Anda di halaman 1dari 12

Hirschprung merupakan sebuah kelainan

bawaan (cacat lahir) pada usus disebabkan


ketiadaan sel ganglia (saraf) pada dinding
usus. Hirschprung menyebabkan ganguan
pergerakan usus yang dimulai dari springter
ani internal ke arah proksimal dengan
panjang yang bervariasi, termasuk anus
sampai rectum. (Ketut dan Sarwo)

DEFINISI

Hirschprung adalah suatu kondisi dimana


feses yang terdapat dalam usus tidak dapat
terdorong ke arah rektum yang disebabkan
oleh tidak adanya sel-sel saraf dibagian
bawah usus besar
Klasifikasi

Hirschprung dibedakan berdasarkan panjang segmen yang terkena, yaitu

1.Segmen
Pendek 2. Segmen
Panjang
Yang menjadi penyebab hirsprung / megacolon
itu adalah karena faktor genetik dan
lingkungan, sering terjadi pada anak dengan
down syndrome, kegagalan sel neural pada
masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi kaudal pada myentrik dan sub
mukosa dinding plexus. (Ridha, 2014)
Manisfestasi Klinis

• Pada BBL dalam 24-48 jam tidak bisa mengeluarkan


mekonium pertama setelah lahir
• Obstruksi total saat lahir, dengan muntah dan distensi
abdomen

• Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi


• Konstipasi selama beberapa minggu/ bulan dengan
obstruksi usus akut

• Diare berbau busuk


• Tanda yang khas adanya feses yang menyemptot pas
dibagian dubur
Obstuksi
usus

Stenosis kontsipasi

Komplikasi

Ketidak
seimbangan
Entrokolitis
cairan dan
elektrolit
Penatalaksanaan

diarahkan pada stabilitasi cairan, elektrolit, asam, basa, dan mencegah


Tindakan non Bedah terjadinya over distensi untuk menghindari terjadinya radang di usus.

Sementara

Tindakan Bedah

Prosedur Swenson
Definitif
Prosedur Duhamel

Prosedur Soave
Pengkajian
• Riwayat pengeluaran meconium dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran.
• Riwayat tinja seperti pita dan bau busuk.
• Pengkajian status nurtisi dan status hidrasi.
• Pengkajian status bising usus untuk melihat pola bunyi hiperaktif
pada bagian proksimal karena obstruksi.
• Pengkajian psikososial keluarga.
• Lakukan pengkajian fisik umum.
• Kumpulkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang
berhubungan dengan pola defekasi.
• Kaji status hidrasi dan nutrisi umum
• Pantau pola defekasi.
• Ukur lingkar abdomen.
• Observasi manifestasi penyakit hirschsprung
Diagnosa
Keperawan

1. Kontsipasi

2. Gangguan rasa nyaman

3. Nyeri akut

4. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
No Diagnosa Intervensi Rasional
1 Konstipasi 1.Observasi bising usus dan 1.Untuk mengetahui adanya
periksa adanya distensi obstruksi di usus.
abdomen 2. Diet tinggi serat dapat
2. Pantau pengaruh diet membantu melancarkan
terhadap pola defekasi eliminasi
3. Berikan laksatif, enema atau 3. Untuk mengelunakan feses
supositoria 4. Untuk mengetahui apakah
4. Monitor cairan yang keluar pasien mengalami kekurangan
dari kolostomi cairan atau tidak.

2 Gangguan 1. Mengatur lingkungan 1.Agar klien dapat


rasa nyaman dengan cara membatasi beristirahat dengan nyaman
pengunjung 2. Mengurangi tingkat nyeri
Intervensi Keperawatan 2. Kaji terhadap tanda nyeri dan menentukan langkah
3.Kolaborasi dengan dokter selanjutnya
pemberian obat analgestik 3.Mengurangi persepsi
sesuai resep terhadap nyeri yang kerjanya
di sistem saraf pusat
3 Nyeri akut 1.Kaji secara komperhensif terhadap nyeri 1.Untuk mengetahui tingkat nyeri yang
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dirasakan klien
frekuensi, kualitas, insensitas nyeri dan 2.Pemberian ‘health education’ dapat
faktor presipitasi mengurangi tingkat kecemasan dan
2.Tentukan perubahan nyeri terhadap membantu pasien dalam bentuk
kualitas hidup (nafsu makan, tidur, mekanisme koping terhadap nyeri
aktivitas, mood dan hubungan sosial 3.Untuk mengurangi tingkat
3.Kontrol lingkungan yang dapat ketidaknyamanan yang di rasakan pasien
mempengaruhi respons ketidaknyamanan 4.Untuk meredakan rasa nyeri pada
4.Kolaborasikan dengan dokter pasien
pemberian analgetik

4 Ketidakseim- 1. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan 1.Agar nutrisi pasien seimbang dan
bangan nutrisi 2. Pantau masukan makanan selama tercukupi dari kebutuhan tubuh.
kurang dari perawatan 2.Untuk mengetahui intake dan output
kebutuhan tubuh 3. Pantau atau timbang berat badan makanan yang diberikan kepasien
4. Gunakan rute alternatif pemberian 3.Untuk mengetahui apakah ada
nutrisi (NGT dan parenteral) penurunan/penambahan nutrisi
4.Sebagai jalan untuk memenuhi nutrisi
pasien jika tidak bisa dilakukan secara
oral

Anda mungkin juga menyukai