Oleh : Afdhal
a. Cuci tangan
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan
dan pengendalian unfeksi (potter & perry, 288003). Tujuan mencuci tangan untuk
membuang kotoran dan organisme yang menempel di tangan dan untuk mengurangi
jumlah mikroba total pada saat itu. Mikroorganisme pada kulit manusia dapat di
klasifikasiakan dalam dua kelompok, yaitu flora residence dan flora transient. Flora
1
residence adalah mikroorganisme yang secara konsisten dapat diisolasi dari tangan
manusia, tidak mudah di hilangkan dengan gesekan mekanis yang telah beradaptasi
pada kehidupan tangan manusia (Staphy Lococcus, corynobacterium, dan klebsiella).
flora transient yang flora transit atau flora kontaminasi, yang jenisnya tergantung dari
lingkungan tempat pekerja, kuman ini mudah dihilangkan dengan cuci tangan yang
efektif (Staphylococcus aureus, streotococci, pseudumonas, escherichia-coli).
Mikroorganisme ini dengan mudah dapat dihilangkan dari permukaan dengan gesekan
mekanis dan pencucian dengan sabun atau detergen.
Cuci tangan harus dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melukan
tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung diri dan
untuk menghilangkan atau mengurangi mikrooganisme yang ada di tangan sehingga
penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus
dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan
oleh pemakaian sarung tangan.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung lain. Tindakan ini
untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga
penyebaran infeksi dapat di kurangi dan lingkungan kerja dapat terjaga. Cuci tangan di
lakuakan pada saat sebelum memeriksa, kontak langsung dengan pasien, memakai
sarung tangan, ketika akan menyuntik dan pemasangan infus. Cuci tangan harus
dilakukan pada saat yang diantipasi akan terjadi perpindahan kuman.
2
iii. menggunakan benda-benda steril.
iv. kontak dengan pasien selama pemeriksaan harian atau mengerjakan
pekerjaan ruti seperti membersihkan tempat tidur.
c) Sebelum dan sesudah membuang wadah sputum, secret, cairan drain atau darah
d) Sebelum dan sesudah mengganti peralatan kesehatan pasienseperti infus set,
kateter, kantong drain urine, pemasangan CVP, tindakan operatif kecildan
peralatan pernafasan
e) Sebelum dan sesudah ke kamar mandi
f) Sebelum dan sesudah membuang ingus atau membersihkan hidung
g) Sebelum dan sesudah makan
h) Sebelum dan sesudah mengambil specimen
i) Pada saat tangan tampak kotor
j) Sebelum pulang ke rumah.
3
j) Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 10-15 detik. Jalin jari-jari tangan
dan gosok telapak dan bagian punggung tangan dengan gerakan sirkulerpaling
sedikit masing-masing 5 kali. Pertahankan supaya ujung jari berada dibawah
untuk memungkinkan pemusnahan mikroorganisme.
k) Jika daerah dibawah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan yang satunya
dan tambah sabun atau stik orangewood yang bersih.
l) Bilas tangan dan pergelangan tangan dengan seksama, pertahankan supaya letak
tangan dibawah siku
m) Ulangi langkah 10 sampai 12 namun tambah periode mencucui tangan 1,2 dan 3
detik.
n) Keringkan tengan dengan seksama dari jari tangan ke pergelangan tangan dan
lengan bawah dengan handuk kertas atau pengering.
o) Jika telah digunakan,buang handuk kertas pada tempat yang tepat.
p) Tutup air dengan kaki dan pedal lutut. Untuk menutup keran yang menggunakan
tangan. Pakai handuk kertas yang kering (tissue).
4
e. Pengelolaan alat kesehatan
Pengelolaan alat-alat bertujuan mencegah penyebaran infeksi melalui alat
kesehatan, atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap
pakai.semua alat, bahan dan obat yang akan dimasukkan kedalam jaringan dibawah
kulit harus dalam keadaan steril. Pengelolaan alat ini dilakukan dengan
dekontaminasi, pencucian alat, sterilisasi, dan penyimpanan alat kesehatan.
f. Pengelolaan alat tajam
Ketika menangani alat-alat tajam, petugas kesehatan harus selalu menggunakan
sarung tangan. Karena apabila tertusuk maka adanya sarung tangan akan
mengurangi risiko petugas kesehatan terinfeksi dibandingkan tidak menggunakan
sarung tangan.
Semua alat-alat tajam berupa jarum bekas suntikan, jarum bekas fungsi vena, fungsi
arteri atau fungsi cairan tubuh lainnya, jarum bekas infus harus diberlakukan
sebagai berikut:
1. Jangan menutup kembali jarum-jarum tersebut dengan penutupnya tetapi
masukkan jarum-jarum tersebut ke dalam jerigen plastik yang tahan tusukan
2. Bila jerigen plastik yang dilengkapi alat pelepas jarum ini tidak tersedia maka
dapat digunakan jerigen plastik biasa. Jarum dapat dilepas dengan menggunakan
forceps.
3. Bila ingin menutup jaring tersebut dengan penutupnya maka dapat dilakukan
dengan metode penutupan sapu tangan yaitu tutup jarum diletakkan di atas
meja, lalu jarum diusahakan masuk ke dalam tutupnya hanya menggunakan satu
tangan.
4. Jarum bedah dan pisau bedah bekas pakai harus dimasukkan ke dalam jerigen
plastik tahan tusukan. Tidak boleh meninggalkan jarum bedah atau pisau bedah
bekas pakai didalam linen yang akan disterilkan karena akan membahayakan
petugas kesehatan yang menangani linen
5. Setelah jerigen 2/3 bagian penuh maka jerigen di tutup dan kemudian di b awa
ke insenerator untuk di musnahkan
5
g. Pengelolaan sampah dan limbah rumah sakit
Center Disease Control and prevention (CDC) menentukan criteria limbah medis
dan memerlukan perhatian khusus :
1. Limbah medis tajam yang terkontaminasi
2. Limbah laboratorium serta bekas biakan kuman
3. Jaringan patologi dan organ
4. Darah serta hasil olahan darah
5. Limbah hewan (laboratorium atau rumah sakit yang menggunakan hewan).