Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN PSIKOSOSIAL

Untuk memenuhi tugas


Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Oleh :
KELOMPOK 12 B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan ini telah di responsi dan disetujui pembimbing pada :

Hari :
Tanggal :
Judul : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN GANGGUAN PSIKOSOSIAL DI PUSKESMAS
SUKOREJO

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

NIP. NIP.
BAB I

KONSEP DASAR

1.1 Konsep Dasar Psikososial


1) Definisi Psikososial
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baikyang
bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruhtimbal balik. masalah
kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyaipengaruh timbal balik, sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial danatau gejolak sosial dalam masyarakat yang
dapat menimbulkangangguan jiwa (Depkes, 2011).

2) Tahapan Perkembangan Psikososial


Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap
manusia adalah sebagai berikut :

1) Trust vs Mistrust ( percaya vs tidak percaya ), Usia 0 s/d 18 bulan.

2) Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi dan malu dan ragu-ragu), Usia 18
bulan s/d 3 tahun.

3) Initiative vs Guilt (inisiatif dan rasa bersalah), Usia 3 s/d 5 tahun.

4) Industry vs Inferiority (tekun vs rasa rendah diri), Usia 6 s/d pubertas.

5) Identity vs Identify Confusion (identitas vs kebingungan identitas), Usia 10 s/d


20 tahun.

6) Intimacy vs Isolation (keintiman vs keterkucilkan), Usia 20an s/d 30an tahun.

7) Generativity vs Stagnation (bangkit vs stagnan), Usia pertengahan dewasa.

8) Integrity vs Depair (integritas vs putus asa), Usia akhir dewasa. (susiana, n.d.)

2.1 Konsep Masalah Psikososial


1) Definisi Masalah Psikososial
Masalah psikososial merupakan masalah yang terjadi pada kejiwaan dan
sosialnya mencakup aspek psikis dan sosial, maupun sebaliknya (Chaplin,
2011)

2) Definisi Orang Dengan Masalah Kejiwaan


Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku yang
ditunjukkan pada individu yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas
kehidupan dan disfungsi. Hal tersebut mencerminkan disfungsi psikologis,
bukan sebagai akibat penyimpangan sosial maupun konflik dengan masyarakat
(Stuart, 2013).

Orang Dengan Masalah Kejiwaan atau biasa disebut ODMK adalah


orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan
perkembangan, atau kualitas hidup rendah sehingga memiliki risiko mengalami
gangguan jiwa. Orang Dengan Gangguan Jiwa disingkat ODGJ adalah orang
yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU No. 18 Tahun 2014 Pasal I).

3) Faktor Predisposisi Masalah Psikososial


Menurut Stuart (2013) faktor predisposisi masalah psikososial terdiri
dari:

1. Faktor predisposisi biologis meliputi latar belakang genetik, status nutrisi,


kepekaan biologis, kesehatan secara umum (riwayat penyakit) dan keterpaparan
racun.

2. Faktor predisposisi psikologis meliputi intelegensi, keterampilan verbal,


kepribadian, pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan
psikologis dan lokus diri atau suatu perasaan pengendalian terhadap nasib sendiri.

3. Faktor predisposisi sosial budaya meliputi usia, gender, pendidikan,


penghasilan, pekerjaan, pengalaman sosialisasi, dan tingkat integrasi atau
keterhubungan misal status pernikahan.

4) Faktor Presipitasi Masalah Psikososial


Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya
melawan tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping. Situasi dimana
individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya
lingkungan stressor dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian
badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi
tubuh, proses tumbuh kembang dan prosedur tindakan serta pengobatan (Stuart,
2013)

5) Tanda Gejala Orang Dengan Masalah Psikososial


Menurut Yosep (2007), meliputi:
1. Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan
yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan,
takut, pikiran buruk

2. Gangguan kognisi pada persepsi: mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau


merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain

3. Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah


membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi, mandi,
merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau, dan acak-acakan

4. Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira yang berlebihan (waham


kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha,
orang kaya, tetapi dilain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tidak
berdaya (depresi) sampai ada ide mengakhiri hidupnya.

5. Gangguan psikomotor: hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang


berlebihan, melakukan apa yang disuruh atau menentang apa yang disuruh,
diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.

6) Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan usaha yang diarahkan pada penatalaksanaan
stress, yaitu cara dalam penyelesaian masalah dengan mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme koping pada dasarnya
adalah mekanisme pertahanan diri terhadap perubahan yang terjadi baik dalam
diri maupun luar diri (FIRDAUSI, 2016).

6.1 Penggolongan Mekanisme Koping


Menurut Stuart & Lariaa (2005) adalah sebagai berikut:

1. Koping yang berpusat pada masalah :

a. Confrontatif coping: Mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan


cara yang agreif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan
risiko.

b. Seeking social support: Usaha untuk mendapat kenyamanan emosional dan


bantuan informasi dari orang lain

c. Planful problem solving: Usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap


menekan dengan cara hati-hati, bertahap, dan analitis.

2. Koping yang berpusat pada kognitif


Mekanisme ini merupakan usaha orang untuk mengontrol masalah dan
menetralkan masalah tersebut, misalnya membandingkan secara positif,
selektif terhadap ketidaktahuan, dan dievaluasi keinginan objek.

3. Koping yang berpusat pada emosi

Usaha mengatasi stress dengan mengatur respon emosional dalam


rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh suatu
yang dianggap penuh tekanan.

6.2 Tipe-tipe Mekanisme Koping


Menurut Stuart & Sundeen (2013) adalah sebagai berikut:

1. Perilaku berorientasi pada tugas Perilaku berorientasi pada tugas mencakup


penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stress, memecahkan masalah,
menyelesaikan konflik, dan memenuhi kebutuhan

2. Mekanisme ego Mekanisme pertahanan ego adalah reaksi individu untuk


memperlunak kegagalan, menghilangkan kecemasan, mengurangi perasaan yang
menyakitkan karena pengalaman yang tidak enak dan juga untuk
mempertahankan perasaan layak serta harga diri.
BAB II

KONSEP DASAR PROSES


KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL

2.1 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN ANSIETAS


1. PENGKAJIAN
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku. Secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping
sebagai upaya untuk melawan ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan
dengan peningkatan tingkat ansietas (JULIANA, 2014). Masalah yang sering mucul
pada gangguan ansietas adalah sebagai berikut :

a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan


b. Gangguan perilaku; Kecemasan
c. Koping individu tidak efektif
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas (Kecemasan)

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO STRATEGI PELAKSANAAN KETERANGAN

SP 1 PASIEN : Assesment Ansietas dan latihan relaksasi

1. Bina hubunhan saling percaya a. mengucapkan salam terapeutik,


memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai

b. menjelaskan tujuan interaksi : melatih


pengendalian ansietas agar proses
penyembuhan lebih cepat

2. Membuat kontrak (inform consent) dua


kali pertemuan latihan pengendalian
ansietas

3. Bantu pasien mengenal ansietas a. bantu pasien untuk mengidentifikasi


dan menguraikan perasaannya.

b. bantu pasien mengenal penyebab


ansietas.

c. bantu klien menyadari perilaku akibat


ansietas

4. Latihan teknik relaksasi a. tarik napas dalam

b. mengerutkan dan mengendurkan otot –


otot

SP 2 PASIEN : Evaluasi assessment ansietas, manfaat teknik relaksasi dan latihan hipnotis
diri sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual

1. Pertahankan rasa percaya pasien a. mengucapkan salam dan memberi


motivasi

b. assessment ulang ansietas dan


kemampuan melakukan teknik relaksasi

2. Membuat kontrak ulang : latihan


pengendalian ansietas

3. Latihan hipnotis diri sendiri ( lima jari)


dan kegiatana spiritual

SP 1 KELUARGA : Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat

1. Bina hubungan saling percaya a. mengucapkan salam terapeutik,


memperkenalkan diri

b. menjelaskan tujuan interaksi :


menjelaskan ansietas pasien dan cara
merawat agar proses penyembuhan lebih
cepat

2. Membuat kontrak(inform consent) dua


kali pertemuan latihan cara merawat
ansietas pasien

3. Bantu keluarga mengenai ansietas a. menjelaskan ansietas, penyebab, proses


terjadi , tahap dan gejala serta akibatnya

b. menjelaskan cara merawat ansietas


pasien : tidak menambah masalah (stress)
dengan sikap positif, memotivasi cara
relaksasi yang telah dilatih perawat pada
pasien

c. sertakan keluarga saat melatih teknik


relaksasi pada pasien dan minta untuk
memotivasi pasien melakukannya

SP 2 KELUARGA : evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow up

1, Pertahankan rasa percaya keluarga


dengan mengucapkan salam,
menanyakan peran keluarga merawat
pasien & kondisi pasien

2. Membuat kontrak ulang : latihan


lanjutan cara merawat dan follow up

3. Menyertakan keluarga saat melatih


pasien hipnotis diri sendiri (lima jari)
dan kegiatan spiritual

4. Diskusikan dengan keluarga follow up


dan kondisi pasien yang perlu dirujuk
(lapang persepsi menyempit, tidak
mampu menerima informasi, tanda –
tanda fisik semakin meningkat) dan cara
merujuk pasien.

2.2 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN


GANGGUAN CITRA TUBUH
1. PENGKAJIAN
a. Data Obyektif.
1. Hilangnya bagian tubuh
2. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi
3. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
4. Menolak melihat bagian tubuh
5. Menolak menyentuh bagian tubuh
6. Aktivtas sosial menurun
b. Data Subyektif
1. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan
hasil operasi
2. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi
3. Menolak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu
5. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
6. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang
c. Konsep Diri
Ideal diri, tidak realistis, ambisius
d. Sosial Budaya
1. Nilai Budaya 0ang ada di masyarakat
2. Nilai Budaya 0ang dianut individu
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Citra Tubuh
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO STRATEGI PELAKSANAAN KETERANGAN
SP 1 PASIEN : Assesment gangguan citra tubuh dan menerima keadaan tubuh
saat ini
1. Bina hubungan saling percaya a. mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai

b. menjelaskan tujuan interaksi : melatih


pengendalian ketidakberdayaan agar
proses penyembuhan lebih cepat
2. Membuat kontrak (inform
consent) dua kali pertemuan
latihan pengendalian gangguan
citra tubuh
3. Bantu pasien mengenal a. bantu pasien untuk mengidentifikasi
gangguan citra tubuhnya dan menguraikan perasaannya
b. bantu pasien mengenal penyebab
gangguan citra tubuh
c. bantu klien menyadari perilaku akibat
gangguan citra tubuhnya
4. Diskusikan persepsi pasien
tentang citra tubuhnya : dulu
dsn saat ini, perasaan tentang
citra tubuhnya dan harapan
terhadap citra tubuhnya saat ini
5. Diskusikan potensi bagian
tubuh yang lain
6. Bantu pasien untuk
meningkatkan fungsi bagian
tubuh yang terganggu
7. Ajarkan pasien meningkatkan a. gunakan protese, wig, kosmetik atau
citra tubuh dengan cara yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru ( jika
diperlukan)
b. motivasi pasien untuk melihat bagian
yang hilang secara bertahap
c. bantu pasien melihat, menyentuh
bagian tubuh yang terganggu
SP 2 PASIEN : evaluasi assessment gangguan citra tubuh, manfaaat
mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
1. Pertahankan rasa percaya a. mengucapkan salam dan memberi
pasien motivasi
b. assessment ulang ketidakberdayaan
dan kemampuan mengembangkan
pikiran positif
2. Membuat kontrak ulang :
latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
3. Motivasi pasien untuk
melakukan aktifitas yang
mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal
4. Lakukan interaksi secar a. susun jadwal kegiatan sehari – hari
bertahap dengan cara
b. dorong melakukan aktifitas sehari –
hari dan terlibat dalam aktifitas keluarga
dan social
c. dorong untuk mengunjungi teman
atau orang lain yang berarti /
mempunyai peran penting baginya.
d. beri pujian terhadap keberhasilan
pasien melakukan

2.3 MASALAH KEPERA"ATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN HARGA


DIRI RENDAH
1. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif.
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif.
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih arternatif tindakan ingin
mencederai diri, ingin mengakhiri hidup
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Situasional
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
2.4 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
KEPUTUSASAAN
1. PENGKAJIAN
a. Status emosional
 Apakah emosi sesuai perilaku ?
 Apakah klien dapat mengendalikan emosi ?
 Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya ?
 Apakah perasaan hati sekarang merupakan diri khas klien ?
 Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih ?
b. Konsep diri
 Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia ?
 Bagaimana orang lain menilai diri klien ?
 Apakan klien suka akan dirinya ?
c. Cara komunikasi
 Apakah klien mudah merespon ?
 Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya
 Bagaimana perilaku nonverbal klien dalam berkomunikasi ?
 Apakah klien menolak untuk memberi respons ?
d. Pola interaksi
 Kepada siapa klien mau berinterkasi ?
 Siapa yang paling penting atauberpengaruh bagi klien ?
 Bagaimana sifat asli klien mendominasi atau positif ?
e. Pendidikan dan pekerjaan
 Pendidikan terakhir
 Keterampilan yang mampu dilakukan
 Pekerjaan klien?
 Status keuangan.
f. Hubungan sosial
 Teman dekat klien
 Bagaimana klien menggunakan waktu luang
 Apakah klien Berkecimpung dalam kelompok masyarakat ?
g. faktor kultur sosial
 Apakah agama dan kebudayaan klien ?
 Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama ?
 Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan orang lain ?
h. Pola hidup
 Dimana tempat tinggal klien ?
 Bagaimana tempat tinggal klien ?
 Dengan siapa klien tinggal ?
 Apa yang klien lakukan untuk meyenangkan diri ?
i. Keluarga
 Apakah klien sudah menikah ?
 Apakah klien sudah mempunyai anak ?
 Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga ?
 Masalah apa yang terutama dalam keluarga ?

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keputusasaan
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
2.5 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif :
Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau mempengaruhi
situasi, Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu, Mengatakan ketidakmampuan
perawatan diri.
b. Data Obyektif. :
Tidak berpartisipasi dalam pengendalian keputusan saat kesempatan diberika, segan
mengekspresikan perasan yang sebenarnya, Apatis, pasif, ekspresi muka murung, bicara
dengan gerakan lambat, Nafsu makan tidak ada atau berlebihan, Tidur berlebihan,
Menghindari orang lain.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

FIRDAUSI, A. N. (2016). LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KEPERAWATAN


PSIKOSOSIAL KASUS GANGGUAN CITRA - StuDocu.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-surabaya/anatomi-dan-morfologi-
tumbuhan/ana-181182-lp-psikososial/17664650
JULIANA, N. (2014). LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
(DIAGNOSA RESIKO). https://www.scribd.com/embeds/257004979/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
susiana, rita. (n.d.). LAPORAN PENDAHULUAN. Retrieved August 29, 2022, from
https://www.academia.edu/31571847/LAPORAN_PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai