KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN
NAPZA
OLEH :
IGA ELVINA 2114201046
ZALNI PUTRI 2114201154
NURUL ILMA 2114201159
PENGERTIAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah suatu penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh penggunaan yg terus
menerus sampai terjadi masalah.
Napza tersebut bekerja didalam tubuh yg mempengaruhi terjadinya perubahan: perilaku, alam perasaan,
memori,proses pikir,kondisi fisik individu yg menggunakannya.
Penyalahgunaan Napza ini dapat mengalami kondisi lanjut yaitu : KETERGANTUNGAN NAPZA.
Yaitu suatu kondisi yg cukup berat dan parah, sehingga mengalami sakit yg cukup berat.
Kondisi ini juga ditandai dg adanya KETERGANTUNGAN FISIK yaitu SINDROMA PUTUS OBAT dan
TOLERANSI.
SINDROMA PUTUS ZAT adalah : suatu kondisi dimana individu yg menggunakan napza menurunkan atau
menghentikan penggunaan napza yg biasanya digunakannya, akan menimbulkan gejala kebutuhan biologik
terhadap napza.
TOLERANSI adalah suatu kondisi klien yg menggunakan napza memerlukan peningkatan jumlah napza yg
dikonsumsi untuk mencapai tujuan yg dikehendaki.
RENTANG RESPON
Tinggi alamiah :aktivitas fisik, meditasi.
Penggunaan jarang dari nikotin,kafein,dll.
Penggunaan sering dari : sda.
Ketergantungan,penyalahgunaan,gejala putus zat,toleransi.
PROSES KEPERAWATAN
Untuk membantu pasien dg gangguan penggunaan zat adiktif adalah :
dengan menggunakan proses perawatan, tahap pertama yg dilakukan
adalah ; pengkajian.
Dalam pengkajian ada beberapa faktor yg penting untuk diketahui yaitu :
f. predisposisi; f. presipitasi; tingkah laku pasien, mekanisme koping.
Penyakit kronis: Asma Bronchiale,kanker, penyakit lain dg masa sakit yg
menahun.
FAKTOR PSIKOLOGIS
● Tipe kepribadian yg tergantung.
● Harga diri yg rendah: terutama untuk ketergantungan alkohol,sedatif
hipnotik yg diikuti oleh rasa bersalah
● Pembawa keluarga : kondisi keluarga yg tidak stabil,role model yg
negatif.
● Kurang dipercaya, dan orang tua yg ketergantungan zat adiktif.
● Individu dg perasaan tidak aman (permusuhan dg orang
tua,penganiayaan masa kanak2).
● Individu dengan krisis identitas: kecenderungan homoseksual,krisis
identitas dg menggunakan obat untuk menunjukkan kejantanan.
● Cara pemecahan masalah yg menyimpang.
FAKTOR SOSIAL KULTURAL
● Sikap masyarakat yg ambivalensi terhadap penggunaan napza seperti
nikotine,ganja,alkohol.
● Norma kebudayaan: suku bangsa ttt menggunakan alkohol untuk upacara
adat dan keagamaan.
● Lingkungan: tempat yg rentan untuk transaksi napza:diskotik,tempat
hiburan malam,mall,lokalisasi pelacuran,lingkungan rumah yg kumuh
dan padat.
FAKTOR
PRESIPITASI
Penggunaan zat atau penyalahgunaan zat sering kali merupakan suatu cara dari seseorang untuk mengatasi
stres yg ada dalam kehidupannya.
Tanpa disadari kondisi atau cara ini merupakan suatu lingkaran untuk mendapatkan stres selanjutnya akibat
dari penggunaan zat tersebut.
Semakin banyak penggunaan zat adiktif, semakin banyak pula stres yg ditimbulkan, akibat tergantungnya
fungsi biopsikososial sebagai dampak penggunaan zat adiktif.
Stresor presipitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat adiktif adalah :
Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan.
Reaksi sebagai prinsip kesenangan: menghindari dari rasa sakit, mencari kesenangan, relaks agar
menikmati hubngan interpersonal.
Kehilangan sesuatu yg berarti: orang yg dicintai/pekerjaan/drop out dari sekolah.
Diasingkan oleh lingkungan: rumah,sekolah,kelompok teman sebaya.
Dampak kompleksitas era globalisasi :ketegangan akibat modernisasi, lancarnya transportasi,film,iklan
MANIFESTASI
Perubahan fisik KLINIS
Jalan sempoyongan, bicara pelo, sesak napas, denyut jantung dan nadi lambat,
menguap terus menerus, diare, dll.
Perubahan sikap dan perilaku
IQ rendah, lemah dalam berpikir dan bekerja, suka mengantuk, citra diri negatif,
sering berbohong.
TINGKAH LAKU
Penyalahgunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan
psikologik dan toleransi.
Ketergantungan fisik adalah tubuh membutuhkan zat adiktif, dan
jika tidak dipenuhi maka akan terjadi gejala putus obat pd fisik.
Ketergantungan psikologik adalah efek subyektif dari si pengguna
zat.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Masalah keperawatan sehubungan dengan gangguan penggunaan zat adiktif terutama
masalah : gangguan proses pikir, gangguan persepsi sensori (visual, pendengaran, rasa,
raba, penciuman), gangguan konsep diri (HDR).
Menurut NANDA diagnosis keperawatan adalah sebagai berikut :
• Gangguan persepsi sensori pada penggunaan halusinogen
• Gangguan hubungan sosial manipulatif
• Gangguan konsep diri: HDR
• Tidak mampu mengenal kualitas yg positif dari diri sendiri.
• Gangguan pemusatan perhatian
• Partisipasi keluarga yg kurang dalam program pengobatan pasien
• Menolak mengikuti aktifitas program .
PERENC AN AAN
Tujuan yg ingin dicapai dalam memberikan tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan penggunaan zat adiktif adalah :
Agar tidak terjadi ancaman terhadap kehidupan.
Tidak memburuknya keadaan kesadaran pasien
Aman dari kecelakaan terutama pd kondisi intoksikasi.
Setelah masa detoksifikasi :
PERTEMUAN PERTAMA
Perawat 1 : “Assalamualaikum perkenalkan nama saya suster wiwi, saya yang akan membantu perawatan
adek hari ini.
Perawat 2 : “Assalamualaikum perkenalkan nama saya kamal, saya yang akan membantu
perawatan adek hari ini.
Perawat 1 : Pada hari ini kita akan belajar orientasi realita ya dek .” Nama ade siapa? adek senang dipanggil
apa?
Klien : Berikan, berikan itu milik saya,itu teman saya, tolong berikan saya tidak sanggup!!!
Perawat 1 : dek, jangan khawatir, adik tidak sendiri yang kuat pasti adik bisa yaa. Nah sekarang waktunya
adik sarapan (Sambil mempersiapkan makananya namun klien mengamuk dan melempar makanan tersebut dan berlari
dipojokan kamar)
Klien : Kalian tidak menyayangiku, berikan teman saya hanya itu teman saya, berikan.....berikannn
(mengamuk dan mulai menyakiti dirinya sendiri)
Klienpun mengamuk akhirnya dokterpun datang, dokter dan perawat berusaha menenangkan klien yang mencoba menyakiti dirinya
akhirnya dokterpun memberikan suntik penenang kepada klien.