Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI

-KONSTIPASI-
MATA KULIAH : KMB 1
TINGKAT IIB

KELOMPOK 1

1. SYAKILA PITRIYANI PAWAE


2. GENESIS LUMAMULY
3. ARWINDA YANI
4. ROSALINA KEMBALEM
5. ROSMIYATI
KONSEP
MEDIS
DEFINISI KONSTIPASI
 Konstipasi didefinisikan sebagai istilah dari suatu gejala (kebalikan dari diare yang
didefinisikan saat berat feses >200gram). Konstipasi dibedakan dari irritable bowel
syndrome (IBS) dimana nyeri abdomen tidak harus berhubungan dengan disfungsi
usus. Hal ini didefinisikan sebagi jumlah frekuensi feses yang jarang (<3 kali per
minggu), pengeluaran feses yang keras (>25% dalam satu waktu), mengedan untuk
mengosongkan rectum (>25% dalam satu waktu), atau sensasi pengosongan yang
tidak tuntas (>25% dalam satu waktu).
 Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), konstipasi adalah
penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta
feses kering dan banyak.
PATOFISIOLOGI
(Nurbadriyah, 2020)
Diet rendah serat, asupan cairan kurang, kondisi Penggunaan obat-obatan tertentu (seperti gol.
prsikis, kondisi metabolik, penyakit ynag diderita opiat) dan mengandung Al dan Ca

Absorbsi cairan dan elektrolit Memberi efek pada segmen usus

Memperpanjang waktu transit di kolon karena Memperpanjang waktu transit di kolon


absorbs terus berlangsung

Kontraksi tidak mendorong


Feses mengeras

Gangguan defekasi

Diperlukan rangsangan yang lebih kuat


untuk mendorong feses
Rangsangan refleks penyekat rekto anal
Dx :
Kelemahan/ Spasme setelah makan, nyeri kolik pada
Defisit abdomen bagian bawah Relaksasi sfingter interna dan eksterna
Nutrisi

Kolon kehilangan tonus Tekanan intra abdomen

Dx : Nyeri
Tidak responsif terhadap rangsangan Membran mukorektal dan muskulatur
normal tidak peka terhadap rangsangan fekal
Dx : Konstipasi
MANIFESTASI KLINIS
 Perut terasa begah, penuh dan kaku.  Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada
 Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas biasanya.
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk.  Usus kurang elastis (biasanya karena mengalami kehamilan atau usia
 Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang
mengakibatkan stress, rentan sakit kepala bahkan demam mengganjal, dan gerakannya lebih lambat daripada biasanya.
 Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri,  Terjadi penurunan frekuensi buang air besar, perut terasa begah,
tidak bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja.
dan produktivitas kerja. Adapun untuk sembelit kronis (obstipasi), gejalanya tidak terlalu
 Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit berbeda hanya sedikit lebih parah, diantaranya :
daripada biasanya.  Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas.
 Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat
 Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil.
bersamaan tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan
atupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat  Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu.
mengeluarkan dan membuang feses (bahkan sampai mengalami  Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat.
ambeien/wasir).
 Percaya diri turun dan terkadang ingin menyendiri.
 Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal
sesuatu disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering  Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang
dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa (apalagi ketika hamil perut akan tersa mulas) karena ruang dalam
tidak nyaman. perut berkurang dan mengalami mual bahkan muntah
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, 1. Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi
adanya luka pada selaput lendir mulut dan tumor yang dapat faktor risiko konstipasi seperti gula darah, kadar hormon tiroid,
mengganggu rasa pengecap dan proses menelan. elektrolit, anemia akibat keluarnya darah dari dubur.
2. Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, 2. Anoskopi dianjurkan untuk menemukan hubungan abnormal
peregangan atau tonjolan. perabaan permukaan perutuntuk
pada saluran cerna, tukak, wasir, dan tumor.
menilai kekuatan otot perut. Perabaan lebih dalam dapat
mengetahui massa tinja di usus besar, adanya tumor atau 3. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi
pelebaran batang nadi. Pada pemeriksaan ketuk, dicari untuk mendeteksi adanya pemadatan tinja atau tinja keras yang
pengumpulan gas berlebihan, pembesaran organ, cairan dalam
menyumbat bahkan melubangi usus. jika ada penurunan berat
rongga perut atau adanya massa tinja. Pemeriksaan dengan
stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara gerakan usus badan, anemia, keluarnya darah dari dubur atau riwayat
besar serta mengetahui adanya sumbatan usus. keluarga dengan kanker usus besar perlu dilakukan
3. Pemeriksaan dubur untuk mengetahui adanya wasir, hernia, kolonoskopi.
fissure (retakan) atau fistula (hubungan abnormal pada saluran 4. Pemeriksaan barium enema mungkin lebih bermanfaat
cerna), juga kemungkinan tumor di dubur yang bisa
daripada kolonoskopi karena dapat menyingkirkan keganasan
mengganggu proses buang air besar. Colok dubur memberi
informasi tentang tegangan otot, dubur, adanya timbunan tinja, kolorektal dan megacolon sekaligus.
atau adanya darah.
KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas pasien Pemeriksaan fisik :
2. Riwayat kesehatan  Rongga mulut
a) Keluhan utama Menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa tunggal segi
b) Riwayat kesehatan sekarang empat.

c) Riwayat kesehatan dahulu  Abdomen

d) Riwayat kesehatan keluarga  Inpeksi : pembesaran abdomen

Pemeriksaan Fisik :  Palpasi : perut terasa keras, ada impaksi feses

 Bibir  Perkusi : redup

Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman),  Auskultasi : bising usus tidak terdengar
elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering  Hasil pemeriksaan umum
(dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan
(penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut Keadaan umum : TTV (Nadi, suhu, pernapasan, dan tekanan
(tentukan lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), darah).
pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior &
kolateral pada hipertensi portal).
SEKIAN MATERI KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai