MANIFESTASI STRESS
Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan . Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara
berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis). Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau pucat.
Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare. Sering berkemih. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan
tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit
(dysmenorhea). Libido menurun atau bisa juga meningkat. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu
makan. Tidak bisa tidur. Sakit mental-histeris
METODE KOPING
Bell (1977, dalam Rasmun 2004)
Metode koping jangka panjang bersifat konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan realitas dalam menangani masalah
psikologis untuk kurun waktu yang lama (berbicara dengan orang lain, teman, keluarga atau profesi tentang masalah yang sedang
dihadapi, mencoba mencari informasi yang lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, melakukan latihan fisik untuk
mengurangi ketegangan/masalah)
Metode koping jangka pendek digunakan untuk mengurangi stres/ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara,
tetapi tidak efektif jika digunakan dalam jangka panjang (Mengunakan alkohol, melamun fantasi, banyak tidur, banyak merokok,
menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah)
MEKANISME COPING
mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Mekanisme koping bersumber dari ego, sering di sebut
sebagai mekanisme pertahanan mental, yaitu yang terdiri dari; denial ( menyangkal), displacement (mengisar), reframing
yaitu mengkaji ulang.
STRATEGI COPING
problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi
atau situasi yang menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh
tekanan
Sejarah
Keperawatan Jiwa
Sejarah Keperawatan Jiwa Didunia
Zaman Mesir Kuno : gangguan jiwa : adanya roh jahat yang bersarang di otak dan cara menyembuhkannya dengan
membuat lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut. Dan tahun
berikutnya gangguan jiwa diobati : dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan cara diajak jalan
melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air dingin dengan maksud agar terkejut, yakni semacam syok
terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang
Zaman Yunani (Hypocrates)
Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Upaya pengobatannya dilakukan oleh dokter dan
orang yang berdoa untuk mengeluarkan roh jahat
Zaman Vesalius
Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin mempelajari otak dan sistem
tubuh manusia.
Revolusi Kesehatan Jiwa I
Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis, berusaha memanfaatkan Revolusi Prancis untuk membebaskan
belenggu pada pasien gangguan jiwa. Revolusi Prancis ini dikenal dengan revolusi humanisme dengan semboyan utamanya
“Liberty, Equality, Fraternity”. Ia meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien gangguan jiwa
Revolusi Kesehatan Jiwa II
Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan orientasi pada organo biologis. Pada
saat ini, Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu, ganguan jiwa dituntut
mengikuti paradigma natural sciences, yaitu ada taksonomi (penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala
penyakit)
Sosial Faktor sosial dan lingkungan Pasien dibantu untuk Pasien secara aktif menyampaikan
menciptakan stres, yang mengatasi sistem sosial. masalahnya kepada terapis dan
(Szasz, Caplan) menyebabkan ansietas, serta Mungkin digunakan intervensi bekerja sama dengan terapis
mengakibatkan timbulnya gejala. krisis. untuk menyelesaikan masalahnya.
Perilaku yang tidak dapat diterima Menggunakan sumber yang ada di
(menyimpang) diartikan secara Manipulasi lingkungan dan masyarakat.
sosial dan memenuhi kebutuhan menunjukkan dukungan sosial
sistem sosial. juga diterapkan. Terapis menggali sistem sosial
pasien dan membantu pasien
Dukungan kelompok sebaya
menggunakan sumber yang
dianjurkan.
tersedia atau menciptakan
sumber baru.
Eksistensial Hidup ini akan sangat berarti Individu dibantu untuk Pasien bertanggung jawab
apabila seseorang dapat mengalami kemurnian terhadap perilakunya dan
(Perls, Glesser, Ellis,
mengalami dan menerima diri hubungan. berperan serta dalam suatu
Rogers, Frankl)
(self acceptance ) sepenuhnya. pengalaman yang berarti untuk
Penyimpangan perilaku terjadi Terapi sering dilakukan mempelajari tentang diri yang
jika individu gagal dalam dalam kelompok. sebenarnya.
upayanya untuk menemukan
Pasien dianjurkan untuk Terapis membantu pasien
dan menerima diri. Menjadi diri untuk mengenal nilai diri.
sendiri bisa dialami melalui menggali dan menerima diri Terapis mengklarifikasi realitas
dari suatu situasi dan
hubungan murni dengan orang dan dibantu mengenalkan pasien tentang
perasaan tulus dan
lain. untuk mengendalikan memperluas kesadaran
dirinya.
perilakunya.
Suportif Masalah terjadi sebagai Uji coba realitas dan Pasien secara aktif terlibat
akibat dari faktor bio-psiko- peningkatan harga diri. dalam pengobatan.
(Werman,
sosial.
Rockland) Dukungan sosial Terapis menjalin hubungan
Penekanan pada respons diidentifikasi dan respons yang hangat dan penuh
koping maladaptif saat ini. koping yang adaptif empati dengan pasien
dikuatkan.
Komunikasi Gangguan perilaku terjadi Pola komunikasi dianalisis dan Pasien memperhatikan pola
apabila pesan tidak umpan balik diberikan untuk komunikasi, termasuk
(Berne, Watzlawick)
dikomunikasikan dengan jelas. mengklarifikasi area masalah. permainan, dan bekerja untuk
Bahasa dapat digunakan untuk mengklarifikasi komunikasinya
Analisis transaksional sendiri serta memvalidasi pesan
merusak makna pesan bisa
berfokus pada permainan dan dari orang lain.
diteruskan secara serentak pada
belajar untuk berkomunikasi
berbagai tingkatan. secara langsung tanpa Terapis menginterpretasi pola
bersandiwara. komunikasi kepada pasien dan
Kesan verbal dan nonverbal
mengajarkan prinsip-prinsip
mungkin tidak selaras.
komunikasi yang baik.
Perilaku (Bandura, Perilaku dipelajari. Terapi merupakan proses Pasien mempraktikkan
Pavlov, Wolpe, Skinner) pendidikan. teknik perilaku yang
Peyimpangan terjadi karena
digunakan, mengerjakan
manusia telah membentuk
Penyimpanyan perilaku pekerjaan rumah, dan
kebiasaan perilaku yang tidak
tidak dihargai; perilaku penggalakan latihan.
diinginkan.
yang produktif dikuatkan.
Pasien membantu
Oleh karena perilaku dapat mengembangkan hierarki
Terapi relaksasi dan latihan
dipelajari, maka perilaku juga perilaku
keasertifan merupakan
dapat tidak dipelajari.
pendekatan perilaku. Terapis mengajar pasien
Perilaku menyimpang terjadi tentang pendekatan perilaku,
berulang karena berguna membantu mengembangkan
untuk mengurangi ansietas. hierarki perilaku dan
Jika demikian, perilaku lain menguatkan perilaku yang
yang dapat mengurangi diinginkan..
ansietas dapat dipakai
Medik Gangguan perilaku Diagnosis penyakit Pasien menjalani terapi
disebabkan oleh penyakit dilandasi oleh kondisi jangka panjang apabila
(Meyer, Kraeplin,
biologis. yang ada dan informasi diperlukan.
Spitzer, Frances)
historis serta pemeriksaan
Gejala timbul sebagai akibat Terapis menggunakan
diagnostik.
dari kombinasi faktor kombinasi terapi somatik
fisiologik, genetik, Pengobatan meliputi dan terapi interpersonal.
lingkungan, dan sosial. terapi somatik dan Terapis menegakkan
Perilaku menyimpang farmakologik, serta diagnosis penyakit dan
berhubungan dengan berbagai teknik menentukan pendekatan
toleransi pasien terhadap interpersonal. terapeutik.
stres.
Stres adaptasi (Gail Sehat sakit diidentifikasi Mengidentifikasi faktor Membantu pasien lebih
Stuart) sebagai hasil berbagai predisposisi, presipitasi, adaptif dalam
karakteristik individu yang penilaian terhadap menghadapi stresor.
berinteraksi dengan faktor stresor, sumber koping,
lingkungan. dan mekanisme koping
yang digunakan pasien.
Trend dan Isu dalam Keperawatan
Jiwa Global
Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah
yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut
dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
1. Kesehatan Jiwa Dimulai pada Masa Konsepsi
2. Trend Peningkatan Masalah Kesehatan Jiwa
3. Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
4. Kecenderungan Situasi di Era Globalisasi
5. Perubahan Orientasi Sehat
6. Kecenderungan Penyakit
7. Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
8. Meningkatnya Masalah Psikososial
9. Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja
10. Masalah Napza dan HIV/AIDS
11. Pattern Of Parenting dalam Keperawata Jiwa
12. Masalah Ekonomi dan Kemiskinan
Trend dalam Pelayanan
Keperawatan Mental Psikiatri
Sejarah Keperawatan mental psikiatri muncul sebagai
sebuah profesi pada awal abad ke-19. Kemudian sejak tahun
1940 keperawatan mental psikiatri mulai berkembang pesat,
tetapi pelayanan masih terpusat di Rumah Sakit (Antai Otong,
1994). Hal ini terjadi sejalan dengan program
deinstitusionalisasi.
Deinstitusionalisasi adalah suatu program pembebasan
klien gangguan jiwa kronik dari institusi rumah sakit dan
mengembalikan mereka ke lingkungan rehabilitas di
masyarakat (Lefley, 1996). Angka kejadian gangguan jiwa
dapat diminimalkan dengan menggunakan cara-cara preventif
seperti menemukan kasus-kasus secara dini, diagnosa dini da
intervensi krisis (Gerald Kaplan dikutip oleh Antai Otong,
1994).
Issue Pelayanan Keperawatan
Mental Psikiatri
• Stuart Sundeen (1998) mengemukakan bahwa hasil riset
Keperawatan Jiwa masih sangat kurang.
• Perawat psikiatri yang ada kurang siap menghadapi pasar bebas
karena pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk
praktek yang bisa diakui secara Internasional.
• Perbedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan
pengalaman sering kali tidak jelas dalam “Position Description,” job
responsibility dan system reward di dakam pelayanan keperawatan
dimana mereka bekerja (Stuart Sudeen, 1998).
• Di negara lain pun mempunyai kecenderungan yang sama, hasil
penelitian di Ireland menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai
persepsi yang salah tentang peran perawat psikiatri (Wells, 2000).