Anda di halaman 1dari 3

Laporan Pendahuluan Maternitas : Vulva Hygiene

Oleh Melodi Aulia, 1906292055, Program Profesi NERS

A. Deskripsi/Definisi
Kebersihan vulva (vulva hygiene) adalah suatu prosedur keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan dasar terkait kebersihan daerah perineum atau vulva. Prosedur
ini biasa dilakukan pada pemeriksaan antenatal, intranatal, pasien post partum, dan
kasus ginekologi lainnya. Biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat
melakukan kebersihan sendiri atau sebelum prosedur pemeriksaan dalam.
B. Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi pada daerah perineum dan vulva
2. Memberikan rasa nyaman kepada pasien
3. Membantu penyembuhan luka jahitan perineum
C. Masalah Keperawatan (dihubungkan dengan tindakan)
- Defisit perawatan diri
- Risiko Infeksi
D. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi
- Sebelum pemeriksaan pada pemeriksaan antenatal dan intranatal
- Pasien dengan kondisi defisit perawatan diri
- Pasien yang memiliki resiko tinggi infeksi seperti pasien dengan pemasangan
kateter urin, pasien dengan luka episiotomi
E. Fisiologi & Patofisiologi
Vulva merupakan bagian terluar alat kelamin perempuan. Vulva terdiri atas mon
pubis, labia, klitoris, vagina, dan uretra. Mons pubis merupakan jaringan adiposa
(lemak) yang ditutupi kulit. terletak di depan simfisis pubis. Setelah pubertas, mons
ditutupi rambut. Labia dibagi menjadi dua struktur. Labia mayora merupakan lipatan
kulit dan jaringan adiposa yang ditutupi rambut setelah pubertas. Labia mayora
terletak paling luar dan dimulai dari dasar mons pubis dan berakhir di anus. Labia
minora, terletak di antara klitoris dan dasar vagina, dikelilingi oleh labia mayora.
Mereka terbuat dari kulit, jaringan adiposa dan beberapa jaringan ereksi. Mereka
biasanya berwarna merah muda terang dan tidak berbulu. Klitoris adalah organ ereksi
analog dengan penis pada laki-laki. Klitoris bergabung dengan labia minora, sangat
sensitif dan membesar selama gairah seksual. Introitus, adalah pembukaan antara alat
kelamin bagian dalam dan bagian luar. Sebelum pecah akibat hubungan seksual atau
trauma, introitus dikelilingi oleh selaput jaringan ikat yang disebut selaput dara.
F. Langkah-langkah Tindakan
1. Lakukan identifikasi identitas klien dengan dua identitas (nama dan tanggal
lahir)
2. Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien
3. Persiapkan alat : sarung tangan bersih, kom berisi kapas, perlak, pispot, kom
berisi air, pembalut, bengkok.
4. Lakukan kebersihan tangan, jaga privasi klien dengan menarik tirai.
5. Posisikan pasien ke posisi litotomi, pasang perlak dan pispot
6. Pasang sarung tangan, dekatkan bengkok dan kapas. Bersihkan labia mayora
gunakan tangan yang tidak dominan membuka labia mayona dan minora
secara lembut dengan tangan dominan membersihkan secara hati-hati di
lipatan kulit. Usapkan dari atas ke bawah, ulangi ada sisi yang berlawanan.
7. Bersihkan daerah meatus uretra, orifisium, vestibulum, dan perineum dengan
kapas dari pubis ke arah rektum, bersihkan secara merata lalu buang kapas ke
bengkok.
8. Pasang pembalut dan celana dalam
9. Posisikan kembali klien dengan nyaman dan rapihkan alat yang digunakan.
10. Lepaskan sarung tangan dan lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Dokumentasikan prosedur dan respons klien
G. Hal/Prinsip yang Perlu diperhatikan
1. Jangan menggunakan sisi kapas yang sama untuk area yang berbeda
2. Jika ingin membersihkan area lain, ganti kapas dan segera buang kapas kotor
ke bengkok.
3. Perhatikan prinsip bersih, jangan biarkan kapas bersih terkena kapas kotor
4. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
H. Daftar Pustaka
Murray, S. & McKinney, E. (2014). Foundations of Maternal-newborn and Women’s
Health Nursing 6th Edition. St Louis, Missouri: Elsevier.
Oktaviani, P. O. P., Mardiani, N., & Juariah, S. (2022). Comparative Study of The Use
of Alum Water as Vulva Hygiene Therapy in Postpartum Mothers. Majalah
Kesehatan Indonesia, 3(1), 39-42.
Tim Pokja Pedoman SPO Keperawatan DPP PPNI. (2021). Pedoman standar
prosedur operasional keperawatan [Edisi 1]. DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai