Anda di halaman 1dari 33

Pemeriksaan

indeks
kesanggupan
badan
Siti khodijah, S.Kep.,Ns.

pendahuluan
tekanan dalam tubuh manusia terbagi menjadi
tekanan darah vena dan tekanan darah arteri.
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang terjadi
pada pembuluh darah arteri dan merupakan
proses utama dalam mengedarkan darah ke
seluruh jaringan tubuh.
Tekanan darah dalam tubuh manusia biasanya
diukur berdasarkan dua ukuran.

Tekanan sistolik
tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh
aktivitas jantung ketika melakukan pemompaan
darah. Sedangkan angka kedua pada ukuran
tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau
tekanan distolik. Tekanan ini menunjukan tekanan
pada jantung ketika jantung beristirahat diantara
proses pemompaan darah

Kelainan tekanan darah


Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke
dalam dua jenis yaitu tekanan darah tinggi dan
tekanan darah rendah.
Kedua tekanan darah ini terjadi ketika ketika
tekanan darah arteri melebihi atau kurang dari
tekanan darah yang normal pada manusia yaitu
90/60 sampai 120/80 mmHg.

Tekanan darah 4rendah biasanya kurang dari


90/60 mmHg.
Walaupaun sering diabaikan tapi tekanan darah
rendah juga bisa mengakibatkan kerusakan pada
fungsi organ vital dalam tubuh.
Hal ini disebabkan tekanan darah arteri dan vena
terlalu lemah untuk menyebarkan oksigen atau
nutrisi ke seluruh jaringan organ tubuh. Sehingga
organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan
nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara
normal

Faktor2 tekanan darah


Jenis kelamin
Dibandingkan dengan laki-laki dengan usia yang
sama, wanita premenopause memiliki massa
ventriel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body
mass ratio, yang mungkin mencerminkan afterload
jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini
mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih
rendah, kemampuan complince aorta yang lebih
besar dan kemampuan peningkatan penginduksian
mekanisme vasodilatasi

Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek


protektif estrogen dan mungkin dapat
menjelaskan mengapa pada wanita
premenopause memiliki resiko lebih rendah
menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah
menopause perbedaan jenis kelamin tidak akan
berpengaruh pada kemungkinan terderitanya
penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin
disebabkan karena berkurangnya jumlah estrogen
pada wanita yang sudah menopause

Faktor gravitasi
Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa
dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada
saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena
tekanan darah adalah akibat dari curah jantung
dan resistensi perifer, maka tekanan darah
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang
mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup.
Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi
miokard dan volume darah yang kembali ke
jantung

berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan
berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia
sedang duduk atau berdiri.
Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka
efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang
membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke
jantung melalui pembuluh darah.
Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak,
maka tubuh mampu memompa lebih banyak
darah setiap denyutnya.

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke


jantung secara mudah tanpa harus melawan
kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja
pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara
linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -60% VO2 maksimal.
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang
diproses oleh tubuh manusia pada saat
melakukan kegiatan yang intensif.

berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,
karena darah yang kembali ke jantung akan lebih
sedikit.
Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika
seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring
ke posisi berdiri
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah
pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh
bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan
sampai 40%.

Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena


lebih banyak.
selisih volume total dan volume darah yang
ditampung dalam vena kecil, sehingga volume
darah yang kembali ke jantung sedikit, isi
sekuncup berkurang, curah jantung berkurang,
dan kemungkinan tekanan darah akan turun

duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah
cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem
vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal
saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf
rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama
otot-otot abdomen.
Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot
tersebut yang menekan seluruh vena cadangan
abdomen, membantu mengeluarkan darah dari
cadangan vaskuler abdomen ke jantung.
Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi
abdomen

Pada beberapa individu terutama orang tua,


perubahan posisi yang cepat misalnya dari
berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh
menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena
gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat
memompa darah yang cukup ke otak
Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada
dalam posisi berbaring, yang mana merupakan
posisi menguntungkan bagi jantung karena efek
gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang
mengalir ke ota

Hubungan tekanan darah


dengan curah jantung
Nilai tekanan darah ditentukan oleh perkalian
curah jantung dengan tahanan perifer total
Perubahan pada salah satu dari kedua factor
tersebut cenderung mengubah tekanan darahnya,
jika terjadi kegagalan kedua factor tersebut, maka
akan mengakibatkan penurunan tekanan darah

Kesanggupan
kardiovaskuler
1. Kebugaran kardiovaskuler
Istilah kebugaran kardiovaskuler sama
pengertiannya dengan beberapa istilah lain
seperti daya tahan jantung atau kebugaran
aerobik.
kebugaran kardiovaskuler adalah ukuran
kemampuan jantung untuk memompa darah yang
kaya oksigen ke bagian tubuh lainnya dan
kemampuan untuk menyesuaikan serta
memulihkan dari aktivitas jasmani.

Menurut Djoko Pekik (2004: 27), daya tahan parujantung adalah kemampuan fungsional parujantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam
waktu lama.
menurut Mochamad Sajoto (1988: 44), kebugaran
kardiovaskuler adalah keadaan di mana jantung
seseorang mampu bekeja dengan mengatasi
berat beban selama suatu kerja tertentu (Dwi
Artya, 2011).

Kebugaran kardiovaskuler sangat penting untuk


menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen
dan menyalurkannya keseluruh jaringan otot yang
sedang aktif, sehingga dapat digunakan untuk
proses metabolisme.
kebugaran kardiovaskuler dianggap sebagai
komponen kebugaran jasmani yang paling pokok.
Tujuan untuk meningkatkan kebugaran
kardiovaskuler setiap individu berbeda-beda
tergantung kebutuhan dan kondisi seseorang.
Semakin berat tugas atau kerja fisik seseorang,
semakin tinggi pula tingkat kebugaran
kardiovaskuler yang harus dimiliki oleh orang
tersebut

2. Tes Harvard
satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi
atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler.
cara yang akurat untuk menilai kebugaran untuk
menyelesaikan tes aerobik yang maksimal dan
mengukur denyut jantung serta konsumsi oksigen
yang menggunakan alat bantu pernapasan dan
oksigen / CO2
Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian
kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja
berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali
normal), semakin baik kebugaran tubuh.

Cara pelaksanaan
Mula mula probandus berdiri didepan Bench /
bangku dengan salah satu kaki berada di atas
bangku.
Saat ada aba-aba Ya/ Peluit, probandus
melakukan gerakan naik turun bangku.
Lakukan gerakan tersebut selama 3-5 menit
(menyesuaikan kebutuhan) dengan kecepatan 30
step / menit (gunakan metronome untuk
mengukur kecepatan langkah)
Pencatatan dilakukan dalam tiga periode: 30
menit setelah istirahat pertama, 30 menit setelah
istirahat kedua, 30 menit setelah istirahat ketiga

Kelebihan dan kekurangan tes


Harvard
Kelebihan dari Tes Harvard :
1. Peralatannya sederhana
2. Mudah untuk dilakukan
3. Dapat dikelola sendiri

Kekurangan dari Tes Harvard :


1. Tingkat stres tinggi
2. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak
3. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak
jantung (HR)
4. Hubungan Aktivitas Kerja dengan Perubahan
Kardiovaskuler

Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi terhadap kerja fisik dapat dibagi
dalam adaptasi akut dan kronik
Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh
yang terjadi pada saat kerja dilakukan
Adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada
tubuh oleh suatu periode program latihan fisik.

Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu


pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan
mengakibatkan terjadinya mekanisme
penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung
kepada usia, suhu lingkungan, berat ringan
beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah
organ yang terlibat selama kerja fisik tersebut

Perubahan parameter
saat aktvtas
1) Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter
sederhana dan mudah diukur dan cukup informatip untuk
faal kardiovaskuler.
Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantungberkisar
antara 60 - 80 per menit.
Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun
dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac
monitoring .
tempat pengukuran di a.radialis, a. carotis dan pada apex
jantung
Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada
keadaan istirahat berbaring.
Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi
berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk

2) Curah Jantung/Cardiac Output (CO)


adalah volume darah yang dipompa oleh jantung,
khususnya oleh ventrikel selama satu menit.
Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh
perubahan dari denyut jantung dan volume sekuncup.
Denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan
jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut
jantung dan perangsangan parasimpatis
menurunkannya.
Volume sekuncup juga tetap pada bagian yang
dipersarafi, perangsangan simpatis membuat serabut
otot jantung berkontraksi dengan kuat ketika diberikan
perangsangan yang lama dan parasimpatis akan
memberi rangsangan balik (bertolak belakang)

3) Volume Sekuncup (Stroke Volume)


adalah jumlah darah yang dipompa setiap
kontraksi dari ventrikel kiri dan diukur dalam
ml/kontraksi.
Volume sekuncup meningkat sebanding dengan
aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam
aktivitas lebih)
setiap orang memilki volume sekuncup rata-rata
50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi
110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika
melakukan aktivitas fisik.
Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke
volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi

4) Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah
kembali ke jaringan yang membutuhkan dengan
cepat dan berjalan pada daerah yang hanya
membutuhkan oksigen.
Pada keadaan istirahat 15-20% uplai darah di
sirkulasi pada otot skelet.
Selama melakukan aktivitas fisik, meningkat
menjadi 80-85% dari curah jantung.
Darah akan dialirkan dari organ besar seperti
ginjal, hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan
aliran ke kulit untuk memproduksi panas

5. Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu
(normal) adalah 110-140 mmHg dan 60-90 mmHg
untuk tekanan darah diastol.
Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan selama
kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat
sampai 200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg
yang bisa terjadi pada atlet.
Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara signifikan
ketika melakukan latihan intensif.
Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga
latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit
jantung koroner dan digunakan sebagai penilaian
untuk tes toleransi latihan.

Metode Pemeriksaan
Metode
pemeriksaan
yang
paling
umum
digunakan untuk menentukan tekanan darah
pasien adalah metode tak langsung, metode
auskultasi
menggunakan
stetoskop
dan
sfigmomanometer.
Bagian alat yang digunakan untuk diikatkan pada
lengan berisi kantong karet yang dapat
mengembang

Pengukuran tekanan darah dianggap tak langsung,


karena tekanan dalam pembuluh darah secara tidak
langsung diukur dengan melihat tekanan dalam
pengikat lengan.
Ketika udara dipompakan ke dalam pengikat lengan,
tekanan dalam pengikat lengan tersebut akan
meningkat.
Ketika tekanan dalam pengikat lengan tadi melebihi
tekanan arteri brakhial pasien, arteri akan tertekan dan
aliran darah akan berkurang dan akhirnya berhenti.
Bersamaan dengan mengeluarkan udara dari pengikat
lengan, kantong akan mengempis dan tekanan pada
pengikat lengan berkurang.
Ketika tekanan dalam pengikat lengan sama dengan
tekanan arteri, darah akan mulai mengalir kembali.

Klasifikasi tekanan darah


Kategori

Tekanan darah
Sistolik (mmHg)

Tekanan darah
diastolik (mmHg)

< 120

< 80

Prehypertensive

120 139

80 89

Stage 1
Hypertension

140 159

90 99

Stage 2
Hypertension

> 160

> 100

Normal

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai