1. DEFINISI
Hirshprung merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia,
terutama menyerang usus besar (colon). Pada penyakit ini, dijumpai pembesaran usus
besar (megacolon), akibat absennya sel ganglion pada bagian distal usus. Penyakit
Hirschsprung sering menyerang neonatus bahkan anak-anak, yang sering ditandai
dengan keterlambatan pengeluaran mekonium pertama, muntah bilious, distensi
abdomen.
2. ETIOLOGI
Penyakit ini di sebabkan aganglionosis meissner dan Aurbach dalam lapisan dinding
usus, mulai dari sepingter ani internus ke arah proximal, 70% terbatas di daerah
rektosigmoid, 10% sampai seluruh kolon dan sekitar nya 5% dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.
Diduga terjadi karena factor genetic sering terjadi pada anak dengan Down Syndrom,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio
kaudal pada myentrik dan submukosa dinding plexus.
3. TANDA GEJALA
Berdasarkan usia penderita gejala penyakit Hirschsprung dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Periode neonatus Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran
mekonium yang terlambat, muntah bilious (hijau) dan distensi abdomen. Terdapat
90% lebih kasus bayi dengan penyakit Hirchsprung tidak, dapat mengeluarkan
mekonium pada 24 jam pertama, kebanyakan bayi akan mengeluarkan mekonium
setelah 24 jam pertama (24-48 jam). Muntah bilious (hijau) dan distensi abdomen
biasanya dapat berkurang apabila mekonium dapat dikeluarkan segera. Bayi yang
mengonsumsi ASI lebih jarang mengalami konstipasi, atau masih dalam derajat
yang ringan karena tingginya kadar laktosa pada payudara, yang akan
mengakibatkan feses jadi berair dan dapat dikeluarkan dengan mudah.
b. Periode anak-anak Walaupun kebanyakan gejala akan muncul pada bayi, namun
ada beberapa kasus dimana gejala-gejala tersebut tidak muncul hingga usia kanak-
kanak. Gejala yang biasanya timbul pada anak-anak yakni, konstipasi kronis,
gagal tumbuh, dan malnutrisi. Pergerakan peristaltik usus dapat terlihat pada
dinding abdomen disebabkan oleh obstruksi fungsional kolon yang
berkepanjangan. Selain obstruksi usus yang komplit, perforasi sekum, fecal
impaction atau enterocolitis akut yang dapat mengancam jiwa dan sepsis juga
dapat terjadi.
TANDA
1. Anemia dan tanda-tanda malnutrisi
2. Perut membuncit (abdomen distention) mungkin karena retensi kotoran.
3. Terlihat gelombang peristaltic pada dinding abdomen
4. Pemeriksaan rectal touche (colok dubur) menunjukkan sfingter anal yang
padat/ketat, dan biasanya feses akan langsung menyemprot keluar dengan bau
feses dan gas yang busuk.
5. Tanda-tanda edema, bercak-bercak kemerahan khususnya di sekitar umbilicus,
punggung dan di sekitar genitalia ditemukan bila telah terdapat komplikasi
peritonitis.
4. PATOFISIOLOGI/FATOFLOW DIAGRAM
HISPRUNG (MEGAKOLON)
Feses mengeras
Konstipasi
Nyeri
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaa hisprung dengan cara pembedahan hisprung dilakukan dalam 2 tahap,
yaitu dilakukan kolostomi loop atau double barrel sehingga tonus dan ukuran usus
yang dilatasi dan hipertropi dapat kembali normal sehingga memerlykan waktu 3-4
bulan, lalu dilanjutkan 1 dari 3 prosedur berikut :
a. Prosedur Duhamel : penarikan kolon normal kearah bawah dan
menganastomosiskan nya dibelakang usus aganglionik.
b. Prosedur Swenson : dilakukan anastomosis end to end pada kolon berganglion
pada saluran anal yang di batasi.
c. Prosedur saave : dinding otot dari segmen rectum di biarkan tetap utuh : kolon
yang bersaraf normal di tarik sampai ke anus.
6. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Informasi, identitas/data dasar meliputi nama, umur, jenis klamin, agama, alamat,
tanggal pengkajian, pemberi informasi.
a. Keluhan utama
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan
pengkajian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB, distensi abdomen,
kembung, muntah.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat dilihat
capilary refil, warna kulit, edema kulit.
b. Sistem respirasi
Kaji apakah ada kesulitan bernapas, frekuensi pernapasan.
c. Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi
apikal, frekuensi denyut nadi / apical.
d. Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus, adanya
kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah (frekuensi dan
karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.
3. Diagnosa
Konstipasi berhubungan dengan aganglionik
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisologis
ANALISA DATA
DS : HISPRUNG Konstipasi
Defekasi kurang (MEGAKOLON)
dari 2 kali
seminggu Feses banyak tertimbun
Pengeluaran feses dan lama berada di
lama dan sulit kolon
Mengejan saat
defekasi
Absorbsi air inadekuat
(berlebihan)
DO :
Nyeri akut
HISPRUNG
DS : (MEGAKOLON)
Mengeluh nyeri
Feses banyak tertimbun
DO : dan lama berada di
kolon
Tampak meringis
Gelisah
Frekuensi nadi Absorbsi air inadekuat
meningkat (berlebihan)
Sulit tidur
Feses mengeras
Konstipasi
Obstruksi kolon
proksimal
NYERI AKUT
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosis Outcome Intervensi
1. Konstipasi Setelah dilakukan intervensi Menejemen konstipasi
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Periksa
dengan maka diharapkan eliminasi pergerakan
aganglionik fekal membaik dengan kriteria usus,
hasil : karakteristik
feses
Distensi abdomen ( konsistensi,
membaik bentuk,
Tidak teraba massa volume, dan
pada rektal warna)
Nyeri abdomen Anjurkan diet
berkurang tinggi serat
Latih buang air
besar secara
teratur
Ajarkan cara
mengatasi
konstipasi
2. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Menejemen nyeri
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Identifikasi
dengan agen maka diharapkan Tingkat nyeri lokasi,
pencedera membaik dengan kriteria hasil : karakteristik,
fisiologis durasi,
Mual berkurang frekuensi,
Muntah berkurang kualitas,
Nafsu makan intensitas
meningkat nyeri.
Pola tidur membaik Identifikasi
factor yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri
Berikan teknik
nonfarmakolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
Fasilitas
istrahat dan
tidur.