Anda di halaman 1dari 23

SPTK PADA KLIEN HALUSINASI

KELOMPOK 1
IFVA DHATUL 1610044
NADIA AYU 1610066
NANDIKA NUR AYU 1610068
NUR AFIFAH 1610078
RAUDLATUL 1610088
VIRGINIA 1060106
YUDHA BAYU 1610108
PENGERTIAN
Halusinasi adalah hilangnya kemqmpuan
manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi presepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek
atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal
tidak ada orang yang bicara.
PENYEBAB
 Faktor prediposisi
 Genetika

 Neurobiologi

 Neurotransmiter

 Abnormal perkembangan syaraf

 Psikoliogis

 Faktor presipitasi

 a. proses pengolahan informasi yang berlebihan

 b. mekansme penghantaran listrik yang


abnormal
 c. adanya gejala pemicu
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif


dan objektif diitemukan pada pasien, diagnosis
keperawatan dapat dirumuskan adalah gangguan
persepsi sensori: Halusinasi (dengar, penglihatan,
penghidu, pengecapan dan peraba)
RENCANA KEPERAWATAN

 TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya


 TUK 2 : klien dapat mengenal halusinasinya

1. isi halusinasi : halusinasi pendengaran, penglihatan dan


lain sebagainya
2. waktu munculnya halusinasi : waktu sebelum tidur, pagi
hari, saat sendiri atau saat makan
3. frekuensi : seberapa banyak halusinasi muncul dalam satu
hari
4. hal yang menimbulkan halusinasi muncul : saat malamun,
saat sendirian dan saat klien marah
TUK 3 : klien dapat mengontrol halusinasinya :
 1. identifikasi cara yang dilakukan untuk
menegndalikan halusinasi
 2. diskusikan cara yang digunakan ,bila adaptif beri
pujian
 3. diskusikan cara mengendalikan halusinasi :

 Menghardik halusinasi contoh :” saya tidak


mendengar kamu, pergi dari saya “
 Berbincang dengan orang lain : saat halusinasi
datang klien mengabaikan dan langsung mengajak
berbincang orang disekitarnya
 Mengatur jadwal aktivitas : mengatur kebiasaan
sehari-hari dan sesuai kegiatan yang disukainya
 Menggunakan obat teratur : menganjurkan klien
untuk tidak putus obat dan efek jika putus obat harus
di jelaskan
TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam
mengontrol halusinasinya.
TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
 Peran serta keluarga dalam merawat halusinasi adalah :

 1. bantu mengenal halusinasi

 Bina saling percaya

 Diskusikan kapan muncul situasi yang menyebabkan (jika


sendiri), isi dan frekuensi
 2. meningkatkan kontak dengan realitas

 Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti


halusinasi
 Bicara dengan klien secara sering dan singkat

 Buat jadwal kegiatan sehari-hari untuk menghindari


kesendirian
 Ajak bicara jika tampak klien berhalusinasi

 Diskusikan hasil observasi anda


 3. bantu menurunkan kecemasan dan ketakutan
 Temani, cegah isolasi, dan menarik diri
 Terima halusinasi klien tanpa mendukung dan
menyalahkan, misalnya : “saya percaya anda
mendengar, tetapi saya sendiri tidak mendengar”
 Beri kesempatan untuk mengungkapkan
 Tetap hangat, empati, kalem, dan lemah lembut
 4. mencegah klien melukai diri sendiri dan orang lain
 Lakukan perlindungan
 Kontak yang sering secara personal
 5. tingkatkan harga diri
 Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan yang
sesuai
 Beri kesempatan sukses dan beri pujian atas
kesuksesan klien
 Dorong berespon pada situasi yang nyata
 TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
 Peran serta keluarga dalam merawat halusinasi
adalah :
 1. bantu mengenal halusinasi

 Bina saling percaya

 Diskusikan kapan muncul situasi yang menyebabkan


(jika sendiri), isi dan frekuensi
 2. meningkatkan kontak dengan realitas

 Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti


halusinasi
 Bicara dengan klien secara sering dan singkat

 Buat jadwal kegiatan sehari-hari untuk menghindari


kesendirian
 Ajak bicara jika tampak klien berhalusinasi

 Diskusikan hasil observasi anda


 3. bantu menurunkan kecemasan dan ketakutan
 Temani, cegah isolasi, dan menarik diri

 Terima halusinasi klien tanpa mendukung dan


menyalahkan, misalnya : “saya percaya anda
mendengar, tetapi saya sendiri tidak mendengar”
 Beri kesempatan untuk mengungkapkan

 Tetap hangat, empati, kalem, dan lemah lembut

 4. mencegah klien melukai diri sendiri dan orang


lain
 Lakukan perlindungan

 Kontak yang sering secara personal


 5. tingkatkan harga diri
 Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan
yang sesuai
 Beri kesempatan sukses dan beri pujian atas
kesuksesan klien
 Dorong berespon pada situasi yang nyata
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
 Tindakan keperawatan
 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
 Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda
dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
serta cara merawat pasien halusinasi.
 Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi
langsung di hadapan pasien.
 Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
EVALUASI

 Evaluasi
 Pasien mempercayai kepada perawat.

 Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak


ada objeknya dan merupakan masalah yang
harus diatasi.
 Pasien dapat mengontrol halusinasi.

 Keluarga mampu merawat pasien di rumah


Tanggal
No Kemampuan
A Pasien
SP 1 pasien
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
1.

Mengidentifikasi isi halusinasi pasien


2.
Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
3.

Mengidentifikasi frekwensi halusinasi pasien


4.

Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi


5.

Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi


6.

Mengajarkan pasien menghardik halusinasi


7.

Menganjurkan pasien memasukan cara menghardik


halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
8.

SP 2 pasien
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
1.

Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara


2. bercakap-cakap dengan orang lain

Menganjurkan pasiwen memasukan kegiatan bercakap-


cakap denganb orang laindalam jadwal kegiatan harian
3.

SP 3 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Tanggal
No Kemampuan
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang
1. biasa dilakukan pasein dirumah)

Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan kebiasaan di rumah ke dalam jadwal


2. kegiatan harian

SP 4 Pasien
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
1.
Memberikan Pendidikan kesehatan mengenai penggunaan obat secara teratur
2.

Menganjurkan pasien memasukkan penggunaan obat secara teratur kedalam jadwal


3. kegiatan harian

B SP 1 Keluarga
Mendiskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat pasien
1.

Menjealaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien
beserta proses terjadinya halusinasi yang dialami pasien
2.

Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi


3.
SP 2 keluarga
Melatih keluarga memperaktikkan cara merawat pasien dengan halusinasi
1.

Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung di hadapan pasien halusinasi


2.

SP 3 keluarga
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
1. (perencanaan pulang)

Menjelaskan tindak lanjut pasien setelah pulang


2.
Total nilai SP pasien + SP keluarga
CONTOH KASUS

Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Nn. S
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
Alamat : Karang Anyar
No. Rm : 005806
Tanggal dirawat : 24 April 2013
Alamat : Karang Anyar
Hub dgn klien : Kakak Kandung
2. Alasan Masuk
Klien mengatakan bahwa dirinya sering
marah-marah, teriak-teriak karena klien
mendengar desahan suara “his… his… his…”.
Klien merasa ketakutan dan binggung dan klien
mendengar bisikan dari Tuhan “Nak, jangan
nakal”.
1. Data fokus
Data subjektif
a. Klien mengatakan mendengar desahan
“his…his…his” dan mendengar suara tuhan
membisikinya “Nak, jangan nakal”.
b. Klien mengatakan bahwa dirinya sering marah-
marah
c. Klien mengatakan dirinya merasa minder dan
malu
Data objektif
 Klien lebih banyak duduk dan tidur

 Kontak mata kurang.

 Bila ditanya kadang selalu menjawab


pertanyaan namun kadang tidak terarah

2. Daftar masalah
 Resiko perilaku kekerasan

 Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

 Gangguan interaksi social: menarik diri


2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan berhubungan
dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Perubahan persepsi sensori halusinasi
berhubungan dengan menarik diri
3. Pelaksanaan Tindakan
 Kelebihan / Faktor Pendukung

tahap pertama tanggal 29 April 2013


rencana tindakan dari diagnosa utama ada pada
teori (Azizah, 2011) untuk TUK 1 dan TUK 2
yaitu membina hubungan saling percaya dan
klien dapat mengenal halusinasinya.
 Kekurangan / Faktor Penghambat
Pelaksanaan tindakan atau implementasi
yang sesuai dengan teori tetapi tidak ada pada
saat praktek adalah klien belum mendapat
dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya. Sedangkan implementasi yang
ada pada saat praktek namun tidak ada dalam
teori adalah teknik komunikasi terapeutik
perasaan, mendengar dan diam untuk
memberikan motivasi klien.
4. Hasil Evaluasi
Kriteria evaluasi semua tercapai karena
klien dapat memahami dan dapat mengulang
kembali dari apa yang telah didiskusikan
bersama. Hal ini disebabkan karena klien sudah
berkali-kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan
klien mendapatkan perawatan yang baik, maka
dapat diputuskan untuk melanjutkan intervensi
evaluasi pada klien.

Anda mungkin juga menyukai