BAB 4
PEMBAHASAN
terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada
pelaksanaan, danevaluasi.
4.1 Pengkajian
dengan pasien, penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis telah mengadakan
keperawatan pada pasien sehingga pasien dapat terbuka dan mengerti serta
suara yang menyuruh pasien untuk memanjat pohon. pasien mengatakan sering
mendengar suara itu, Pasien mendengar suara-suara saat malam hari, pada saat pasien
bingung.
69
1. Didalam tinjauan kasus pasien tampak diam, bingung, dan melamun. Tetapi
yang ditemukan di rekam medis pasien di dapatkan bahwa pasien masuk karena
dengan kakaknya.
2. Pada tanda dan gejala dalam tinjauan pustaka masalah yang dituliskan Menurut
Ketawa sendiri, Menggerakkan bibir tanpa suara, Pergerakan mata yang cepat,
Respon verbal yang lambat, Menarik diri dari orang lain, Berusaha untuk
menghindari orang lain, Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata,
muka tegang mudah tersinggung, jengkel, dan marah, Tidak mampu mengikuti
perintah dari perawat, Tampak tremor dan berkeringat, Perilaku panik, Agitasi
dan kataton, Curiga dan bermusuhan, Bertindak merusak diri, orang lain dan
Dari tinjaun kasus didapatkan data Saat mendengar suara-suara respon pasien
hanya tidur, diam, melamun, dan bingung, dan saat di ajak berbicara pasien
kontak mata kurang, pasien kooperatif dan mau berbicara tetapi bicara masih
ngelantur .
70
3. Pohon masalah pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tindak terdapat
putus minum obat dan jarang untuk kontrol, karena pasien merasa bosan.
6. Pasien mengatakan pernah mengalami aniaya fisik saat usia 22 tahun yang lalu
pada saat itu pasien sebagai pelaku. Pasien mengatakan mau membunuh orang
menikah.
10. Sebelum masuk rumah sakit pasien berperan sebagai anak, dan selama dirumah
11. Pasien ingin segera pulang ke rumah dan pasien mengatakan ingin cepat
12. Pasien mengatakan di RS. Jiwa A tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
13. Pasien mengatkan beragama Islam, dan pasien mengatakan sakitnya adalah
14. Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien sholat 5 waktu di
15. Pasien tampak bingung dan bicara sendiri saat halusinasinya muncul.
16. Saat diajak bicara kontak mata pasien kurang. Saat ditanya pasien kooperatif
17. Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk
memanjat pohon, pasien mendengar suara saat pasien sedang sendirian, pasien
masi bicara sendiri. Pasien sering mendengar suara itu dan suara itu muncul
pada saat malam hari, pada saat pasien mendengar suara-suara pasien hanya
memejamkan matanya,
19. Pasien tidak mampu mengingat yang terjadi dalam minggu terakhir.
20. Pasien mengatakan “saya mandi satu kali dalam sehari mbk, pakai sabun. Saya juga
menyikat gigi satu kali, Sayamengganti baju satu kali sehari dan mencuci baju dua hari
sekali. Saya bisa menggunakan baju sendiri.”saat diamati pasien belum mengganti
baju sebelum disuruh. Saat didekati pasien baud an gigi tampak kuning.
72
3. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal).
Hanya terdapat 1 diagnosa yang muncul yaitu Gangguan persepri sensori: Halusinasi
Pensengaran.
4.3 RencanaKeperawatan
keperawatan. Pada tinjauan pustaka perencaan menggunakan tiga aspek yaitu tinjuan
umum, tinjauan khusus, dan rencana keperawatan. Tinjauan umun berfokus pada
menyelesaikan penyebab, namun pada tinjauan kasus, rencana keperawatan yang telah
disusun ini terdapat empat strategi pelaksanaan (SP) untuk pasien. Berdasarkan rencana
keperawatan menggunakan strategi pelaksaan (SP) pada pasien dengan masalah utama
1. SP1 :
halusinasi.
2. SP2 :
orang lain.
3. SP3 :
4. SP4 :
teratur.
4.4 TindakanKeperawatan
Pada situasi nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Hal itu terjadi
tindakan keperawatan, yang biasa dilakukan perawat adalah menggunkan rencana tidak
tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan itu yang dilaksanakan. Hal itu sangat
membahayakan pasien dan perawat jika tindakan berakibat fatal, dan juga tidak
perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih dibutuhkan
dan sesuai oleh keadaan pasien saat ini. Pada saat akan melaksanakan tindakan perawat
membuat kontrak terlebih dahulu dengan pasien yang isinya menjelaskan apa yang akan
dikerjakan dan peran serta yang diharapkan pasien. Dokumentasikan semua tindakan
teori dan tinjauan kasus keperawatan pada pasien dengan masalah utama Gangguan
dengan cara bertanya nama pasien, mengajak pasien berjabat tangan, mengindentifikasi
jenis, isi, waktu, frekuensi, respon halusinasi, dan melatih pasien cara menghardik.
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi itu
muncul/ terdengar.
bercakap-cakap dengan orang lain, dan melatih jadwal kegiatan harian yang terjadwal
pada pasien.
75
bercakap-cakap dengan orang lain, dan melatih jadwal kegiatan harian yang terjadwal,
dan berlatih penggunaan obat secara teratur. Memotivasi pasien untuk melakukan
4.5 Evaluasi
Pada tinjauan teori evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua, yaitu
evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindkan,
evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara respon klien
dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan
Pada tinjauan kasus, evaluasi dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan
klien dan masalahnya secara langsung, dilakukan setiap hari selama klien dirawat di
Ruang Jiwa A. Evaluasi tersebut menggunakan SOAP sehingga terpantau respon klien
Pada sp 1 pasien mampu membina hubungan saling percaya, Mengidentifikasi jenis, isi,
kegiatan harian.
76
harian, melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orng
Pada sp 4 evaluasi sp 1,sp 2 dan sp3, mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien,