SA L/P
Pengkajian 14 April 2020
UMUR : 25 Tahun
Kegawatdaruratan Jam : 20.30 Wita NO RM: 1 2 5 6 0 1
Psikiatri
Rujukan Ya, dari RS ................................................
Puskesmas ...........................................
Dr ................................................. Lainnya ................................................
Dx Rujukan ..................................................................................................................................
Dilayani
jam:
20.30 Wita
Keadaan waktu datang: pasien datang dengan keadaan menangis dengan sesekali
memukul kepala sendiri sambil berkata “saya orang yang tidak berguna, kamu TB : 165 Cm , BB : 55
memang benar” Kg
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Perilaku kekerasan pada diri sendiri Perilaku kekerasan pada orang lain Resiko bunuh diri
Mutilasi diri ( √ ) Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Gangguan proses pikir Gangguan
konsep diri (HDR) Isolasi sosial / Kerusakan Interaksisosial Kerusakan komunikasi verbal
Defisit perawatan diri
Perilaku Kekerasan
akibat
Gangguan persepsi core problem
sensori : Halusinasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi Auditori/Pendengaran)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Waktu
keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Gangguan 19-02- TUM: Setelah dilakukan
Persepsi 2018 tindakan 1x15 menit
Pasien dapat 1.1 Bina hubungan saling
Sensori dalam 2x pertemuan
22.30 mengontrol percaya dengan pasien
Pendengaran diharapkan interaksi
halusinasinya.
WITA pasien : A. Beri salam
A. Mau menerima B. Perkenalkan diri,
kehadiran perawat Hubungan saling percaya
TUK 1: tanyakan nama serta
di sampingnya nama panggilan yang merupakan dasar untuk
Pasien dapat membina
disukai kelancaran hubungan
hubungan saling B. Menyatakan mau
percaya dengan perawat menerima bantuan C. Jelaskan tujuan interaksi selanjutnya.
perawat interaksi
C. Tidak D. Yakinkan pasien
menunjukkan dalam keadaan aman
tanda-tanda curiga dan perawat siap
menolong dan
mendampingi
E. Yakinkan bahwa
kerahasiaan pasien
akan tetap terjaga
F. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
G. Perhatikan kebutuhan
dasar dan beri
bantuan untuk
memenuhinya
TUK 2: Setelah dilakukan 2.1 Adakan kontak sering dan 2.1 Meningkatkan BHSP
Pasien dapat mengenali tindakan 1x15 menit singkat. pasien dan perawat
halusinasinya dalam 2x pertemuan
2.2 Observasi tingkah laku 2.2 Mengetahui tingkah laku
diharapkan pasien dapat
pasien terkait dengan pasien terkait dengan
menyebutkan waktu, isi,
halusinasinya: bicara dan halusinasinya
frekuensi, respon
tertawa tanpa stimulus,
timbulnya halusinasi.
memandang kekiri atau
kekanan atau kedepan
seolah-olah ada teman
bicara.
2.3 Bantu pasien mengenali 2.3 Agar pasien mengenali
halusinasinya halusinasi yang
dialaminya.
A. Jika menemukan yang
sedang halusinasi,
tanyakan apakah ada
sesuatu yang dilihat
B. Jika pasien menjawab
ada, lanjutkan sesuatu
seperti apa yang
dilihat
C. Katakan bahwa
perawat percaya
pasien
D. Katakan bahwa pasien
ada juga yang seperti
pasien 2.4 Mendiskusikan dengan
pasien tentang
2.4 Diskusikan dengan pasien halusinasinya
A. Situasi yang
menimbulkan atau
tidak menimbulkan
halusinasinya
B. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi, siang, sore, dan
malam atau jika
sendiri, jengkel atau
sedih)
2.5 Mendiskusikan dengan
2.5 Diskusikan dengan pasien pasien bagaimana reaksi
apa yang dirasakan jika yang ditimbulkan dari
terjadi halusinasi (marah halusinasi yang dialaminya
atau takut, sedih, senang)
beri kesempatan untuk
mengungkapkannya
TUK 3: Setelah dilakukan 3.1 Identifikasi bersama 3.1 Pasien dapat
tindakan 1x15 menit pasien cara tindakan yang mengantisipasi jika
Pasien dapat
dalam 2x pertemuan dilakukan jika terjadi terjadi halusinasi.
mengontrol
diharapkan pasien dapat halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya
menyebutkan tindakan menyibukkan diri, dll)
yang bisa dilakukan 3.2 Agar pasien mengetahui
3.2 Diskusikan manfaat cara
untuk mengendalikan manfaat dari mengontrol
yang dilakukan pasien,
halusinasi : halusinasinya.
jika bermanfaat beri
A. Pasien dapat pujian
menyebutkan cara
3.3 Diskusikan cara baru 3.3 Agar pasien tidak jenuh
baru
untuk mengontrol dan dalam mengontrol dan
B. Pasien dapat memutus halusinasi : memutus halusinasinya
memilih cara
A. Menghardik dengan
mengatasi
mengatakan “saya tidak
halusinasinya
mau mendengar kamu”
seperti yang sudah
(pada saat halusinasi
didiskusikan
terjadi)
dengan pasien
B. Menemui orang lain
(perawat/teman/-
anggota keluarga)
untuk bercakap-cakap
atau mengatakan
halusinasi yang
didengar
C. Membuat jadwal
kegiatan sehari-hari
agar halusinasi tidak
muncul
D. Minta
keluarga/teman/perawat 3.4 Membantu pasien dalam
jika nampak bicara memilih dan melatih cara
sendiri memutus halusinasi
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL/ DIAGNOSA
TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
JAM KEPERAWATAN
Selasa, Gangguan Persepsi TUK 1
14 April 2020 Sensori : Halusinasi Klien Membina Hubungan
Pukul 21.00 – 21.15 Saling Percaya
Pukul 23.00 – 23.15
WITA TUK 2
Klien Dapat Mengenal
Halusinasi
Fase Orientasi
“Selamat sore bu. Perkenalkan, “saya bu SA”
saya mahasiswa jurusan
keperawatan dari Poltekkes
Denpasar yang akan merawat
bapak nama saya Reni, nama
ibu siapa ?”
Fase Kerja
“Ibu, sekarang kita akan
membicarakan tentang
perasaan yang ibu alami selama
ini nggih dan Ibu bisa mengerti
tentang apa yang Ibu alami
selama ini”
“Apakah Ibu pernah merasa “Iya pernah”
bingung?” “saya bingung karena saat
saya sedang sendiri ada yang
berbicara di telinga saya awal
pertama kali muncul saya
mengira itu suara orang dari
luar, tetapi ketika saya cek
tidak ada orang, saya tidak
ingat kapan munculnya, tetapi
kata ibu saya, sudah seminggu
saya berbicara dan menangis
sendiri tanpa sebab, orang lain
tidak mendengar suara
seseorang yang berbicara
dengan saya”
“jadi begini bu, ibu sebenarnya “tapi suara lelaki itu sangat
hanya berhalusinasi saat nyata dik. Suara itu berbicara
mendengar suara lelaki itu. di telinga saya.”
Sebenarnya suara itu tidak ada.
Ibu harus tahu apa penyebab
Ibu mendengar suara lelaki itu
dan ibu harus bisa tidak
menghiraukan suara-suara
tersebut. Nanti saya ajarkan
cara mengontrol halusinasi
tersebut nggih bu?”
Fase Terminasi:
Fase Orientasi
“Selamat pagi bu. Apakah ibu “Selamat pagi, reni kan ?”
masih ingat dengan saya ?
Fase Kerja
“Ibu, sekarang kita akan “Iya”
membicarakan mengenai cara
Ibu mengenali halusinasi dan
cara mengontrol halusinasi.”
“Ibu masih mendengar suara- “Masih dik, tadi pagi juga
suara lelaki tersebut?” saya terbangun mendengar
suara lelaki itu”
“Apa yang dikatakan suara itu “Suara itu berkata bahwa saya
bu?” orang yang tidak berguna dan
menyuruh saya untuk memukul
kepala saya”
“Nah bu, ibu ini sedang “Iya dik, saya merasa takut
mengalami halusinasi dan menjadi tidak nyaman”
pendengaran. Suara itu
sebenarnya tidak nyata hanya
perasaan ibu saja, karena ibu
terlalu memikirkan masalah ibu
Itu semua suara palsu.”
“Ibu tidak usah takut, itu semua “Iyaa, itu suara palsu ya.”
hanya suara yang tidak nyata,
palsu. Nanti saya akan
mengajarkan cara bapak untuk
mengontrol halusinasi bapak
ya.”
Fase Terminasi:
“Sesuai janji kita tadi, kita “Iya.”
sudah mengobrol selama 15
menit, untuk saat ini kita akhiri
dulu ya pak.
Fase Orientasi
“Selamat pagi bu. Apakah ibu “Selamat pagi, masih Reni
masih ingat dengan saya ?” ya.”
Fase Kerja
“Ibu, sekarang kita akan “iya dik.”
membicarakan tentang manfaat
obat untuk menangani
halusinasi ibu ya.”
“Ibu diberi obat berapa kali “2 kali, pagi sama malam. 3
sehari? berapa diberikan obat warna putih ketiganya.”
bu?”
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu “merasa lebih enakan.”
setelah berbincang-bincang
mengenai manfaat obat ?”
“Iya terimakasih”
A : TUK 1 tercapai
“tapi suara lelaki itu sangat nyata dik. Suara itu berbicara
di telinga saya.”
A : TUK 2 tercapai
A : TUK 3 tercapai
A : TUK 4 tercapai
P : Pertahankan BHSP