Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Genetalia adalah salah satu organ tubuh wanita yang rentan

menjadi jalur penyebaran penyakit. infeksi kuman dan jamur dapat

mengancam kesehatan genetalia, jika tidak dijaga dengan baik,

kondisi lembab dan penggunaan sabun pencuci vagina dapat

menyebabkan hilangnya flora normal yang dibutuhkan. mengingat

banyaknya aktifitas yang terjadi di genetalia seperti, saluran

menstruasi, coitus, dan jalan lahir serta salah satu lokasi

penggunaan kontrasepsi, wanita harus cepat tanggap terhadap

berbagai keadaan abnormal yang dapat terjadi pada genetalia. maka

dari itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik pada genetalia untuk

penanganan dini pada berbagai keluhan yang dapat meminimalkan

akibat yang ditimbulkan.

B. TUJUAN
1) TUJUAN UMUM
Agar mahasiswa/I dapat mengetahui prosedur

pemeriksaan fisik pada genetalia wanita dan tahapan

tahapannya

2) TUJUAN KHUSUS
a Agar mahasiswa/I dapat mengetahui pengertian

genetalia wanita
b Agar mahasiswa/I dapat mengetahui genetalia wanita

bagian luar dan dalam


c Agar mahasiswa/I dapat mengetahui tujuan

pemeriksaan fisik genetalia wanita


d Agar mahasiswa/I dapat mengetahui indikasi

pemeriksaan fisik genetalia wanita


e Agar mahasiswa/I dapat mengetahui prosedur

pemeriksaan fisik genetalia wanita

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Pengertian

Pemeriksaaan alat kelamin wanita adalah


pemeriksaan pada organ eksterna yang terdiri atas mons

veneris, terletak di depan simpisis pubis, labia mayora,

yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk

vulva, labia minora yang merupakan dua lipatan kecil

diantara atas labia mayora, klitoris, kemudian bagian

yang terkait disekitarnya seperti uretra, vagina,

perineum, dan anus


a bagian luar
1) Mons Veneris ialah daerah yang menggunung di atas

sympisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan

(pubes) apabila wanita berangkat dewasa. pada wanita

rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung

sedangkan pada pria membentuk sudut runcing keatas.


2) Bibir besar kemaluan (labia Majora) berada pada

bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong , yang pada

wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubes

lanjutan dari mons veneris.


3) Bibir kecil kemaluan (Labia minora) ialah bagian

dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu.

disini dijumpai frenulum klitoris, preputium, frenulum

pudendi.
4) Klentit (Klitoris) identik dengan penis pada pria, kira-

kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan

ditutupi oleh frenulum klitoris. glans klitoris berisi

jaringan yang dapat bereaksi, sifatnya amat sensitif

karena mempunyai banyak serabuut saraf.


5) Vulva adalah bagian alat kandungan luar yang

berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai mulai dari

klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai

kebelakang dibatasi perineum.


6) estibulum terletak dibawah selaput lendir vulva, terdiri

dari bulbus vestibuli, kanan dan kiri. disini dijumpai

kelenjar vestibuli major (Kelenjar Bartholini) dan

kelenjar vestibulum minor.


7) Introitus vagina adalah pintu masuk ke vagina
8) Lubang kemih (Orifisium uretra eksterna) adalah

tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah

klitoris. di sekitar lubang kemih kanan dan kiri didapati

lubang kelenjar Skene.


9) Perineum terletak di antara vulva dan anus.
b bagian dalam

1) vagina berfumgsi sebagai saluran keluar untuk

mengeluarkan darah waktu haid dan secret dari dalam

uterus , alat untuk bersenggama, jalan lahir bayi waktu

melahirkan.
2) Uterus, Berfungsi sebagai Tempat bersarangnya

atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat

hamil, Memberi makanan pada janinmelalui plasenta

yang melekat pada dinding rahim.


3) tuba fallopi berfungsi sebagai saluran yang

memebawa ovum yang dilepaskan ovarium ke

dalam uterus.
4) Ovarium Berfungsi memproduksi ovum
5) Ligamentum berfungsi untuk mengikat atau Manahan

organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi

denganbaik pada tempatnya, tidak bergerak dan

berhubungan dengan organ disekitarnya.


2. Tujuan

a. Mengindentifikasi ciri-ciri normal pada kelamin

wanita

b. Mengindentifikasi adanya kelainan pada kelamin

wanita

3. Di indikasikan pada :

Pemeriksaan fisik alat kelamin wanita

dilakukan pada wanita yang mengalami masalah yang

berkaitan dengan kontrasepsi , infertilitas, kehamilan,

gangguan menstruasi maupun menopause.

4. Persiapan
1) persiapan pasien
a pastiken klien sudah siap secara emosional
b seorang pemeriksa pria sebaiknya memiliki asisten

wanita
c Beri kesempatan pada pasien untuk kencing /

mengosongkan kandung kemih sebelum pengkajian di

mulai. Bila di perlukan urine untuk spesimen

laboratorium, kumpulkan pada saat ini

2) persiapan alat dan bahan


a Kapas sublimat atau desinfektan
b Pinset
c Bengkok
d Pengalas
e Sarung tangan
f Selimut
g Meja pemeriksaan yang memungkinkan pasien

mengatur posisi litotomi


h Sarung tangan sekali pakai
i Spekulum vagina steril
j sarung tangan steril
k Pelumas steril

5. prosedur pelaksaan
1) pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar
a Jelaskan prosedur pada pasien
b Cuci tangan
c Gunakan sarung tangan
d Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur

posisi litotomi, dan selimuti bagian yang tidak diamati


e Pengalas di letakkan di bawah glutea pasien
f Mulai dengan mengamati rambut pubes, perhatiakan

distribusi dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia

perkembangan pasien

g Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi,

eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskoriasi


h Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia

mayora, labia minora, klitoris, dan meatus uretra.

Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas, atau


nodular.

i lakukan vulva hygiene bila diperlukan.

3) Pengkajian alat kelamin wanita bagian

dalam

a cuci tangan
b gunakan sarung tangan streril
c Lumasi jari telunjuk anda dengan air steril, masukkan

kedalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta

permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk

mempergunakan dan memilih spekulum yang tepat.

Keluarkan jari bila sudah selesai


d Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang

sesuai
e Letakkan dua jari pada pintu vgina dan tekankan

kebawah kearah perianal


f Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu

vagina, dan masukkan spekulum dengan sudut 45 dan

hati-hati dengan menggunakan tangan yang satunya

sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia


g Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua

jari anda, dan putar spekulum kearah posisi horizontal

dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior


h Buka bilah spekulum, letakkan pada serviks, dan kunci

bilah sehingga tetap membuka


i Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk

memperjelas penglihatan dan amati ukuran, laserasi,

erosi, nodular, masa, rabas, dan warna serviks.

Normalnya bentuk serviks melingkar atau oval pada

nulipara, sedangkan pada para membentuk celah


j Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara

usapan menggunakan aplikator dari kapas


k Bila sudah selesai, kendurkan sekrup spekulum, tutup

spekulum, dan tarik keluar secara perlahan-lahan


l Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan

dengan cara memakai sarung tangan steril, melumasi

jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan


jari tersebut kelubang vagina dengan penekanan kearah

posterior, dan meraba dinding untuk mengetahui

adanya nyeri tekan dan nodular


m Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan

posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas, dan

nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa

terasa nyeri
n Palpasi uterus dengan jari-jari tangan yang ada dalam

vagina menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar

letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi

uterus untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi,

dan mobilitasnya
o Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang

ada dalam vagina ke forniks lateral kanan. Tangan yang

ada di abdomen tekankan ke bawah ke arah

kuadrankanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk

mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan

nyeri tekan ( normalnya tidak teraba ). Ulangi untuk

ovarium sebelahnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemeriksaan fisik adalah suatu bagian dari proses

keperawatan. Seorang perawat wajib melakukan


prosedur pemeriksaan fisik pada pasien walaupun

dengan teknik yang sederhana. Alat kelamin atau sistem

reproduksi merupakan bagian yang penting dikaji

pada. berbagai masalah yang berkaitan dengan

system reproduksi. Sebelum

m e l a k u k a n prosedur pemeriksaan fisik, perawat

harus memahami dasar anatomi tubuhdan posisi

anatomis organ dalam tubuh. Dengan demikian,

pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak hanya

mengikuti pola kebiasaan tetapi karena perawat

memahami rasionalisasinya. Pemeriksaan fisik

yang tepat dapat membantu perawat dalam mencari

kondisi abnormal dan menentukan masalah yangterjadi

pada pasien.

B. SARAN
Makalah yang telah disusun ini jauh dari kata

sempurna. Maka dari itu diharapakan saran dan kritik

yang membangun dari para pembaca demi

sempurnanya makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Robert Priharjo, S.Kp, M.Sc, RN. Pengkajian fisik

Keperawatan, edisi kedua. Buku kedokteran

EGC. Jakarta.2005

Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan, edisi keempat. Buku kedokteran

EGC. Jakarta. 1999

Manuaba, Ida Bagus Gde. Memahami kesehatan


reproduksi wanita / penulis, Ida Bagus Gde

Manuaba ; editor, Monica Ester Jakarta : Arcan,

1999

Anda mungkin juga menyukai