Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

HIRSCHPRUNG

DISUSUN OLEH:

NAMA : SEPTA ADELIA PUTRI

NPM : 1020183130

KELAS : 3C – S1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2019/2020
A. PENGERTIAN
Megacolon aganglionik atau Hirschsprung merupakan penyakitkongenital yang
ditandai tidak adanya sel – sel ganglion parasimpatik pada sebagian kolon. Keadaan
aganglionik ini mengakibatkan kurangnya peristalsik pada segmen usus yang terkena,
yang biasanya menyebabkanobstruksi dan kesulitan atau ketidakmampuan untuk
mengeluarkan faeces (Speer 2007).
Sedangkan menurut Betz, Cecily dan Sowden (2000), Hischprungatau megacolon
adalah penyakit yang tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian
rectosigmoid colon. Dan ketidakadaan inimenimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan.
Penyakit Hirschsprung lebih sering terjadi secara diturunkan oleh ibu
anganglionosis dibandingkan pleh ayah ( Kartono, 2010; Holscneider)
Jadi kesimpulannya hischprung atau mega colon adalah suatu kelainan kongenital
yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus
yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya sehingga menyebabkan terakumulasinya feaces dan
dilatasi kolon yang pasif.

B. ETIOLOGI
Penyebab Hirschsprung atau mega colon itu sendiri belum diketahui tetapi diduga
terjadi karena factor genetic dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan down
syndrome, kegagalan sel neuron pada masa embrio dalam dinding usus, gagal ekssistensi,
kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa plexus.

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala penyakit Hirschprung atau megakolon adalah obstruksi usus letak rendah dan
penyakit dapat menunjukkan gejala klinis sebagai berikut :
1. Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi, abdomen, dan ketidakadaan
evakuasi meconium
2. Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu, bulan yang diikutkan
dengan obstruksi usus akut
3. Anak – anak
• Konstipasi
• Tinja seperti pita dan berbau busuk
• Distensi abdomen
• Adanya masadefecol dapat dipalpasi
• Biasanya tampak kurang nutrisi
4. Komplikasi
• Obstruksi usus
• Konstipasi
• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
• Entrokolitis
• Struktur anal dan inkontinential (post operasi)

D. PATHOFISIOLOGI
Patofisiologi dari megacolon adalah Persarafan parasimpatis colon didukung oleh
ganglion. Persarafan parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang
aganglionik mengakibatkan peristaltik abnormal, sehingga terjadi konstipasi dan
obstruksi. Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion
selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut bermigrasi pada bagian
kaudal saluran gastrointestinal (rectum), kondisi ini akan memperluas hingga proksimal
dari anus. Kemudian semua ganglion pada intramular pleksus dalam usus berguna untuk
kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal.
Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul di bagian proksimal
dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut melebar.Kongenital
aganglionik megacolon menggambarkan adanya kerusakan primer dengan tidak adanya
sel ganglion pada dinding submukosa kolon distal. Segmen ganglion hampir selalu ada
dalam rectumdan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak
adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus
dan distensi pada salurancerna. Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada
megacolon
Semua ganglion pada intramural pleksus dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristalitik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen
ganglion dan feses terkumpul di daerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus
yang proksimal terhadap daerahitu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian
colon tersebut melebar
E. PATHWAY

Kegagalan sel neural pada masa embrio


dalam dinding usus gagal eksistensi, kranio
Sel ganglion pada kolon tidak
kaudal pada mnyentrik dan sub mukosa ada/ sangat sedikit
dinding plexus

Control kontraksi dan


relaksasi peristaltic abnormal

Peristaltic tidak sempurna Sprigter rectum tidak dapat relaksasi

Feses tidak mampu melewati


Obstruksi Akumulasi benda padat, cair
sprinter ani
parsial dan gas

Reflek peristaltik Obstruksi dikolon Pelebaran kolon (megakolon)

Mual dan muntah Distensi abdomen

Ketidakseimbangan Nyeri akut Gangguan defekasi


Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan tubuh
Intervensi pembedahan
Konstipasi

Ansietas Kurangnya informasi


F. DIAGNOSA HIRSCHSPRUNG
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
saluran pencernaan dan muntah mual
2) Konstipasi berhubungan dengan obstruksi ketidakmampuan kolon mengevakuasi
feses
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (abstruksi parsial pada
dinding usus)
4) Ansietas berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat pembedahan

G. NURSING CARE PLANE

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No.
Keperawatan (NOC) (NIC)
Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kalori dan asupan
an nutrisi kurang keperawatan selama 2x24 jam makaan
dari kebutuhan asupan nutrisi pasien terpenuhi 2. Berikan pilihan makanan
tubuh dengan kriteria hasil: sambil menawarkan bimbingan
berhubungan a. Nafsu makan pasien terhadap pilihan (makanan) yang
dengan mual meningkat lebih berat
1
muntah b. Berat badan pasien 3. Anjurkan pasien untuk
normal memantau kalori dan inteks
c. Tingkat nyeri pasien makanan
menurun 4. Kolaborasikan dengan tim
medis lainnya untuk terapi
farmakologi
2 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor bising usus
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam 2. Ajarkan pasien mengenai
dengan obstruksi diharapkan eliminasi usus pada makanan-makanan tertentu yang
ketidakmampuan pasien normal dengan kriteria membantu keteraturan (aktifitas)
kolon hasil: usus
mengevakuasi a. Tingkat nyeri pasien 3. Anjurkan keluarga pasien
feses menurun untuk mencatat warna, bau,
b. Tidak ada keparahan volume, frekuensi tinja.
mual dan muntah yang 4. Kolaborasikan dengan tim
dialami pasien medis lainnya untuk terapi
c. Usus pasien dalam farmakologi
keadaan normal
3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kepuasan pasien
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam terhadap manajemen nyeri dalam
dengan agen diharapkan tingkat nyeri pasien interval yang spesifik
cidera biologis menurun dengan kriteria hasil: 2. Anjarkan prinsip – prinsip
a. Pasien dapat mengontrol manajemen nyeri
nyeri 3. Libatkan keluarga dalam
b. Tanda tanda vital pasien modalitas penurunan bayi
normal 4. Kolaborasikan dengan pasien,
c. Tingkat kenyamanan keluarga dan tim medis lainnya
pasien meningkat untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri nonfarmakologi
4 Ansietas Setelah klien diberikan informasi 1. Kaji tanda – tanda dan ekspresi
berhubungan tentang penyakit dan verbal dari kecemasan
dengan pengobatannya, pasien lebih 2. Anjurkan keluarga untuk
diskontinuitas tenang dan rileks : menemani klien selama periode
jaringan akibat a. Klien merasa lebih tenang kecemasan tinggi dari kekuatan,
pembedahan b. Pasien bisa gunakan suara tenang
mengungkapkan kembali 3. Berikan penjelasan yang
informasi yang telah singkat dan jelas untuk semua
diberikan produser dan pengobatan
c. Klien merasa rileks 4. Dorong klien mengekspresikan
perasaan perasaan
H. REFERENSI
✓ Mansjoer, Arif et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta :Media
Ausculapius.
✓ Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit. Edisi II. Jakarta : EGC.Speer, K.M. 2007.
✓ Ns. Wijaya, Andra Saferi S.kep, dan Ns.Yessie Mariza Putri, S.kep.2013.KMB 2.Nuha
Medika:Yogjakarta
✓ Herdam, T. Heather.2015.”NANDA INTERNASIONAL DIAGNOSA
KEPERAWATAN DEFINISI DAN KLARIFIKASI 2015-2017.Edition 10.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai