Disusun Oleh:
Dosen pembimbing:
Rusmiatik, S.Si. M.Biomed (AAM)
LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam hal ini manusia memiliki sistem pertahanan yang kompleks. Dalam
metabolisme juga terdiri atas proses yang sangat kompleks yang saling mengatur
satu sama lainnya. Kelenjar,,
1.2.Tujuan
1. Untuk memahamistruktur histologis dari sistem genitalia maskulina.
2. Untuk memahami struktur histologis dari sistem reproduksi.
3. Untuk memahami korelasi fungsi dari setiap organ yang ada.
1.3.Manfaat
1. Dapat memahami kajian histologi sistem genitalia maskulina.
2. Dapat memahami kajian histologi osistem reproduksi.
3. Dapat memahami korelasi fungsi yang ada dari setiap organ yang diamati.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II
PEMBAHASAN
A. ORGANA GENETALIA EKSTERNAL
Penis berfungsi sebagai alat persetubuhan serta alat senggama dan juga
sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni. Waktu lembek dengan
mengukur dari pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar 9-12 cm. Sebagian ada
yang lebih pendek dan juga ada yang lebih panjang. Pada saat ereksi yang penuh,
penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar 10-14 cm. Pada
orang Caucasian (barat) atau orang timur tengah lebih panjang dan lebih besar
sekitar 12,2-15,4 cm.
Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati
karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut
sebagai hemipenis (setengah penis).
2. Glans Penis
Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung
pembuluh darah dan saraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin
(preputium). Di beberaa Negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar
preputium ini atau dikenal dengan yang namanya sunat.
3. Buah zakar
Buah zakar terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat sepasang
testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum
berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa
(sel sperma).
4. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus
testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan
perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum
kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot
yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut
pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature
rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh
sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi
testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada
manusia, suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan
mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak
mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu
dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
b. Saluran pengeluaran
a) Epididimis
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian
belakang testis dan memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis
berfungsi untuk menahan testis di tempatnya dan menyimpan sperma selama
proses pematangan. Struktur epididimis terdiri dari kaput (kepala), korpus (badan)
dan kauda (ekor). Sperma yang diproduksi testis masuk ke kaput epididimis
melalui korpus dan berhenti di kauda untuk disimpan. Ketika sperma keluar dan
berjalan ke kauda, mereka belum bisa berenang dan membuahi sel telur. Pada saat
mencapai kauda, mereka telah dapat membuahi sel telur. Sperma akan ditransfer
ke vesikula seminalis melalui vas deferens. Sperma belum bisa berenang sehingga
membutuhkan kontraksi otot untuk mendorong mereka ke vesikula seminalis, di
mana mereka mencapai kematangan penuh.
b) Vas Deferens
Vas Deferens merupakan saluran lanjutan dari epididimis. Maka vas deferens
merupakan saluran lurus dan mengarah ke atas. Bagian ujungnya terdapat di
dalam kelenjar prostat. Fungsi vas deferens ini adalah untuk jalanya (mengangkut)
sperma dari epididimis menuju ke kantong sperma atau vesikula seminalis
c) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung
semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
d) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Saluran pelengkap
a.) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis dikenal juga dengan istilah kantung semen atau kantung
mani, merupakan salah satu kelenjar assesori pada organ reproduksi pria,
berjumlah sepasang dengan bentuk yang berlekuk-lekuk dan terletak di belakang-
bawah kantung kemih (vesika urinaria). Saluran pada masing-masing vesikula
seminalis bersatu dengan duktus deferens pada sisinya untuk membentuk duktus
ejakulatorius. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
b.) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah
kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang
menjadi dua pertiga bagian dari air mani.
c.) Kelenjar cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali
(basa).
C. Proses Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya
di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid
(n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Tahapan pada proses spermatogenesis, yaitu :
a. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit
sekunder.
b. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak
dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada
meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
c. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4
fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir
berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama
kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid
mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala
dan ekor. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen
Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal
sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Tempat
Laboratorium Terpadu 1 Universitas Islam Al-Azhar, Mataram.
Bahan
Sediaan Preparat
3.3.Cara Kerja
1. Disiapkan mikroskop.
2. Disiapkan masing-masing preparat yang akan diamati dibawah
mikroskop.
3. Diamati bentuk, struktur, dan jenis dari jaringan penyusun dari organ
jantung dan pembuluh darah.
4. Dilengkapi gambar dengan keterangan yang jelas.
5. Dibuat pembahasan hasil pengamatan serta disimpulkan.
BAB IV
4.1 Hasil
1. TESTIS
100 X
Tempat Keterangan
1. Tunika kuskolosa
2. Septum
Testis
3. Jaringan ikat
interstisial
4. Epitel germanial
5. Tubulus simeniferi
2. EPIDIDIMIS
400 X
Tempat Keterangan
1. Jaringan ikat
2. Otot polos
epididimis
3. Hereosilia
4. Sperma
3. VAS DEFERENS
100 X
Tempat Keterangan
400 X
Tempat Keterangan
100 X
Tempat Keterangan
1. Kelenjar prostat
2. Stroma fibromoskuler
3. Serat otot polos
Glandula prostat
6. GLANDULA BULBO URETRALIS
400 X
Tempat Keterangan
100 X
Tempat Keterangan
1. Plica longitudinal
2. Lumen
3. Epitel
Ampula 4. Lapisan otot
longitudinal dalam
5. Diverticula
6. Lapisan otot
longitudinal luar
7. adventisia
8. PENIS
100 X
Tempat Keterangan
1. Tunika albuginea
2. Barat
3. Arteri dorsalis
Penis 4. Arteri propumda
5. Epididimis
6. Fascia penis
propumda
7. Arteri helicina
8. Uretra
9. Tunica dartos
3.2. PEMBAHASAN
3.2.1. Textus muskularis striatus (melintang)
5.1. Kesimpulan
Gartner, LP. Hiatt, JL. (2007). Buku Ajar Berwarna Histologi. Ed-3. China:
Elsevier
Mescher, AL. (2011). Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.