Anda di halaman 1dari 25

ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN

HALUSINASI

Kelompok 7 :
Saifudin Wahyudi
Nirmawati
Widya
DEFINISI

Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau


persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat terjadi pada sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran
individu itu penuh dan baik. Maksudnya
rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam
diri individu. Dengan kata lain klien berespon
terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang
hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat
dibuktikan (Nasution, 2003).
JENIS-JENIS
 Halusinasi  Halusinasi
penglihatan hipnopompik
 Halusinasi  Halusinasi Kinesthetic
pendengaran  Halusinasi sinestetik
 Halusinasi penciuman  Halusinasi histerik
 Halusinasi pengecap
 Halusinasi peraba
 Halusinasi visceral
 Halusinasi
hipnagogik
ETIOLOGI
Faktor predisposisi
 Biologis

 Psikologis

 Sosial Budaya

Faktor Presipitasi
 Biologis
 Sumber koping
 Stress lingkungan
FASE-FASE HALUSINASI
Comforting
1
Condemning
2
Controling
3
Consquering 4
Tanda & gejala

TAHAP 1: HALUSINASI
BERSIFAT TIDAK
TAHAP 2: HALUSINASI
MENYENANGKAN
BERSIFAT MENJIJIKKAN
 Gejala klinis:
 Menyeriangai/tertawa
tidak sesuai
 Gejala klinis:
 Menggerakkan bibir
 Cemas
tanpa bicara  Konsentrasi menurun
 Gerakan mata cepat  Ketidakmampuan
 Bicara lambat membedakan nyata dan
 Diam dan pikiran tidak nyata
dipenuhi sesuatu yang
mengasikkan
.....cont
TAHAP 3: HALUSINASI TAHAP 4: HALUSINASI
BERSIFAT BERSIFAT
MENGENDALIKAN MENAKLUKKAN
 Cenderung mengikuti
halusinasi
 Kesulitan berhubungan
 Pasien mengikuti
dengan orang lain halusinasi
 Perhatian atau konsentrasi
 Tidak mampu
menurun dan cepat mengendalikan diri
berubah  Tidak mamapu mengikuti
 Kecemasan berat perintah nyata
(berkeringat, gemetar,  Beresiko mencederai diri,
tidak mampu mengikuti orang lain dan lingkungan
petunjuk).
AKIBAT HALUSINASI
Data objektif :
Data subjektif :  Wajah tegang, merah
 Mengungkapkan  Mondar-mandir
mendengar atau  Mata melotot rahang
melihat objek yang
mengatup
mengancam
 Tangan mengepal
 Mengungkapkan
perasaan takut,
 Keluar keringat
cemas dan khawatir banyak
 Mata merah
Penatalaksanaan
KEPERAWATAN MEDIS
 Menciptakan lingkungan Anti psikotik:
yang terapeutik
 Chlorpromazine (Promactile,
Largactile)
 Memberi aktivitas pada  Haloperidol (Haldol, Serenace,
klien Lodomer)
 Stelazine
 Memberi aktivitas pada  Clozapine (Clozaril)
klien  Risperidone (Risperdal)
 Melibatkan keluarga dan
petugas lain dalam Anti parkinson:
proses perawatan  Trihexyphenidile
 Arthan
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HALUSINASI
Pengkajian
• Alasan masuk
• Faktor Predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Pemeriksaan Fisik
Diagnosa
1. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran.
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
3. solasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial
Intervensi
Diagnosa: Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran.

Tujuan:
Selama perawatan diruangan, pasien tidak memperlihatkan perilaku
kekerasan, dengan criteria hasil:
 Dapat membina hubungan saling percaya
 Dapat mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, bentuk dan akibat PK
yang sering dilakukan
 Dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
 Dapat memelih cara mengontrol PK yang efektif dan sesuai
 Dapat melakukan cara yang sudah dipilih untuk mengontrl PK
 Memasukan cara yang sudah dipilih dalam kegitan harian
 Mendapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol PK
 Dapat terlibat dalam kegiatan diruangan 
Tindakan Psikoterapi § SP IV
 Diskusikan jadwal harian
 Pasien
 Diskusikan tentang manfaat obat dan kerugian
§  BHSP
jika tidak minum obat secara teratur
§ SP I:  Buat jadwal kegiatan harian
 Diskusikan penyebab, tanda dan gejala,
§  Bantu pasien mempraktekan cara yang telah
bentuk dan akibat PK yang dilakukan diajarkan
pasien serta akibat PK §  Anjurkan pasien untuk memilih cara
 Latih pasien mencegah PK dengan cara: mengontrol PK yang sesuai
fisik (tarik nafas dalam & memukul §  Masukkan cara mengontrol PK yang telah
bantal) dipilih dalam kegiatan harian
 Masukkan dalam jadwal harian §  Validasi pelaksanaan jadwal kegiatan pasien
§  SP II: dirumah sakit
 Diskusikan jadwal harian
 Keluarga
 Latih pasien mengntrol PK dengan cara
 Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga
sosial dalam merawat pasien PK
 Latih pasien cara menolak dan meminta  Jelaskan pengertian tanda dan gejala PK yang

yang asertif dialami pasien serta proses terjadinya


 Masukkan dalam jadwal kegiatan harian  Jelaskan dan latih cara-cara merawat pasien

§  SP III: PK
 Latih keluarga melakukan cara merawat
 Diskusikan jadwal harian
pasien PK secara langsung
 Latih cara spiritual untuk mencegah PK
 Discharge planning : jadwal aktivitas dan
 Masukkan dalam jadawal kegiatan harian
minum obat
Tindakan psikofarmako
 Berikan obat-obatan Tindakan manipulasi
sesuai program pasien lingkungan
 Singkirkan semua benda yang
 Memantau kefektifan berbahaya dari pasien
dan efek samping  Temani pasien selama dalam
obat yang diminum kondisi kegelisahan dan
 Mengukur vital sign ketegangan mulai meningkat
secara periodic
 Lakukan pembatasan
mekanik/fisik dengan
memasukkan ke ruang isolasi
bila perlu
 Libatkan pasien dalam
stimulasi persepsi dan realita
Diagnosa: Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan
dengan menarik diri.

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu
mengontrol halusinasi dengan kriteria hasil:
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat mengenal halusinasinya; jenis, isi, waktu, dan frekuensi
halusinasi, respon terhadap halusinasi, dan tindakan yg sudah dilakukan
 Klien dapat menyebutkan dan mempraktekan cara mengntrol halusinasi
yaitu dengan menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, terlibat/
melakukan kegiatan, dan minum obat
 Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
 Klien dapat minum obat dengan bantuan minimal
 Mengungkapkan halusinasi sudah hilang atau terkontrol 
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK SP III
 Klien  Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien
 Bina hubungan saling percaya  Latih Klien mengendalikan halusinasi dengan
 Adakan kontak sering dan singkat melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan
Klien di rumah)
 Observasi tingkah laku klien terkait  Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
halusinasinya
harian
 Tanyakan keluhan yang dirasakan klien SP IV
 Jika klien tidak sedang berhalusinasi  Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien
klarifikasi tentang adanya pengalaman  Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
halusinasi, diskusikan dengan klien obat secara teratur
tentang halusinasinya meliputi :  Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
SP I harian
 Identifikasi  jenis halusinasi Klien  Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan
 Identifikasi isi halusinasi Klien benar.
 Menganjurkan Klien mendemonstrasikan cara
 Identifikasi waktu halusinasi Klien
 Identifikasi frekuensi halusinasi Klien control yang sudah diajarkan
 Menganjurkan Klien memilih salah satu cara
 Identifikasi situasi yang menimbulkan
control halusinasi yang sesuai
halusinasi
 Identifikasi  respons Klien terhadap
halusinasi
 Keluarga
 Diskusikan masalah yang dirasakn keluarga dalam
 Ajarkan Klien menghardik halusinasi
merawat Klien
SP II  Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan jenis
 Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien halusinasi yang dialami Klien serta proses terjadinya
 Latih Klien mengendalikan halusinasi  Jelaskan dan latih cara-cara merawat Klien halusinasi

dengan cara bercakap-cakap dengan orang  Latih keluarga melakukan cara merawat Klien
lain halusinasi secara langsung
 Anjurkan Klien memasukkan dalam  Discharge planning : jadwal aktivitas dan minum

jadwal kegiatan harian obat


TINDAKAN PSIKOFARMAKO TINDAKAN MANIPULASI
 Berikan obat-obatan LINGKUNGAN

sesuai program Klien  Libatkan Klien dalam


 Memantau kefektifan kegiatan di ruangan
dan efek samping obat  Libatkan Klien dalam
yang diminum TAK halusinasi
 Mengukur vital sign
secara periodic 
Diagnosa: Solasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah

Tujuan:
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Klien dapat
berinteraksi dengan orang lain baik secara individu maupun secara
berkelompok dengan kriteria hasil :
 Klien dapat membina hubungan saling percaya.
 Dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
 Dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
 Dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
 Dapat berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain secara bertahap.
 Terlibat dalam aktivitas sehari-hari
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK  Keluraga
 Klien  Diskusikan masalah yang dirasakan
SP 1                                             
 Bina hubungan saling percaya
kelura dalam merawat Klien
 Identifikasi penyebab isolasi sosial
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala

SP 2             isolasi sosial yang dialami Klien dan


 Diskusikan bersama Klien keuntungan berinteraksi proses terjadinya
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi  Jelaskan dan latih keluarga cara-cara
dengan orang lain
 Ajarkan kepada Klien cara berkenalan dengan satu merawat Klien
orang
 Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
berkenalan dengan orang lain dalam jadwal kegiatan
harian dirumah
 Beri obat-obatan  sesuai program
SP 3  Pantau keefektifan dan efek sampig obat
 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian
yang diminum
Klien
 Beri kesempatan pada Klien mempraktekan cara
 Ukur vital sign secara periodik
berkenalan dengan dua orang
 Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan dua orang

tetang topik tertentu


 Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN
berbincang-bincang dengan orang lain  Libatkan dalam makan bersama
dalam jadwal kegiatan harian dirumah  Perlihatkan sikap menerima dengan cara
 SP 4
 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian
melakukan kontak singkat tapi sering
Klien  Berikan reinforcement positif  setiap Klien
 Jelaskan tentang obat yang diberikan berhasil melakukan suatu tindakan
 Anjurkan Klien memasukan kegiatan
 Orientasikan Klien pada waktu, tempat,
bersosialisasi dalam jadwal kegiatan harian dirumah
 Anjurkan Klien untuk bersosialisasi dengan orang lain
dan orang sesuai kebutuhannya
Diagnosa: Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi
sosial

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x hari, klien dapat
mandiri melakukan perawatan diri dengan kriteria:
 Dapat menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian
 Menyebutkan ciri-ciri badan yang bersih dan rapi
 Dapat menyebutkan manfaat badan bersih dan rapi
 Dapat menyebutkan kerugian badan badan yang tidak bersih dan tidak
rapi
 Dapat mempraktikan cara melakukan cara perawatan diri dengan benar
 Badan bersih dan rapi
 Badan tidak bau
 Dapat melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK TINDAKAN PSIKOFARMAKO
 Pasien
 Menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian
 Memberikan obat-obatan sesuai
diri program pengobatan pasien
 Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih dan rapi

 Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan rapi dan


 Memantau keefektifan dan
kerugian jika jika badan tidak bersih dan tidak rapi efeksamping obat yang diminum
 Mengajarkan cara menjaga kebersihan dan kerapian  Mengukur vital sign secara periodic
diri
 Memberikan kesempatan pada pasien  untuk (tekanan darah, nadi dan pernafasan)
mendemonstrasikan cara menjaga   kebersihan dan
kerapian diri
 Menganjurkan pasien memasukan cara menjaga

kebersihan dan kerapian kedalam jadwal kegiatan TINDAKAN MANIPULASI


harian
LINGKUNGAN
 Keluarga  Mendukung pasien untuk
 Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan keluarga
melakukan perawatan diri sesuai
dalam merawat pasien dengan masalah deficit
perawatan diri kemampuan dengan menyediakan
 Menjelaskan ciri-ciri pasien yang mengalami
alat-alat untuk perawatan diri
masalah deficit perawatan diri dan jenis  deficit
perawatan diri yang sering dialami oleh pasien dan
 Memberikan pengakuan atau
proses terjadinya penghargaan yang positif untuk
 Menjelaskan cara –cara merawat pasien deficit

perawatan diri
kemampuannya melakukan
 Melatih keluarga mempraktekan cara merawat perawatan diri
pasien dengan  deficit perawatan diri  Jadwalkan pasien melakukan
 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas

perawatan diri bagi pasien dirumah termasuk defekasi dan berkemih, jika pasien
minum obat (discharge planning) mengotori dirinya
Evaluasi
 Pasien mempercayai  Keluarga mampu
perawat sebagai merawat pasien di
terapis rumah
 Pasien menyadari
bahwa yang
dialaminya tidaklah
nyata dan merupakan
masalah yang harus
diatasi
 Pasien dapat
mengontrol halusinasi
FACE YOUR REALITY
Let’s Go Back
to The REAL
WORLD!!!

Anda mungkin juga menyukai