Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN PERINEUM

MATERNITAS

Dosen Pengampu:
Ns. Desty Lismayanti M.Kep

Kelompok 2
Disusun oleh:
Cindy Destrianti 2202010
Fahri Amri Mustafa 2202010
Rafli Febria Saputra 2202010
Siti Tazkiroh 220201031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LENGGOGENI SEHATI


INDONESIA

KARAWANG

2023
PERAWATAN PERINEUM

A. Pegertian
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara lubang dubur dan
bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi
(Kumalasari, 2015)

Luka perineum didefinisikan sebagai robekan pada jalan lahir maupun karena
episiotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Perineum
merupakan NIK KES bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara
vulva dan anus (Wiknjosastro, 2005).

B. Klasifikasi
Klasifikasi luka perineum apabila dilihat dari peyebabnya terbagi menjadi dua
(Wiknjosastro, 2005). Dibawah ini merupakan klasifikasi 1) Ruptur perineum spontan
luka perineum, yaitu:

1. Ruptur perineum spontan


Ruptur perineum spontan adalah luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab
tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat
persalinan dan biasanya tidak teratur (Wiknjosastro, 2005).
2. Ruptur perineum disengaja (Episiotomi)
Ruptur perineum disengaja (Episiotomi) adalah luka pada perineum yang terjadi
karena dilakukan pengguntingan atau perobekan pada perineum (Wiknjosastro, 2005).

Terdapat empat derajat laserasi jalan lahir (Damayanti et al.,2015). Dibawah ini
merupakan derajat laserasi jalan lahir, yaitu:

1. Derajat 1: mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum


2. Derajat II: mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum,otot perineum KNIK
KES.
3. Derajat III: mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot
spingter ani eksterna.
4. Derajat IV: mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot spingter ani
eksterna, dinding rektum anterior.

1
C. Lama Penyembuhan Luka Perineum
luka perineum membutuhkan waktu untuk sembuh normalnya 7 hingga 10 hari, tapi
apabila terjadi infeksi, maka luka akan mengalami keterlambatan dalam
penyembuhannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Bahiyatun, 2009).

D. Penilaian Penyembuhan Luka Perineum Skor REEDA


REEDA (redness, edema, ecchymosis, discharge dan approximation) adalah sebagai
alat untuk menilai penyembuhan luka perineum dengan sistem skor (Davidson, 1974).
Alat tersebut telah digunakan oleh peneliti di luar negeri baik oleh dokter maupun bidan
karena meliputi lima aspek yang penting dalam penyembuhan luka perineum.

Tanda-tanda infeksi pada luka perineum dapat dikaji dengan menggunakan


pemeriksaan REEDA, yaitu:

1. Redness merupakan adanya kemerahan pada daerah luka penjahitan perineum


2. Edema merupakan pembengkakan pada daerah perineum karena adanya cairan dalam
jaringan.
3. Ecchymosis merupakan bercak perdarahan, merah keunguan pada kulit perineum
KNIK
4. Discharge merupakan adanya sekresi atau pengeluaran cairan dari laserasi perineum
5. Approximation merupakan kedekatan atau penyatuan jaringan perineum yang telah
dijahit

E. Fase-Fase Penyembuhan Luka


Terdapat 4 fase peyembuhan luka (Suriadi, 2004). Adapun keempat fase tersebut, yaitu:

1. Fase Koagulasi
Fase koagulasi merupakan awal proses penyembuhan luka dengan melibatkan
platelet. Awal pengeluaran platelet akan menyebabkan vasokonstriksi dan terjadi
koagulasi. Proses ini adalah sebagai hemostasis dan mencegah perdarahan yang lebih
luas.
2. Fase Inflamasi
Fase inflamasi mulainya dalam beberapa menit setelah luka dan kemudian dapat
berlangsung sampai hari keenam.
3. Fase Proliferasi

2
Apabila K KESE ada infeksi dan kontaminasi pada fase inflamasi, maka akan cepat
terjadi fase proliferasi. Fase proliferasi ditandai dengan pembentukan jaringan
granulasi dalam luka, pada fase ini macrophag dan lymphocytes masih ikut berperan,
tipe sel predominan mengalami proliferasi dan migrasi termasuk sel epithelial,
fibroblast, dan sel endothelial.
4. Fase Remodeling atau Maturasi (25-365 hari)
Pada fase remodeling yaitu banyak terdapat komponen matrik. Komponen hyaluronic
acid, proteoglycan, dan kolagen yang berdeposit selama perbaikan untuk
memudahkan perekatan pada migrasi seluler dan menyokong jaringan.

F. Faktor Faktor yang mempengaruhi peyembuhan luka perineum


1. Umur
2. Indeks masa tubuh
3. Hemogmobin (HB)
4. Cara perawatan luka jahitan
5. Frekuensi ganti balut
6. Pendidikan Indeks masa tubuh
7. Hemogmobin (HB)
8. Cara perawatan luka jahitan
9. Frekuensi ganti balut
10. Pendidikan

G. Tujuan Perawatan Luka Perineum


Tujuan perawatan luka perineum, yaitu:
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam
uterus, karena saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-
kuman sehingga mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan
uterus.
2. Untuk penyembuhan luka perineum (jahitan perineum)
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva (Nurhidayah, 2017)

3
SOP Perawatan Perineum/Membersihkan Vulva

Suatu tindakan keperawatan mencakup membersihkan area vulva


Pengertian
sehingga meningkatkan rasa nyaman
Menjaga kebersihan, merawat luka (jika ada), mencegah infeksi,
Tujuan
memberikan rasa nyaman pada pasien.
Prosedur Persiapan Alat & Bahan
1. Sarung tangan bersih
2. Kapas dan air hangat
3. Kom
4. Alas
5. Kantong plastik (untuk tempat sampah)
6. Bengkok
7. Baki
Langkah-langkah:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
2. Jaga privasi klien. Lalu bantu klien melepaskan celana
3. Atur posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi dan kedua kaki
direntangkan
4. Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka), agar kebersihan tetap
terjaga
5. Dekatkan kantong tempat sampah, mencegah kontaminasi
6. Cuci tangan 7 langkah untuk menghilangkan kuman, bakteri,
maupun virus yang menempel di permukaan kulit
7. Pakai sarung tangan bersih
8. Letakkan alas di bawah bokong klien
9. Kaji terlebih dahulu vulva, apakah ada luka episiotomi atau infeksi
menular seksual Bersihkan area vulva dengan kapas yang sudah
dibasahi air hangat dengan cara tangan non dominan membuka
vulva, kemudian tangan dominan mengambil kapas air hangat,

4
selanjutnya bersihkan labia mayora dari atas ke bawah sekali usap,
lalu buang kapas ke bengkok.
10. Selanjutnya bersihkan labia minora dan klitoris dengan cara yang
sama, sekali usap lalu buang kapas ke bengkok
11. Pasang pembalut dan celana dalam
12. Bereskan peralatan
13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
14. Dokumentasikan

Sumber:
Pratiwi, Liliek & Nawangsari, Harnanik. (2020). Modul Ajar Dan Praktikum Keperawatan
Maternitas. Jawa Barat: CV Jejak.

Anda mungkin juga menyukai