Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTEK VULVA HYGIENE

DOSEN PENGAMPU : MAIDA PARDOSI, SKM, M. Kes


DISUSUN OLEH :
NAMA : MIRANDA LORENZA HABEAHAN
NIM : P07524122031
KELAS : D3 KEBIDANAN 1A
MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat -Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah laporan praktek pelaksanaan vulva hygiene pada mata kuliah
keterampilan klinik praktek kebidanan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang mendukung.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,psikologis,
sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004).

Hygiene merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan. Khusus kepada
para ibu yang sedang hamil, sangat dibutuhkan penjagaan hygiene sebagai salah satu upaya
agar bayi yang dikandungnya hingga bayi terlahir serta ibu sendiri dalam menjaga kesehatan.
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.

B. Tujuan

1. Menjaga kebersihan vulva


2. Mencegah infeksi vulva
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien

C. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu memberikan pengetahuan kepada pembaca
tentang apa sebenarnya vulva hygiene itu serta bagaimana pencegahan dan
penanggulangannya,khususnya bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan Kebidanan
pada pasien perineum atau vulva higiene.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat
di tempat tidur (misalnya,karena hipertensi,pemberian infus,section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah vulva yang dilakukan dua kali sehari dan
pada waktu sesudah selesai membuang hajat.Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya
masih muda dan sehat,daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta
perawatan protektif.

Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan, yaitu
perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan simpisis
pubis, labia mayora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora,
dua lipatan kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa
dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra, vagina,
perineum, dan anus.

B. Tujuan perawatan perineum


Tujuan vulva hygiene menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan.Sedangkan menurut Moorhouse et. al.
(2001),adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28
hari setelah kelahiran anak atau aborsi.

C. Bentuk Luka Vulva


Bentuk luka vulva setelah melahirkan ada 2 macam yaitu

1. Rupture
Rupture adalah luka pada vulva yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan.

(Hamilton, 2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada vulva untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996). Episiotomi
suatu tindakan yang disengaja pada vulva dan vagina yang sedang dalam keadaan
meregang.Tindakan ini dilakukan jika vulva diperkirakan akan robek teregang oleh
kepala janin,harus dilakukan infiltrasivulva dengan anestasi lokal kecuali bila pasien
sudah diberi anestasi epiderual.Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau
mediolateral.Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh
darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).

Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
a) Episiotomi medial
b) Episiotomi mediolateral

D. Lingkup Perawatan
Lingkup vulvahygiene ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka
atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut)
(Feerer, 2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup vulvahygiene adalah

1. Mencegah kontaminasi dari rektum


2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

E. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu vulvahygiene adalah

1. Saat mandi
Pada saat mandi,ibu post partum pasti melepas pembalut,setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut,demikian pula pada
perineum ibu,untuk itu diperlukan vulva hygiene.

2. Setelah buang air kecil


Pada saat buang air kecil,pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan vulvahygiene

3. Setelah buang air besar.


Pada saat buang air besar,diperlukan pembersihan sisasisa kotoran disekitar anus,untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan vulva secara keseluruhan.

F. Indikasi dan kontra indikasi


Indikasi : Dikhususkan pada area genital yang terkena edema

Kontra indikasi : berikan perhatian pada wanita yang mengalami menstruasi

G. Persiapan alat Alat dan bahan :

Kapas sublimat atau desinfektan

1. Pinset

2. Bengkok

3. Pispot

4. Tempat cebok yang berisi larutan

5. Desinfektan sesuai dengan kebutuhan

6. Pengalas

7. Sarung tangan
H. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien dengan dorsal recumben

4. Pasang pengalas dan pispot diletakkan pada bokong pasien

5. Gunakan sarung tangan

6. Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas
sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan.
Membersihkan vulva harus secara searah dari atas kebawah dan tidak boleh dibolak
balik.
7. Kemudian ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva dari atas atau ke
bawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih
8. Setelah selesai,ambil pispot dan atur posisi pasien

9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

10. Dokumentasikan

I. Dampak Dari Perawatan Luka Perinium / vulva Perawatan perineum yang dilakukan dengan
baik dapat menghindarkan hal berikut ini:

1. Infeksi
Kondisi vulva yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada vulva.

2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada vulva dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun
pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih
maupun infeksi pada jalan lahir.

3. Kematian ibu post partum


Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu
post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan,yaitu perawatan
diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris,terletak didepan simpisis pubis,labia
mayora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva,labia minora,dua lipatan kecil
di antara atas labia mayora,klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa dengan penis laki-
laki,kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra,vagina,perineum,dan anus.

B. Saran
Saran penulis semoga materi tentang vulva higiene dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa yang belum memahami bagaimana cara merawat perieneum.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta:

Prima Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek.
Jakarta: EGC.

Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.

Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC:

Jakarta

Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.

Salemba Medika: Jakarta

Diposkan oleh ReYni Teen di 13.55

Anda mungkin juga menyukai