Anda di halaman 1dari 15

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL M.A.

KEPERAWATAN JIWA

NAMA MAHASISWA : *


Amina Az Zahra
SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES...KEJUJURAN KUNCI UTAMA
Efek antikolinergik pada penggunaan obat anti depresi, adalah ….
Mulut kering
Diarea
Bradicardia
Poliuria
Peningkatan kewaspadaan
Seorang laki-laki 24 tahun, dibawa paksa oleh keluarga dan tetangganya untuk dirawat di RS.
Jiwa dengan alasan melempari rumah tetangga, marah-marah tanpa sebab dan sering bicara
sendiri. Apakah alasan klien tersebut dirawat paksa ke RS ?
Berbahaya untuk dirinya dan orang lain
Tidak bisa menerima diri apa adanya
Permintaan masyarakat
Keinginan keluarga
Hak pasien
Seorang perempuan umur 26 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwa. Pengkajian perawat klien
sering menyendiri, penampilan klien tidak rapi, klien tidak mau memulai komunikasi dengan
orang lain, jika ditanya perawat selalu menjawab malas. Perawat melaksanakan SP. I
mengajarkan cara berkenalan dengan satu orang, klien sudah paham dan mengerti. Apakah
tindakan selanjutnya SP. I pada klien diatas ?
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
Melatih keluarga memperktekan cara merawat klien isolasi sosial
Memberikan kesempatan kepada klien cara berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan satu orang
dalam kegiatan harian.
Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat di RS jiwa dengan diagnose medis Skizofrenia, dari
hasil pengkajian diperoleh data, pasien mengatakan mendengar suara-suara, terutama saat
malam hari. Pasien mendapatkan obat. Terapi Psikofarmaka apakah untuk kasus diatas ?
Chlorpromazine
Triheksifenidil
Amitriptilin
Lorazepam
Diazepam
Dua minggu yang lalu, Nadia secara berlebihan telah meminum paracetamol sejumlah 40 tablet
dan baru menceritakan hal tersebut kepada suaminya keesokan harinya setelah dia muntah-
muntah. Ia ditampung di unit peracunan diri sendiri di rumah sakit umum selama 2 hari
kemudia ia merasa bertambah ingin bunuh diri dan bertambah takut. Nadia mengaku merasa
tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir.
Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh
diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasi yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya
berkurang drastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.
Tujuan Terapi keluarga ....
Agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya dalam merawat klien dengan gangguan jiwa.
Diberikan hanya kepada klien
Fungsi keluarga berjalan dengan baik
Anggota keluarga menjadi nyaman
Keluarga menjadi lebih harmonis
Seorang laki-laki umur 29 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan riwayat mengamuk di rumah
karena tersinggung oleh iparnya yang selalu mengejeknya. Saat ini perawat sedang melibatkan
pasien dalam kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Stimulasi Persepsi. Apakah
evaluasi keperawatan terhadap kemampuan klien dalam mengontrol marahnya ?
Memberi pendapat terhadap isi cerita
Menyebutkan keuntungan minum obat
Memperagakan cara meminta tanpa paksaan
Menyusun jadwal percakapan bersama orang lain
Menjelaskan perasaan setelah mendengarkan lagu
Efek samping obat anti-psikosis, adalah ….
Sindrom ekstrapiramidal (EPS)
mual, muntah, diare dan feses lunak
Kelemahan otot
Poli uria
Hipotiroidisme
Tn. A umur 38 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Gelatik 2 minggu yang lalu. Klien dibawa
oleh keluarga ke RS. Jiwa karena di rumah sering pergi tidak pulang-pulang. Sebelumnya klien
mempunyai dua perusahaan serum mobil tapi semuanya bangkrut. Pengkajian perawat klien
sering menyendiri, wajah klien tampak sedih, pada waktu berkomunikasi mengatakan, "Malas
ah", klien sering menghindar dari orang, pandangan mata klien tampak kosong, klien hanya
tidur-tiduran di tempat tidur. Pengkajian tanda-tanda vital TD : 110 / 70 mmHg, nadi : 82 x /
menit, RR : 20 x / menit
Faktor presipitasi terjadinya gangguan jiwa pada Tn. A, adalah ….E
klien Tn. M merasa gagal karena perusahaannya bangkrut
klien merasa merasa kuat walaupun orang lain menghina dirinya
klien Tn. M masih menggunakan mekanisme koping adaptif
klien merasa tidak ada yang peduli pada dirinya
klien merasa malu karena orang lain menghina dirinya dan menggunakan koping mal-adaptif
Berikut ini adalah Jenis terapi modalitas pada klien pada gangguan jiwa ….
Intervensi nutrisi
electro convulsive therapy (ECT),
foto terapi,
bedah otak.
Terapi bermain
Tujuan umum TAK secara terapeutik, adalah ....
Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan orang lain
Mengurangi motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan efektif
Membatasi sosialisasi
Menyalurkan emosi secara konstruktif
Mengenal perawat
Ani, obat ini harus diminum setelah makan ya pada pukul 17.00. Tindakan yang dilakukan
perawat merupakan prinsip benar .... dalam pemberian obat.
Klien
Obat
Dosis
Pemberian
Waktu.
Seorang laki-laki dirawat di RS. Jiwa pada waktu perawat melakaukan strategi komuikasi SP.
1. Tiba-tiba banyak teman-teman klien datang mendekat perawat, dengan sikap dan penuh
perhatian perawat sambil menyapa klien dan berjabat tangan tehadap klien yang datang, semua
klien tersebut merasa senang. Apakah prinsif moral etik yang dilakukan perawat terhadap
kasus tersebut ?
Justice (keadilan)
Fidelity (kesetiaan)
Veracity (ketulusan)
Beneficience (kemurahan hati)
Autonomy (otonomi)
Efek samping obat anti-psikosis, adalah ….
Sindrom ekstrapiramidal (EPS)
mual, muntah, diare dan feses lunak
Kelemahan otot
Poli uria
Hipotiroidisme
Seorang laki-laki umur 32 tahun, dirawat di RS. Jiwa diruangan sering menyendiri, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, perawat melakukan SP. Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang dan menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan brbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian. Apakah SP yang dilakukan pada klien tersebut ?
SP. II klien
SP. III klien
SP. I klien
SP. I keluarga
SP. II keluarga
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS, Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya. Kedua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Apakah masalah utama pada klien Ny. B, adalah ….
perilaku kekerasan
isolasi social
defisit perawatan diri
sensori persepsi halusinasi : pendengaran
harga diri rendah
Seorang perempuan berusia 35 tahun, masuk RS Jiwa dengan keluhan mengamuk di rumah,
mengancam tetangga dengan benda tajam. Saat dikaji pasien tampak mondar mandir di
ruangan, berbicara sendiri, muka merah dan tegang, sesekali pasien menolak makan dan
minum, tatapan mata penuh curiga. Pasien dilibatkan dalam terapi kelompok untuk mengenal
perilakukekerasan yang biasa dilakukan. Apakah jenis terapi aktivitas kelompok yang tepat
pada kasus tersebut ?
TAK simulasi persepsi
TAK simulasi orientasi
TAK orientasi realitas
TAK sosialisasi
TAK supportive
Seorang wanita umur 28 tahun, dirawat di RS Jiwa diruangan sering menyendiri, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, perawat melakukan SP. Mengevaluasi jadwal kegiatan hari
klien, memberikan kesempatan pada klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang
dan membantu klien memasukan kegiatan bincang-bincang dengan satu orang sebagai salah
satu kegiatan harian. Apakah SP yang dilakukan pada klien tersebut ?
SP. II klien
SP. III klien
SP. I klien
SP. I keluarga
SP. II keluarga
Berikut pengkajian factor predisposisi yang benar pada klien gangguan orientasi realitas,
adalah ….
biologis, psikologis, social budaya
psikologis, social budaya
biologis, psikologis
biologis, psikologis, system pendukung
biologis, psikologis, social budaya dan system pendukung
Perawat mengkaji potensi atau intensitas bunuh diri, bila kien memikirkan dengan aktif tetapi
tidak ada percobaan bunuh diri, adalah ….
skor 1
skor 2
skor 3
skor 5
skor 6
Seorang laki-laki 30 tahun, dirawat di RSJ, karena perilaku kekerasan. Saat pengkajian nada
suara tinggi, pandangan mata tajam, pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda, gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibatnya, tapi belum tahu cara mengontrolnya.
Apakah tehnik pengendalian marah yang dapat diajarkan selanjutnya ?
Secara verbal
Latihan spiritual
Tarik nafas dalam
Pukul bantal
Patuh minum obat
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS, Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya.Ke dua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Dalam memberikan intervensi keperawatan pada Ny. B, tujuan khusus bina hubungan saling
percaya sebagai berikut : 1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal, 2.
perkenalkan diri perawat dengan sopan, 3. tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien, 4. tujuan pertemuan. Apakah prinsip komunikasi teraupetik, yang paling tepat
harus diberikan seorang perawat, adalah ….
1 dan 2
2 dan 3
2 dan 4
1, 2 dan 3
1, 2, 3 dan 4
Seorang wanita umur 28 tahun, dirawat di RS. Jiwa ruang Melati. Ssaat perawat melakukan
pengkajian didapatkan data klien berbicara sendiri, mulut komat kamit, klien melihat
bayangan-bayangan hitam besar yang ingin memukul. Bayangan-bayangan itu muncul selama
3 menit, sehari muncul 2 kali. Apa rencana tindakan yang harus dilakukan perawat untuk
menyelesaikan permasalahan klien tersebut ?
Lakukan strategi pelaksanan (SP) Jiwa.
Bina hubungan saling percaya
Lakukan terapi aktivitas kelompok
Berikan pengobatan dengan psikofarmaka.
Lakukan kolaborasi dengan dokter psikiatri.
Seorang wanita umur 29 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan perilaku sering melamun dan
jarang berinteraksi dengan orang lain. Perawat telah mengajarkan klien cara berkenalan dengan
pasien lain. Apakah evaluasi keperawatan yang diharapkan pada hasil interaksi tersebut ?
Klien mampu memperagakan cara berkenalan
Terjalin hubungan saling percaya perawat - klien
Klien terlibat aktif mengobrol dengan klien lain
Klien merasa senang berkenalan dengan perawat
Klien mampu menyebutkan nama dan alamat teman barunya
Gangguan orientasi realitas disebabkan fungsi otak, maka gangguan atau respon yang timbul,
disebut ….
respon psikologis
respon perilaku
respon neurobiologik
respon sosial
respon adaptif
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS, Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya. Kedua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Stressor merupakan pencetus gangguan jiwa pada Ny. B akibat perceraian dengan suaminya,
disebut ….
faktor predisposisi
faktor presipitasi
faktor social
faktor cultural
faktor psikologis
Seorang laki-laki umur 20 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwa dengan halusinasi Lihat. Saat
perawat berinteraksi dengan klien untuk melaksanakan Strategi Pelaksanaan (SP) kedua.
Apakah ungkapan yang paling tepat dalam evaluasi obyektif pada komunikasi tersebut ?
“Apakah ibu masih ingat dengan saya ?”
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mengobrol ?”
“Apa yang ibu rasakan setelah kita berlatih dengan cara ini ?”
“Coba ibu ulangi cara mengontrol suara dengan cara bercakap-cakap”
“Mulai sekarang ibu bisa melakukan cara ini dan jangan lupa masukan ke dalam jadwal”
Seorang laki-laki umur 35 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwadiruangan sering menyendiri,
tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, perawat melakukan SP1. Klien, memberikan
kesempatan pada klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang tapi klien masih
malu dan tidak mampu. Apakah Rencana tindak lanjut yang dilakukan pada klien tersebut ?
Bapak mampu berkomunikasi dengan baik
Bapak mampu mempraktekan cara berkenalan
Bapak, ini PR buat bapak nanti saya akan datang lagi saya akan mengajarkan cara berkenalan
lagi.
Bapak seharusnya mau mengikuti apa yang diajarkan perawat, sehingga bapak jadi mengerti
Bapak tadi saya sudah mengajarkan cara berkenalan dan bapak bagus sekali dan boleh bapak
praktekan
Berikut ini adalah Jenis terapi modalitas pada klien pada gangguan jiwa ….
Intervensi nutrisi
Electro Convulsive Therapy (ECT)
Foto terapi
Bedah otak.
Terapi bermain.
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS. Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya. Kedua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Perawat melakukan tindakan keperawatan pada Ny. B, Strategi Pelaksanaan, membantu
klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan, melatih klien sesuai
kemampuan yang dipilih dan memberikan pujian terhadap keberhasilan klien. Apakah
Strategi Pelaksanaan (SP) pada klien tersebut …
Strategi Pelaksanaan (SP) II
Strategi Pelaksanaan (SP) I
Strategi Pelaksanaan (SP) I keluarga
Strategi Pelaksanaan (SP) II keluarga
Strategi Pelaksanaan (SP) III keluarga
Seorang perempuan umur 22 tahun, dirawat dengan masalah Gangguan persepsi sensori :
halusinasi lihat, saat perawat sedang berinteraksi dengan klien tiba-tiba klien berteriak dan
berkata,”Perawat..Saya takut, ada setan besar hitam lewat”. Apakah respon perawat yang
paling tepat pada kasus klien diatas ?
”Ya… sudah pak jangan takut, kamu diam disini saja “
"Jangan takut perawat akan bantu biarkan saja dia lewat
"Kamu melihat perawat percaya, tapi perawat tidak lihat”
“Jangan takut perawat selalu ada disamping kamu dan siap untuk membantu”
“Jangan takut tidak ada apa-apa itu perasaan kamu saja nanti juga hilang”
Seorang perempuan, dirawat di Panti Sosial Jiwa. Pada waktu perawat melakukan strategi
komunikasi SP. 1 klien tidak mau berkomunikasi, perawat selalu berada disamping klien penuh
perhatian selalu menyapa klien agar terbina hubungan saling percaya. Apakah prinsip moral
etik yang dilakukan perawat terhadap kasus tersebut ?
Fidelity (kesetiaan)
Justice (keadilan)
Veracity (ketulusan)
Benefience (kemurahan hati)
Autonomy (otonomi)
Seorang laki-laki umur 29 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwa. Di ruangan, klien mengatakan
malu dengan teman-temannya, jika berkomunikasi dengan orang lain sering menundukan
kepala dan mengatakan dirinya tidak berarti, perawat melakukan SP. Mengevaluasi jadwal
kegiatan hari klien, melatih kemampuan kedua dan orang dan menganjurkan klien
memasukkan dalam kegiatan harian. Apakah SP yang dilakukan perawat pada klien tersebut ?
SP. I klien
SP. II keluarga
SP. III klien
SP. I keluarga
SP. II klien
Seorang wanita umur 24 tahun, dirawat di RS. Jiwa. Pengkajian perawat klien sering
menyendiri, penampilan klien tidak rapi, klien tidak mau memulai komunikasi dengan orang
lain, jika ditanya perawat selalu menjawab malas, kontak mata kurang. Apakah diagnosa
keperawatan pada klien tesebut ?
Berduka disfungsional
Harga diri rendah : Situasional
Harga diri rendah : Kronik
Isolasi sosial
Resiko gangguan persepsi sensori : halusinasi
Tn. A umur 38 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Gelatik 2 minggu yang lalu. Klien dibawa
oleh keluarga ke RS. Jiwa karena di rumah sering pergi tidak pulang-pulang. Sebelumnya klien
mempunyai dua perusahaan serum mobil tapi semuanya bangkrut. Pengkajian perawat klien
sering menyendiri, wajah klien tampak sedih, pada waktu berkomunikasi klien mengatakan,
"Malas ah", klien sering menghindar dari orang, pandangan mata klien tampak kosong, klien
hanya tidur-tiduran di tempat tidur. Pengkajian tanda-tanda vital TD : 110 / 70 mmHg, nadi :
82 x / menit, RR : 20 x / menit
Apakah masalah utama pada klien Tn. A, tersebut adalah ….
resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi
resiko prilaku kekerasan
defisit perawatan diri
harga diri rendah
isolasi sosial
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS, Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya. Kedua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Data objektif pada klien Ny. B, sebagai berikut :1. pada waktu berkomunikasi kontak mata
klien kurang, 2.bila berkomunikasi klien berbicara seperlunya, 3. klien tampak menangis
bila ingat dengan anaknya, 4. Klien mengatakan kedua anaknya dibawa suaminya. Manakah
data Objektif pada klien Ny, B, adalah …
1, 2 dan 3
1, 2 dan 4
1 dan 3
2 dan 4
3 dan 4
Seorang laki-laki umur 31 tahun, dengan perilaku sering menyendiri dan jarang berinteraksi
dengan klien lainnya. Saat ini perawat sedang melakukan interaksi dengan pasien tersebut
untuk melaksanakan Strategi Pelaksanaan (SP) pertemuan pertama. Apakah ungkapan yang
tepat di fase kerja dalam pertemuan tersebut ?
“Selamat pagi pak…”
“Perkenalkan saya perawat Leni, pak”
“Saya yang akan merawat bapak.”
“Mengapa bapak lebih senang menyendiri ?”
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol ?”
Seorang laki-laki umur 41 tahun, menunjukkan perubahan perilaku sejak mengalami
kecelakaan motor dan menjalani operasi amputasi kaki kanannya. Keluarga klien merasa
bingung terhadap perubahan perilaku klien, sehingga perawat menjelaskannya. Apakah
evaluasi subyektif terhadap keluarga klien? C
“Apakah bapak masih ingat dengan saya ?”
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol ?”
“Apa yang bapak rasakan setelah kita berlatih cara ini ?”
“Coba Bapak ulangi cara mengontrol suara dengan cara bercakap-cakap”
“Mulai sekarang bapak bisa melakukan cara ini dan jangan lupa masukan ke dalam jadwal”
Dua minggu yang lalu, Nadia secara berlebihan telah meminum paracetamol sejumlah 40 tablet
dan baru menceritakan hal tersebut kepada suaminya keesokan harinya setelah dia muntah-
muntah. Ia ditampung di unit peracunan diri sendiri di rumah sakit umum selama 2 hari
kemudia ia merasa bertambah ingin bunuh diri dan bertambah takut. Nadia mengaku merasa
tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir.
Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh
diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasi yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya
berkurang drastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.
Teknik role model, adalah ….
Strategi mengubah perilaku dengan memberi contoh perilaku adaptif untuk ditiru klien.
Memberikan penguatan positif dimana terapis memberi penghargaan kepada klien terhadap
perilaku yang positif yang telah ditampilkan oleh klien.
Mengubah kata-kata negatif menjadi kata-kata positif.
Kemampuan untuk mengendalikan perilaku sehingga menghasilkan terjadinya penurunan
tingkat distress klien tersebut.
Mengubah perilaku dapat juga dilakukan dengan memberi penguatan negatif.
Seorang laki-laki umur 30 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan perilaku sering bicara dan
senyum sendiri. Saat ini perawat sedang melibatkan klien dalam kegiatan Terapi Aktivitas
Kelompok musik (TAK) : Stimulasi Sensori. Apakah evaluasi keperawatan terhadap
kemampuan pasien dalam mengikuti TAK tersebut ?
Memberi pendapat terhadap musik yang didengar
Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan
Memperagakan cara meminta yang baik
Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
Menyampaikan topik dengan jelas
Ketidakmampuan klien menilai dan berespon pada realitas klien tidak dapat membedakan
rangsangan internal dan ekternal tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, disebut ....
gangguan alam perasaan
gangguan orientasi realitas
mania
waham
halusinasi
Seorang laki-laki umur 22 tahun dirawat di Panti Sosial, dengan perilaku sering bicara sendiri.
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengatakan, "Ayo ikut saya mas.. kita
loncat saja." Saat ini perawat sedang melakukan interaksi dengan klien. Apakah ungkapan
yang tepat di fase kerja dalam komunikasi terapeutik pada kasus tersebut ?
"Selamat pagi Pak...“
“Bapak sedang berbicara dengan siapa ?“
“Apakah bapak mengenali suara tersebut ?”
“Bagaimana kalau sekarang kita mengobrol.”
“Tujuan dari pertemuan ini agar bapak mengenal suara tersebut”
Seorang laki-laki umur 20 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan halusinasi pendengaran. Saat ini
perawat telah berinteraksi dengan pasien untuk melaksanakan Strategi Pelaksanaan (SP)
pertemuan kedua. Apakah ungkapan yang tepat ditanyakan dalam evaluasi obyektif pada
komunikasi tersebut ?
“Apakah bapak masih ingat dengan saya ?”
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol ?”
“Apa yang bapak rasakan setelah kita berlatih cara ini ?”
“Coba bapak ulangi cara mengontrol suara dengan cara bercakap-cakap”
“Mulai sekarang bapak bisa melakukan cara ini dan jangan lupa masukan ke dalam jadwal”
Seorang wanita umur 25 tahun, dirawat di Panti sosial Jiwa,klien mengatakan sering
mendengar bisikan suara-suara laki-laki yang mengajaknya menikah, suara-suara itu sering
datang setiap hari terutama bila klien sendiri, suara-suara itu muncul selama 5 menit tiap hari.
Perawat melaksanakan SP2 klien. Melatih klien mengendalikan halisinasi. Apakah tindakan
keperawatan pada klien tersebut ?
Dengan cara berckap-cakap dengan orang lain
Dengan cara minum obat secara teratur dan benar
Dengan cara melakukan ber Do'a sesuai agama klien
Dengan cara melakukan aktifitas sekari-hari seperti menyapu, mengepel.
Dengan cara tutup telinga katakan tidak-tidak saya tidak mau mendengar suara-suara itu palsu
Seorang laki-laki 35 tahun, dirawat di RS jiwa, alasan utama dirawat adalah gelisah, marah-
marah dan melukai anggota keluarganya dan mendengar suara-suara. Klien mendapatkan obat
Haloperidol 3 x 1,5 mg. Manakah tindakan keperawatan untuk mengatasi efek samping dari
obat tersebut ?
Cek tekanan darah
Sarankan untuk tidur
Anjurkan banyak minum
Kaji adanya tremor, kejang
Anjurkan rubah posisi perlahan-lahan
Intervensi Keperawatan untuk klien yang menerima ECT ....
Abaikan format persetujuan ada di status
Berikan bantuan nafas setelah tindakan
Biarkan klien sendiri
Berikan klien nutrisi yang cukup
Atur posisi klien terlentang
Reaksi behavioral akibat efek samping dari penggunaan anti psikosis, adalah ….
Banyak tidur, grogines dan keletihan.
Penglihatan kabur
Konstipasi
Takikardi
Retensi urine
Seorang laki-laki umur 36 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan perilaku sering menyendiri dan
tersenyum sendiri. Saat ini perawat sedang interaksi dengan klien, namun konsentrasi pasien
mudah beralih dari satu topik ke topik lainnya. Apakah yang harus dilakukan perawat dalam
komunikasi terapeutik pada klien tersebut ?
Menegur klien untuk tidak bicara
Menyapa klien dengan lembut
Memfokuskan topik pembicaraan klien
Membiarkan klien berbicara sampai selesai
Tidak melawan kalimat yang diutarakan klien
Ny. B umur 34 tahun, dirawat di RS. Jiwa Ruang Cempaka 1 minggu yang lalu. Sebelum
masuk RS, Ny. B mengatakan berpisah dengan suaminya. Kedua anaknya dibawa oleh
suaminya. Di rumah Ny. B mengatakan di rumah membanting alat-alat rumah tangga, lalu oleh
keluarga dibawa ke RS. Jiwa. Pengkajian perawat Ny. B, mengatakan malu bergaul dengan
orang lain, Ny. B mengatakan merasa sedih, mengatakan dirinya merasa jelek, giginya
ompong, badannya pendek, pada waktu berkomunikasi kontak mata kurang. Sering
menundukkan kepala, berbicara seperlunya. Bila ingat dengan anaknya Ny. B sering menangis,
pengkajian tanda-tanda vital TD : 120 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, RR : 21 x / menit.
Pertemuan selanjutnya perawat melakukan tindakan keperawatan pada Ny. B, strategi
Pelaksanaan, mengevaluasi jadwal kegiatan harian, melatih kemampuan kedua dan
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian. Apakah Strategi
Pelaksanaan (SP) pada klien tersebut ….
Strategi Pelaksanaan (SP) II
Strategi Pelaksanaan (SP) I
Strategi Pelaksanaan (SP) I keluarga
Strategi Pelaksanaan (SP) II keluarga
Strategi Pelaksanaan (SP) III keluarga
Seorang wanita umur 32 tahun, dirawat di RS. Jiwa diruangan sering menyendiri, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, perawat melakukan SP. Mengajarkan klien cara berkenalan
dengan satu orang dan menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian. Apakah evaluasi objektif yang dilakukan pada klien
tersebut ?
Klien mampu berkomunikasi dengan baik
Klien mengatakan senang setelah melakukan kegiatan
Klien mampu mempraktekan cara berkenalan
Klien mau mengikuti apa yang diajarkan perawat
Klien mengatakan mau bertemu lagi dengan perawat sesuai dengan janji
Seorang laki-laki umur 30 tahun, dirawat di RS. Jiwa. Pengkajian perawat didapatkan data,
klien mengatakan malu, karena tidak punya kerjaan, dirinya jelek, saat berkomunikasi sering
menundukan kepala. Apakah masalah utama pada klien tersebut ?
Harga diri rendah : Kronik
Idial diri yang tidak realistis
Isolasi social
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Resiko Gangguan sensori persepsi : halusinasi
Reaksi behavioral akibat efek samping dari penggunaan anti psikosis, adalah ….
Banyak tidur, grogines dan keletihan.
Penglihatan kabur
Konstipasi
Takikardi
Retensi urine
Seorang wanita 21 tahun, datang bersama keluarga ke Poli Jiwa untuk kontrol. Perawat telah
melakukan Strategi Pelaksanaan (SP) 1 untuk mengajarkan keluarga cara penggunaan obat
dengan benar. Apakah evaluasi keperawatan terhadap kemampuan keluarga yang mungkin
muncul dalam kasus tersebut ?
Memperagakan cara berkenalan
Melatih klien dalam menghardik
Menjelaskan jenis dan manfaat obat
Memotivasi pasien untuk melakukan aktivitas
Menjelaskan waktu kontrol kembali ke dokter
Seorang wanita 28 tahun, dirawat di RS. Jiwa di ruangan sering menyendiri, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, perawat melakukan SP. Mengevaluasi jadwal kegiatan hari
klien, memberikan kesempatan pada klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang
dan membantu klien memasukan kegiatan bincang-bincang dengan satu orang sebagai salah
satu kegiatan harian. Apakah evaluasi objektif yang dilakukan pada klien tersebut ?
Klien mampu berkomunikasi dengan baik
Klien mengatakan senang setelah melakukan kegiatan
Klien mampu mempraktekan cara berkenalan
Klien mau mengikuti apa yang diajarkan perawat
Klien mengatakan mau bertemu lagi dengan perawat sesuai dengan janji
Seorang perempuan umur 24 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwa dengan riwayat mengamuk di
rumah. Klien marah karena tersinggung oleh temannya yang selalu mengejeknya di ruangan.
Saat ini perawat sedang melibatkan klien dalam kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).
Apakah evaluasi objektif terhadap kemampuan klien dalam mengontrol Perilaku Kekerasan ?
Memperagakan cara meminta tanpa paksaan
Menyebutkan keuntungan minum obat
Memberi pendapat terhadap isi cerita TAK
Menyusun jadwal percakapan bersama orang lain
Menjelaskan perasaan setelah mendengarkan musik
Dua minggu yang lalu, Nadia secara berlebihan telah meminum paracetamol sejumlah 40 tablet
dan baru menceritakan hal tersebut kepada suaminya keesokan harinya setelah dia muntah-
muntah. Ia ditampung di unit peracunan diri sendiri di rumah sakit umum selama 2 hari
kemudia ia merasa bertambah ingin bunuh diri dan bertambah takut. Nadia mengaku merasa
tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir.
Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh
diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasi yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya
berkurang drastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.
Terapi modalitas yang tepat diberikan pada klien Nadia, adalah ....
Terapi Lingkungan
Terapi Kognitif
Terapi Somatik
Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi Individu
Seorang perempuan umur 18 tahun, dirawat di Panti Sosial Jiwa dengan masalah halusinasi
lihat. Perawat melaksanakan SP. 1 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi Nn. C
mengerti apa yang sudah diajarkan perawat. Apakah rencana tindak lanjut yang
dikomunikasikan pada Nn. C tersebut ?
Bagaimana perasaan setelah perawat ajarkan tadi ?
Nn. C jangan lupa apa yang sudah perawat ajarkan tadi
Nn. C tolong dingat-ingat ini PR nanti perawat akan tanyakan lagi
Baiklah Nn. C nanti perawat akan datang lagi jam 10 selama 10 menit perawat akan
mengajarkan memasukan kedalam kegiatan harian.
Nn. C tadi perawat sudah mengajarkan cara menghardik halusinasi, Nn. C sudah mengerti jadi
jika halusinasi datang lakukan apa yang tadi saya ajarkan
Seorang wanita umur 27 tahun, mengalami perubahan perilaku sejak diputus pacar setelah
membina hubungan selama 5 tahun, sehingga Nn. M merasa dirinya jelek, tidak menarik dan
sering menyendiri di kamar. Perawat telah membantu Nn. M mengidentifikasi kemampuan dan
melatihnya setiap hari. Apakah evaluasi subyektif terhadap perilaku klien tersebut ?
Harga diri pasien positif
Klien tampak tersenyum bahagia
Klien aktif dalam melakukan kegiatan
Klien merasa senangkegiatan dilakukan perawat
Klien mampu mengerjakan kemampuan yang dimiliki
Seorang laki-laki usia 45 tahun, di rawat di RSJ dengan alasan mengamuk, memecahkan alat
rumah tangga. Saat dikaji, klien mengatakan mengamuk karena marah dengan istrinya yang
sering keluar rumah. Saat bercerita klien tegang, mata melotot dan tangan gemetar. Pasien
sudah dilatih mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam. Apakah intervensi selanjutnya
yang dilatih untuk kasus tersebut ?
Melakukan kegiatan
Pukul bantal / kasur
Membuat jadwal
Bicara asertif
Minum obat
Berikan obat ini secara intra vaskuler pada jam 18.00 sehari satu kali 1 gr. Tindakan yang
dilakukan perawat merupakan prinsip benar .... dalam pemberian obat.
Klien, obat dan dosis
Obat, waktu dan cara
Dosis, klien dan waktu
Cara pemberian, waktu dan dosis
Waktu, cara dan dosis
Seorang laki-laki umur 29 tahun, dirawat di RS. Jiwa dengan perilaku sering melamun dan
jarang berinteraksi dengan orang lain. Perawat telah mengajarkan klien cara berkenalan dengan
klien lain. Apakah evaluasi objektif yang diharapkan pada hasil interaksi tersebut ?
Klien mampu memperagakan cara berkenalan
Terjalin hubungan saling percaya perawat - klien
Klien terlibat aktif mengobrol dengan klien lain
Klien merasa senang berkenalan dengan perawat
Klien mampu menyebutkan nama dan alamat teman barunya

Anda mungkin juga menyukai