara memutar (bagi pasien yang belum disunat, tarik prepetium kea rah
gland penis dan kembalikan seperti semula jika sudah dibersihkan).
Bersihkan batang penis dari atas ke bawah. Bersihkan skrotum, dari arah
atas ke bawah mengarah ke rectum.

o.      Pasang bed pan di bawah bokong pasien


p.      Basuh daerah genitalia dengan air hangat
q.      Keringkan vulva dengan tisu
r.        Angkat bed pan
s.       Oleskan obat merah(jika ada luka)
t.        Pasang pembalut dari celana (jika ada menstruasi atau lochia)
pada wanita
u.      Atur posisi pasien
v.      Angkat pengalas
w.    Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien
x.      Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula
y.      Cuci tangan
z.       Buka sampiran/pintu/jendela
aa.   Observasi keadaan pasien
bb.  Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya
VULVA HYGIENE
1. Pengertian Vulva Hygiene
Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada wanita, bbaik wanita
masa nifas, wanita dengan gangguan pada vulva atau yang tidak dapat
melakukan sendiri.

2. Tujuan Vulva Hygiene


a. Menjaga kebersihan vulva
b. Mencegah infeksi
c. Memberikan rasa nyaman

3. Indikasi
a. Pasien nifas yang tidak dapat melakukannya sendiri
b. Pasien pasca insisi daerah perineu / vulva
c. Pasien yang daerah vulva infeksi / luka

4. Tindakan Vulva Hygiene yang Dilakukan


a. Persiapan alat
Baki beralas yang berarti :
1) Handscoon
2) Pinset
3) Pispot
4) Nier bekken 1 buah
5) Air dalam waskom
6) Larutan DTT dalam tempatnya (kom berisi air DTT)
7) KOM berisi kapas cebok
8) Perlak dan pengalas
9) Duk 1 buah
10) Selimut pasien
11) Kassa steril
12) Depper
b. Persiapin pasien
1) Jaga privasi pasien
2) Pasien diberi tahu tujuan dan prosedur tindakan
3) Meminta persetujuan pasien

c. Tindakan
1) Persiapan alat
2) Mencuci tangan
3) Mendekatkan alat – alat kepada pasien
4) Memasang perlak di bawah bokong pasien kemudian pasang
selimut mandi
5) Lepaskan pakaian bawah pasien dan atur posisi dorsal recumben
6) Pasang pispot dibawah bokong pasien
7) Pakai handscoon
8) Siram vulva dan sekitarnya dengan air DTT yang dialirkan
9) Ambilkan kapas cebok dengan pinset steril, bersihkan daerah vulva
dengan membuka labia mayora dan minor dari atas kebawah
(sebanyak 3 kali)
10) Angkat pispot dari bokong ibu
11) Kemudian luka episiotomi di depp (tidak boleh berulang). Saat di
depp luka epis ditekan perlahan dan apabila ada nanah, nanah
dikeluarkan terlebih dahulu
12) Tutup luka epis dengan kasa steril
13) Pasang duk dan kenakan pakaian bawah pasien
14) Angkat pengalas dan buka selimut mandi
15) Pastikan pasien dalam keadaan nyaman
16) Lepaskan sarung tangan / handscoon, rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
17) Bereskan semua alat dan cuci tangan
Pemasangan Kateter

1. Pengertian Pemasangan Kateter

Pemasangan kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan eleminasi urin dengan melakukan pemasangan kateter untuk membantu
memenuhi kebutuhan BAK, keadaan penyakit, preoperasi dan postoperasi, dan
diagnostik. BAK merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi.

2. Indikasi
a. Pasien dengan gangguan eliminasi urine.
b. Pasien dengan pemantauan output.
c. Pasien post op.

3. Persiapan tempat dan alat


Alat-alat:
a. Baki.
b. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.
c. Kantong penampung urine (Urine Bag).
d. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya.
e. Kassa.
f. Korentang.
g. Cairan pelumas/jelly.
h. Perlak dan alasnya.
i. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine).
j. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
k. Duk steril.
l. Spuit 20 cc dan aquades.
m. Sketsel.
n. Selimut ekstra.
o. Plester atau gunting.
4. Persiapan pasien
a. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya.
b. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent

5. Persiapan Lingkungan Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.


Pelaksanaan
a. Pasang ekstra selimut.
b. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas pakaian .
c. Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai.
d. Mencuci tangan.
e. Pakai sarung tangan.
f. Memasang duk steril.

6. Tindakan Pemasangan Kateter


a. Pada Pasien Perempuan
1) Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, dan
tangan kanan memengang kapas sublimat.
2) Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia
mayora dari atas kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan
dibengkok, kemudian labia minora, dan perineum sampai bersih
(sesuai kebutuhan) .
3) Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis
mengambil kateter dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm .
4) Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
5) Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5
cm dewasa) dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang
6) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan
masukan lagi
7) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc (kateter
dikunci memakai spuit dan aquades steril)
8) Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan
baik.
9) Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
10) Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
11) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
12) Rapikan dan alat-alat dibereskan.
13) Lepas sarung tangan.
14) Mencuci tangan.
15) Buka sampiran.

b. Pada Pasien Pria


1) Tangan kiri perawat memegang penis atas.
2) Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan dengan
kapas savlon minimal 3 kali.
3) Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-17.5 cm
4) Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan perlahan-
lahan (17.5-22 cm (dewasa) dan menganjurkan pasien untuk nafas
panjang
5) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril lalu
masukkan lagi 5 cm.
6) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci memakai
spuit dan aquades steril (mengisi balon)
7) Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
8) Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
9) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
10) Rapikan dan alat-alat dibereskan
11) Mencuci tangan
12) Buka sampiran
7. Sikap Sikap Selama Pelaksanaan
a. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
b. Menjamin Privacy pasien.
c. Bekerja dengan teliti.
d. Memperhatikan body mechanism.

8. Evaluasi
a. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
b. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau).
Pemasangan Infus

1. Pengertian pemasangan infus


Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan cairan atau
obat melalui parenteral (intravena).

2. Tujuan pemasangan infus


a. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada klien
yang sakit akut.
b. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten atau
emergensi

3. Peralataan :
a. Cairan infus sesuai program
b. Jarum / kateter intravena / abbocath (ukuran bervariasi)
c. Set infus (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan 60
tetes/ml, dewasa selang makrodrip dengan tetesan 15 tetes/ml atau 20
tetes/ml)
d. Selang ekstension
e. Alkohol atau povidone-iodine swabs atau sticks
f. Handschoon disposibel
g. Tourniquet
h. Spalk untuk tangan
i. Kasa dan povidone-iodine salep atau cairan
j. Plester/hipavik
k. Perlak dan pengalas
l. Bengkok
m. Tiang infus
4. Langkah-langkah
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

5. Tahap kerja
a. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan keluarnya
lengan.
b. Buka set steril dengan teknik aseptik.
c. Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
d. Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam
keadaan off / terkunci.
e. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set
infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
f. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-½
penuh.
g. Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke
ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan
tutup kembali jarum.
h. Pilih jarum intravena / abbocath.
i. Atur posisi pasien dan pilih vena.
j. Pasang perlak dan pengalas
k. Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15 cm
proksimal tempat insersi.
l. Pakai handschoon
m. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar).
n. Pertahankan vena pada posisi stabil
o. Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena dengan
lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter masuk intavena
dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5
cm
p. Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan sambungkan IV
kateter dengan selang infus
q. Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
r. Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan
dan tutup dengan kasa
s. Atur tetesan sesuai program
t. Lepaskan sarung tangan

6. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan
Jenis – Jenis Abocat dan Ukurannya

1. 16G

 Warna abu-abu
 Fungsi untuk orang dewasa, dipasang pada kondisi bedah mayor, trauma,
resusitasi cepat

2. 18G

 Warna hijau
 Fungsi untuk orang dewasa dan anak, dipasang pada kondisi bedah mayor,
trauma, resusitasi cepat

3. 20G

 Warna merah muda


 Fungsi untuk orang dewasa dan anak, dipasang untuk memasukan cairan
infus untuk maintenance

4. 22G

 Warna biru
 Fungsi untuk bayi, anak, dan orang dewasa dengan pembuluh darah kecil
dan rapuh, dipasang untuk memasukan cairan infus untuk maintenance

5. 24G

 Warna kuning
 Fungsi untuk neonatus, bayi, anak, dan orang dewasa dengan pembuluh
darah kecil dan rapuh, dipasang untuk memasukan cairan infus untuk
maintenance terutama dengan tetesan sangat lambat

Anda mungkin juga menyukai