Anda di halaman 1dari 16

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 1 149

REVIEW: EFEK SAMPING PENGGUNAAN ISOTRETINOIN SEBAGAI OBAT


JERAWAT TERHADAP KEHAMILAN

Nadhira Mahda Dinar dan Soraya Ratnawulan Mita

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor, 45363
nadhiramhdnr@gmail.com

ABSTRAK

Jerawat merupakan salah satu gangguan kulit yang mengganggu penampilan seseorang.
Isotretinoin adalah salah satu obat anti jerawat oral yang paling sering digunakan karena obat
ini bekerja dengan sangat baik. Sayangnya, isotretinoin memiliki efek samping serius terhadap
kehamilan. Dari beberapa hasil penelitian secara eksperimental dan non-eksperimental
diketahui bahwa isotretinoin dapat menyebabkan gangguan kehamilan yaitu keguguran spontan
pada ibu hamil serta menyebabkan bayi terlahir cacat. Penelitian secara non-eksperimental
dilakukan dengan metode retrospektif menggunakan data medis responden dan pengisian
kuesioner mengenai kehamilan. Penelitian eksperimental menggunakan tikus yang diberi
isotretinoin, lalu diukur parameter-parameternya, seperti parameter darah, ketebalan kornea
pada anakan tikus dan abnormalitas pada rongga mulut anakan tikus. Selain itu penelusuran
pustaka juga menghasilkan beberapa kasus mengenai hasil kehamilan yang dilaporkan akibat
dari penggunaan isotretinoin selama masa kehamilan. Hasilnya didapatkan bahwa penggunaan
isotretinoin selama masa kehamilan akan menimbulkan efek teratogenik dan aborsi spontan.

Kata kunci: Isotretinoin, Jerawat, Hasil kehamilan, Aborsi dan Teratogenik

ABSTRACT

Acne is a skin disorder that disrupt a person's appearance. Isotretinoin is one oral anti-acne
drug that is most commonly used because it works very well. Unfortunately, isotretinoin has
serious adverse effects on pregnancy. Results of some studies in experimental and non-
experimental known that isotretinoin can cause disorders of pregnancy are a spontaneous
miscarriage in pregnant women as well as cause the baby born with disabilities. Non-
experimental study conducted by the retrospective method using medical data of respondents
and filling a questionnaire on pregnancy. An experimental study using mice given isotretinoin,
then the measured parameters, such as blood parameters, the thickness of the cornea of mice
puppies and abnormalities in the oral cavity of mice puppies. Besides literature review resulted
in several cases of pregnancy outcomes reported as a result of the use of isotretinoin during
pregnancy. The result shows that the use of isotretinoin during pregnancy will cause
teratogenic effects and spontaneous abortion.

Keywords: Isotretinoin, Acne, Pregnancy outcomes, Abortion and Teratogenic


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 150

Pendahuluan poliferator-acivated (PPAR), reseptor

Kulit merupakan salah satu organ liver-X, reseptor vitamin D dan reseptor

tubuh manusia yang berfungsi untuk asam retinoat (retinoid) [4–6].

melindungi tubuh manusia dari pengaruh Terdapat dua jenis pengobatan yang

lingkungan. Mengingat fungsi tersebut biasa digunakan untuk menanggulangi

maka kulit perlu dijaga dari kerusakan agar jerawat yaitu pengobatan topikal yang

tidak menimbulkan gangguan kesehatan. langsung digunakan pada daerah berjerawat

y[1]. sehingga menghasilkan efek lokal dan

Salah satu masalah kerusakan kulit pengobatan oral dengan cara diminum

yang mengganggu penampilan seseorang untuk mengobati jerawat melewati jalur

adalah jerawat. Jerawat adalah sejenis sistemik. Penggunaan obat topikal dianggap

peradangan pada kulit yang disebabkan kurang efektif karena hanya mengobati

oleh kolonisasi bakteri di dalam pori-pori daerah yang diberikan obat, hal ini

yang tersumbat oleh minyak [2]. Minyak dikarenakan mekanisme kerja obat topikal

tersebut berasal dari aktivitas kelenjar hanya untuk mengurangi lesi yang akan

sebasea (kelenjar minyak) yang terlalu aktif terbentuk. Maka dari itu penggunaan obat

sehingga memproduksi minyak berlebih oral lebih disukai dibanding obat topikal

dan mengalirkannya melewati saluran [8].

sebasea ke dalam pori-pori [2,3]. Kelenjar Isotretinoin (13-cis-retinoic acid)

sebasea disusun oleh sel sebocyte, sel-sel ini merupakan obat yang digunakan secara per

yang akan menyintesis minyak serta oral dalam terapi penyembuhan jerawat

menyimpan bulir-bulir minyak tersebut. yang sangat parah, selain itu obat ini juga

Aktivitas sebocyte dipengaruhi oleh ikatan digunakan pada pengobatan jerawat di

antara ligan dan reseptor sebocyte. tingkat menengah, jerawat tersebut sudah

Reseptor-reseptor yang meregulasi aktivitas kebal terhadap perawatan konvensional

sebocyte antara lain reseptor androgen, serta jerawat yang menimbulkan bekas luka

reseptor estrogen, reseptor peroxisome baik secara fisik maupun psikologis.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 151

Penggunaan isotretinoin pada jerawat yang terganggu (malformasi) sehingga bayi

sangat parah sudah disetujui oleh U.S. Food menjadi cacat [13].

and Drug Administration (FDA). Sampai Metode

saat ini isotretinoin masih terus digunakan Dalam artikel review ini penulis

dan menjadi obat anti jerawat yang paling menggunakan metode pengumpulan data

efektif sebab mengurangi gejala jerawat primer. Data primer yang penulis gunakan

jangka panjang serta memperbaiki jaringan merupakan hasil pencarian langsung oleh

yang rusak akibat jerawat [9,10]. peneliti secara online dengan menggunakan

Isotretinoin (13-cis RA), senyawa 9- mesin pencari online yaitu google dan

cis RA dan semua trans asam retinoat google scholar. Pencarian data dilakukan

(ATRA) bekerja dengan memberikan efek dengan menggunakan kata kunci “acne”,

pada proliferasi sel, apoptosis sel dan siklus “isotretinoin”, “isotretinoin side effect”,

protein sel yang diteliti pada SEB-1 “isotretinoin for acne treatment”,

sebocyte dan keratinosit [11]. Dosis terapi “isotretinoin guideline”, “jerawat”, “protein

yang dianjurkan untuk isotretinoin per hari p21” dan “protein cyclin D1” . Pencarian

adalah 0,5-2 mg/Kg BB/hari. Pada lebih lanjut dilakukan secara manual

penggunaan isotretinoin dalam jangka dengan skrining data primer yang sesuai

panjang perlu memulai perawatan dengan agar dapat digunakan sebagai pustaka

dosis yang kecil yaitu kurang dari 0,5 artikel. Pustaka artikel yang penulis inklusi

mg/Kg BB/hari dengan akumulasi total adalah pustaka yang berhubungan dengan

dosis 120-150 mg/Kg BB [12]. efek isotretinoin sebagai obat jerawat pada

Isotretinoin menimbulkan efek kehamilan. Pencarian data primer

teratogenik pada janin, sehingga wanita menghasilkan 37 jurnal dan setelah melalu

hamil dapat mengalami keguguran spontan. tahap skrining jurnal yang digunakan

Selain itu isotretinoin juga menyebabkan sebagai pustaka sebanyak 24 jurnal.

perkembangan organ atau jaringan menjadi


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 152

Hasil setelah kelahiran, kelahiran bayi yang sehat

Telah dilakukan beberapa penelitian dan kelahiran bayi cacat dan hasil

non-eksperimental pada wanita hamil yang kehamilan yang tidak diketahui kabar

terpapar oleh isotretinoin baik sebelum selanjutnya. Pengumpulan data pada studi

ataupun saat masa kehamilan. Parameter ini dilakukan dengan mengumpulkan data

yang diukur pada penelitian tersebut adalah medis dari responden yang terdapat di

aborsi dengan disengaja yaitu aborsi yang institusi-institusi yang berwenang. Berikut

dilakukan setelah responden setuju untuk adalah hasil studi yang dilakukan oleh

menggugurkan janin yang dia kandung, beberapa institusi tersebut. Data tersebut

aborsi spontan yaitu aborsi terjadi tiba-tiba dapat dilihat pada Tabel 1.

dan tanpa disengaja, kematian bayi sesaat

Tabel 1. Hasil kehamilan dari responden yang terpapar isotretinoin pada waktu sebelum dan
saat kehamilannya
Aborsi
Aborsi Meninggal Lahir Lahir Tidak
dengan Total;
Hasil studi spontan; setelah sehat; cacat; diketahui
disengaja; jumlah
pada jumlah lahir; jumlah jumlah kabarnya;
jumlah (%)
(%) jumlah (%) (%) (%) jumlah (%)
(%)
TIS Berlin, 18a 3 91
69 (75.82) 5 (5.49) - -
Jerman [14] (19.78) (3.30) (100)

RAMQ,
9 90
Montréal, 76 (84.45) 3 (3.33) 2 (2,22) - -
(10.00) (100)
Kanada[15]
CGH & WC,
40 79
Seoul Korea 17 (21.52) 9 (11.39) - - 2 (2.53)
(58.82) (100)
Selatan [16]

Provinsi
British
Columbia,
1 041 290 107 11 1 473
Saskatchewan, - 22 (1.49)
(70.67) (19.69) (7.26) (0.75) (100)
Manitoba,
Ontario di
Kanada [17]
a
= termasuk kelahiran sepasang bayi kembar; TIS =Teratogenic information Services; RAMQ = Régie de
l'assurance maladie du Québec; CGH & WC = Cheil General Hospital & Women’s Healthcare Center. Terdapat
2 (0.14%) kasus hasil kehamilan yang tidak dapat dimasukkan ke dalam parameter mana pun.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 153

Dilakukan pula beberapa penelitian setiap kelompok terdiri dari 3-5 tikus.

eksperimental pada tikus yang terpapar Kelompok kontrol diberikan larutan tween-

isotretinoin. Eksperimen pada tikus yang 80 0.75% sebanyak 10 ml/Kg BB selama

pertama adalah untuk mengukur toksisitas tiga hari sedangkan kelompok I, II dan III

isotretinoin oral yang diberikan pada tikus diberi isotretinoin yang dilarutkan pada

galur ICR. Pengukuran parameter- tween-80 0.75% dengan dosis masing-

parameter toksisitas dilakukan setelah tiga masing 1 µg/Kg BB/hari, 10 µg/Kg BB/hari

hari pemberian isotretinoin oral. Parameter dan 100 µg/Kg BB/hari. Setelah tiga hari,

yang diukur pada eksperimen ini adalah tikus dipuasakan semalaman, lalu diambil

parameter hematologi dan parameter kimia darah keesokan harinya lewat posterior

klinik. vena cava. Hasil penelitian parameter-

Tikus dibagi ke dalam empat parameter toksisitas dari darah tikus dapat

kelompok yaitu kelompok kontrol, dilihat pada Tabel 2.

kelompok I, kelompok II dan kelompok III,

Tabel 2. Parameter uji pada tikus betina setelah terpapar isotretinoin selama tiga hari.
Parameter Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III
kontrol (Isotretinoin 1 (Isotretinoin 10 (Isotretinoin 100
µg/Kg BB/hari) µg/Kg BB/hari) µg/Kg BB/hari)
Hematologi (mean, n = 3-5
tikus betina)
Sel darah putih (K/ µgL) 2.87 2.10 2.64 2.17
Limfosit (K/ µgL) 1.60 1.72 2.08 1.82
Monosit (K/ µgL) 0.11 0.11 0.14 0.08
Granulosit (K/ µgL) 1.17 0.28 0.43 0.27
Limfosit (%) 55.38 82.43 78.03 84.25
Monosit (%) 4.08 6.53 5.45 3.05
Granulosit (%) 90.58 11.05 16.50 12.68
Sel darah merah (M/ µgL) 8.72 7.62 8.65 8.26
Hemoglobin (g/dL)
Hematokrit (%) 15.13 12.58 14.28 13.90
Rata-rata volume 41.41 35.77 40.68 38.75
corpuscular (fl) 47.50 46.75 47.25 46.75
Rata-rata hemoglobin
corpuscular (pg) 17.35 16.00 16.55 16.75
Rata-rata konsentrasi
hemoglobin corpuscular 36.45 34.13 35.13 35.78
(g/dL)
Platelet (K/ µgL)
465.00 574.75 579.00 382.00
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 154

Kimia Klinik (mean, n = 3-5


tikus betina)
Nitrogen urea darah 24.75 29.00 25.67 18.00
(µg/dL)
Kreatinin (µg/dL) 0.20 0.20 0.23 0.08
SGPT (IU/L) 37.40 32.00 78.00 51.50
SGOT (IU/L) 98.25 98.25 230.75 178.50
Alkali fosfatase (IU/L) 76.80 91.25 144.00 116.00
Kreatinin kinase (IU/L) 101.25 92.33 208.00 272.00
Laktat dehidrogenase 536.25 705.33 609.00 536.00
(IU/L)
Bilirubin total (µg/dL) 0.09 0.10 0.11 0.06
Kolesterol total (µg/dL) 94.60 93.25 102.50 95.25
Lipase (IU/L) 26.00 23.00 23.00 24.00
Glukosa (µg/dL) 164.20 158.25 169.50 131.25
Protein total (g/dL) 5.55 6.00 6.53 6.15
Albumin (g/dL) 3.85 3.95 3.40 3.73
Kalsium (µg/dL) 9.75 11.00 11.85 11.15
Fosfor anorganik (µg/dL) 8.93 8.93 9.63 7.90
Asam urat (µg/dL) 2.80 2.80 1.43 1.70
Sumber: [18]

Eksperimen yang kedua dilakukan 16mg/Kg BB selama masa kehamilan 12-18

pada anakan tikus albino betina galur wistar hari. Pada hari ke tujuh setelah kelahiran,

yang dalam masa kehamilannya sang induk diambil satu anakan jantan dan satu anakan

sudah diberi isotretinoin. Tikus betina betina dari masing-masing induk di tiap

sebelumnya terlebih dahulu dibagi ke dalam kelompok, anakan dikorbankan dan dibuat

tiga kelompok, masing-masing kelompok preparat histopatologi kornea, diukur

terdiri dari empat tikus betina dan masing- ketebalan kornea dari bagian tengah kornea.

masing tikus kemudian dikawinkan dengan Pada hari ke 14 dan 30 diambil kembali satu

tikus jantan. Pada kelompok kontrol tikus anakan betina dan satu anakan jantan dari

hanya diberi vegetable oil, kelompok dua tiap kelompok untuk mendapat perlakuan

diberi isotretinoin oral dosis 16mg/Kg BB yang sama seperti hari ke tujuh. Hasil

selama masa kehamilan 1-7 hari, sedangkan pengukuran ketebalan kornea anakan tikus

kelompok tiga diberi isotretinoin oral dosis dapat dilihat pada Grafik 1.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 155

Ketebalan kornea (µm)

Hari ke 7 Hari ke 14 Hari ke 30


Kontrol Perlakuan hari 1-7 Perlakuan hari 12-18

Grafik 1. ketebalan (µm) kornea mata tikus yang diukur dari bagian tengah kornea (n = 8).
*** = P < 0.001. Sumber:[19]
Eksperimen pada tikus yang ketiga kelompok B pada hari ke 12 dan kelompok

dilakukan dengan mengukur abnormalitas C pada hari ke 13. Kehamilan tikus diukur

pada janin tikus yang pada masa dari vagina smear tikus betina setelah

kehamilannya terpapar isotretinoin. dilakukan perkawinan dengan tikus jantan.

Pertama-tama tikus albino betina galur Pada hari terakhir kehamilan, janin

wistar dibagi ke dalam kelompok A, B dan tikus diambil, lalu dilakukan beberapa

C sebanyak empat tikus di masing-masing pengamatan. Hasil pengamatan yang

kelompok, lalu masing-masing kelompok dilakukan pada janin tikus tersebut dapat

dibagi menjadi kelompok kontrol, sub dilihat pada Tabel 3.

kelompok satu dan sub kelompok dua. Sub

kelompok satu diberi 35 mg isotretinoin dan

sub kelompok dua diberi 70 mg isotretinoin,

sedangkan kelompok kontrol diberikan

vegetable oil dengan volume yang sama.

Pemberian isotretinoin pada kelompok A

dilakukan pada hari ke 11 kehamilan,


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 156

Tabel 3. Parameter abnormalitas morfologi janin tikus yang pada masa kehamilan terpapar
isotretinoin
Parameter Grup A Grup B Grup C
Kontrol A1 A2 Kontrol B1 B2 Kontrol C1 C2
BP (g)
(mean, n = 2.22 1.88 1.84 2.26 2.10 2.00 2.28 2.26 2.04
7)
JH;
14 18 14 14 14 14
jumlah 6 (100) 5 (100) 3(100)
(100) (100) (100) (100) (100) (100)
(%)
BSBSL;
6 10 2 2
jumlah 0 (0) 0 (0) 1 (7.14) 0 (0) 1 (7.14)
(42.86) (55.55) (14.29) (14.29)
(%)
BSUSL;
5 6 3
jumlah 0 (0) 0 (0) 1 (7.14) 0 (0) 1 (7.14) 1 (7.14)
(35.71) (33.33) (21.43)
(%)
TS;
2 2 2 10 8
jumlah 6 (100) 1 (5.56) 5 (100) 3 (100)
(14.29) (14.29) (14.29) (71.43) (57.14)
(%)
SLLS;
10 2 2
jumlah 0 (0) 1 (7.14) 1 (5.56) 0 (0) 7 (0.50) 0 (0)
(71.43) (14.29) (14.29)
(%)
HBSB ;
jumlah 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
(%)
HBSU ;
jumlah 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
(%)

MAL;
jumlah 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
(%)

BP = Berat plasenta; JH = Janin yang dapat hidup; BSBSL = Bibir sumbing bilateral dengan sumbing langit-
langit; BSUSL = Bibir sumbing unilateral dengan sumbing langit-langit; TS = Tidak ada sumbing sama sekali;
SLLS = Sumbing langit-langit sekunder; HBSB = Hanya bibir sumbing bilateral; HBSU = Hanya bibir sumbing
unilateral; MAL = Morfologi abnormal lainnya. Sumber: [20]

Selain penelitian secara eksperimental

dan non-eksperimental, ditemukan pula

beberapa kasus yang berhubungan dengan

efek teratogenik dan embriopati isotretinoin

pada wanita hamil. Berikut adalah hasil

penelusuran data mengenai kasus-kasus

tersebut.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 157

Tabel 4. Kasus akibat menggunakan isotretinoin


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Seorang pasien bayi laki- Seorang bayi yang lahir dengan Seorang wanita hamil
laki berumur 11 bulan dirujuk ke kondisi wajah yang tidak simetris (32 tahun) dilarikan ke
rumah sakit untuk melakukan pada saat menangis. Dari hasil rumah sakit karena
evaluasi fitur dismorfik dan penelusuran, diketahui sang ibu menderita sindrom depresi
keterlambatan perkembangan. pernah mengonsumsi isotretinoin parah dalam 18 minggu
Ia lahir dalam waktu 40 minggu selama tiga bulan, dan sang ibu kehamilan untuk
kehamilan melalui operasi sesar. sedang hamil pada sebulan terakhir. malformasi kehamilan yaitu
Orang tua bayi tersebut Dosis isotretinoin yang dikonsumsi kembar siam thoraco
masih muda, sehat dan tidak setiap hari adalah 20 mg/hari, obat omphalopagus.
saling berhubungan, tidak ada ini digunakan untuk mengobati Pada sejarah
sejarah keluarga yang memiliki jerawat batu. ginekologi wanita tersebut
cacat lahir, sindrom genetik atau Abnormalitas bayi sudah normal. Wanita tersebut
gangguan metabolisme. terlihat saat masih dalam masa mengonsumsi isotretinoin
Setelah melakukan kehamilan, hal ini diketahui dari dengan dosis 1 mg/Kg
evaluasi, diketahui bahwa ibu hasil ultrasonografi pada janin. BB/hari (berat ibu tersebut
pasien pernah terpapar Berat bayi tersebut saat lahir 60 Kg). Penggunaan
isotretinoin pada masa sebelum adalah 3120 gram, panjang 48 cm isotretinoin tersebut
kehamilan & saat kehamilan (2 dan ukuran lingkar kepala 34.5 cm. bertujuan untuk mengobati
bulan sejak awal kehamilan). Abnormalitas yang dideteksi jerawat berat dan jaringan
Hasil evaluasi adalah kelainan di telinga kanan, parut bekas jerawat.
menunjukkan bahwa pasien dan wajah menangis yang asimetris Isotretinoin digunakan
mengalami keterbelakangan berupa sudut kenan mulut tertarik selama tiga bulan, setelah
perkembangan psikomotorik. ke kanan bawah sedangkan sudut wanita tersebut diketahui
Evaluasi fisik menunjukkan kiri tidak berubah saat menangis, hamil
adanya axial hypotonia ringan, padahal saat tidak menangis wajah Setelah hamil, wanita
gerakan tidak terkoordinasi, pada kedua sisi tampak simetris. tersebut rajin mengikuti
ketertarikan yang kurang Hasil dari echocardiogram pengobatan rutin dan
terhadap lingkungan sekitar dan menunjukkan adanya hipoplasia pemeriksaan ultrasonografi.
kelainan craniofacial, berupa aorta ascendant, kelainan parsial Dari hasil pemeriksaan
displastik telinga dengan paru-paru pada vena penghubung, tersebut diketahui bayi
lobulus antevers, malformasi septum ventrikel besar wanita tersebut adalah bayi
hipertelorisme, jembatan hidung dan cacat septum atrium kecil. perempuan kembar siam
yang datar dan filter yang Tomografi tiga dimensi dengan dempet pada bagian
menonjol serta hipermobilitas menunjukkan hipoplasia arkus dada. Wanita tersebut
artikular yang tampak, terlihat aorta. Analisis kariotipe dengan disarankan untuk
jelas pada sendi lutut pasien fluoresensi pada hibridisasi melakukan aborsi, dan
[21]. menunjukkan tidak ada delesi wanita tersebut
kromosom 22q11 baik pada orang menyetujuinya [23].
tua maupun pada janin [22].

Pembahasan l'assurance maladie du Québec) yaitu

Data pertama yang penulis dapatkan lembaga pengelola kesehatan publik dan

merupakan penelitian non-eksperimental perencana asuransi resep obat di Kanada,

dengan menggunakan data medis wanita CGH & WC (Cheil General Hospital &

hamil yang ada di beberapa institusi yaitu Women’s Healthcare Center) yang berada

TIS (Teratogenic Information Services) di Seoul, Korea Selatan dan Data kehamilan

Berlin di Jerman, RAMQ (Régie de yang ada di empat provinsi negara bagian
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 158

Kanada (provinsi British Columbia, nilai yang lebih baik, lebih dari setengah

Saskatchewan, Manitoba, Ontario) sejak kehamilan (58.82%). Angka kelahiran bayi

tahun 1996-2011. yang cacat pada TIS Berlin dan empat

Hasil dari penelitian ini menunjukkan provinsi di Kanada menunjukkan angka

telah dilakukan aborsi disengaja dengan yang rendah, yaitu, 5%, sedangkan pada

tingkat yang cukup tinggi, yaitu ≥70% pada RAMQ dan CGH & WC tidak terdapat bayi

TIS Berlin, RAMQ Kanada dan empat yang lahir dengan cacat bawaan. Terdapat 2

provinsi di Kanada, sedangkan di CGH & (0.14%) kasus pada empat provinsi di

WC menunjukkan tingkat yang lebih Kanada, kasus-kasus tersebut tidak dapat

rendah, hanya ada 21.52%. Aborsi spontan dimasukkan ke dalam parameter mana pun.

di TIS Berlin, RAMQ dan CGH & WC Penelitian yang dilakukan pada CGH

menunjukkan tingkat yang rendah, yaitu & WC menunjukkan nilai yang cukup baik,

<10%, sedangkan pada empat provinsi di hal ini dikarenakan responden pada CGH &

Kanada menunjukkan angka aborsi spontan WC sebanyak 48 (70.59%) terpapar

yang lebih tinggi, yaitu 19.69%. Data dari isotretinoin pada sebelum pembuahan,

RAMQ menunjukkan ada 2 (2.22%) kasus hanya 20 (29.41%) yang terpapar

kematian pada bayi sesaat setelah isotretinoin setelah pembuahan.

dilahirkan, hal ini disebabkan karena post- Pada penelitian secara eksperimental

natal shock, kasus ini hanya ditemukan dengan mengukur parameter toksisitas pada

pada RAMQ. Selain aborsi, parameter hasil darah tikus, hematologi dan kimia klinik.

kehamilan yang lain adalah kelahiran bayi, Dalam pengukuran parameter hematologi

baik bayi yang lahir dengan sehat ataupun diketahui rata-rata dari ketiga kelompok

bayi yang lahir dengan cacat bawaan. Data tikus memiliki kadar granulosit,

dari TIS Berlin, RAMQ dan empat provinsi hemoglobin, hematokrit dan hemoglobin

di Kanada menunjukkan tingkat kelahiran corpuscular yang lebih rendah dibanding

bayi yang sehat rendah, yaitu <20%, dengan kelompok kontrol, serta kelompok

sedangkan pada CGH & WC menunjukkan tikus yang diberi isotretinoin memiliki
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 159

kadar limfosit dan platelet yang lebih tinggi Pada parameter kimia klinik kadar

dibanding kelompok kontrol. nitrogen urea darah ketiga kelompok

Belum ada mekanisme pasti bervariasi, pada kelompok satu kadar

bagaimana isotretinoin dapat menurunkan nitrogen urea tinggi, kelompok dua

kadar sel darah putih, granulosit, menghasilkan nilai kadar yang lebih tinggi

hemoglobin, hematokrit dan hemoglobin sedikit dari kontrol dan pada kelompok tiga

corpuscular. Penurunan kadar sel darah kadar nitrogen urea darah yang lebih rendah

berikut menandakan beberapa hal. dari kontrol. Kadar kreatinin dan fosfor

Rendahnya kadar sel darah putih dan anorganik juga bervariasi, pada kelompok

granulosit menunjukkan bahwa daya tahan satu kreatinin dan fosfor organik sama

tubuh sedang menurun. Penurunan kadar dengan kontrol, kadar kreatinin kelompok

hemoglobin dapat menyebabkan tubuh dua lebih tinggi dari kontrol dan pada

kekurangan oksigen dan menimbulkan kelompok tiga kadar kreatinin dan fosfor

gejala-gejala anemia. Kadar hematokrit organik jauh lebih rendah dibanding

yang rendah menunjukkan konsentrasi zat kontrol. Kadar SGPT dan glukosa

padat dalam darah rendah. Peningkatan kelompok satu lebih kecil daripada kontrol,

limfosit dan platelet juga menunjukkan sedangkan pada kelompok dua dan

beberapa hal, kadar limfosit yang tinggi kelompok tiga kadar SGPT dan glukosa

menunjukkan bahwa sistem imun tubuh jauh lebih tinggi dibanding kontrol. Kadar

sedang bekerja untuk melawan zat-zat asing SGOT pada kelompok satu sama dengan

yang masuk ke dalam tubuh, dalam hal ini kadar SGOT kontrol, tetapi kadar SGOT

melawan senyawa kimia asing pada kelompok dua dan kelompok tiga jauh

(isotretinoin). Kadar platelet yang tinggi lebih tinggi dari kontrol. Kadar alkali

dapat menjadi indikator terjadinya fosfatase, kalsium dan protein total pada

pendarahan, sebab platelet adalah zat yang ketiga kelompok tikus juga lebih tinggi dari

berperan untuk menutup luka. kadar kontrol. Sedangkan kadar laktat

dehidrogenase dan bilirubin total lebih


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 160

tinggi pada tikus kelompok satu dan hati. Dari data diketahui kadar SGOT dan

kelompok dua, pada kelompok tiga kadar SGPT tinggi pada dosis 10 µg/Kg BB/hari

sama dengan kontrol. Kolesterol pada dan 100 µg/Kg BB/hari. Sedangkan kadar

kelompok satu sedikit lebih rendah ALP tinggi pada seluruh dosis dan albumin

dibanding kontrol, pada kelompok tiga tinggi pada tikus yang diberi isotretinoin 1

lebih tinggi sedikit dibanding kontrol dan µg/Kg BB/hari.

pada kelompok dua jauh lebih tinggi Pada eksperimen menggunakan tikus

daripada kontrol. Kadar lipase ketiga yang kedua, dari ketiga kelompok tikus

kelompok tikus lebih kecil sedikit daripada (kontrol, perlakuan hari 1-7 kehamilan dan

kontol. Kadar albumin dan asam urat pada perlakuan hari 12-18 kehamilan) baik pada

kelompok satu lebih tinggi sedikit pengukuran di hari ke tujuh post-natal, hari

dibanding kontrol, sedangkan pada ke 14 maupun hari ke 30, ketebalan kornea

kelompok dua dan kelompok tiga lebih mata tikus jauh lebih besar kelompok

rendah sedikit daripada kontrol. kontrol dibanding tikus yang diberi

Kadar nitrogen urea darah dan perlakuan (isotretinoin). Pada hari ke tujuh

kreatinin merupakan salah satu parameter post-natal kelompok yang diberi

kerusakan ginjal. Tingginya kadar nitrogen isotretinoin pada hari ke 1-7 kehamilan

urea dan kreatinin menunjukkan kerja ginjal ketebalan korneanya sedikit lebih tebal

yang terganggu sebab seharusnya kedua zat dibanding yang diberi perlakuan pada hari

sisa tersebut diekskresikan. Dari data ke 12-18. Hal ini juga sama seperti pada

diketahui pada tikus yang diberi isotretinoin tikus yang diukur ketebalan kornea pada

10 µg/Kg B/hari memiliki kadar yang relatif hari ke 14 post-natal, sedangkan pada tikus

lebih tinggi sedangkan tikus yang diberi yang dikorbankan pada hari ke 30 post-

isotretinoin 100 µg/Kg BB/hari memiliki natal ketebalan kornea tikus yang diberi

kadar yang relatif lebih rendah. Kadar alkali isotretinoin pada hari ke 12-18 kehamilan

fosfatase (ALP), albumin, SGOT dan SGPT sedikit lebih tebal dibanding yang diberi

yang tinggi merupakan indikator kerusakan isotretinoin pada hari ke 1-7. Hal ini
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 161

menunjukkan bahwa penggunaan kelompok B1 cukup rendah dan pada

isotretinoin pada masa kehamilan akan kelompok B2, C1 dan C2 sangat rendah.

menyebabkan terbentuknya jaringan kornea Angka sumbing langit-langit sekunder

mata abnormal, yaitu lebih tipis daripada kelompok A1, A2 dan B1 sangat rendah,

seharusnya kelompok C1 dan C2 cukup rendah dan

Pada penelitian eksperimental ketiga kelompok B2 sangat tinggi. Sedangkan bayi

menggunakan tikus diketahui berat plasenta tikus yang lahir sehat pada A1, A1, B1 dan

kelompok kontrol lebih besar dibanding sub B2 cukup rendah, sedangkan pada

kelompok dari masing-masing kelompok kelompok C1 dan C2 sangat tinggi. Dari

utama. Serta berat plasenta sub kelompok seluruh kelahiran bayi tikus tersebut, tidak

satu sedikit lebih berat dibanding sub ada yang mengalami bibir sumbing bilateral

kelompok dua pada tiap-tiap kelompok maupun unilateral saja serta morfologi

utama. Pada kelompok kontrol dari masing- abnormal lainnya. Dari data tersebut,

masing kelompok utama, semua janin yang diketahui bahwa penggunaan isotretinoin

hidup tidak ada yang mengalami bibir dapat menyebab malformasi organ, dalam

sumbing (malformasi langit-langit mulut). kasus ini adalah rongga mulut yang tidak

Hal ini menunjukkan bahwa semakin sempurna.

banyak dosis isotretinoin yang digunakan Isotretinoin merupakan senyawa

maka semakin besar penurunan berat turunan asam retinoat, sehingga obat ini

plasenta. Belum ada mekanisme khusus akan bekerja pada reseptor asam retinoat di

yang menjelaskan hubungan tersebut. sebocyte [6]. Penelitian yang dilakukan oleh

Angka bibir sumbing bilateral dengan Amanda M. Nelson, dkk, isotretinoin (13-

sumbing langit-langit pada kelompok A cis RA) akan menghambat pertumbuhan

sangat tinggi, pada kelompok B dan C baik pada sel sebocyte manusia atau

cukup rendah. Angka Bibir sumbing sebocyte abadi. Hal ini terjadi karena

unilateral dengan sumbing langit-langit kemungkinan besar 13-cis RA

pada kelompok A juga cukup tinggi, pada mempengaruhi siklus sel pada fase G1 dan
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 162

fase S, terjadi penurunan sintesis DNA jumlah sel sebocyte semakin berkurang dan

disebabkan oleh peningkatan konsentrasi minyak yang dihasilkan juga akan

protein p21 dan penurunan konsentrasi berkurang.

protein cyclin D1 [11]. Kedua protein ini Pada ketiga kasus yang disebutkan

merupakan protein yang terlibat dalam menunjukkan bahwa isotretinoin memiliki

siklus pembelahan sel, protein p21 berperan efek teratogenik, sehingga menghasilkan

sebagai agen anti-apoptosis dan protein bayi yang terlahir cacat. Teratogenik bukan

cyclin D1 bertanggung jawab untuk hanya tampak secara fisik tetapi juga cacat

memperbaiki DNA yang rusak [24,25]. yang tidak tampak. Sayangnya pada kedua

Dengan meningkatnya konsentrasi protein kasus tersebut, tidak dilakukan penelitian

p21 maka akan semakin banyak sel tumbuh kelainan yang tidak tampak pada bayi

dan berkembang, jika hal ini dibiarkan bisa tersebut.

terjadi kerusakan pada DNA sel karena Kesimpulan

terlalu sering membelah. Menurunnya Penggunaan isotretinoin dapat

konsentrasi protein cyclin D1 menyebabkan mempengaruhi kehamilan, oleh karena itu

kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki, perlu dilakukan pengawasan yang ketat

sehingga sel yang dihasilkan tidak sesuai pada pengguna isotretinoin, terutama pada

dengan yang diinginkan. pengguna yang mengalami kehamilan

Isotretinoin juga dilaporkan spontan.

menginduksi apoptosis pada SEB-1 sel Ucapan Terima Kasih

sebasea khususnya pada sel sebocyte. Hal Penulis ingin mengucapkan terima

ini yang menjelaskan mekanisme obat kasih kepada semua pihak yang telah

tersebut untuk mengobati jerawat [11], memberikan bantuan kepada penulis dalam

dengan mengurangi produksi minyak bentuk apapun, oleh karena itu penulis ingin

berlebih sehingga mengurangi potensi menyampaikan ucapan terima kasih kepada

infeksi bakteri. Semakin banyak sel Ibu Soraya Ratnawulan Mita, selaku dosen

sebocyte yang melakukan apoptosis, maka pembimbing yang membantu penulis dalam
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 163

menyelesaikan artikel review ini dan http://dx.doi.org/10.1038/sj.jid.5700


289
kepada Bapak Rizky Abdulah selaku dosen 11. Amichai B, Shemer A, Grunwald
MH. Low-dose isotretinoin in the
metodologi penelitian. treatment of acne vulgaris.
1996;1996–8.
Daftar Pustaka 12. Sladden MJ, Uk M, Harman KE.
1. Purwaningsih S, Salamah E, Budiarti What Is the Chance of a Normal
TA. Formulasi Skin Lotion dengan Pregnancy in a Woman Whose Fetus
Penambahan Karagenan dan Has Been Exposed to Isotretinoin ?
Antioksidan Alami dari Rhizophora 2015;143(9):1187–8.
mucronata Lamk . 2014;V(1):55–62. 13. Schaefer C, Meister R, Weber-
2. Fauzi, Ridwan A, Rina N. Merawat schoendorfer C. Isotretinoin
Kulit & Wajah. Jakarta: Kompas exposure and pregnancy outcome :
Gramedia; 2012. an observational study of the Berlin
3. Zouboulis CC, Baron JM, Bo M, Institute for Clinical Teratology and
Kippenberger S, Thielitz A. Drug Risk Assessment in Pregnancy.
Frontiers in sebaceous gland biology 2010;221–7.
and pathology. 2008;(9):542–51. 14. Bérard A, Azoulay L, Koren G, Blais
4. Hong I, Lee M, Na T, Zouboulis CC, L, Perreault S, Oraichi D.
Lee M. LXR a Enhances Lipid Isotretinoin , pregnancies , abortions
Synthesis in SZ95 Sebocytes. and birth defects : a population-based
2008;128. perspective. 2007;(January).
5. Russell LE, Harrison WJ, Bahta AW, 15. Yook J, Han J, Choi J, Ahn H, Lee S.
Zouboulis CC, Burrin JM, Philpott Pregnancy outcomes and factors
MP. Characterization of liver X associated with voluntary pregnancy
receptor expression and function in termination in women who had been
human skin and the pilosebaceous treated for acne with isotretinoin.
unit. 2007;844–52. 2012;896–901.
6. Schmuth M, Watson RE, Deplewski 16. Henry D, Chb MB, Scd CD,
D, Dubrac S, Zouboulis CC. Nuclear Winquist B, Carney G, Pharmd SB,
Hormone Receptors in Human Skin. et al. Occurrence of pregnancy and
2007;96–105. pregnancy outcomes during
7. Williams HC, Dellavalle RP, Garner isotretinoin therapy. 2016;1–8.
S. Acne vulgaris. Lancet [Internet]. 17. Kim SK, Shin SOOJ, Yoo Y, Kim
Elsevier Ltd; 2012;379(9813):361– NAH, Kim DS, Zhang DAN, et al.
72. Available from: Oral toxicity of isotretinoin ,
http://dx.doi.org/10.1016/S0140- misoprostol , methotrexate ,
6736(11)60321-8 mifepristone and levonorgestrel as
8. Layton A. The use of isotretinoin in pregnancy category X medications in
acne. 2016;1980(May). female mice. 2015;853–9.
9. Group W, Strauss JS, Krowchuk DP, 18. Premchandran D, Madhyastha S,
Leyden JJ, Voorhees AS Van, Saralaya V, Joy T, Sahu S, Rachana
Beutner KA, et al. Guidelines of care K. Effect of Prenatal Isotretinoin on
for acne vulgaris management. Postnatal Development of Cornea
2007;651–63. and Lens in Albino Wistar Rat : A
10. Nelson AM, Gilliland KL, Cong Z, Morphometric and Histopathlogical
Thiboutot DM. 13- cis Retinoic Acid Analysis. 2013;3(11):35–40.
Induces Apoptosis and Cell Cycle 19. Adelakun AE, Komolafe AO, Falana
Arrest in Human SEB-1 Sebocytes. J BA, Abayomi T. Teratogenic effect
Invest Dermatol [Internet]. Elsevier of isotretinoin on the morphology
Masson SAS; 2006;126(10):2178– and palate development in rat
89. Available from: fetuses. 2007;6(23):2639–44.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 1 164

20. Patraquim C, Silva A, Pereira Â, 23. Jirawatnotai S, Hu Y, Michowski W,


Gonçalves- M. Isotretinoin Elias JE, Becks L, Bienvenu F, et al.
embryopathy : report of one case. A protein interactome analyses in
2016;5(1):1–6. human cancers. 2011;
21. Report C. Asymmetric Crying Face 24. Kim J, Chae M, Kim WK, Kim Y,
in a Newborn with Isotretinoin Kang HS, Kim HS, et al.
Embryopathy. 2013;30(6):2012–3. Salinomycin sensitizes cancer cells
22. Malvasi A, Tinelli A, Buia A, Luca to the effects of doxorubicin and
DE. Possible long term teratogenic etoposide treatment by increasing
effect of isotretinoin in pregnancy. DNA damage and reducing p21
2009;393–6. protein. 2011;773–84.

Anda mungkin juga menyukai