Anda di halaman 1dari 13

Analisa Data

No Data (Tanda & Gejala) Etiologi Masalah Keperawatan


1 Data subjektif: Tidak adanya segmen Konstipasi (D.0049)
- Ibu pasien mengatakan aganglionic
anaknya muntah
- Ibu pasien mengataan
anaknya sulit BAB Peristaltik abnormal
- Ibu pasien mengatakan perut
anaknya kembung
- Ibu mengatakan anaknya Obstruksi pada usus
rewel besar
Data Objektif:
- Pasien nampak lemah
- Terpasang OGT Konstipasi
- Tampak distensi abdomen
- TTV:
N: 145 x/menit
S: 36,6 ˚C
RR: 46 x/m
2 Data subjektif: Tidak adanya segmen Defisit Nutrisi (D.0019)
- Ibu pasien mengatakan aganglionic
anaknya muntah
- Ibu pasien mengatakan perut
anaknya kembung Peristaltik abnormal
- Ibu mengatakan saat
dirumah bayinya kurang
minum susu Gangguan rasa nyaman
Data Objektif:
- Pasien nampak lemah
- Pasien Terpasang OGT Mual dan muntah
- Kulit bayi tampak kering
- TTV:
N: 145 x/menit Defisit Nutrisi
S: 36,6 ˚C
RR: 46 x/m

3 Data subjektif: Tidak adanya segmen Risiko Ketidakseimbangan


- Ibu pasien mengatakan aganglionic Cairan (D.0036)
anaknya muntah
- Ibu pasien mengatakan perut
anaknya kembung Peristaltik abnormal
- Ibu mengatakan saat
dirumah bayinya kurang
minum susu Gangguan rasa nyaman
Data Objektif:
- Pasien nampak lemah
- Pasien Terpasang OGT Mual dan muntah
- Kulit bayi tampak kering
- TTV:
N: 145 x/menit Ketidakseimbanagan
S: 36,6 ˚C cairan
RR: 46 x/m
Daftar Masalah Keperawatan Prioritas (SDKI)
1. Resiko Konstipasi berhubungan dengan aganglionik (D.0049)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah (D.0019)
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan mual dan muntah (D.0036)
Rencana Tindakan
No No diagnosa
keperawatan TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN TTD

1 Resiko Konstipasi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Konstipasi


berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 (I.04155)
aganglionik (D.0049) jam, maka eliminasi fekal
membaik, dengan kriteria Observasi
hasil: 1. Periksa tanda dan gejala
1. Frekuensi BAB membaik konstipasi
2. Keluhan defekasi lama 2. Periksa pergerakan usus,
dan sulit menurun karakteristik feses
3. Konsistensi feses (konsistensi, bentuk,
membaik volume, dan warna)
4. Peristaltik usus membaik 3. Identifikasi faktor risiko
konstipasi (mis: obat-
obatan, tirah baring, dan
diet rendah serat
4. Monitor tanda dan gejala
rupture usus dan/atau
peritonitis
Terapeutik
1. Anjurkan diet tinggi serat
2. Lakukan masase
abdomen, jika perlu
3. Lakukan evaluasi feses
secara manual, jika perlu
4. Berikan enema atau
irigasi, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan etiologi masalah
dan alasan tindakan
2. Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika tidak
ada kontraindikasi
3. Latih buang air besar
secara teratur
4. Ajarkan cara mengatasi
konstipasi/impaksi
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
2. Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika perlu
2 Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
dengan mual dan muntah keperawatan selama 2 x 24 (I.03119)
(D.0019) jam diharapkan keadekuatan
asuapan nutrisi membaik Observasi
(L.03030) dengan kriteria 1. Identifikasi status nutrisi
hasil: 2. Identifikasi alergi dan
- Frekuensi makan intoleransi makanan
membaik 3. Identifikasi makanan
- Nyeri abdomen yang disukai
berkurang 4. Identifikasi kebutuhan
- Berat badan membaik kalori dan jenis nutrient
- Frekuensi makan 5. Identifikasi perlunya
membaik penggunaan selang
- Bising Usus normal nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu

3 Risiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Cairan


Cairan berhubungan keperawatan selama 3 x 24 (I.03098)
dengan mual dan muntah jam, maka keseimbangan
(D.0036) cairan meningkat, dengan Observasi
kriteria hasil: 1. Monitor status hidrasi
1. Asupan cairan meningkat (mis: frekuensi nadi,
2. Membrane mukosa kekuatan nadi, akral,
lembab meningkat pengisian kapiler,
3. Turgor kulit membaik kelembaban mukosa,
4. Output urin meningkat turgor kulit, tekanan
darah)
2. Monitor berat badan
harian
3. Monitor berat badan
sebelum dan sesudah
dialisis
4. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium (mis:
hematokrit, Na, K, Cl,
berat jenis urin, BUN)
5. Monitor status
hemodinamik (mis:
MAP, CVP, PAP,
PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
1. Catat intake-output dan
hitung balans cairan 24
jam
2. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu

Implementasi
No Tindakan Keperawatan EVALUASI TTD

No Dx Waktu Tindakan/Respon
klien
1 1 28 Februari 2023 D: S:
Jam 10.00 WIB - Ibu pasien mengataan -
anaknya sulit BAB O :
- Ibu pasien - pasien tampak
mengatakan perut lemah
anaknya kembung - perut pasien
- Ibu mengatakan kembung
anaknya rewel - pasien tampak rewel
- Pasien nampak lemah - pasien terpasang
- Terpasang OGT OGT
- Tampak distensi - masih terasa
abdomen distensi abdomen
- TTV: - TTV:
N: 145 x/menit N: 140 x/menit
S: 36,6 ˚C S: 36,4 ˚C
RR: 46 x/m RR: 42 x/m
A: A:
- memeriksa tanda Konstipasi Teratasi
dan gejala konstipasi Sebagian
- mengobservasi P:
bising usus Lanjutkan Intervensi
- memeriksa adanya
distensi abdomen
pasien
- memantau dan
mencatat frekuensi
dan karakteristik
feses
R:
- perut pasien kembung
- bising usus 6x/menit
- pasien terpasang OGT
- masih terasa distensi
abdomen
2 10.30 WIB Data subjektif: S:
- Ibu pasien -
mengatakan anaknya O :
muntah - Keadaan umum
- Ibu pasien lemah
mengatakan perut - Kesadaran : Compos
anaknya kembung mentis
- Ibu mengatakan saat - Mukosa bibir kering
dirumah bayinya - Mual dan muntah
kurang minum susu berkurang
- Pasien nampak lemah - BB : 2450 g
- Pasien Terpasang
OGT A:
- Kulit bayi tampak Defisit Nutrisi
kering teratasi sebagian
- TTV: P:
N: 145 x/menit Lanjutkan intervensi
S: 36,6 ˚C
RR: 46 x/m
- BB : 2500 g
A:
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Memberikan bayi
minum susu
menggunakan OGT
- Memonitor
kemampuan bayi
dalam menelan
R:
- BB : 2450 g
- Bayi mampu
menghabiskan ASI
tanpa mual dan
muntah
- Bayi mampu
menelan dengan
baik tanpa tersedak

3 10.50 WIB D: S:
- Ibu pasien -
mengatakan anaknya O:
muntah - Kulit bayi tampak
- Ibu pasien kering
mengatakan perut - TTV:
anaknya kembung N: 140 x/menit
- Ibu mengatakan saat S: 36,4 ˚C
dirumah bayinya RR: 42 x/m
kurang minum susu - BB : 2450 g
- Pasien nampak lemah - Pasien minum susu
- Pasien Terpasang 20cc lewat OGT
OGT - Terpasang infus D5
- Kulit bayi tampak 270 cc dalam 6 jam
kering A:
- TTV: Resiko
N: 145 x/menit ketidakseimbangan
S: 36,6 ˚C cairan belum
RR: 46 x/m teratasi
A: P:
- Monitor status Lanjutkan intervensi
hidrasi
- Monitor berat badan
harian
- Berikan asupan
cairan, sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
intravena
R:
- Kulit bayi tampak
kering
- TTV:
N: 140 x/menit
S: 36,4 ˚C
RR: 42 x/m
- BB : 2450 g
- Pasien minum susu
20cc lewat OGT
- Terpasang infus D5
270 cc dalam 6 jam

2 1 1 Maret 2023 D: S:
08.00 WIB - pasien tampak lemah -
- perut pasien kembung O :
- pasien tampak rewel - Pasien tampak
- pasien terpasang OGT lemah
- masih terasa distensi - perut pasien masih
abdomen kembung
- TTV: - bising usus
N: 140 x/menit 7x/menit
S: 36,4 ˚C - pasien terpasang
RR: 42 x/m OGT
A: - distensi abdomen
- memeriksa tanda minimal
dan gejala konstipasi - pasien tampak BAB
- mengobservasi dengan karakteristik
bising usus cair dan berbau
- memeriksa adanya busuk
distensi abdomen - TTV:
pasien N: 142 x/menit
- memantau dan S: 36,7 ˚C
mencatat frekuensi RR: 44 x/m
dan karakteristik A:
feses Konstipasi teratasi
R: sebagian
- perut pasien masih P:
kembung Lanjutkan Intervensi
- bising usus 7x/menit
- pasien terpasang OGT
- distensi abdomen
minimal
- pasien tampak BAB
dengan karakteristik
cair dan berbau busuk
2 08.30 D: S:
- Keadaan umum lemah -
- Kesadaran : Compos O :
mentis - Keadaan umum
- Mukosa bibir kering lemah
- Mual dan muntah - Kesadaran : Compos
berkurang mentis
- BB : 2450 g - Mukosa bibir kering
A: - Mual dan muntah
- Monitor asupan berkurang
makanan - BB : 2400 g
- Monitor mual dan A:
muntah Defisit nutrisi
- Monitor berat badan teratasi sebagian
- Memberikan bayi P:
minum susu Lanjutkan intervensi
menggunakan OGT
- Memonitor
kemampuan bayi
dalam menelan
R:
- BB : 2400 g
- Bayi mampu
menghabiskan ASI
tanpa mual dan
muntah
- Bayi minum susu
20cc lewat OGT
- Bayi mampu
menelan dengan
baik tanpa tersedak
3 09.00 WIB D: S:
- Kulit bayi tampak -
kering O:
- TTV: - Pasien tampak
N: 140 x/menit lemah
S: 36,4 ˚C - Mual dan muntah
RR: 42 x/m berkurang
- BB : 2450 g - Kulit bayi tampak
- Pasien minum susu kering
20cc lewat OGT - Mukosa bibir kering
- Terpasang infus D5 - TTV:
270 cc dalam 6 jam N: 142 x/menit
A: S: 36,7 ˚C
- Monitor status RR: 44 x/m
hidrasi - BB : 2400 g
- Monitor berat badan - Pasien minum susu
harian 20cc lewat OGT
- Berikan asupan - Terpasang infus D5
cairan, sesuai 270 cc dalam 6 jam
kebutuhan A:
- Berikan cairan Resiko
intravena ketidakseimbangan
R: cairan teratasi
- Kulit bayi tampak sebagian
kering P:
- TTV: Lanjutkan intervensi
N: 142 x/menit
S: 36,7 ˚C
RR: 44 x/m
- BB : 2400 g
- Pasien minum susu
20cc lewat OGT
- Terpasang infus D5
270 cc dalam 6 jam
3 1 2 Maret 2023 D: S:
08.00 WIB - Pasien tampak lemah -
- perut pasien masih O:
kembung - Pasien tampak
- bising usus 7x/menit lemah
- pasien terpasang OGT - perut pasien masih
- distensi abdomen kembung
minimal - bising usus
- pasien tampak BAB 7x/menit
dengan karakteristik - pasien terpasang
cair dan berbau busuk OGT
- TTV: - distensi abdomen
N: 142 x/menit minimal
S: 36,7 ˚C - pasien tampak BAB
RR: 44 x/m dengan karakteristik
A: cair dan sedikit
- memeriksa tanda - TTV:
dan gejala konstipasi N: 150 x/menit
- mengobservasi S: 36,9 ˚C
bising usus RR: 40 x/m
- memeriksa adanya
distensi abdomen A:
pasien Konstipasi Terasi
- memantau dan Sebagian
mencatat frekuensi P:
dan karakteristik feses Lanjutkan intervensi
R:
- perut pasien masih
kembung
- bising usus 6x/menit
- pasien terpasang OGT
- distensi abdomen
minimal
- pasien tampak BAB
dengan karakteristik
cair dan sedikit
2 08.30 WIB D: S:
- Keadaan umum lemah -
- Kesadaran : Compos O :
mentis - Keadaan umum
- Mukosa bibir kering lemah
- Mual dan muntah - Kesadaran :
berkurang Compos mentis
- Pasien minum susu - Mukosa bibir
lewat OGT 20cc lembab
- BB : 2400 g - Mual dan muntah
berkurang
- BB : 2430 g
A: - TTV:
- Monitor asupan N: 150 x/menit
makanan S: 36,9 ˚C
- Monitor mual dan RR: 40 x/m
muntah
- Monitor berat badan A :
- Memberikan bayi Defisit Nustrisi
minum susu teratasi sebagian
menggunakan OGT P :
- Memonitor Lanjutkan intervensi
kemampuan bayi
dalam menelan

R:
- BB : 2430 g
- Bayi mampu
menghabiskan ASI
tanpa mual dan
muntah
- Bayi minum susu
20cc lewat OGT
- Bayi mampu menelan
dengan baik tanpa
tersedak
3 09.00 WIB D: S:
- Pasien tampak lemah -
- Mual dan muntah O:
berkurang - Kulit bayi tampak
- Kulit bayi tampak lembab
kering - TTV:
- Mukosa bibir kering - TTV:
- TTV: N: 150 x/menit
- N: 142 x/menit S: 36,9 ˚C
S: 36,7 ˚C RR: 40 x/m
RR: 44 x/m - BB : 2430 g
BB : 2400 g - Pasien minum susu
- Pasien minum susu 20cc lewat OGT
20cc lewat OGT - Terpasang infus D5
- Terpasang infus D5 270 cc dalam 6 jam
270 cc dalam 6 jam A :
A: Resiko
- Monitor status Ketidakseimbangan
hidrasi cairan teratasi
- Monitor berat badan sebagian
harian P:
- Berikan asupan Lanjutkan Intervensi
cairan, sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
intravena
R:
- Kulit bayi tampak
lembab
- TTV:
- TTV:
N: 150 x/menit
S: 36,9 ˚C
RR: 40 x/m
- BB : 2430 g
- Pasien minum susu
20cc lewat OGT
- Terpasang infus D5
270 cc dalam 6 jam

Evaluasi
No. Tanggal Waktu Perkembangan (S,O,A,P) Tanda
dx Tangan
1 2 Maret 2023 13.00 WIB S:
-
O:
- Keadaan umum lemah
- perut pasien masih
kembung
- bising usus 8x/menit
- pasien terpasang OGT
- distensi abdomen minimal
- pasien tampak BAB
dengan karakteristik cair
dan sedikit
- BB : 2460 g
- TTV:
N: 152 x/menit
S: 36.2 ˚C
RR: 48 x/m
A:
Konstipasi Terasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2 2 Maret 2023 13.30 WIB S:
-
O:
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran : Compos
mentis
- Mukosa bibir lembab
- Mual dan muntah
berkurang
- BB : 2460 g
- Bayi minum susu 20cc
lewat OGT
- TTV:
N: 152 x/menit
S: 36.2 ˚C
RR: 48 x/m
A:
Defisit Nustrisi teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3 2 Maret 2023 14.00 WIB S:
-
O:
- Keadaan umum lemah
- Mukosa bibir lembab
- Kulit bayi tampak lembab
- TTV:
N: 152 x/menit
S: 36.2 ˚C
RR: 48 x/m
- BB : 2460 g
- Pasien minum susu 20cc
lewat OGT
- Terpasang infus D5 270 cc
dalam 6 jam
A:
Resiko Ketidakseimbangan
cairan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai