Anda di halaman 1dari 29

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
PENYAKIT HISPRUNG
KEPERAWATAN ANAK
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 6
Mu’ammar Reza
P07220220058

P07220220071 Sasmita Maharani


KONSEP DASAR
A
Pengertian
HISPRUNG
Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit
ini merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan
(aganglionik). Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah
atas) yang tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi
“kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus
menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-
beda untuk setiap individu.
B
Etiologi
HISPRUNG
Penyakit ini disebabkan aganglionosis meissner dan Aurbach dalam
lapisan dinding usus, mulai dari springter ani internus ke arah proksimal,
70% terbatas di daerah rektosigmoid, 10% sampai seluruh kolon dan
sekitarnya 5% dapat mengenai seluruh usus sampai pilorus. Diduga
terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan sering terjadi pada
anak dengan Down Syndrome, kegagalan sel neural pada masa embrio
dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub
mukosa dinding plexus (Budi, 2010)
C
Patofisiologis
Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong
( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta
spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah
keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya
akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian
proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon
( Betz, Cecily & Sowden).

—HISPRUNG
D
Manifestasi
HISPRUNG
● Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
● Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja
seperti pita.
● Obstruksi usus dalam periode neonatal.
● Nyeri abdomen dan distensi.
● Gangguan pertumbuhan.
E
Penatalaksanaan
HISPRUNG

1. Pembedahan:

• prosedur duhamel

• prosedur swenson

• prosedur soave

2. Konservatif: Pada neonatus dengan obstruksi usus dilakukan terapi


konservatif melalui pemasangan sonde lambung serta pipa rectal
untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1.      Anamnesis
a) Identitas klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, suku bangsa, tanggal dan
jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis
b) Keluhan utama Klien: sulit BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.
c) Riwayat kesehatan sekarang: mekonium keluar setelah 24 jam setelah lahir, distensi abdomen dan muntah
hijau atau fekal.
d) Riwayat kesehatan masa lalu: Apakah sebelumnya klien pernah melakukan operasi, riwayat alergi,
imunisasi.
e) Riwayat Nutrisi: masukan diet anak dan pola makan anak.
f) Riwayat psikologis: apakah ada perasaan rendah diri atau bagaimana cara klien mengekspresikannya.
g) Riwayat kesehatan keluarga: apakah ada anggota keluarga yang mengidap hisprung
h) Riwayat social: Apakah ada penolakan secara verbal
i) Riwayat tumbuh kembang: Tanyakan sejak kapan, berapa lama klien merasakan sudah BAB.
j) Riwayat kebiasaan sehari-hari: Meliputi – kebutuhan nutrisi, istirahat dan aktifitas.
2. Pemeriksaan Fisik

a) Sistem integument: Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi

dapat dilihat capilary refil, warna kulit, edema kulit.

b) Sistem respirasi: Kaji apakah ada kesulitan bernapas, frekuensi pernapasan

c) Sistem kardiovaskuler: Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama

denyut nadi apikal, frekuensi denyut nadi / apikal.

d) Sistem penglihatan: Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata

e) Sistem Gastrointestinal: Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi

bising usus, adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah

(frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.


Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan

1.      D.0049 Konstipasi b.d aganglionik (hisprung)


2.      D.0080 Ansietas b.d krisis situasional
Intervensi
Manajemen eliminasi fekal
D.0049 Konstipasi .Observasi
L.04033 Eliminasi fekal - Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
Setelah dilakukan intervensi selama - Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal -
Monitor buang air besar (mis. warna, frekuensi, konsistensi, volume)
3x7 jam maka eliminasi fekal Terapeutik
membaik, dengan kriteria hasil : - Berikan air hangat setelah makan
1.Keluhan defkasi lama dan sulit -Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien - Sediakan makanan tinggi
serat
menurun (5) Edukasi
2.Mengejan saat defekasi menurun - Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan
(5) peristaltik usus
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
3.Peristaltik usus membaik (5) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.
D.0080 Ansietas I.09314 Reduksi ansietas
Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
L.09093 Tingkat ansietas stressor)
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Setelah dilakukan tindakan
3. Monitor tanda ansietas (verbal dan non verbal)
keperawatan selama 3x7 jam, Terapeutik
diharapkan tingkat ansietas 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika
menurun dengan kriteria hasil:
memungkinkan
1.Verbalisasi khawatir akibat 6. Pahami situasi yang membuat ansietas
kondisi yang dihadapi menurun. Edukasi
7. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2.Perilaku gelisah menurun.
8. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
Perilaku tegang menurun dan prognosis
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah
pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai rencana yang sudah dilakukan,
teknik dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan
selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai
implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang
sudah dilakukan dan bagaimana respon dari pasien (bararah & jauhar,
2013).
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini merupakan membandingkan hasil yang telah dicapai
setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan
dalam perencanaan dan kriteria hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat
terapai. Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan di dokumentasikan
dalam soap (subjektif, objektif, assesment, planing). (bararah &
jauhar,2013).
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai