Anda di halaman 1dari 34

MENTAL HEALTH/KEPERAWATAN JIWA

SECOND MEETING
HDR

Perasaan negative terhadap diri sendiri,


merasa tidak berarti, hilang
kepercayaan diri, gagal mencapai
keinginan
HDR
SP 1
 Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
 Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
 Membantu pasien memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih,
 Melatih kemampuan yang sudah dipilih
 Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian

SP2
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan pasien
HDR
HDR KRONIS HDR SITUASIONAL
Perasaan negative terhadap diri Perasaan negative terhadap diri
sendiri/ tidka berarti, berguna, tidak sendiri/ kemampuan klien sebagai re-
berharga dalam jangka waktu yang spon terhadap situasi saat ini
lama

-tidak berguan/berharga/mampu tidak berguan/berharga/mampu


-malu -malu
-kontak mata kurang -kontak mata kurang
3. Seorang perempuan berusia 24 tahun sudah dirawat di RS jiwa selama
satu minggu. Pasien merasa dirinya tidak berguna, dan tidak bisa di an-
dalkan karena dia tidak lulus ujian kompetensi nasional.
 
Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan yang tepat untuk pasien tersebut?
Pilihan jawaban
A. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
B. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
C. Mengajarkan cara mengatasi pikiran negatifnya
D. Membantu pasien melatih kemampuan positif pasien
E. Membantu pasien untuk melakukan semua hobi di RS
Seorang laki-laki usia 23 tahun, dirawat di RS sejak 3 hari yang
lalu karena mengalami kecelakaan dan kekasih yang dibonceng-
nya meninggal. Saat dikaji pasien tampak sedih dan memilih
menyendiri. Pasien mengtakan bahwa dirinya pembawa sial dan
tidak berguna lagi.
• Apa diagnose keperawatan pada klien tersebut
A. HDR KRONIS
B. RPK
C. ISOS
D. WAHAM
E. HDR SITUASIONAL
TAK Stimulasi sebagai stimulus terkait dengan karakteristik:  pasien  den-
Kognitif atau pengalaman dan atau kehidu- gan gangguan persepsi;
Persepsi pan untuk didiskusikan dalam halusinasi, menarik diri
kelompok  dengan realitas, kurang in-
Cth :Baca artikel, majalah atau isiatif atau ide, kooperatif,
buku sehat fisik, dan dapat
berkomunikasi verbal

Terapi aktivitas memberikan stimulus tertentu Aktivitas yang digunakan :


kelompok stimulasi kepada klien sehingga terjadi musik, seni menyanyi dan
sensori perubhan perilaku. menari. Bisa jadi hobi klien
Cth: music/suara,gambar,film/ ISOS,HDR,KURANG KO-
vidio MUNIKASI
SOSIALISASI
 Untuk pasien dengan ISOS/menarik diri
 Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap.
 Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
REALITA
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar
klien yaitu diri sendiri, orang lain, dan lingkungan yg
dekat dg klien dan termasuk waktu.

Aktivitas dapat berupa : orientasi terhadap orang, waktu,


tempat, benda yg ada disekitar dan semua yg nyata.
Digunakan pada pasien WAHAM
TAK
• Seorang laki-laki usia 23 tahun, dirawat di RSJ karena tidak mau berbicara,
tidak mau makan, tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien tampak
menyendiri, penampilan kotor, kuku kotor, afek tumpul, kontak mata kurang.
Keluarga mengatakan gejala tersebut muncul setelah gagal diterima jadi
PNS.
Apakah Terapi aktivitas kelompok yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Sosialisasi
B. Orientasi realitas
C. Stimulasi sensori
D. Stimulasi persepsi
E. Berdandan dan berhias
 Seorang laki-laki 24 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat.
Saat dikaji pasien dekat dengan ibu dan ditinggal ibunya yang meninggal
sejak 1 tahun yang lalu . Pasien selalu dimarahi oleh bapaknya, dipecat
dari pekerjaanya 2 kali, dan gagal menikah.
 Apakah faktor presipitasi dari kasus ?
A. Kehilangan orang dicintai
B. Dipecat dari pekerjaan
C. Gagal menikah
D. Putus obat
E. Dimarahi
• Faktor Predisposisi  SUMBER/ASAL MUASAL STRES
• Stresor Presipitasi  PENCEETUS
• Penilaian thd stressor  evaluasi ttg makna stresor bagi in-
dividu
• Sumber koping  evaluasi thd pilihan koping dan strategi in-
dividu
• Mekanisme koping  tiap upaya yang dilakukan untuk pena-
talaksanaan stres tmsk upaya penyelesaian masalah lang-
sung dan mekanisme perahanan ego yg digunakan u/ melin-
dungi diri
Diagnosa SDKI
• Seorang laki-laki 24 tahun terdiagnosa hemoroid grade 4 dan dokter
merencanakan operasi hemoroidektomi. Hasil pengkajian pasien terlihat
gelisah dan keringat dingin. Pasien berkata kepada perawat “Bagaimana
suster apakah saya akan selamat selama operasi, saya takut dan
hawatir bila operasinya tidak berjalan dengan baik.
• Apa diagnose keperawat yang tepat pada kasusu tersebut?
A. keputusasaan
B. Ansietas
C. Ketidakberdayaan
D. Koping defensive
E. HDR situasional
ANALISA DATA NOC NIC

Tremor, keringat dingin Anxity self control Anxiety reduction


Kekhwtiran ,cemas, takut, Anxiety levl (teknik relaksasi)
sulit konsentrasi, gelisah, coping
tegang
Waspada, insomnia
• Seorang perempuan usia 27 tahun dirawat di RSJ dengan
keluhan bicara sendiri setelah di pecat dari kantor kerjanya.
Hasil pengkajian Klin mengatakan “saya sudah tidak bisa
berbuat apa-apa, tidak bisa memberi makan anak saya”
pasien tampak murung.
A. Harga diri rendah situasional
B. Berduka disfungsional
C. Anxietas
D. Ketidakbrdayaan
E. Koping konstruktif
Ketidakberdyaan
kurang pngndalian diri, persepsi tindakan seseorang
secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil
ANALISA DATA NOC NIC
Malu Self estem Self estem
Depresi Body image enhancement
Bergantung pd orang coping
lain Self eficacy
Kurang rasa kendali enhancement
Merasa asing
• Seorang laki-laki usia 23 tahun, dirawat di RS dengan
riwayat RPK. Pasien sudah dirawat 5 tahun namun
tidak pernah dikunjungi kelurganya. saat ini pasien
sudah mulai stabil dan pasien mengatakan bosan
minum obat setiap hari, merasa sudah tidak ada
harapan lagi .
• A. ketidakberdayaan
• B. keputusasaan
• C. Ansietas
• D. ketidakefektipan koping keluarga
• E. antisipasi berduka
• Seorang laki-laki usia 23 tahun, dirawat di RS karena mengalami
kecelakaan dan kekasih yang diboncengnya meninggal. Saat dikaji
pasien banyak diam, menolak dikunjungi. Pasien mengtakan andai
saja saya berhati-hati tentu kekasih saya tidak meninggal.
• Apa tahap berduka pada klien tersebut
A. Denial
B. Angger
C. Depresi
D. Bergaining
E. Aceptance
• Seorang pasien 30 tahun dirawat di ruang RSJ UGD.
Pasien mengalami gangguan hlusinasi pendengaran.
Perawat diruangan mempersiapakan alat konvulsator,
spatel, bengkok, selimut, jeli, restrain. Apakah terapi
yang dilakukan oleh perawat tersebut?
A. Terapi menghardik
B. Terapi kelompok
C. Terapi restrain
D. Terapi ECT
E. Terapi Realita
Fase – fase pd klien dg Tindakan ECT
1. Fase laten: 2-5”  tremor cepat
2. Fase tonik: kurang lebih 10”  seluruh sistem otot
kerangka  kejang tonik
3. Fase klonik : kurang lebih 30”  kejang klonik
(berdenyut) menyeluruh  makin lama makin
berkurang
4. Fase Apneu dan belum sadar  beberapa detik
5. Fase bernafas spontan : makin lama makin teratur  beberapa menit
6. Fase sadar kembali: 5’ sesudah kejang berhenti. Pasien 
disorientasi  beberapa menit
7. Fase tidur : ½ - 1 jam sesudah pasien menguasai lagi orientasinya
• Seorang pasien 20 tahun dirawat di ruang RSJ. Pasien
mengalami dibawa keluarga karena menyendiri dalam ka-
mar selama 1 bulan. Saat dikaji perilaku klien tidak berespon
walau diberi ransangan yang kuat.
• Manakah efek yang sesuai dengan pasien tersebut?
A. Inapropiate
B. Ambivalen
C. Tumpul
D. Labil
E. datar
Afek
respon emosional saat sekarang, dinilai
dari wajah(bahasa tubuh)
A. Inapropiate : emosi tidak sesuai/ bertentangan dengan stimulus (tertawa
saat musibah)
B. Ambivalen: seseorang mempuyai dua perasaan atau ide yang kuat yang
saling bertentangan cth: benci tapi rindu
C. Tumpul:Hanya bereaksi bila ada stimulus ekspresi kosong, irama suara
monoton
D. Labil : perubahan irama yg tiba-tiba/tidak stabil/emosi cepat berubah
E. Datar: tidak ada perubahan roman muka pada saat stimulus (wajah
datar/tanpa ekspresi, mata kosong, kaku, suara datar)
• Seorang pasien 25 tahun dirawat di ruang RSJ. Pasien mengalami
dibawa karena bicra kacau. Saat diwawancara pasien sering pus-
ing, mengeluh sakit kepala, gangguan tidur dan sering lupa den-
gan peristiwa baru saja terjadi. Dokter merncakan diberikan obat.
Perwata diruangan meberikan argumen untuk tidak diberikan obat
medis yang dapat merugikan pasien.
• Apa peran perawat pada kasus tersebut?
A. Penliti
B. Pendidik
C. Pembela
D. Pengelola
E. Konsultan
1. Care giver= pemberi askep
2. Advocat= pembela/pelindung
3. Edukator = pendidik
4. Konselor= konsultan
5. Case managemen= manajemen kasus
6. Colabolator= /kolaborasi
7. Penghubung=penghubung dengan nakes lain/kerjasama
8. Pembaharu = membuat inovasi baru
9. Peneliti
• Seorang perempuan, merupakan salah satu klien di RS jiwa yang
sudah mendapatkanijin untuk kembali ke rumah. Untuk itu, ia men-
dapat beberapa obat yang tetap harusdikonsumsi di rumah nantinya.
Salah satunya adalah obat CPZ (Chlorpromazine). Obat ini meru-
pakan obat yang dapat membantu proses istirahat klien. Namun,
obat tersebut juga menimbulkan efek samping.
Apakah tindakan yang harus dilakukan mengatasi efek samping obat?
• A. Melakukan pemeriksaan tekanan darah secra teratur tiap shift
• B. Minum air putih yang banyak untuk mengatasi mulut kering
• C. Menyarankan klien untuk banyak makanan berserat
• D. Menyuntikkan diazepam
• E. Tidur
nama indikasi Efek smping

Chlorpromazin Obat psikosis pada skhizo- Mulut kering,payudara


prenia/manik bengkak, pengelihatan
Pikiran tenang kabur, pusing , mengn-
tuk
Haloperidol Mengatsi gelisaah dan agre- Gangguan ereksi dan
sif, menstrusi, akathsia, dis-
Mengurangi tremor/ sindrom tonia, gejaala parkinson
tourette
Trihexilpenedil Rileks dan tidak tegang, Mulut kering
obat parkinson Bola mata besar,
lelaah/pusing
• Seorang laki-laki berusia 21 tahun dirawat dirumah sakit jiwa.
Laki-laki tersebut tampak berulang kali mencuci tangannya
terus menerus padahal tangannya sudah bersih.
Termasuk dalam tindakan apakah kasus laki-laki tersebut?
 
A. Mencoba zat
B. Perilaku kompulsif
C. Ketergantungan zat
D. Penyalahgunaan zat
E. Putus zat
 Seorang laki- laki, usia 44 tahun dirawat di RSJ selama 4
minggu, karena kodisinya sudah bagus laki- laki 44 tahun
tersebut direhabilitasi sebelum pasien pulang dengan melatih
keterampilan membuat sapu dan kemoceng agar siap untuk
kembali di lingkungan masyarakat.
Pertanyaan soal
 Apakah jenis rehabilitasi pada kasus diatas?
 Pilihan Jawaban
A. Rehabilitasi medis
B. Rehabilitasi kejiwaan
C. Rehabilitasi komunitas
D. Rehabilitasi psikososial
E. Rehabilitasi keagamaan

Anda mungkin juga menyukai