1. Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSJ
karena di rumah ia sering marah-marah dan mengamuk. Saat ini pasien sudah perawatan hari kesepuluh dan keluarganya sudah tahu cara merawatnya. Menurut keluarga bahwa pasien sudah mampu memotivasi dirinya sendiri untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Apakah indikator keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan keluarga? A. Keluarga mampu menangani masalah marah B. Keluarga mampu menangani perilaku kekerasan C. Keluarga mampu menangani masalah koping tidak efektif D. Keluarga mampu menangani masalah keperawatan mental E. Keluarga mampu mengerti masalah riwayat penyebab, tanda dan gejala Pembahasan : Perawat dalam melakukan tindakan SP pada keluarga meliputi cara seperti mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien, diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan, diskusikan pada keluarga kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat sperti melempar atau memukul benda/orang lain, latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan. Yang dapat diukur tingkat keberhasilannya adalah keluarga mampu mengerti masalah riwayat penyebab, tanda dan gejala. Perawatan pasien di rumah hanya mencegah pasien terpapar oleh penyebab kekambuhan penyakit.
2. Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun dirawat di RSJ
dengan keluhan depresi karena sering diejek tetangganya.pasien baru menjalani amputasi pada kaki kanannya, pasien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna lagi, malu dengan keadaannya, kontak mata kurang, menyendiri di sudut ruangan. Apa konsep diri pasien yang terganggu? A. Peran B. Ideal diri C. Harga diri D. Identitas diri E. Gambaran diri Pembahasan : Pasien mengalami gangguan pada gambaran diri dikarenakan hilangnya salah satu anggota tubuh pasien akibat amputasi. Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. Pasien mengatakan malu terhadap keadaan tubuhnya merupakan tanda bahwa gambaran diri pasien terganggu.
3. Seorang perempuan uasi 27 tahun masuk RSJ diantar oleh
keluarganya karena menyendiri di dalam kamar sejak 2 minggu yang lalu. Ketika perawat melakukan wawancara didapatkan data bahwa pasien menjawab dengan nada monoton, ekspresi wajah tidak berubah. Manakah masalah afek yang dialami oleh pasien? A. Labil B. Datar C. Tumpul D. Terbatas E. Tidak sesuai Pembahasan : Pasien yang berespon dengan suara yang monoton dan ekspresi wajah yang tidak berubah merupakan tanda bahwa pasien mengalami afek yang datar (flat affect). Afek tumpul yaitu gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh penurunan yang berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan pasien. Afek yang tidak sesuai yaitu ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan. Afek labil yaitu perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba tanpa adanya stimulus eksternal. Afek terbatas yaitu penurunan intensitas irama perasaan.
4. Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun masuk ke rsj
diantar oleh keluarganya karena mengamuk dan bicara sendiri. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami gangguan proses pikir ditandai dengan pembicaraan pasien tidak nyambung antara kalimat satu dengan yang lainnya. Apakah gangguan proses pikir yang dialami pasien pada kasus di atas? A. Blocking B. Tangensial C. Perseverasi D. Sirkumtansial E. Kehilangan asosiasi Pembahasan : Sirkumtansial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan. Tangensial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan. Kehilangan asosiasi yaitu pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya. Perseverasi yaitu pembicaraan yang berulang. Blocking yaitu pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
5. Seorang laki-laki berumur 38 tahun dirawat di RSJ dengan
halusinasi pendengaran. Ketika diajak berdiskusi tentang halusinasinya pasien menanyakan apakah perawat percaya apa yang didengar pasien (halusinasinya). Perawat menjawab bahwa ia percaya pasien mengalami hal tersebut, namun ia tidak mendengarnya. Apakah tindakan yang dilakukan perawat tersebut? A. Menghardik B. Memvalidasi C. Menyudutkan D. Menyampaikan tujuan E. Mengalihkan perhatian Pembahasan : Pasien dengan diagnosa halusinasi pendengaran akan merasa bahwa suara yang didengarnya adalah benar. Saat mendengarkan pernyataan pasien mengenai suara yang didengarnya, perawat terlebih dahulu mendengarkan pernyataan pasien dengan penuh perhatian kemudian memvalidasi bahwa yang didengar pasien itu tidak didengar oleh perawat.
6. Seorang wanita di rawat di IGD RSKJ Soeprapto Bengkulu
dikarenakan mencoba memotong nadinya dengan pisau dikarenakan pasien putus dari pacarnya 4 minggu yang lalu. Keluarga mengatakan bahwa pasien sering mengungkapkan bahwa hidupnya tidak berarti lagi karena masa depannya telah hancur dan lebih baik mati saja. Apakah tahap bunuh diri yang terjadi pada pasien diatas ? A. Bunuh diri B. Resiko bunuh diri C. Isyarat bunuh diri D. Ancaman bunuh diri E. Percobaan bunuh diri Pembahasan : Pasien telah mencoba memotong nadinya dengan pisau setelah putus dari pacarnya 1 minggu yang lalu, data-data diatas menunjukkan bahwa percobaan bunuh diri yang dilakukan pasien terjadi setelah putus dari pacarnya. Berdasarkan buku ajar keperawatan kesehatan jiwa, Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya yang disebabkan oleh kegagalan adaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi yang dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal atau gagal melakukan huubngan yang berarti, perasaan marah atau bermusuhan, dan cara untuk mengakhiri keputusasaan.
7. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di RSKJ sedang
mengamuk, ingin memukul teman-teman sekamarnya sampai tidak bisa terkontrol, ekspresi wajah tegang, mata merah dan melotot. Apa intervensi yang tepat untuk kasus diatas ? A. Restrain B. Psikofarmaka C. Terapi Suportif D. Terapi Lingkungan E. Terapi Aktivitas Kelompok Pembahasan : Berdasarkan ciri-ciri dari kasus diatas, bahwa klien mengalami perilaku kekerasaan (PK). PK adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis. Dalam kondisi seperti pada kasus. Tindakan yang paling tepat adalah melakukan restrain (pengikatan) pada ekstremitas klien hingga klien kembali tenang.
8. Seorang perempuan berusia 28 tahun dirawat di rumah sakit
jiwa sejak 6 hari yang lalu karena marah-marah dan hamper melukai temannya dengan benda tajam. Dari hasil pengkajian : klien tampak mondar-mandir di ruangan, mata melotot, dan bicara dengan ketus. Perawat sudah mengajak klien berinteraksi dan membina hubungan saling percaya. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ? A. Mengajarkan cara minum obat secara teratur B. Mengajarkan mengontrol marah dengan spiritual C. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan verbal D. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan pukul bantal dan Kasur E. Mengidentifikasi penyebab, tanda, perilaku kekerasaan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasaan Pembahasan : Dari data diatas menunjukkan bahwa klien mengalami masalah resiko perilaku kekerasaan, sehingga tindakan keperawatan yang tepat dilakukan setelah terbina hubungan saling percaya dengan klien adalah mengidentifikasi penyebab, tanda, perilaku kekerasaan yang dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasaan. Resiko perilaku kekerasaan adalah beresiko membahayakan secara fisik, emosi dana tau seksual pada diri sendiri dan orang lain. Adapun tindakan keperawatan resiko perilaku kekerasaan adalah berupa strategi pelaksanaan resiko perilaku kekerasaan yang terdiri dari: SP1. Mengidentifikasi penyebab, tanda gejala, perilaku kekerasaan yang dilakukan, dan akibat perilaku kekerasaan, menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasaan dengan latihan pukul bantal dan Kasur SP 2. Melatih klien minum obat secara teratur SP 3. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasaan secara verbal SP 4. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasaan secara spiritual.
9. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di rumah sakit
jiwa dengan keluhan mengurung diri dan sering mendengar suara-suara yang menyeramkan. Berdasarkan hasil pengkajian: pasien apatis, saat diajak berinteraksi pasien mengalihkan pandangan, mengacuhkan perawat kemudian menghindari, tidak mau bergaul dan tampak menyendiri. Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus diatas ? A. Waham B. Halusinasi C. Isolasi social D. Harga diri rendah kronis E. Harga diri rendah situasional Pembahasan : Dari data di atas menunjukkan bahwa pasien mengalami isolasi sosial. Isolasi social adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain. Tanda dan gejala isolasi social adalah merasa ingin sendiri, merasa tidak aman ditempat umum, menarik diri, tidak berminat atau menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan.
10. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ, dari
hasil pengkajian, pasien sedih jika ditanya tentang rumah tangganya pasien mengatakan ditinggal cerai oleh suaminya sehingga menyebabkan pasien suka menyendiri. Apakah masalah utama dari kasus tersebut ? A. Isolasi social B. Berduka antisipasi C. Berduka disfungsonal D. Hambatan interaksi social E. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah Pembahasan : Berduka disfungsional adalah suatu respon terhadap kehilangan individu tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka untuk suatu periode waktu yang terlalu lama, atau gejala berduka yang normal menjadi berlebihlebihan untuk suatu tingkat yang mengganggu fungsi kehidupan secara normal.