Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI


DI RUANG MAWAR
RSJ PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2023
1
BAB 1
PENDAHULUAN

2
Latar Belakang
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organitation
(WHO) dalam Yosep (2014), WHO memperkirakan sebanyak 450 juta orang di
seluruh dunia mengalami gangguan mental, terdapat sekitar 10% orang dewasa
mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa
mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan
berkembang menjadi 25% di tahun 2030.

Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien
dengan gangguan jiwa, Dari seluruh pasien skizofrenia secara umum mengalami
halusinasi. Dampak adanya halusinasi dapat mengakibatkan seseorang
mengalami ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang
menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan
sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari–hari
3
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
pada laporan kasus ini adalah “Asuhan Keperawatan Jiwa pada
Ny. Y Dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Mawar RSJ
Provinsi Kalimantan Barat?”

4
Tujuan
 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman
kepada penulis agar dapat berfikir secara logis dan ilmiah dalam
menguraikan dan membahas asuhan keperawatan jiwa pada
pasien dengan Halusinasi.
 Tujuan Khusus
 Memberikan gambaran pengkajian yang dilakukan pada Ny. Y
dengan halusinasi.
 Memberikan gambaran rumusan diagnosa keperawatan pada
Ny. Y dengan halusinasi.
 Memberikan gambaran intervensi yang dilakukan pada Ny. Y
dengan halusinasi.
 Memberikan gambaran tindakan keperawatan yang dilakukan
pada Ny. Y dengan halusinasi.
 Memberikan gambaran evaluasi keperawatan yang dilakukan
pada Ny. Y dengan halusinasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
DEFINISI
Halusinasi adalah persepsi sensori palsu tanpa adanya
rangsangan yang dapat menjadi visual, pendengaran, sentuhan,
serta penciuman tergantung pada organ yang terlibat
(Firmawati & Syukuri, 2021).

Halusinasi merupakan persepsi sensorik yang salah tidak


terkait dengan rangsangan eksternal yang nyata, mungkin
melibatkan salah satu dari lima indera (Townsend, 2015).

7
JENIS HALUSINASI

 Auditori ( persepsi yang salah tentang suara )


 Visual ( persepsi penglihatan yang salah )
 Taktil ( persepsi yang salah tentang indra peraba )
 Gustatori ( persepsi yang salah rasa )
 Olfactory (persepsi yang salah tentang indera penciuman )

8
Proses terjadinya halusinasi
 Faktor predisposisi
 Faktor biologis
 Faktor psikologis
 Faktor sosial budaya
 Faktor genetik
 Faktor presipitasi
 Internal
9  Eksternal
Rentang Respon

10
Mekanisme Koping

 Mekanisme koping adaptif : mekanisme koping yang


mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan
mencapai tujuan
 Mekanisme koping adaptif : mekanisme koping yang tidak
mendukung sistem integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan

11
Tanda & gejala

12
Fase halusinasi

 Fase comforting : Fase dimana memberikan rasa nyaman


atau menyenangkan
 Fase condemning : Klien merasa halusinasi menjadi
menjijikan
 Fase controlling : Tingkat kecemasan klien menjadi berat,
halusinasi tidak dapat ditolak lagi
 Fase conquering/panic : Klien mengalami kepanikan,
ketakutan, klien sudah di kuasai oleh halusinasi.
1
3
Penatalaksanaan

 Farmakoterapi
 Psikoedukasi
 Terapi lainnya ( ECT, Terapi Aktivitas Kelompok,
Terapi Psikoreligius )

1
4
Asuhan Keperawatan

15
LAPORAN KASUS

16
PENGKAJIAN

 Data subjektif : Klien mengatakan sering mendengar suara tapi tidak ada
wujudnya, Klien mengatakan suara muncul biasanya pada siang hari,
Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruh membunuh atau
melukai orang lain dan menyuruh dirinya di salib. Data Objektif: Klien
tampak tenang, emosi labil  Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
 Data Subjektif: Klien mengatakan jika penyakitnya kambuh suka marah-
marah dan membuang barang, Klien pernah dipukul pada saat kambuh
oleh keluarganya. Data Objektif: Kontak mata kadang beralih, komunikasi
seperlunya, suara klien keras  Resiko Perilaku Kekerasan
 Data Subjektif: Klien mengatakan merasa tidak dihargai, Klien
mengatakan merasa takut untuk bertemu orang lain. Data Objektif:
komunikasi seperlunya, klien tampak tenang, Klien kadang tampak
melamun  Harga Diri Rendah Kronik
17
Pohon masalah

16
Diagnosa Keperawatan

“Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi”

16
Intervensi Keperawatan

17
18
IMPLEMENTASI

Tanggal 5 Juni 2023 :


 Membina hubungan saling percaya
 Membantu klien mengenal halusinasi (isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus dan
perasaan saat terjadi halusinasi)
 Mengajak klien untuk belajar menghilangkan halusinasi yang dialami
 Mengajak dan latih klien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu
menghardik
 Menanyakan perasaan klien setelah berbincang dan melakukan latihan menghardik
 Meminta klien untuk mengingat dan melakukan menghardik jika halusinasi itu
muncul dan meminta klien untuk membuat jadwal latihan rutin
22
Tanggal 6 juni 2023 :
 Mempertahankan teknik komunikasi terapeutik
 Menanyakan pada klien apakah masih mengingat latihan cara menghardik
halusinasi.
 Menjelaskan pada klien akan mengajarkan cara bercakap-cakap untuk
mengurangi bayangan yang muncul
 Meminta klien memperagakan apa yang telah diajarkan perawat
 Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan klien
 Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan bercakap-cakap
 Meminta klien untuk menetapkan jadwal latihan rutin

23
Tanggal 7 juni 2023 :

 Mempertahankan teknik komunikasi terapeutik


 Menanyakan pada klien apakah masih mengingat latihan cara
bercakap-cakap
 Menanyakan bagaimana respon yang didapat dengan kedua cara
tersebut
 Menyampaikan pada klien akan mengajarkan mengurangi
halusinasi dengan cara melakukan kegiatan terjadwal
 Menanyakan pada klien kegiatan rutin yang dilakukan
 Meminta klien untuk membuat jadwal kegiatan
 Memberikan pujian atas kegiatan yang dilakukan klien dan jadwal
yang dibuat
 Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan kegiatan
rutin harian
24
EVALUASI

Subjektif :
 Klien mengatakan masih mengingat cara menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain
 Klien mengatakan halusinasinya sudah jarang terlihat
 Klien mengatakan akan melakukan kegiatan harian merapikan tempat
tidur dan menyapu
Objektif :
 Klien tampak tenang
 Klien mulai mempertahankan kontak mata dengan perawat saat bicara
 Klien mampu merapikan tempat tidur secara mandiri dan menyapu kamar
dengan bimbingan perawat.
 Klien tampak senyum dan senang saat dipuji dan tampak bersemangat.
Analisis : Masalah teratasi Sebagian
Planning : Intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan
25
PEMBAHASAN

26
Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian tanggal 5 Juni 2023 pada Ny. Y maka


didapatkan analisa data pertama yaitu data subjektif : klien mengatakan
sering mendengar suara tapi tidak ada wujudnya, klien mengatakan suara
muncul biasanya pada siang hari, klien mengatakan mendengar suara
yang menyuruh membunuh atau melukai orang lain dan menyuruh
dirinya di salib. Data objektif: klien tampak tenang, emosi labil, kontak
mata kadang beralih

Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Data subjektif dan objektif pada kasus sesuai dengan tanda dan gejala
mayor pada halusinasi sehingga tidak ada perbedaan antara teori dan
kasus yang ada di lapangan.
27
Intervensi keperawatan

Pengkajian: Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya. Jika ada halusinasi katakan Anda percaya, tetapi Anda sendiri tidak
mendengar / melihat / menghidu / merasakan. Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya
halusinasi. Tindakan keperawatan: tidak mendukung dan tidak membantah
halusinasi klien latih klien melawan halusinasi dengan menghardik, latih klien
mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek", latih klien mengalihkan halusinasi
dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan secara teratur, latih klien minum
obat dengan prinsip 8 benar, diskusikan manfaat yang didapatkan setelah
mempraktikkan latihan mengendalikan halusinasi, berikan pujian pada klien saat
mampu mempraktikkan latihan mengendalikan halusinasi.

Analisa: tidak terdapat perbedaan antara intervensi menurut SDKI dengan yang
diterapkan dilapangan

28
Implementasi

Tanggal 5 juni 2023 :

Tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny.Y yaitu membina hubungan


saling percaya, membantu klien mengenal halusinasi (isi, waktu, frekuensi, situasi
pencetus dan perasaan saat terjadi halusinasi), mengajak klien untuk belajar
menghilangkan halusinasi yang dialami, mengajak dan latih klien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama yaitu menghardik, menanyakan perasaan klien
setelah berbincang dan melakukan latihan menghardik, meminta klien untuk
mengingat dan melakukan menghardik jika halusinasi itu muncul dan meminta
klien untuk membuat jadwal latihan rutin.
Selaras dengan penelitian Tololiu (2017) mencontohkan kalimat yang
digunakan saat mengusir halusinasi yaitu:“pergi, pergi, saya tidak mau dengar,
kamu tidak nyata, kamu suara palsu” sambil menutup telinga dengan kedua
tangan. Didapatkan hasil bahwa menghardik dapat mengontrol halusinasi dari
ketiga pasien. Berdasarkan pengakuan yang diberikan ketiga pasien suara itu hilang
saat pasien mulai menghardik.
29
Implementasi

Tanggal 6 juni 2023 :

Tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny.Y yaitu mempertahankan teknik


komunikasi terapeutik, menanyakan pada klien apakah masih mengingat latihan
cara menghardik halusinasi, menjelaskan pada klien akan mengajarkan cara
bercakap-cakap untuk mengurangi bayangan yang muncul, meminta klien
memperagakan apa yang telah diajarkan perawat, memberikan pujian atas usaha
yang dilakukan klien, menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan
bercakap-cakap, meminta klien untuk menetapkan jadwal latihan rutin
Selaras dengan teori yang menjelaskan bahwa terjadinya penurunan intensitas
halusinasi dapat dicegah dengan cara menganjurkan pasien melaksanakan bercakap
- cakap. Proses distraksi akan terjadi ketika seseorang atau penderita berkomunikasi
dengan orang lain (Stuart Gail W, 2019; Sustrami et al., 2018). Secara tanpa
disadari, perhatian penderita tidak lagi terfokus pada halusinasi tetapi beralih
perhatiannya ke percakapan.

30
Implementasi

Tanggal 7 juni 2023 :

Tindakan keperawatan yang diberikan pada Ny.Y yaitu mempertahankan teknik


komunikasi terapeutik, menanyakan pada klien apakah masih mengingat latihan
cara bercakap-cakap, menanyakan bagaimana respon yang didapat dengan kedua
cara tersebut, menyampaikan pada klien akan mengajarkan mengurangi halusinasi
dengan cara melakukan kegiatan terjadwal, menanyakan pada klien kegiatan rutin
yang dilakukan, meminta klien untuk membuat jadwal kegiatan, memberikan
pujian atas kegiatan yang dilakukan klien dan jadwal yang dibuat, menanyakan
perasaan klien setelah melakukan latihan kegiatan rutin harian

31
Faktor pendukung yang penulis dapatkan pada saat implementasi adalah
pasien cukup kooperatif sehingga memudahkan penulis dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Intervensi dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun oleh penulis.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah perasaan pasien yang kadang
berubah pada saat komunikasi sehingga ada sebagian informasi yang
tidak didapatkan. Akan tetapi pelaksaaan asuhan keperawatan kepada
pasien berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk planning
selanjutnya dilanjutkan kepada perawat diruangan untuk melakukan
intervensi keperawatan

32
BAB V
PENUTUP

33
Kesimpulan

34
35
Saran

36

Anda mungkin juga menyukai