indeks
kesanggupan
badan
Siti khodijah, S.Kep.,Ns.
pendahuluan
tekanan dalam tubuh manusia terbagi menjadi
tekanan darah vena dan tekanan darah arteri.
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang terjadi
pada pembuluh darah arteri dan merupakan
proses utama dalam mengedarkan darah ke
seluruh jaringan tubuh.
Tekanan darah dalam tubuh manusia biasanya
diukur berdasarkan dua ukuran.
Tekanan sistolik
tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh
aktivitas jantung ketika melakukan pemompaan
darah. Sedangkan angka kedua pada ukuran
tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau
tekanan distolik. Tekanan ini menunjukan tekanan
pada jantung ketika jantung beristirahat diantara
proses pemompaan darah
Faktor gravitasi
Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa
dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada
saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena
tekanan darah adalah akibat dari curah jantung
dan resistensi perifer, maka tekanan darah
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang
mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup.
Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi
miokard dan volume darah yang kembali ke
jantung
berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan
berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia
sedang duduk atau berdiri.
Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka
efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang
membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke
jantung melalui pembuluh darah.
Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak,
maka tubuh mampu memompa lebih banyak
darah setiap denyutnya.
berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,
karena darah yang kembali ke jantung akan lebih
sedikit.
Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika
seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring
ke posisi berdiri
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah
pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh
bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan
sampai 40%.
duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah
cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem
vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal
saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf
rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama
otot-otot abdomen.
Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot
tersebut yang menekan seluruh vena cadangan
abdomen, membantu mengeluarkan darah dari
cadangan vaskuler abdomen ke jantung.
Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi
abdomen
Kesanggupan
kardiovaskuler
1. Kebugaran kardiovaskuler
Istilah kebugaran kardiovaskuler sama
pengertiannya dengan beberapa istilah lain
seperti daya tahan jantung atau kebugaran
aerobik.
kebugaran kardiovaskuler adalah ukuran
kemampuan jantung untuk memompa darah yang
kaya oksigen ke bagian tubuh lainnya dan
kemampuan untuk menyesuaikan serta
memulihkan dari aktivitas jasmani.
Menurut Djoko Pekik (2004: 27), daya tahan parujantung adalah kemampuan fungsional parujantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam
waktu lama.
menurut Mochamad Sajoto (1988: 44), kebugaran
kardiovaskuler adalah keadaan di mana jantung
seseorang mampu bekeja dengan mengatasi
berat beban selama suatu kerja tertentu (Dwi
Artya, 2011).
2. Tes Harvard
satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi
atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler.
cara yang akurat untuk menilai kebugaran untuk
menyelesaikan tes aerobik yang maksimal dan
mengukur denyut jantung serta konsumsi oksigen
yang menggunakan alat bantu pernapasan dan
oksigen / CO2
Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian
kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja
berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali
normal), semakin baik kebugaran tubuh.
Cara pelaksanaan
Mula mula probandus berdiri didepan Bench /
bangku dengan salah satu kaki berada di atas
bangku.
Saat ada aba-aba Ya/ Peluit, probandus
melakukan gerakan naik turun bangku.
Lakukan gerakan tersebut selama 3-5 menit
(menyesuaikan kebutuhan) dengan kecepatan 30
step / menit (gunakan metronome untuk
mengukur kecepatan langkah)
Pencatatan dilakukan dalam tiga periode: 30
menit setelah istirahat pertama, 30 menit setelah
istirahat kedua, 30 menit setelah istirahat ketiga
Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi terhadap kerja fisik dapat dibagi
dalam adaptasi akut dan kronik
Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh
yang terjadi pada saat kerja dilakukan
Adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada
tubuh oleh suatu periode program latihan fisik.
Perubahan parameter
saat aktvtas
1) Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter
sederhana dan mudah diukur dan cukup informatip untuk
faal kardiovaskuler.
Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantungberkisar
antara 60 - 80 per menit.
Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun
dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac
monitoring .
tempat pengukuran di a.radialis, a. carotis dan pada apex
jantung
Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada
keadaan istirahat berbaring.
Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi
berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk
4) Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah
kembali ke jaringan yang membutuhkan dengan
cepat dan berjalan pada daerah yang hanya
membutuhkan oksigen.
Pada keadaan istirahat 15-20% uplai darah di
sirkulasi pada otot skelet.
Selama melakukan aktivitas fisik, meningkat
menjadi 80-85% dari curah jantung.
Darah akan dialirkan dari organ besar seperti
ginjal, hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan
aliran ke kulit untuk memproduksi panas
5. Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu
(normal) adalah 110-140 mmHg dan 60-90 mmHg
untuk tekanan darah diastol.
Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan selama
kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat
sampai 200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg
yang bisa terjadi pada atlet.
Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara signifikan
ketika melakukan latihan intensif.
Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga
latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit
jantung koroner dan digunakan sebagai penilaian
untuk tes toleransi latihan.
Metode Pemeriksaan
Metode
pemeriksaan
yang
paling
umum
digunakan untuk menentukan tekanan darah
pasien adalah metode tak langsung, metode
auskultasi
menggunakan
stetoskop
dan
sfigmomanometer.
Bagian alat yang digunakan untuk diikatkan pada
lengan berisi kantong karet yang dapat
mengembang
Tekanan darah
Sistolik (mmHg)
Tekanan darah
diastolik (mmHg)
< 120
< 80
Prehypertensive
120 139
80 89
Stage 1
Hypertension
140 159
90 99
Stage 2
Hypertension
> 160
> 100
Normal
TERIMA KASIH