A. Pengertian
1. Stress
Clonninger (1996) dalam I Wayan Candra (2017) menyatakan, stres adalah keadaan yang
membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan
belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu seseorang
terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.
2. Adaptasi
Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan psikososial dalam merespons
terhadap stres (I Wayan Candra, 2017). Adaptasi merupakan proses penyesuaian
individu, kelompok terhadap norma-norma, perubahan agar dapat disesuaikan dengan
kondisi yang diciptakan (Joanne, 2014).
3. Koping
Lazarus dan Folkman (1984) dalam I Wayan Candra (2017) mengemukakan coping
merupakan strategi untuk memanajemen perilaku menuju penyelesaian masalah yang
paling sederhana dan realistis, serta berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang
nyata maupun tidak nyata. Coping merupakan usaha kognitif dan perilaku untuk
mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap berbagai tuntutan (distress demands) (I
Wayan Candra, 2017).
4. Konsep Diri
Konsep diri adalah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi dengan
orang lain. Konsep diri merupakan faktor yang menentukan (determinan) dalam
komunikasi kita dengan orang lain (Riswandi, 2013: 64).
STRES
MENILAI DIRI NEGATIF
ANCAMAN
TERHADAP HARGA DIRI
KONSEP DIRI
RENDAH
SITUASIONAL
KEKHAWATIRAN
MERASA GELISAH
ANSIETAS
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan peningkatan fungsi andrenal, peningkatan glukosa, dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
2. Uji Psikologis
Uji psikologis dipergunakan untuk penyelidikan berbagai aspek kepribadian dan
kemampuan seseorang (I Wayan Candra, 2017).
E. Penatalaksanaan Medis
Manajemen atau Penatalaksanan stress, cemas, dan depresi pada tahap pencegahan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat Holistik, yaitu yang mencakup fsik
(somatic), psikologik/psikiatrik, psikososial dan religius. Di bidang pencegahan agar
seseorang tidak jatuh dalam keadaan stress, maka sebaiknya kekebalan yang bersangkutan
perlu ditingkatkan dengan cara hidup yang teratur, serasi, selaras, dan seimbang antara
dirinya dengan tuhan, orang lain dan lingkungan alam sekitarnya. Terdapat banyak cara
untuk mengatasi adanya stress seperti:
1. Upaya sendiri
Didalam upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri termasuk upaya-upaya yang pada
umumnya dapat dilakukan oleh individu tersebut sendiri, misalnya upaya dimana stress
dihadapi secara umum hingga upaya-upaya yang bersifat psikoterapik
2. Upaya sekeliling
Dimaksudkan adanya dukungan sosial dan sumber-sumber serta masyarakat (social
support dan social resource).
Beberapa petunjuk dibawah ini dapat diamalkan oleh seseorang agar kekebalan terhadap
stress dapat ditingkatkan sehingga yang bersangkutan tidak jatuh dalam keadaan stress,
yakni:
a. Makanan
Jadwal makan teratur dan jangan sampai terlambat, menu makanan hendaknya bervariasi,
berimbang dan hangat.
b. Tidur
Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan segala keletihan fisik dan mental
c. Olahraga
Untuk meningkatkan daya tubuh dan mental, olahraga adalah salah satunya
d. Rokok
Tidak merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan ketahanan tubuh
e. Berat badan
Orang dengan BB berlebih (kegemukan atau obesitas) akan menurunkan daya tahan
terhadap stres. Oleh karena itu BB hendaknya seimbang.
f. Pergaulan
Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap stres, maka orang
hendaknya bergaul, banyak rekreasi serta perluas pergaulan sosial.
F. Pengkajian keperawatan
Menurut pola Gordon, 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan:
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Apakah pasien menolak untuk makan dan minum?
b. Bagaimana pendapat pasien mengenai keadaan sakitnya?
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. Apakah pasien menolak untuk makan dan minum ?
b. Apakah pasien mengonsumsi obat dengan rutin ?
c. Apakah pasien mampu makan secara oral ? Apakah melalui enternal ?
3. Pola eliminasi
a. Apakah pasien rutin melakukan eliminasi fekal/urine ?
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Kebersihan diri : Apakah pasien selalu berusaha menjaga kebersihannya secara
mandiri?
b. Aktivitas sehari-hari : Apakah pasien memiliki kegiatan selama berbaring di tempat?
c. Rekreasi : Apakah pasien melakukan rekreasi selama sakit?
5. Pola istirahat dan tidur
Pola tidur, frekuensi, dan intensitas tidur
6. Pola sensori, persepsi dan kognitif
a. Apakah pasien mengalami
nyeri? Jika iya, lakukan PQRST
7. Konsep diri
a. Body image / Gambaran Diri : Apakah pasien memiliki perasaan tidak berguna?
b. Role / Peran : Apakah pasien masih menjalankan peran dalam keluarga?
c. Identity / Identitas Diri : Apakah pasien merasa mengalami perubahan sikap?
d. Self esstem / Harga Diri : Apakah pasien merasa malu / enggan meminta bantuan
saat ingin melakukan kegiatan?
e. Self ideal / Ideal Diri : Apakah pasien memiliki cita-cita yang ingin dicapai?
8. Pola seksual dan reproduksi
a. Apakah pasien memiliki masalah seksual?
9. Pola peran dan hubungan
a. Apakah pasien tetap berkomunikasi dengan baik bersama keluarga/orang terdekat?
Jika tidak. Apakah pasien menutup diri ?
10. Manajemen koping stres
a. Apakah pasien mengungkapkan stres akibat kondisinya kepada orang-orang
terdekat?
11. Sistem nilai dan keyakinan
a. Apakah pasien tetap melakukan ibadah selama sakit?
G. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dilaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial. Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi
respon pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada stres, adaptasi, koping, dan konsep diri
yaitu:
a. Ansietas
b. Harga diri rendah situasional
H. Rencana keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Kriteria Rencana Keperawatan Rasional
Dx Keperawatan Hasil
1 Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas
asuhan keperawatan (I. 09314) (I. 09314)
...x... jam diharapkan: Observasi Observasi
Tingkat Ansietas (L. 1. Identifikasi saat tingkat 1. Mengetahui perubahan
09093) menurun ansietas berubah (mis. tingkat ansietas
dengan kriteria hasil : kondisi, waktu, stresor) 2. Mengetahui keputusan
1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan pasien
kebingungan mengambil keputusan 3. Mengetahui tanda-
menurun 3. Monitor tanda-tanda tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir ansietas (verbal dan Terapeutik
akibat kondisi yang nonverbal) 1. Agar pasien percaya
dihadapi menurun Terapeutik terhadap perawat
3. Perilaku gelisah 1. Ciptakan suasana 2. Agar rasa cemas
menurun terapeutik untuk pasien berkurang
4. Perilaku tegang menumbuhkan 3. Mengetahui situasi
menurun kepercayaan yang membuat pasien
5. Tremor menurun 2. Temani pasien untuk ansietas
6. Pucat menurun mengurangi kecemasan, 4. Agar pasien merasa
7. Konsentrasi jika memungkinkan nyaman
membaik 3. Pahami situasi yang 5. Agar pasien merasa
membuat ansietas nyaman dan yakin
4. Dengarkan dengan 6. Agar pasien merasa
penuh perhatian nyaman
5. Gunakan pendekatan 7. Mengetahui situasi
yang tenang dan yang memicu
meyakinkan kecemasan
6. Tempatkan barang 8. Membantu pasien
pribadi yang untuk mengetahui
memberikan kondisi pasien
kenyamanan kedepannya
7. Motivasi Edukasi
mengidentifikasi situasi 1. Agar pasien prosedur,
yang memicu dan sensasi yang
kecemasan akan dialami
8. Diskusikan perencanaan 2. Agar pasien
realistis tentang mengetahui diagnosis,
peristiwa yang akan pengobatan, dan
datang prognosis
Edukasi 3. Agar pasien merasa
1. Jelaskan prosedur, nyaman
termasuk sensasi yang 4. Agar pasien tidak
mungkin dialami melakukan kegiatan
2. Informasikan secara berlebihan
faktual mengenai 5. Agar pasien merasa
diagnosis, pengobatan, lebih lega
dan prognosis 6. Agar pasien merasa
3. Anjurkan keluarga lebih tenang
untuk tetap bersama 7. Mampu menjaga
pasien, jika perlu pertahanan diri
4. Anjurkan 8. Agar pasien
melakukan kegiatan dapat melakukan
yang tidak teknik relaksasi
kompetitif, sesuai Kolaborasi
kebutuhan 1. Memberikan efek
5. Anjurkan ketenangan pada
mengungkapkan pasien
perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu