Anda di halaman 1dari 25

STRES

OLEH :
NURUL AINI, S.PSI, M.PSI, CHCM
Stress merupakan suatu tuntutan yang
mendorong organisme untuk beradaptasi atau
menyesuaikan diri. Istilah stress digunakan
untuk menunjukkan suatu tekanan agar indivudu
beradaptasi atau menyesuaikan diri
(J.S Nevid,dkk 2005)

Stress adalah satu keadaan tertekan baik


secara fisik maupun psikologis (J.P
Chaplin.2005)
STRESS
TEKANAN YANG
DIRASAKAN INDIVIDU
AKIBAT PENGARUH
LINGKUNGAN
STRESS

RESPON INDIVIDU TERHADAP KONDISI


LINGKUNGAN

 dapat berupa kekecewaan emosional,


penurunan performansi, atau perubahan
fisiologis seperti mengencangnya kulit
atau meningkatnya produksi hormon.
STRESS

 Segala tekanan yang mendorong


aspek psikologis dan fisik
melewati ambang batas
stabilitas, yang menghasilkan
penyesuaian diri dalam diri
individu.
Stress, Distress dan Eustress
 Istilah stress perlu dibedakan dengan istilah
distress.
 Distress lebih mengacu pada penderitaan
fisik atau mental.
 Dalam batas tertentu STRESS bisa
berdampak positif karena dapat membantu
individu untuk lebih aktif dan waspada. Hal ini
disebut dengan EUSTRESS.
 Akan tetapi, Stress yang sangat kuat dan
berlangsung lama akan menyebabkan
distress emosional, seperti depresi atau
kecemasan.
 Stress dan Sistem Endokrin
Pada kondisi stres berdampak pada
terjadinya gangguan pada sistem atau
kelenjar endokrin, dimana kelenjar
endokrin mengeluarkan hormon yang
mengalir keseluruh tubuh, jika terjadi
stress kerja hormon akan
berlebihan/meningkat sehingga
menimbulkan pola tingkah laku abnormal.
 Stress dan Sistem Kekebalan
Pada saat stres sistem kekebalan tubuh/sistem
imunitas menurun sehingga tubuh dalam kondisi
lemah atau sakit dimana benda asing seperti
bakteri, virus, mikroba mudah masuk ke tubuh.

Misal : Flu, tipes, dll.

Dalam kajian psikologi sering disebut dengan ilmu


psikoneuroimunologi.
 Stress dan Perubahan Hidup
Perubahan hidup menjadi sumber stress apabila
perubahan hidup tersebut menuntut kita untuk
menyesuaikan diri.

Kondisi stress akibat perubahan hidup yang


bersifat POSITIF lebih ringan apabila
dibandingkan dengan kondisi stress yang
diakibatkan oleh perubahan hidup yang bersifat
NEGATIF.
General Adaptation Syndrome (GAS)
(Hans Selye, 1946)

Alarm reaction : tahap awal dimana individu


melawan shock dan mekanisme pertahanan
diri menjadi aktif dengan aktivitas sistem saraf
otonom dan adrenalin meningkat
Resistance : tahap adaptasi maksimum,
diharapkan dapat mengembalikan
keseimbangan
Exhaustion : tahap dimana sistem pertahanan
diri hancur, mati atau mengalami kerusakan
yang permanen
Stressor
Kondisi lingkungan : kejutan listrik,
kebosanan, stimulus yang tak
terkontrol, kejadian keseharian yang
bermakna, kesibukan sehari-hari,
kecukupan tidur.
Dapat bersifat mayor (kematian orang
yang dicintai), minor (kesibukan
sehari-hari), akut (gagal ujian), atau
kronis (lingkungan kerja yang tidak
menyenangkan dan menetap).
STRESS PROCESS
(Cummings and Cooper, 1979)

 Individu berusaha menjaga pikiran,


emosi dan hubungannya dengan dunia
berada dalam kondisi stabil
 Aspek fisik dan emosi individu
mengandung aspek “range of stability”
dimana mereka merasa nyaman. Ketika
tekanan muncul melebihi ambang,
individu harus bertindak dan mengatasi
untuk mengembalikan kenyamanannya.
STRESS PROCESS

 Perilaku individu bertujuan untuk


memelihara kondisi stabil dengan
melalui proses penyesuaian atau strategi
coping
Stress Process
Individual differences dalam Stres
Locus of Control  sikap seseorang dalam
mengartikan sebab dari suatu peristiwa.
Self efficacy  keyakinan individu terhadap
kemampuan mereka dalam bereaksi terhadap
situasi dan kondisi tertentu.
Store of energy
Mood
Social support
Bounce back (Daya Lenting)
Use different stress coping strategies
Data Epidemiologi Stres (Davison,
dkk, 2004)

 Kelas sosial ekonomi bawah lebih


beresiko dibanding kelas sosial
ekonomi menengah atas
 Etnis minoritas lebih rentan daripada
etnis mayoritas
Consequences of distres
(Glinow, 2003)
 Physiological consequences
- cardiovascular diseases
- sexual dysfunction, headaches
 Behavioral consequences
- work performance, accidents, decisions
- absenteeism- due to sickness and flight
- workplace agression
 Psychological consequences
- moodiness, depression, emotional fatigue
Coping Stres
 Usaha-usaha kognitif dan perilaku yang secara
terus menerus berubah untuk mengelola
tuntutan dari dalam dan/atau dari luar individu
yang dirasakan merugikan atau melebihi
kemampuan individu itu (Lazarus and
Folkman,1984)
 Coping adalah sesuatu yang dipelajari oleh
individu (Minuchin, dalam Aldwin 1994).
Strategi Coping

Problem Focussed Coping  cara


mengatasi stres yang lebih berfokus
pada mengatasi masalah dengan
menghadapinya secara langsung
Confrontative coping, Seeking social
support, & Planful problem solving
 Emotion-focussed coping  usaha
mengatasi stres dengan cara
mengatur respon emosional dalam
rangka menyesuaikan diri dengan
dampak yang akan ditimbulkan oleh
suatu kondisi atau situasi yang
dianggap penuh dengan tekanan.
 Self-Blame, Avoidance, & Wishful
thinking.
Maladaptive coping atau coping
maladaptif adalah kecenderungan
coping yang tidak adaptif, kurang
bermanfaat, dan kurang efektif dalam
mengatasi sumber stres (Carver, Scheier
& Weintraub dalam Dimatteo & Martin,
2002).
 Jenis strategi coping lainnya adalah
strategi religion focused coping
(Pergament 1997; Dahlan 2005), yang
merupakan usaha mengatasi masalah
dengan cara melakukan tindakan ritual
keagamaan. Strategi coping ini didasari
oleh adanya keyakinan bahwa Tuhan akan
membantu seseorang yang mempunyai
masalah.
Jenis Coping Stres Contoh
Problem Focussed Curhat, menyelesaikan
Coping masalah
Emotion-focussed Menangis,
coping melamun/berkhayal
Maladaptive coping Bertengkar, meminum
minuman beralkohol,
merokok
Religion focused Berdoa, pergi ke rumah
coping ibadah
TUGAS :
PEKERJAAN – PEKERJAAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN (DALAM
HAL INI TERMASUK PELAYANAN KESEHATAN,
MEMILIKI KECENDERUNGAN MENGALAMI
BURNOUT. CARILAH PENGERTIAN BURNOUT,
PENYEBAB SERTA CARA MENGATASINYA.
Gambaran burnout.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai